Mantan istri berulah

Setelah kepergian bang Agus, aku kembali merebahkan diri di atas sofa sambil memijat kepala yang mulai terasa berdenyut.

Sebelum bang Agus datang, yang sakit hanya betis ku saja. Setelah bang Agus datang, yang sakit malah semakin bertambah yaitu kepala ku.

"Hufff, kalau sudah ada masalah dan pikiran ya pasti gini ini, penyakit pun berdatangan," gumam ku menghela nafas berat.

"Ini kepala kenapa sih? Pake acara nyut-nyutan segala. Gak tau apa, kalo aku lagi pening mikirin si botak, mikirin si Yuni, mikirin orang-orang yang blom pada bayar utang? Belom lagi mikirin si kulkas dua pintu bang Darma," gerutu ku.

"Lama-lama, bisa ikutan botak juga nih kepala, gara-gara pikiran yang seabrek-abrek kayak gini," lanjut ku sambil terus memijat-mijat kepala.

Baru saja menenang kan pikiran sejenak, masalah baru pun muncul lagi.

"Assalamualaikum, buk." Salam Yuni sembari melangkah masuk dan menyalami ku.

"Ada perlu apa lagi si Yuni kesini? Dia kan udah ngambil uang bulanan nya kemaren?" batin ku heran.

"Wa'laikum salam, sendirian aja Yun?" tanya ku basa-basi.

Karena biasa nya, dia selalu datang bersama teman tomboi nya itu. Tapi kali ini, dia datang sendirian.

"Gak, buk. Yuni sama mamak," jawab Yuni lalu mendudukkan tubuh nya di atas sofa.

"Mau ngapain mamak mu kesini?" tanya ku penasaran.

"Entah, kata nya mau ngomong sama ibuk," jawab Yuni sembari menggendik kan bahu nya, tanda tidak tahu.

Aku diam setelah mendengar jawaban dari Yuni. Tak lama kemudian, ibu Yuni alias mantan istri bang Darma pun datang, dan berdiri di depan pintu sambil marah-marah pada ku.

"Udah merasa hebat, kau ya? Berani kali kau marah-marah sama anak ku. Siapa kau rupa nya, hah? Berani-beraninya kau memarahin anak ku?" pekik ibu Yuni sambil berkacak pinggang di pintu.

Aku yang mendengar suara nya pun langsung bangkit dari sofa, dan berjalan mendekati nya. Langsung naik pitam ku, setelah mendengar makian nya.

"Woy, setan! Kalau sampai kau berani masuk ke rumah ini, maka jangan salahkan aku, kalau asbak kaca ini akan melayang ke kepala mu itu!" pekik ku tak mau kalah.

Aku tidak terima jika ada yang memaki-maki ku seenak jidat nya, termasuk mantan istri bang Darma.

"Emang kenapa kalau aku marah sama anak mu, hah? Wajar lah aku marah, karena kau sudah lancang menjual barang yang bukan hak mu," ujar ku dengan lantang, sambil bersedekap melipat kedua tangan ku di atas perut.

"Dasar, perempuan edan! Barang itu bukan kau yang beli ya, berani-beraninya kau menjual barang orang lain. Udah kere kali kau rupa nya, hah?" oceh ku lagi.

Bukan nya merasa bersalah dan meminta maaf, ibu Yuni malah semakin menjadi-jadi dengan ucapannya.

"Suka-suka aku lah. Mau aku jual kek, mau aku buang kek, mau aku pakai kek. Itu bukan urusan mu!" balas ibu Yuni tak kalah lantang nya.

Mata ku langsung terbelalak lebar, saat mendengar perkataan wanita ular yang sedang berdiri di depan ku itu. Dengan tatapan sinis, aku pun melanjutkan ocehan ku kembali.

"Maka nya, kalo punya otak itu di pake. Jangan di simpan dalam kantong celana. Aku heran, masih ada ya manusia yang gak tau diri dan gak tau malu kayak kau ini," maki ku pada ibu Yuni.

"Emas itu milik Yuni. Jadi, apa pun barang milik Yuni, itu berarti milik ku juga. Dan kau, kau gak berhak untuk mengatur-ngatur kami. Kau itu cuma ibu tiri, kau gak pantas marahin anak ku, paham!" balas nya.

"Dasar, perempuan gak waras. Pantas aja bang Darma menceraikan mu. Tingkah mu itu sangat memalukan, mata duitan, gak tau malu, gak tau diri lagi. Udah salah malah ngotot pulak. Anda sehat?" omel ku sembari tersenyum miring meledek nya.

Yuni hanya berdiam diri di tempat duduk nya. Dia terus melihat ku dan ibu nya beradu mulut. Di kira nya lagi nonton layar tancap kali yak?

"Heh, perempuan gila! Enak aja muncung mu itu bilangin aku gak waras. Asal kau tau ya, bukan Darma yang ninggalin aku, tapi aku lah yang meninggalkan dia. Aku yang menceraikan nya, aku yang mencampakkan lelaki gak berguna itu!" jelas ibu Yuni.

"Lelaki dingin dan kaku kayak dia itu, memuaskan batin ku aja dia gak mampu. Dia itu gak ada guna nya untuk ku. Paham, kau!" pekik ibu Yuni lagi.

"Oh, ya? Apa aku gak salah dengar? Mana pernah dia dingin, dia hangat kok. Bahkan dia sangat romantis dengan ku. Hampir setiap malam dia memberikan nafkah batin nya pada ku. Dia sangat memuaskan hasrat ku, dia lelaki yang sangat sempurna bagi ku," ucap ku santai.

Aku sengaja mengatakan hal itu, agar ibu Yuni tidak semena-mena menghina suami ku.

"Mungkin, bang Darma gak selera lihat badan mu yang bau, dekil, kumel, jorok, banyak koreng nya di mana-mana. Atau mungkin, itu mu udah lebar kayak sumur bor. Maka nya bang Darma enggan menyentuh mu, hahahaha!"

Aku tertawa terpingkal-pingkal, melihat wajah nya yang berubah semakin memerah karena mendengar ejekan kan ku barusan.

"Kurang ajar kau ya! Berani-beraninya kau ngata-ngatain aku, hah! Yang bau dan korengan itu badan mu, bukan badan ku," bantah ibu Yuni.

Aku tidak menggubris perkataan nya. Aku hanya tersenyum miring sambil bersidekap di hadapan nya.

"Awas, kau ya! Kalau sekali lagi kau memarahi anak ku, aku akan menghajar mu habis-habisan, ingat itu!" lanjut ibu Yuni dengan penuh peringatan.

"Hahahaha, kau pikir aku takut dengan ancaman receh mu itu? Kita sama-sama mantan nakal, sama-sama makan nasi. Buat apa aku harus takut dengan ancaman receh kayak gitu?" ucap ku lantang.

"Kecuali, makanan mu itu batu, kayu, besi. Naahh, kalau itu sih aku pasti takut dengan mu. Lah ini, sama-sama makan nasi aja kok takut? Hahahaha," ucap ku kembali tertawa terbahak-bahak.

"Kurang ajar kau, bangs*t! Lihat aja nanti, apa yang akan aku lakukan pada mu. Kalau sampai aku dengar kau memarahin anak ku lagi, jangan salah kan aku, kalau aku akan berbuat nekat dengan mu, camkan itu baik-baik!" ancam nya lagi.

"Aku gak takut, aku tunggu ancaman mu itu. Sekarang kau boleh pergi dari rumah ku. Sebelum aku siram kau pakai air bekas cucian piring ku!" usir ku sambil menunjuk ke arah luar.

"Kau ingat kata-kata ku ini, ya! Aku gak pernah main-main dengan ucapan ku," balas nya lagi.

"Silah kan aja, aku tak akan gentar menghadapi ulat bulu kayak kau itu," ujar ku tak mau kalah.

"YUNI, ayok kita pulang!" teriak Dina memanggil anak nya untuk keluar dari rumah kami.

"IYA, MAAK!" jawab Yuni lalu berjalan keluar dan menghampiri mak lampir nya.

"Ayo kita pulang!" ajak Dina sembari menarik kuat tangan Yuni menuju motor nya.

Aku hanya tersenyum, dan masih tetap bersedekap santai, melihat kelakuan anak beranak yang ada di hadapanku itu.

"Dasar, perempuan gak waras," gumam ku sambil terus memandangi kepergian mereka berdua.

Setelah selesai bernostalgia bersama mantan istri dari suami ku, aku pun kembali menjatuh kan diri di atas sofa panjang, dan kembali memijat-mijat kening ku.

"Aku tidak habis pikir dengan sikap Yuni. Dia mengadukan semua nya kepada ibu nya. Dia itu sudah dewasa, seharusnya dia bisa berpikir mana yang baik dan mana yang buruk," batin ku heran.

"Aku jadi ilfil dengan sikap Yuni yang tukang mengadu domba seperti itu. Apa dia senang, melihat aku dan ibu nya berantem. Apa dia bahagia, mendengar kami berdua saling mencaci maki," lanjut ku.

"Ah, entahlah. Yang pasti nya, rasa sayang ku kepada Yuni, anak tiri ku itu semakin berkurang karena sikap nya. Aku juga manusia biasa, punya batas kesabaran, punya perasaan, punya hati nurani dan juga bisa sakit hati," tambah ku sambil terus memijat-mijat dahi yang semakin berdenyut nyeri.

"Jika kebaikan ku selama ini tidak ada artinya di mata Yuni, jadi untuk apa lagi aku berbuat baik pada nya?"

"Toh, dia tetap menganggap ku sebagai ibu tiri yang kejam juga. Atau malah, selama ini Yuni gak pernah menganggap ku ada. Dan mungkin juga, dia menganggap ku bukan siapa-siapa nya," batin ku terus menduga-duga tentang anak tiriku.

Semua prasangka buruk, bergelayut di dalam benak ku. Aku kesal, aku marah, aku benci. Aku muak berbuat baik pada Yuni. Apakah aku salah bila berpikiran demikian?

Kalau kebaikan kita selama ini tidak pernah di hargai sama sekali, mungkin bukan aku saja yang akan marah. Setiap orang pasti akan marah dan kecewa, bila merasakan hal yang sama seperti yang aku rasa kan saat ini.

*Seribu Kebaikan Akan Hilang Hanya Dengan Satu Kesalahan*

Terpopuler

Comments

Jesi Jasinah

Jesi Jasinah

he..he..perang mulut

2023-05-11

0

AJ_86

AJ_86

😂😂😂😂 ngakak bued ....

2023-02-17

1

lihat semua
Episodes
1 Awal Mula Selingkuh
2 Sepulang Dari Hotel
3 POV Agus
4 Aksi Nekat di Ruang Tamu
5 Kembali Ditolak Bang Darma
6 Perkenalan AYU
7 Mantan Pacar Kembali Datang
8 Bersama Rendi Di Hotel
9 Berbalas Pesan
10 Olahraga Pagi
11 Kedatangan Rendi Ke Rumah
12 Bang Darma Minta Jatah
13 Gangguan Dari Pak Kades
14 Gangguan Silih Berganti
15 Emas untuk Yuni
16 Tingkah Bang Agus
17 Kemarahanku pada Yuni
18 Hufff, Hampir Saja
19 Ketahuan Tetangga
20 Mantan istri berulah
21 Karma Instan Buat Tetangga Kepo
22 Bang Darma vs Mantan Istri
23 Kepergok Rendi
24 Ancaman Rendi
25 Tidak di Perdulikan
26 Masih Tetap Acuh
27 Ketulusan Bang Agus
28 Nenek Pergi Selamanya
29 Cekcok
30 POV Darma
31 Melawan Yuni
32 Dua Lawan Satu (duo lalat ijo)
33 Tegas Pada Bang Darma
34 Ngerjain Pak Kades
35 Pinjam Motor
36 Uang Dari Bang Agus
37 Kabar Motor Bang Darma
38 Emosi Bang Darma
39 Tingkah Bang Agus
40 Kembali Cekcok
41 POV Yuni 1
42 POV Yuni 2
43 POV Yuni End
44 Kejujuran Yuni
45 Biar Kapok
46 Jatah Bang Agus
47 Kecelakaan
48 Motor Hilang (kualat)
49 Mantan Terindah
50 Bang Agus Cemburu
51 Hantu Kecil
52 Murka pada Yuni
53 Perang Lagi
54 Bertengkar
55 Ngibulin bang Agus
56 Di Rendahkan
57 Kembali Mengganggu
58 Di Hotel
59 Menagih Kembali
60 Air Cabe
61 Musuh Dalam Selimut
62 Di Salahkan
63 Minta Izin
64 Lakukanlah, Bang!
65 Kayu atau Besi
66 Berlanjut terus
67 Akhir Dari Bercerita
68 Pulang
69 Naya curiga
70 Hampir Saja Terbongkar
71 Pinjam Uang Lima Juta
72 Emosi Meledak
73 Mengadu Domba
74 Aksi Gilaku
75 Bang Agus atau Rendi?
76 Bersama Rendi
77 Berkeringat Lagi
78 Jalan-Jalan Malam
79 Kejadian Dikamar Sebelah
80 Keluar dari hotel
81 Sandal Siapa?
82 Kejadian Didalam Rumah
83 Jujur Pada Bang Darma
84 Tempat Pelampiasan Amarah
85 Bang Agus Curiga
86 Pesan Dari Tiga Lelaki
87 Pelayanan Bang Agus
88 Uang Dari Pak Kades
89 Tamu Tak Diundang
90 Kabur
91 Curhat
92 Minta uang
93 Bang Agus kecewa
94 Pertanyaan bikin pusing
95 Balas dendam bang Darma
96 Balas Dendam Berlanjut
97 Berdebat
98 Keselek makanan
99 Masih di hotel
100 Pulang ke rumah
101 Ceraikan Aku!
102 Rencana terbongkar
103 Filing
104 Mencurigakan
105 Bacaan dari Dina
106 Ada Apa Denganku?
107 Manusia atau Bunglon
108 Keringat pagi
109 Besar Pasak Dari Pada Tiang
110 Di rumah bang Agus
111 Menguping
112 Geram
113 Janjian
114 Bocah gendeng (Naya)
115 Dugaan
116 Ngerjain Rendi
117 Mau pulang atau nginap?
118 Jalan-jalan
119 Musuh Bebuyutan
120 Tanya Jawab
121 Cinta Pandangan Pertama
122 POV NAYA
123 Mengalah
124 Mimpi
125 Menjelaskan
126 Rendi Marah
127 Makan Diluar
128 Sama Sama Nginap
129 Tuduhan dari Naya
130 Gara-Gara Foto
131 Bertemu Pak Kades
132 Pelayanan yang Memuaskan
133 Memakai Kamar Pribadi
134 Darma dan Dina (Author)
135 Kawin Lari
136 Kekesalan Rendi
137 Janji
138 Kembali ke Rumah
139 Meminta Izin
140 Kerumah Naya
141 Tingkah Aneh Naya
142 Bujukan Bang Agus
143 Minta Upah
144 Rencana Dina dan Darma (Author)
145 Kabar Gembira Buat Yuni (Author)
146 Perang Mulut
147 Semua Karena Salahku
148 Khayalan Yuni (Author)
149 Pancingan Yuni
150 Dirumah Darma
151 Kelakuan Anak Dan Bapak
152 Emosi Ayu
153 Video
154 Kepergok Dina
155 Membalas Tanpa Menyentuh
156 Menginap Berdua
157 Berbohong (Author)
158 Jumpa Rival
159 Sama Siapa Dia?
160 Usulan Yuni
161 Sama Saja
162 Bertengkar
163 Jalan-Jalan ke Mall
164 Tumben
165 Merajuk
166 Sayang Gak Sama Aku?
167 Ketahuan Lagi
168 Kemarahan Dina
169 Membatalkan Rencana Pernikahan
170 Ancaman Bang Darma
171 Akhir Dari Perdebatan Panjang
172 Kebahagiaan Darma dan Yuni
173 Dilema
174 Melawan Belatung Nangka
175 Menolak
176 Kebohongan Darma
177 Persyaratan Gila Dari Dina
178 Visual
179 Ajakan Pak Kades
180 Memanggil Rendi
181 Orang Atau Kebo?
182 Pulang Kerumah Dina
183 Ulah Dina
184 Terpaksa Menyetujui
185 Kepo
186 Tendangan Super
187 Mimpi yang Nyata
188 Mencuri
189 Membagi Uang
190 Adu Kekuatan
191 Memelas
192 Keluar dengan si Botak
193 Biduran
194 Usulan Ayu
195 Tentang Dina
196 Kepedean Tingkat Tinggi
197 Kecemburuan Yuni
198 Telur dan Tempe
199 Sama-Sama Rakus
200 Kangen
201 Merajuk
202 Kemarahan Darma
203 Rasa Bosan Darma
204 Pasrah
205 Menemui Rendi
206 Sedikit Rasa Penyesalan
207 Tingkringan Bancet
208 Curiga
209 Rengekan Manja Bang Darma
210 Kembali Terjadi
211 Rencana Yang Gagal
212 Kebohongan Demi Kebohongan
213 Melawan Remahan Rempeyek
214 Mengusir Yuni
215 Membandingkan
216 Ganteng Kagak, Kere Iya
217 Nekat
218 Pertengkaran Ibu dan Anak
219 Anak Kandung Atau Anak Pungut?
220 Persiapan Darma
221 Ingin Tidur Bersama Kalian
222 Rencana Pindah
223 Ulah Anak Beranak
224 Aksi Nekat Pak Kades
225 Sawah Sepetak
226 Melayani Aki-Aki Genit
227 Masih Bersama Pak Kades
228 Godaan Yuni
229 Akibat Keceplosan
230 Gajah Bengkak
231 Gombalan Darma
232 Blokir Sementara
233 Kena Tendang
234 Emosi Ayu
235 Nenek Sihir
236 Sini, Lawan Aku!
237 Kabar Gembira Darma
238 Suasana Haru
239 Maafkan Aku Botak
240 Godaan Rudi
241 Akhir Dari Sebuah Petualangan
242 Pengumuman
Episodes

Updated 242 Episodes

1
Awal Mula Selingkuh
2
Sepulang Dari Hotel
3
POV Agus
4
Aksi Nekat di Ruang Tamu
5
Kembali Ditolak Bang Darma
6
Perkenalan AYU
7
Mantan Pacar Kembali Datang
8
Bersama Rendi Di Hotel
9
Berbalas Pesan
10
Olahraga Pagi
11
Kedatangan Rendi Ke Rumah
12
Bang Darma Minta Jatah
13
Gangguan Dari Pak Kades
14
Gangguan Silih Berganti
15
Emas untuk Yuni
16
Tingkah Bang Agus
17
Kemarahanku pada Yuni
18
Hufff, Hampir Saja
19
Ketahuan Tetangga
20
Mantan istri berulah
21
Karma Instan Buat Tetangga Kepo
22
Bang Darma vs Mantan Istri
23
Kepergok Rendi
24
Ancaman Rendi
25
Tidak di Perdulikan
26
Masih Tetap Acuh
27
Ketulusan Bang Agus
28
Nenek Pergi Selamanya
29
Cekcok
30
POV Darma
31
Melawan Yuni
32
Dua Lawan Satu (duo lalat ijo)
33
Tegas Pada Bang Darma
34
Ngerjain Pak Kades
35
Pinjam Motor
36
Uang Dari Bang Agus
37
Kabar Motor Bang Darma
38
Emosi Bang Darma
39
Tingkah Bang Agus
40
Kembali Cekcok
41
POV Yuni 1
42
POV Yuni 2
43
POV Yuni End
44
Kejujuran Yuni
45
Biar Kapok
46
Jatah Bang Agus
47
Kecelakaan
48
Motor Hilang (kualat)
49
Mantan Terindah
50
Bang Agus Cemburu
51
Hantu Kecil
52
Murka pada Yuni
53
Perang Lagi
54
Bertengkar
55
Ngibulin bang Agus
56
Di Rendahkan
57
Kembali Mengganggu
58
Di Hotel
59
Menagih Kembali
60
Air Cabe
61
Musuh Dalam Selimut
62
Di Salahkan
63
Minta Izin
64
Lakukanlah, Bang!
65
Kayu atau Besi
66
Berlanjut terus
67
Akhir Dari Bercerita
68
Pulang
69
Naya curiga
70
Hampir Saja Terbongkar
71
Pinjam Uang Lima Juta
72
Emosi Meledak
73
Mengadu Domba
74
Aksi Gilaku
75
Bang Agus atau Rendi?
76
Bersama Rendi
77
Berkeringat Lagi
78
Jalan-Jalan Malam
79
Kejadian Dikamar Sebelah
80
Keluar dari hotel
81
Sandal Siapa?
82
Kejadian Didalam Rumah
83
Jujur Pada Bang Darma
84
Tempat Pelampiasan Amarah
85
Bang Agus Curiga
86
Pesan Dari Tiga Lelaki
87
Pelayanan Bang Agus
88
Uang Dari Pak Kades
89
Tamu Tak Diundang
90
Kabur
91
Curhat
92
Minta uang
93
Bang Agus kecewa
94
Pertanyaan bikin pusing
95
Balas dendam bang Darma
96
Balas Dendam Berlanjut
97
Berdebat
98
Keselek makanan
99
Masih di hotel
100
Pulang ke rumah
101
Ceraikan Aku!
102
Rencana terbongkar
103
Filing
104
Mencurigakan
105
Bacaan dari Dina
106
Ada Apa Denganku?
107
Manusia atau Bunglon
108
Keringat pagi
109
Besar Pasak Dari Pada Tiang
110
Di rumah bang Agus
111
Menguping
112
Geram
113
Janjian
114
Bocah gendeng (Naya)
115
Dugaan
116
Ngerjain Rendi
117
Mau pulang atau nginap?
118
Jalan-jalan
119
Musuh Bebuyutan
120
Tanya Jawab
121
Cinta Pandangan Pertama
122
POV NAYA
123
Mengalah
124
Mimpi
125
Menjelaskan
126
Rendi Marah
127
Makan Diluar
128
Sama Sama Nginap
129
Tuduhan dari Naya
130
Gara-Gara Foto
131
Bertemu Pak Kades
132
Pelayanan yang Memuaskan
133
Memakai Kamar Pribadi
134
Darma dan Dina (Author)
135
Kawin Lari
136
Kekesalan Rendi
137
Janji
138
Kembali ke Rumah
139
Meminta Izin
140
Kerumah Naya
141
Tingkah Aneh Naya
142
Bujukan Bang Agus
143
Minta Upah
144
Rencana Dina dan Darma (Author)
145
Kabar Gembira Buat Yuni (Author)
146
Perang Mulut
147
Semua Karena Salahku
148
Khayalan Yuni (Author)
149
Pancingan Yuni
150
Dirumah Darma
151
Kelakuan Anak Dan Bapak
152
Emosi Ayu
153
Video
154
Kepergok Dina
155
Membalas Tanpa Menyentuh
156
Menginap Berdua
157
Berbohong (Author)
158
Jumpa Rival
159
Sama Siapa Dia?
160
Usulan Yuni
161
Sama Saja
162
Bertengkar
163
Jalan-Jalan ke Mall
164
Tumben
165
Merajuk
166
Sayang Gak Sama Aku?
167
Ketahuan Lagi
168
Kemarahan Dina
169
Membatalkan Rencana Pernikahan
170
Ancaman Bang Darma
171
Akhir Dari Perdebatan Panjang
172
Kebahagiaan Darma dan Yuni
173
Dilema
174
Melawan Belatung Nangka
175
Menolak
176
Kebohongan Darma
177
Persyaratan Gila Dari Dina
178
Visual
179
Ajakan Pak Kades
180
Memanggil Rendi
181
Orang Atau Kebo?
182
Pulang Kerumah Dina
183
Ulah Dina
184
Terpaksa Menyetujui
185
Kepo
186
Tendangan Super
187
Mimpi yang Nyata
188
Mencuri
189
Membagi Uang
190
Adu Kekuatan
191
Memelas
192
Keluar dengan si Botak
193
Biduran
194
Usulan Ayu
195
Tentang Dina
196
Kepedean Tingkat Tinggi
197
Kecemburuan Yuni
198
Telur dan Tempe
199
Sama-Sama Rakus
200
Kangen
201
Merajuk
202
Kemarahan Darma
203
Rasa Bosan Darma
204
Pasrah
205
Menemui Rendi
206
Sedikit Rasa Penyesalan
207
Tingkringan Bancet
208
Curiga
209
Rengekan Manja Bang Darma
210
Kembali Terjadi
211
Rencana Yang Gagal
212
Kebohongan Demi Kebohongan
213
Melawan Remahan Rempeyek
214
Mengusir Yuni
215
Membandingkan
216
Ganteng Kagak, Kere Iya
217
Nekat
218
Pertengkaran Ibu dan Anak
219
Anak Kandung Atau Anak Pungut?
220
Persiapan Darma
221
Ingin Tidur Bersama Kalian
222
Rencana Pindah
223
Ulah Anak Beranak
224
Aksi Nekat Pak Kades
225
Sawah Sepetak
226
Melayani Aki-Aki Genit
227
Masih Bersama Pak Kades
228
Godaan Yuni
229
Akibat Keceplosan
230
Gajah Bengkak
231
Gombalan Darma
232
Blokir Sementara
233
Kena Tendang
234
Emosi Ayu
235
Nenek Sihir
236
Sini, Lawan Aku!
237
Kabar Gembira Darma
238
Suasana Haru
239
Maafkan Aku Botak
240
Godaan Rudi
241
Akhir Dari Sebuah Petualangan
242
Pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!