Emas untuk Yuni

Setelah capek berkhayal dan bersantai di atas ranjang, aku segera bangun dan berjalan ke lemari pakaian. Aku mengambil dompet dan celengan yang di simpan dalam lemari itu.

Aku menghitung jumlah uang yang ada di dalam dompet. Ada lima ratus ribu, uang yang ada di dalam celengan ada empat juta lima ratus ribu. Jadi, total semua nya ada lima juta.

"Alhamdulillah cukup lah buat beli Perhiasan untuk anak bang darma."

Aku menyimpan uang itu kembali ke dalam dompet, dan memasukkan nya ke dalam laci meja di samping ranjang.

"Besok beli kan kalung sama anting-anting aja lah untuk si Yuni!" aku membaring kan diri ke atas ranjang.

*Tentang Anak Tiri ku Yuni*

Yuni itu, adalah anak bang darma dari istri pertama nya. Dia tinggal bersama ibu nya, dan kami memberikan biaya uang makan setiap bulan kepada nya. Usia nya, sekitar 17 tahunan kalau tidak salah.

Aku juga sering memberikan kebutuhan lain untuk Yuni. Seperti baju, sandal ,sepatu ,tas dan lain-lain. Belum lagi uang jajan nya. Seminggu sekali, Yuni pasti datang ke rumah bersama teman tomboi nya.

Alasan nya, karena suntuk di rumah. Padahal aku tau alasan utama nya itu, hanya ingin meminta uang jajan.

Tapi, dia tidak berani meminta langsung pada ku. Maka nya, Yuni beralasan suntuk dan ingin main ke rumah kami. Setiap mereka datang ke rumah, aku selalu menyuguhkan makanan dan minuman pada Yuni dan teman nya itu. Aku juga memberikan uang jajan, sebesar seratus ribu pada nya.

Uang jajan itu, tidak berpengaruh dengan uang bulanan yang kami berikan pada nya, sebesar lima ratus ribu setiap bulan nya. Kalau dalam sebulan dia datang ke rumah sebanyak empat kali, berarti uang jajan nya sudah berjumlah empat ratus ribu.

Ditambah, uang bulanan nya lima ratus ribu. Itu lah biaya untuk anak bang darma setiap bulan, yang harus kami tanggung.

Belum lagi, biaya untuk ultah Yuni setiap tahun nya. Dia pasti meminta uang, buat membeli kue dan juga meminta kado pada ku. Aku tidak masalah, dan aku juga tidak pernah protes pada bang darma untuk semua biaya anak nya itu.

Toh, bang darma juga memenuhi segala keinginan ku. Jadi, tidak ada alasan untuk aku menolak apa pun yang di minta oleh anak nya itu.

Kembali ke cerita awal, niat ku untuk membelikan Yuni perhiasan, akan aku utarakan setelah bang darma pulang nanti.

Sebenarnya, aku kasihan melihat Yuni yang tidak pernah memakai perhiasan apa pun. Tapi, aku juga tidak mau terlalu berlebihan memberikan uang pada nya.

Berhubung Yuni masih tinggal bersama ibu nya, yang mata duitan itu. Aku merasa tidak rela kalau sampai uang hasil keringat suami ku, di makan oleh mantan istri nya itu.

Tak terasa malam pun tiba, bang darma pulang dari bekerja dan langsung ke kamar mandi. Setelah selesai, dia segera masuk ke dalam kamar dan merebahkan diri nya di atas ranjang, sambil memainkan ponsel nya.

"Bang, besok kita ke toko emas ya. Aku ada niat mau belikan Yuni perhiasan!" aku duduk di sisi ranjang, tepat di samping bang Darma yang lagi berbaring.

"Untuk apa belikan dia emas? nanti di jual nya pula, gak usah lah. Kan, adek tau sendiri ibu nya Yuni itu gimana?" jawab bang darma.

"Iya tau, tapi aku kasihan lihat si Yuni. Dari dulu gak pernah pakai emas apa pun, selama tinggal bersama ibu nya. Nanti, surat-surat emas nya aku yang pegang kok bang. Aku gak akan beri kan surat emas itu ke Yuni!"

Gimana bang boleh gak?" aku masih tetap kekeuh, ingin membelikan anak nya perhiasan.

"Terserah lah! tapi nanti, kalau sampai emas itu di jual nya, jangan ngeluh-ngeluh apa pun sama abang. Jangan nyesal nanti nya."

Bang darma terlihat kesal mendengar permintaan ku.

"Iya, mudah-mudahan aja tidak di jual nya!" aku mengambil ponsel yang berada di atas meja, dan mengirim kan pesan pada Yuni.

"Yun, besok kesini ya! ambil uang bulanan mu. Sekalian, ada yang mau ibuk kasi sama mu." Aku mengirim kan pesan itu kepada Yuni, dan langsung di balas nya.

"Oke, buk. Besok siang Yuni kesana!"

"Oke". Balas ku.

Setelah mengirim pesan kepada Yuni, bang darma bertanya pada ku,

"emang nya, mau belikan apa aja untuk si Yuni, dek?"

"Niat aku sih, mau belikan kalung lengkap dengan mainan nya. Trus, sama anting-anting."

"Emang nya, berapa uang yang ada di dompet mu, dek?"

"Lima juta bang. Tapi, uang itu tidak akan aku belikan semua kok. Aku pasti akan sisa in, sekitar lima ratus ribu untuk pegangan ku."

"Oh, terserah aja lah. Yang penting, udah abang ingat kan. Kalo nanti terjadi apa-apa, jangan menyesal. Besok kayak nya abang lembur, dek. Pergi sendiri aja ya, ke toko nya!"

"Iya, bang." Balas ku.

Selesai pembahasan tentang Yuni, kami berdua mulai memejamkan mata. Tak butuh waktu lama, aku dan bang darma terlelap dengan posisi saling memunggungi dan memeluk guling masing-masing.

Pagi menyapa, masih seperti biasa nya. Aku dan bang darma melakukan rutinitas sehari-hari, sibuk dengan urusan masing-masing.

Bang darma yang pergi bekerja, aku yang sibuk mengurus pekerjaan rumah tangga, dan berjualan di rumah.

Selesai dengan semua pekerjaan rumah, sekitar pukul sebelas siang. Aku menutup kios, dan bersiap-siap untuk pergi ke toko emas sendirian. Setelah menutup pintu rumah, aku bergegas menyalakan mesin motor matic dan menaikinya.

Motor pun melaju dengan kecepatan sedang. Tak lama kemudian, aku sudah tiba di toko emas tersebut.

Setelah selesai memilih kalung yang lengkap dengan mainan nya, di tambah lagi dengan sepasang anting-anting yang berbentuk love. Aku segera membayar tagihan emas tersebut.

Selesai membayar, aku kembali menaiki kendaraan roda dua itu dan melajukan nya dengan santai.

Sesampainya nya di rumah, aku segera membuka pintu dan melangkah masuk ke dalam kamar.

Hah akhirnya, niat ku kesampaian juga. Semoga aja Yuni senang menerima nya. Aku meletakkan dompet, yang berisikan perhiasan untuk Yuni itu di atas meja.

Aku berjalan keluar kamar, membuka kios dan merapi kan barang-barang dagangan tersebut. Setelah semua nya rapi, aku merebahkan diri di atas sofa panjang ruang tamu.

Tak lama berselang, Yuni pun datang bersama teman tomboi nya. Mereka berdua mengendarai sepeda motor.

"Assalamualaikum." Mereka serempak memberi salam dan melangkah masuk ke dalam rumah.

"Wa'laikum salam." Aku membalas salam mereka.

Mereka berdua menyalami ku bergantian, dan duduk di sofa yang berada tepat di depan ku.

Setelah itu, aku segera berdiri dan berjalan ke dapur untuk membuat teh mereka berdua. Selesai membuat teh, aku menyuguhkan teh itu di atas meja. Lalu, mengambil roti kering yang ada di toples untuk kawan teh tersebut.

Aku masuk ke dalam kamar, untuk mengambil uang dan perhiasan yang akan di berikan pada Yuni.

"Nah, ini uang bulanan mu lima ratus ribu. Dan ini, ibuk belikan untuk mu. Pakai lah, Yun!" aku menyerahkan uang dan dompet perhiasan itu di atas meja, tepat di hadapan Yuni.

"Makasih ya, buk."

Yuni tersenyum sumringah, dia segera mengantongi uang itu dan membuka dompet perhiasan tersebut.

Yuni langsung memakai kalung dan anting-anting tersebut, dengan wajah yang berbinar. Senyuman terus saja terpancar dari bibir tipis nya. Jujur, aku sangat bahagia dan terharu melihat reaksi nya itu.

"Tapi ingat ya, Yun. Kau gak boleh menjual emas-emas itu. Apa pun itu alasan nya, kau bisa memakai nya. Tapi, gak berhak untuk menjual nya."

"Kalau sampai, kau menjual emas-emas itu. Maka, jangan harap ibuk mau membelikan apa pun lagi untuk mu. Ingat itu! surat-surat nya biar ibuk aja yang simpan!" ujar ku.

"Iya, buk. Yuni janji, gak bakalan menjual emas ini. Lagian, sebenarnya Yuni suka kok pakai emas. Cuma, karena gak bisa beli aja maka nya gak pernah pake emas. Gak mungkin lah, Yuni menjual nya, buk."

"Oke, ibuk pegang omongan mu itu.

Nanti, kalo ibuk ada uang lagi, ibuk tambah lagi emas mu itu." Balas ku.

Selesai meminum teh dan memakan roti yang aku suguh kan, mereka berdua pamit pulang.

"Yuni balek dulu ya, buk."

Ucap Yuni sambil menyalami ku.

"Iya, hati-hati di jalan. Bawa motor nya pelan-pelan aja, jangan ngebut!"

"Iya, buk. Assalamualaikum."

Yuni berjalan keluar, dan menaiki motor nya kembali. Mereka berdua pun berlalu pergi.

Terpopuler

Comments

Jesi Jasinah

Jesi Jasinah

mampir lagi nih kak

2023-05-03

1

lihat semua
Episodes
1 Awal Mula Selingkuh
2 Sepulang Dari Hotel
3 POV Agus
4 Aksi Nekat di Ruang Tamu
5 Kembali Ditolak Bang Darma
6 Perkenalan AYU
7 Mantan Pacar Kembali Datang
8 Bersama Rendi Di Hotel
9 Berbalas Pesan
10 Olahraga Pagi
11 Kedatangan Rendi Ke Rumah
12 Bang Darma Minta Jatah
13 Gangguan Dari Pak Kades
14 Gangguan Silih Berganti
15 Emas untuk Yuni
16 Tingkah Bang Agus
17 Kemarahanku pada Yuni
18 Hufff, Hampir Saja
19 Ketahuan Tetangga
20 Mantan istri berulah
21 Karma Instan Buat Tetangga Kepo
22 Bang Darma vs Mantan Istri
23 Kepergok Rendi
24 Ancaman Rendi
25 Tidak di Perdulikan
26 Masih Tetap Acuh
27 Ketulusan Bang Agus
28 Nenek Pergi Selamanya
29 Cekcok
30 POV Darma
31 Melawan Yuni
32 Dua Lawan Satu (duo lalat ijo)
33 Tegas Pada Bang Darma
34 Ngerjain Pak Kades
35 Pinjam Motor
36 Uang Dari Bang Agus
37 Kabar Motor Bang Darma
38 Emosi Bang Darma
39 Tingkah Bang Agus
40 Kembali Cekcok
41 POV Yuni 1
42 POV Yuni 2
43 POV Yuni End
44 Kejujuran Yuni
45 Biar Kapok
46 Jatah Bang Agus
47 Kecelakaan
48 Motor Hilang (kualat)
49 Mantan Terindah
50 Bang Agus Cemburu
51 Hantu Kecil
52 Murka pada Yuni
53 Perang Lagi
54 Bertengkar
55 Ngibulin bang Agus
56 Di Rendahkan
57 Kembali Mengganggu
58 Di Hotel
59 Menagih Kembali
60 Air Cabe
61 Musuh Dalam Selimut
62 Di Salahkan
63 Minta Izin
64 Lakukanlah, Bang!
65 Kayu atau Besi
66 Berlanjut terus
67 Akhir Dari Bercerita
68 Pulang
69 Naya curiga
70 Hampir Saja Terbongkar
71 Pinjam Uang Lima Juta
72 Emosi Meledak
73 Mengadu Domba
74 Aksi Gilaku
75 Bang Agus atau Rendi?
76 Bersama Rendi
77 Berkeringat Lagi
78 Jalan-Jalan Malam
79 Kejadian Dikamar Sebelah
80 Keluar dari hotel
81 Sandal Siapa?
82 Kejadian Didalam Rumah
83 Jujur Pada Bang Darma
84 Tempat Pelampiasan Amarah
85 Bang Agus Curiga
86 Pesan Dari Tiga Lelaki
87 Pelayanan Bang Agus
88 Uang Dari Pak Kades
89 Tamu Tak Diundang
90 Kabur
91 Curhat
92 Minta uang
93 Bang Agus kecewa
94 Pertanyaan bikin pusing
95 Balas dendam bang Darma
96 Balas Dendam Berlanjut
97 Berdebat
98 Keselek makanan
99 Masih di hotel
100 Pulang ke rumah
101 Ceraikan Aku!
102 Rencana terbongkar
103 Filing
104 Mencurigakan
105 Bacaan dari Dina
106 Ada Apa Denganku?
107 Manusia atau Bunglon
108 Keringat pagi
109 Besar Pasak Dari Pada Tiang
110 Di rumah bang Agus
111 Menguping
112 Geram
113 Janjian
114 Bocah gendeng (Naya)
115 Dugaan
116 Ngerjain Rendi
117 Mau pulang atau nginap?
118 Jalan-jalan
119 Musuh Bebuyutan
120 Tanya Jawab
121 Cinta Pandangan Pertama
122 POV NAYA
123 Mengalah
124 Mimpi
125 Menjelaskan
126 Rendi Marah
127 Makan Diluar
128 Sama Sama Nginap
129 Tuduhan dari Naya
130 Gara-Gara Foto
131 Bertemu Pak Kades
132 Pelayanan yang Memuaskan
133 Memakai Kamar Pribadi
134 Darma dan Dina (Author)
135 Kawin Lari
136 Kekesalan Rendi
137 Janji
138 Kembali ke Rumah
139 Meminta Izin
140 Kerumah Naya
141 Tingkah Aneh Naya
142 Bujukan Bang Agus
143 Minta Upah
144 Rencana Dina dan Darma (Author)
145 Kabar Gembira Buat Yuni (Author)
146 Perang Mulut
147 Semua Karena Salahku
148 Khayalan Yuni (Author)
149 Pancingan Yuni
150 Dirumah Darma
151 Kelakuan Anak Dan Bapak
152 Emosi Ayu
153 Video
154 Kepergok Dina
155 Membalas Tanpa Menyentuh
156 Menginap Berdua
157 Berbohong (Author)
158 Jumpa Rival
159 Sama Siapa Dia?
160 Usulan Yuni
161 Sama Saja
162 Bertengkar
163 Jalan-Jalan ke Mall
164 Tumben
165 Merajuk
166 Sayang Gak Sama Aku?
167 Ketahuan Lagi
168 Kemarahan Dina
169 Membatalkan Rencana Pernikahan
170 Ancaman Bang Darma
171 Akhir Dari Perdebatan Panjang
172 Kebahagiaan Darma dan Yuni
173 Dilema
174 Melawan Belatung Nangka
175 Menolak
176 Kebohongan Darma
177 Persyaratan Gila Dari Dina
178 Visual
179 Ajakan Pak Kades
180 Memanggil Rendi
181 Orang Atau Kebo?
182 Pulang Kerumah Dina
183 Ulah Dina
184 Terpaksa Menyetujui
185 Kepo
186 Tendangan Super
187 Mimpi yang Nyata
188 Mencuri
189 Membagi Uang
190 Adu Kekuatan
191 Memelas
192 Keluar dengan si Botak
193 Biduran
194 Usulan Ayu
195 Tentang Dina
196 Kepedean Tingkat Tinggi
197 Kecemburuan Yuni
198 Telur dan Tempe
199 Sama-Sama Rakus
200 Kangen
201 Merajuk
202 Kemarahan Darma
203 Rasa Bosan Darma
204 Pasrah
205 Menemui Rendi
206 Sedikit Rasa Penyesalan
207 Tingkringan Bancet
208 Curiga
209 Rengekan Manja Bang Darma
210 Kembali Terjadi
211 Rencana Yang Gagal
212 Kebohongan Demi Kebohongan
213 Melawan Remahan Rempeyek
214 Mengusir Yuni
215 Membandingkan
216 Ganteng Kagak, Kere Iya
217 Nekat
218 Pertengkaran Ibu dan Anak
219 Anak Kandung Atau Anak Pungut?
220 Persiapan Darma
221 Ingin Tidur Bersama Kalian
222 Rencana Pindah
223 Ulah Anak Beranak
224 Aksi Nekat Pak Kades
225 Sawah Sepetak
226 Melayani Aki-Aki Genit
227 Masih Bersama Pak Kades
228 Godaan Yuni
229 Akibat Keceplosan
230 Gajah Bengkak
231 Gombalan Darma
232 Blokir Sementara
233 Kena Tendang
234 Emosi Ayu
235 Nenek Sihir
236 Sini, Lawan Aku!
237 Kabar Gembira Darma
238 Suasana Haru
239 Maafkan Aku Botak
240 Godaan Rudi
241 Akhir Dari Sebuah Petualangan
242 Pengumuman
Episodes

Updated 242 Episodes

1
Awal Mula Selingkuh
2
Sepulang Dari Hotel
3
POV Agus
4
Aksi Nekat di Ruang Tamu
5
Kembali Ditolak Bang Darma
6
Perkenalan AYU
7
Mantan Pacar Kembali Datang
8
Bersama Rendi Di Hotel
9
Berbalas Pesan
10
Olahraga Pagi
11
Kedatangan Rendi Ke Rumah
12
Bang Darma Minta Jatah
13
Gangguan Dari Pak Kades
14
Gangguan Silih Berganti
15
Emas untuk Yuni
16
Tingkah Bang Agus
17
Kemarahanku pada Yuni
18
Hufff, Hampir Saja
19
Ketahuan Tetangga
20
Mantan istri berulah
21
Karma Instan Buat Tetangga Kepo
22
Bang Darma vs Mantan Istri
23
Kepergok Rendi
24
Ancaman Rendi
25
Tidak di Perdulikan
26
Masih Tetap Acuh
27
Ketulusan Bang Agus
28
Nenek Pergi Selamanya
29
Cekcok
30
POV Darma
31
Melawan Yuni
32
Dua Lawan Satu (duo lalat ijo)
33
Tegas Pada Bang Darma
34
Ngerjain Pak Kades
35
Pinjam Motor
36
Uang Dari Bang Agus
37
Kabar Motor Bang Darma
38
Emosi Bang Darma
39
Tingkah Bang Agus
40
Kembali Cekcok
41
POV Yuni 1
42
POV Yuni 2
43
POV Yuni End
44
Kejujuran Yuni
45
Biar Kapok
46
Jatah Bang Agus
47
Kecelakaan
48
Motor Hilang (kualat)
49
Mantan Terindah
50
Bang Agus Cemburu
51
Hantu Kecil
52
Murka pada Yuni
53
Perang Lagi
54
Bertengkar
55
Ngibulin bang Agus
56
Di Rendahkan
57
Kembali Mengganggu
58
Di Hotel
59
Menagih Kembali
60
Air Cabe
61
Musuh Dalam Selimut
62
Di Salahkan
63
Minta Izin
64
Lakukanlah, Bang!
65
Kayu atau Besi
66
Berlanjut terus
67
Akhir Dari Bercerita
68
Pulang
69
Naya curiga
70
Hampir Saja Terbongkar
71
Pinjam Uang Lima Juta
72
Emosi Meledak
73
Mengadu Domba
74
Aksi Gilaku
75
Bang Agus atau Rendi?
76
Bersama Rendi
77
Berkeringat Lagi
78
Jalan-Jalan Malam
79
Kejadian Dikamar Sebelah
80
Keluar dari hotel
81
Sandal Siapa?
82
Kejadian Didalam Rumah
83
Jujur Pada Bang Darma
84
Tempat Pelampiasan Amarah
85
Bang Agus Curiga
86
Pesan Dari Tiga Lelaki
87
Pelayanan Bang Agus
88
Uang Dari Pak Kades
89
Tamu Tak Diundang
90
Kabur
91
Curhat
92
Minta uang
93
Bang Agus kecewa
94
Pertanyaan bikin pusing
95
Balas dendam bang Darma
96
Balas Dendam Berlanjut
97
Berdebat
98
Keselek makanan
99
Masih di hotel
100
Pulang ke rumah
101
Ceraikan Aku!
102
Rencana terbongkar
103
Filing
104
Mencurigakan
105
Bacaan dari Dina
106
Ada Apa Denganku?
107
Manusia atau Bunglon
108
Keringat pagi
109
Besar Pasak Dari Pada Tiang
110
Di rumah bang Agus
111
Menguping
112
Geram
113
Janjian
114
Bocah gendeng (Naya)
115
Dugaan
116
Ngerjain Rendi
117
Mau pulang atau nginap?
118
Jalan-jalan
119
Musuh Bebuyutan
120
Tanya Jawab
121
Cinta Pandangan Pertama
122
POV NAYA
123
Mengalah
124
Mimpi
125
Menjelaskan
126
Rendi Marah
127
Makan Diluar
128
Sama Sama Nginap
129
Tuduhan dari Naya
130
Gara-Gara Foto
131
Bertemu Pak Kades
132
Pelayanan yang Memuaskan
133
Memakai Kamar Pribadi
134
Darma dan Dina (Author)
135
Kawin Lari
136
Kekesalan Rendi
137
Janji
138
Kembali ke Rumah
139
Meminta Izin
140
Kerumah Naya
141
Tingkah Aneh Naya
142
Bujukan Bang Agus
143
Minta Upah
144
Rencana Dina dan Darma (Author)
145
Kabar Gembira Buat Yuni (Author)
146
Perang Mulut
147
Semua Karena Salahku
148
Khayalan Yuni (Author)
149
Pancingan Yuni
150
Dirumah Darma
151
Kelakuan Anak Dan Bapak
152
Emosi Ayu
153
Video
154
Kepergok Dina
155
Membalas Tanpa Menyentuh
156
Menginap Berdua
157
Berbohong (Author)
158
Jumpa Rival
159
Sama Siapa Dia?
160
Usulan Yuni
161
Sama Saja
162
Bertengkar
163
Jalan-Jalan ke Mall
164
Tumben
165
Merajuk
166
Sayang Gak Sama Aku?
167
Ketahuan Lagi
168
Kemarahan Dina
169
Membatalkan Rencana Pernikahan
170
Ancaman Bang Darma
171
Akhir Dari Perdebatan Panjang
172
Kebahagiaan Darma dan Yuni
173
Dilema
174
Melawan Belatung Nangka
175
Menolak
176
Kebohongan Darma
177
Persyaratan Gila Dari Dina
178
Visual
179
Ajakan Pak Kades
180
Memanggil Rendi
181
Orang Atau Kebo?
182
Pulang Kerumah Dina
183
Ulah Dina
184
Terpaksa Menyetujui
185
Kepo
186
Tendangan Super
187
Mimpi yang Nyata
188
Mencuri
189
Membagi Uang
190
Adu Kekuatan
191
Memelas
192
Keluar dengan si Botak
193
Biduran
194
Usulan Ayu
195
Tentang Dina
196
Kepedean Tingkat Tinggi
197
Kecemburuan Yuni
198
Telur dan Tempe
199
Sama-Sama Rakus
200
Kangen
201
Merajuk
202
Kemarahan Darma
203
Rasa Bosan Darma
204
Pasrah
205
Menemui Rendi
206
Sedikit Rasa Penyesalan
207
Tingkringan Bancet
208
Curiga
209
Rengekan Manja Bang Darma
210
Kembali Terjadi
211
Rencana Yang Gagal
212
Kebohongan Demi Kebohongan
213
Melawan Remahan Rempeyek
214
Mengusir Yuni
215
Membandingkan
216
Ganteng Kagak, Kere Iya
217
Nekat
218
Pertengkaran Ibu dan Anak
219
Anak Kandung Atau Anak Pungut?
220
Persiapan Darma
221
Ingin Tidur Bersama Kalian
222
Rencana Pindah
223
Ulah Anak Beranak
224
Aksi Nekat Pak Kades
225
Sawah Sepetak
226
Melayani Aki-Aki Genit
227
Masih Bersama Pak Kades
228
Godaan Yuni
229
Akibat Keceplosan
230
Gajah Bengkak
231
Gombalan Darma
232
Blokir Sementara
233
Kena Tendang
234
Emosi Ayu
235
Nenek Sihir
236
Sini, Lawan Aku!
237
Kabar Gembira Darma
238
Suasana Haru
239
Maafkan Aku Botak
240
Godaan Rudi
241
Akhir Dari Sebuah Petualangan
242
Pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!