Berbalas Pesan

Sampai di rumah, aku langsung masuk ke dalam kamar. Aku menghitung kembali sisa uang, yang ada di dompet kulit ku itu.

Setelah selesai menghitung, uang itu pun aku simpan di dalam laci kecil lemari pakaian. Lalu, duduk di sisi ranjang sambil menyalakan ponsel ku.

"Lagi ngapain, say? Suami mu udah pulang blom, say? Besok kita keluar yok say! Bisa gak, say?"

Pesan beruntun dari bang Agus pun, sudah masuk dari tadi, memenuhi kotak masuk di ponsel ku.

Setelah membaca semua pesan masuk dari bang Agus, aku langsung membalas nya satu persatu.

"Baru pulang dari toko, bang. Udah bang, suami ku udah pulang. Gak janji, bang. Besok bisa atau tidak, aku gak bisa kasi jawaban sekarang."

Selesai mengirim semua pesan tersebut, bang Agus pun langsung membalas nya.

"Usahakan bisa lah, say! Kangen nih."

"Kalo kangen, kesini aja, bang! Gak jauh kok. Cuma lima langkah aja, udah nyampe."

"Gak nyaman kalo di rumah mu, say. Kita keluar aja, ya!" balas bang Agus.

"Emang nya mau ngapain, sih? Kok pake acara gak nyaman segala?"

"Mau menghangat kan mu lah, say!" balas bang Agus.

"Gak usah repot repot, bang. Aku udah hangat kok. Bahkan, aku sampe keringatan saking hangat nya, hihihi." balas ku.

Aku geli sendiri membaca pesan, yang aku kirim kan kepada bang Agus.

"Kok gitu sih ngomong nya, say. Emang nya, tadi suami mu minta jatah, ya? Aku cemburu loh, say!"

"What? Ngapain pulak dia cemburu segala, bang Darma kan suami ku. Dan sebagai istri, aku wajib untuk melayani nya."

Aku membatin, setelah membaca pesan balasan dari bang Agus. Aku pun kembali membalas pesan bang Agus tersebut.

"Gak boleh cemburu gitu lah, botak! Bang Darma itu kan suami ku, dan aku berkewajiban untuk melayani nya, siang dan malam."

"Iya, say. Aku tau, tapi tetap aja aku cemburu. Aku gak rela tubuh mu di sentuh, oleh suami mu itu."

Sedang asyik berbalas pesan, dengan bang Agus. Tiba tiba, bang Darma masuk ke dalam kamar. Dia berbaring di belakang ku, sambil memainkan ponsel nya.

Bang Darma sama sekali tidak pernah curiga, dengan kegiatan ku yang selalu sibuk memegang ponsel.

Setelah di rasa aman, aku kembali membalas pesan dari bang Agus. Aku melirik ke arah bang Darma, yang masih asik menonton video kocak, dari ponsel nya.

"Ya, gak bisa gitu juga lah, bang. Biar bagaimana pun juga, dia itu suamiku. Berdosa loh, jika aku menolak untuk melayani nya di ranjang." balas ku.

"Kalo suami mu minta jatah, video kan ya, say. Aku mau lihat, permainan kalian berdua di ranjang!" pinta bang Agus.

"Gilak, gak mau lah. Itu kan pribadi kami. Kalo sampe video ku dan bang Darma, tersebar kemana-mana. Apa gak malu nya setengah mati, nanti kami jadi nya? Gak usah yang aneh-aneh lah, bang!"

"Lama-lama, bikin emosi juga nih tuyul." batin ku.

"Ya udah gak papa, kalo memang gak mau. Jangan marah lah, say! Kan aku cuma minta. Kalo gak mau ya gak papa, aku gak maksa kok."

"Jangan terlalu mencampuri urusan pribadi ku, bang. Jangan terlalu jauh, masuk ke dalam kehidupan ku. Aku itu istri orang, abang harus sadar diri. Bermain api dengan istri orang itu, ada batasan nya!"

"Kalo gak ada batasan nya, kita bisa terbakar nanti nya.Ingat itu, bang!" oceh ku kembali.

"Iya, say aku paham. Maaf ya, jangan marah lah! Aku janji, gak akan minta yang macam macam lagi dengan mu, say"

"Oke, sekali ni aku maaf kan. Tapi, kalo abang minta yang aneh aneh lagi, sebaik nya, kita akhiri aja hubungan ini!"

"Jangan lah, say! Aku udah terlanjur jauh mencintai mu, say. Aku gak mau kehilangan mu."

"Oke oke, aku janji gak akan minta yang aneh aneh lagi. Aku akan sabar menunggu janda mu, say!"

Hah, aku menghela nafas panjang, membaca pesan dari bang Agus ini.

"Ngeyel juga ternyata, si botak tuyul ini." ucap ku dalam hati.

"Terserah abang aja! Aku tidak melarang, dan juga tidak meminta. Masih banyak di luar sana, wanita yang lebih segalanya dari pada aku."

"Ngapain, abang repot repot menunggu janda ku, yang entah kapan terjadi nya!" balas ku lagi.

"Iya sih, say. Memang banyak wanita di luar sana."

"Tapi, aku sudah terlanjur jatuh cinta pada mu, say. Aku sudah lama, memendam perasaan ini pada mu. Aku tidak bisa berpaling lagi dari mu, say." balas bang Agus.

"Tapi, aku ini istri orang, bang. Aku sangat berdosa pada suami ku, karena tega mengkhianati nya."

"Ya, habis mau gimana lagi, say? Kita sudah terlanjur, menjalin cinta terlarang ini. Gak semudah itu, untuk mengakhiri nya." jelas bang Agus.

"Mungkin bagi mu mudah, untuk melupakan ku, say. Tapi bagi ku, gak semudah yang kamu bayang kan, say." balas bang Agus.

"Ya udah, terserah abang aja! Yang pasti nya, jangan sampe melewati batas. Kita jalani aja apa ada nya. Biar kan hubungan ini mengalir, sebagai mana mestinya!"

"Dan jangan memaksakan kehendak, bila aku sudah menolak nya. Ingat itu!" ancam ku pada nya.

"Oke, makasih ya, say. Masih memberikan aku kesempatan, untuk mencintai dan memiliki mu."

"Ya, walaupun hanya sebatas sebagai selingkuhan aja. Tapi, aku sudah sangat bahagia kok." balas bang Agus.

"Syukur lah, kalo abang bisa ngerti keadaan ku. Soal bang Darma minta jatah atau enggak, itu tidak usah abang pikir kan!" balas ku.

"Anggap saja, aku ini janda yang tinggal sendirian. Jadi, tidak usah berpikir yang macam macam!" balas ku.

"Ya, gak bisa lah, say. Kalo udah malam tiba, aku gak pernah bisa tenang, say. Aku tu selalu bayangin suami mu, yang sedang mencumbui tubuh mu, say."

"Aku selalu membayangkan, kalian berdua bermain di ranjang." balas bang Agus lagi.

"Ya, maka nya jangan di bayangin lah, botak! Ngapain juga repot repot, untuk bayangin yang begituan. Gak ada guna nya, malah bikin abang tambah sakit hati aja, nanti nya." balas ku.

"Iya sih, bener yang say bilang tu. Kalo aku lagi bayangin itu, aku pasti langsung emosi." balas bang Agus.

"Nah, tu tau. Jadi, ngapain di bayangin lagi? Kan tadi udah aku bilang, anggap aja aku itu janda yang tinggal sendirian. Jadi, gak perlu berpikiran yang aneh aneh lagi!"

"Iya, say. Aku akan mencoba nya.Jadi gimana, say? Tentang pertanyaan ku, yang pertama tadi?" tanya bang Agus.

"Pertanyaan yang mana, bang?" tanya ku bingung.

"Jangan pura pura lupa lah, say!"

"Pertanyaan yang mana? Aku memang gak ingat, bukan pura pura lupa."

"Oh, kirain pura pura lupa. Pertanyaan ku yang, bisa gak besok kita keluar?"

"Gak tau, bang. Lihat situasi besok lah! Kalo memang situasi nya aman, aku kabari."

"Kasi kepastian lah, say. Biar aku tenang tidur malam ini!" desak bang Agus.

"Gak usah ngeyel, botak tuyul. Lihat situasi besok lah. Aku gak bisa janji in apa pun sekarang, titik. Jangan tawar menawar lagi!" balas ku kesal.

"Ya udah deh, mau gimana lagi. Begini lah nasib, berhubungan dengan istri orang. Harus banyak bersabar dan mengalah."

"Udah tau gitu pun, masih aja mau sama istri orang. Mendingan, cari janda atau gadis sono!" balas ku sewot.

"Dari pada sama istri orang. Udah lah resiko nya berat, ketemuan pun harus ngumpet ngumpet, udah kayak maling ayam."

"Hahahaha, maling ayam pula, say. Yang benar itu maling istri orang, bukan maling ayam. Ingat itu, hahaha!"

"Ketawa pulak, botak tuyul ini." batin ku

"Oke lah kalo gitu, aku mau melayani bang Darma makan dulu ya, bang. Besok, kita sambung lagi ngerumpi nya. Oke, bye."

"Oke, say. Jangan lupa kasi kabar ya, besok!"

"Ya." alas ku singkat, sebagai penutup percakapan dengan bang Agus.

Jam dinding pun sudah menunjukkan pukul delapan malam, aku mengajak bang Darma untuk makan malam.

"Bang, gak lapar ya? Dari tadi, kok gak ada ngajak makan?" tanya ku sambil meletakkan ponsel ke atas meja, di samping ranjang.

"Belom lapar kali sih, dek. Tapi kalo tambah malam, takut nya jadi malas pula makan nya."

Balas bang Darma, yang masih setia dengan ponsel nya.

"Ya udah kalo gitu, kita makan sekarang aja, yok! Ngapain nunggu nanti nanti lagi." ajak ku.

Aku segera beranjak dari ranjang, menuju ke arah dapur.

Aku bergegas menghidangkan makan malam, di meja ruang tamu. Berhubung kami tidak punya meja makan, jadi kalau mau makan ya, di meja ruang tamu tempat nya.

Setelah semua makanan terhidang di meja, bang Darma pun keluar dari kamar, dan duduk di atas sofa depan meja.

Sedang kan aku, duduk melantai di bawah. Dengan posisi, piring makan ku tetap di atas meja. Cuma duduk nya saja, yang melantai di bawah.

Aku dan bang Darma makan dengan santai. Tak lama berselang, acara makan malam kami pun selesai. Aku segera membereskan, dan membersihkan meja tersebut.

Aku mencuci piring, dan memberi makan semua ternak, seperti kucing ada empat ekor. Dan ada ikan hias, di aquarium. Bukan cuma itu aja, saking baik nya diriku. Sampai-sampai, tikus yang ada di rumah pun, aku beri makan juga.

Setelah semua nya beres, aku kembali ke kamar dan duduk di sisi ranjang. Kalau bang Darma, jangan di tanya lagi. Dia sudah molor sejak tadi, hanya tinggal suara ngorok nya saja yang kedengaran.

Kalau orang nya, sudah jauh melanglang buana di alam mimpi. Setelah selesai makan dan merokok sebatang, dia pasti langsung tidur.

"Mungkin, dia kecapekan kerja."

Aku membatin, menatap wajah nya yang nampak polos sewaktu tidur.

"Maaf kan aku, bang! Aku sudah tega mengkhianati mu. Aku memang wanita jahat, yang sanggup menduakan mu. Padahal, kau lelaki yang sangat baik." batin ku.

"Sungguh, aku sangat menyesal telah menyakiti hati mu, bang."

Ucap ku dalam hati, sambil terus memandangi wajah bang Darma. Yang sedang tertidur nyenyak, dan damai tersebut.

Episodes
1 Awal Mula Selingkuh
2 Sepulang Dari Hotel
3 POV Agus
4 Aksi Nekat di Ruang Tamu
5 Kembali Ditolak Bang Darma
6 Perkenalan AYU
7 Mantan Pacar Kembali Datang
8 Bersama Rendi Di Hotel
9 Berbalas Pesan
10 Olahraga Pagi
11 Kedatangan Rendi Ke Rumah
12 Bang Darma Minta Jatah
13 Gangguan Dari Pak Kades
14 Gangguan Silih Berganti
15 Emas untuk Yuni
16 Tingkah Bang Agus
17 Kemarahanku pada Yuni
18 Hufff, Hampir Saja
19 Ketahuan Tetangga
20 Mantan istri berulah
21 Karma Instan Buat Tetangga Kepo
22 Bang Darma vs Mantan Istri
23 Kepergok Rendi
24 Ancaman Rendi
25 Tidak di Perdulikan
26 Masih Tetap Acuh
27 Ketulusan Bang Agus
28 Nenek Pergi Selamanya
29 Cekcok
30 POV Darma
31 Melawan Yuni
32 Dua Lawan Satu (duo lalat ijo)
33 Tegas Pada Bang Darma
34 Ngerjain Pak Kades
35 Pinjam Motor
36 Uang Dari Bang Agus
37 Kabar Motor Bang Darma
38 Emosi Bang Darma
39 Tingkah Bang Agus
40 Kembali Cekcok
41 POV Yuni 1
42 POV Yuni 2
43 POV Yuni End
44 Kejujuran Yuni
45 Biar Kapok
46 Jatah Bang Agus
47 Kecelakaan
48 Motor Hilang (kualat)
49 Mantan Terindah
50 Bang Agus Cemburu
51 Hantu Kecil
52 Murka pada Yuni
53 Perang Lagi
54 Bertengkar
55 Ngibulin bang Agus
56 Di Rendahkan
57 Kembali Mengganggu
58 Di Hotel
59 Menagih Kembali
60 Air Cabe
61 Musuh Dalam Selimut
62 Di Salahkan
63 Minta Izin
64 Lakukanlah, Bang!
65 Kayu atau Besi
66 Berlanjut terus
67 Akhir Dari Bercerita
68 Pulang
69 Naya curiga
70 Hampir Saja Terbongkar
71 Pinjam Uang Lima Juta
72 Emosi Meledak
73 Mengadu Domba
74 Aksi Gilaku
75 Bang Agus atau Rendi?
76 Bersama Rendi
77 Berkeringat Lagi
78 Jalan-Jalan Malam
79 Kejadian Dikamar Sebelah
80 Keluar dari hotel
81 Sandal Siapa?
82 Kejadian Didalam Rumah
83 Jujur Pada Bang Darma
84 Tempat Pelampiasan Amarah
85 Bang Agus Curiga
86 Pesan Dari Tiga Lelaki
87 Pelayanan Bang Agus
88 Uang Dari Pak Kades
89 Tamu Tak Diundang
90 Kabur
91 Curhat
92 Minta uang
93 Bang Agus kecewa
94 Pertanyaan bikin pusing
95 Balas dendam bang Darma
96 Balas Dendam Berlanjut
97 Berdebat
98 Keselek makanan
99 Masih di hotel
100 Pulang ke rumah
101 Ceraikan Aku!
102 Rencana terbongkar
103 Filing
104 Mencurigakan
105 Bacaan dari Dina
106 Ada Apa Denganku?
107 Manusia atau Bunglon
108 Keringat pagi
109 Besar Pasak Dari Pada Tiang
110 Di rumah bang Agus
111 Menguping
112 Geram
113 Janjian
114 Bocah gendeng (Naya)
115 Dugaan
116 Ngerjain Rendi
117 Mau pulang atau nginap?
118 Jalan-jalan
119 Musuh Bebuyutan
120 Tanya Jawab
121 Cinta Pandangan Pertama
122 POV NAYA
123 Mengalah
124 Mimpi
125 Menjelaskan
126 Rendi Marah
127 Makan Diluar
128 Sama Sama Nginap
129 Tuduhan dari Naya
130 Gara-Gara Foto
131 Bertemu Pak Kades
132 Pelayanan yang Memuaskan
133 Memakai Kamar Pribadi
134 Darma dan Dina (Author)
135 Kawin Lari
136 Kekesalan Rendi
137 Janji
138 Kembali ke Rumah
139 Meminta Izin
140 Kerumah Naya
141 Tingkah Aneh Naya
142 Bujukan Bang Agus
143 Minta Upah
144 Rencana Dina dan Darma (Author)
145 Kabar Gembira Buat Yuni (Author)
146 Perang Mulut
147 Semua Karena Salahku
148 Khayalan Yuni (Author)
149 Pancingan Yuni
150 Dirumah Darma
151 Kelakuan Anak Dan Bapak
152 Emosi Ayu
153 Video
154 Kepergok Dina
155 Membalas Tanpa Menyentuh
156 Menginap Berdua
157 Berbohong (Author)
158 Jumpa Rival
159 Sama Siapa Dia?
160 Usulan Yuni
161 Sama Saja
162 Bertengkar
163 Jalan-Jalan ke Mall
164 Tumben
165 Merajuk
166 Sayang Gak Sama Aku?
167 Ketahuan Lagi
168 Kemarahan Dina
169 Membatalkan Rencana Pernikahan
170 Ancaman Bang Darma
171 Akhir Dari Perdebatan Panjang
172 Kebahagiaan Darma dan Yuni
173 Dilema
174 Melawan Belatung Nangka
175 Menolak
176 Kebohongan Darma
177 Persyaratan Gila Dari Dina
178 Visual
179 Ajakan Pak Kades
180 Memanggil Rendi
181 Orang Atau Kebo?
182 Pulang Kerumah Dina
183 Ulah Dina
184 Terpaksa Menyetujui
185 Kepo
186 Tendangan Super
187 Mimpi yang Nyata
188 Mencuri
189 Membagi Uang
190 Adu Kekuatan
191 Memelas
192 Keluar dengan si Botak
193 Biduran
194 Usulan Ayu
195 Tentang Dina
196 Kepedean Tingkat Tinggi
197 Kecemburuan Yuni
198 Telur dan Tempe
199 Sama-Sama Rakus
200 Kangen
201 Merajuk
202 Kemarahan Darma
203 Rasa Bosan Darma
204 Pasrah
205 Menemui Rendi
206 Sedikit Rasa Penyesalan
207 Tingkringan Bancet
208 Curiga
209 Rengekan Manja Bang Darma
210 Kembali Terjadi
211 Rencana Yang Gagal
212 Kebohongan Demi Kebohongan
213 Melawan Remahan Rempeyek
214 Mengusir Yuni
215 Membandingkan
216 Ganteng Kagak, Kere Iya
217 Nekat
218 Pertengkaran Ibu dan Anak
219 Anak Kandung Atau Anak Pungut?
220 Persiapan Darma
221 Ingin Tidur Bersama Kalian
222 Rencana Pindah
223 Ulah Anak Beranak
224 Aksi Nekat Pak Kades
225 Sawah Sepetak
226 Melayani Aki-Aki Genit
227 Masih Bersama Pak Kades
228 Godaan Yuni
229 Akibat Keceplosan
230 Gajah Bengkak
231 Gombalan Darma
232 Blokir Sementara
233 Kena Tendang
234 Emosi Ayu
235 Nenek Sihir
236 Sini, Lawan Aku!
237 Kabar Gembira Darma
238 Suasana Haru
239 Maafkan Aku Botak
240 Godaan Rudi
241 Akhir Dari Sebuah Petualangan
242 Pengumuman
Episodes

Updated 242 Episodes

1
Awal Mula Selingkuh
2
Sepulang Dari Hotel
3
POV Agus
4
Aksi Nekat di Ruang Tamu
5
Kembali Ditolak Bang Darma
6
Perkenalan AYU
7
Mantan Pacar Kembali Datang
8
Bersama Rendi Di Hotel
9
Berbalas Pesan
10
Olahraga Pagi
11
Kedatangan Rendi Ke Rumah
12
Bang Darma Minta Jatah
13
Gangguan Dari Pak Kades
14
Gangguan Silih Berganti
15
Emas untuk Yuni
16
Tingkah Bang Agus
17
Kemarahanku pada Yuni
18
Hufff, Hampir Saja
19
Ketahuan Tetangga
20
Mantan istri berulah
21
Karma Instan Buat Tetangga Kepo
22
Bang Darma vs Mantan Istri
23
Kepergok Rendi
24
Ancaman Rendi
25
Tidak di Perdulikan
26
Masih Tetap Acuh
27
Ketulusan Bang Agus
28
Nenek Pergi Selamanya
29
Cekcok
30
POV Darma
31
Melawan Yuni
32
Dua Lawan Satu (duo lalat ijo)
33
Tegas Pada Bang Darma
34
Ngerjain Pak Kades
35
Pinjam Motor
36
Uang Dari Bang Agus
37
Kabar Motor Bang Darma
38
Emosi Bang Darma
39
Tingkah Bang Agus
40
Kembali Cekcok
41
POV Yuni 1
42
POV Yuni 2
43
POV Yuni End
44
Kejujuran Yuni
45
Biar Kapok
46
Jatah Bang Agus
47
Kecelakaan
48
Motor Hilang (kualat)
49
Mantan Terindah
50
Bang Agus Cemburu
51
Hantu Kecil
52
Murka pada Yuni
53
Perang Lagi
54
Bertengkar
55
Ngibulin bang Agus
56
Di Rendahkan
57
Kembali Mengganggu
58
Di Hotel
59
Menagih Kembali
60
Air Cabe
61
Musuh Dalam Selimut
62
Di Salahkan
63
Minta Izin
64
Lakukanlah, Bang!
65
Kayu atau Besi
66
Berlanjut terus
67
Akhir Dari Bercerita
68
Pulang
69
Naya curiga
70
Hampir Saja Terbongkar
71
Pinjam Uang Lima Juta
72
Emosi Meledak
73
Mengadu Domba
74
Aksi Gilaku
75
Bang Agus atau Rendi?
76
Bersama Rendi
77
Berkeringat Lagi
78
Jalan-Jalan Malam
79
Kejadian Dikamar Sebelah
80
Keluar dari hotel
81
Sandal Siapa?
82
Kejadian Didalam Rumah
83
Jujur Pada Bang Darma
84
Tempat Pelampiasan Amarah
85
Bang Agus Curiga
86
Pesan Dari Tiga Lelaki
87
Pelayanan Bang Agus
88
Uang Dari Pak Kades
89
Tamu Tak Diundang
90
Kabur
91
Curhat
92
Minta uang
93
Bang Agus kecewa
94
Pertanyaan bikin pusing
95
Balas dendam bang Darma
96
Balas Dendam Berlanjut
97
Berdebat
98
Keselek makanan
99
Masih di hotel
100
Pulang ke rumah
101
Ceraikan Aku!
102
Rencana terbongkar
103
Filing
104
Mencurigakan
105
Bacaan dari Dina
106
Ada Apa Denganku?
107
Manusia atau Bunglon
108
Keringat pagi
109
Besar Pasak Dari Pada Tiang
110
Di rumah bang Agus
111
Menguping
112
Geram
113
Janjian
114
Bocah gendeng (Naya)
115
Dugaan
116
Ngerjain Rendi
117
Mau pulang atau nginap?
118
Jalan-jalan
119
Musuh Bebuyutan
120
Tanya Jawab
121
Cinta Pandangan Pertama
122
POV NAYA
123
Mengalah
124
Mimpi
125
Menjelaskan
126
Rendi Marah
127
Makan Diluar
128
Sama Sama Nginap
129
Tuduhan dari Naya
130
Gara-Gara Foto
131
Bertemu Pak Kades
132
Pelayanan yang Memuaskan
133
Memakai Kamar Pribadi
134
Darma dan Dina (Author)
135
Kawin Lari
136
Kekesalan Rendi
137
Janji
138
Kembali ke Rumah
139
Meminta Izin
140
Kerumah Naya
141
Tingkah Aneh Naya
142
Bujukan Bang Agus
143
Minta Upah
144
Rencana Dina dan Darma (Author)
145
Kabar Gembira Buat Yuni (Author)
146
Perang Mulut
147
Semua Karena Salahku
148
Khayalan Yuni (Author)
149
Pancingan Yuni
150
Dirumah Darma
151
Kelakuan Anak Dan Bapak
152
Emosi Ayu
153
Video
154
Kepergok Dina
155
Membalas Tanpa Menyentuh
156
Menginap Berdua
157
Berbohong (Author)
158
Jumpa Rival
159
Sama Siapa Dia?
160
Usulan Yuni
161
Sama Saja
162
Bertengkar
163
Jalan-Jalan ke Mall
164
Tumben
165
Merajuk
166
Sayang Gak Sama Aku?
167
Ketahuan Lagi
168
Kemarahan Dina
169
Membatalkan Rencana Pernikahan
170
Ancaman Bang Darma
171
Akhir Dari Perdebatan Panjang
172
Kebahagiaan Darma dan Yuni
173
Dilema
174
Melawan Belatung Nangka
175
Menolak
176
Kebohongan Darma
177
Persyaratan Gila Dari Dina
178
Visual
179
Ajakan Pak Kades
180
Memanggil Rendi
181
Orang Atau Kebo?
182
Pulang Kerumah Dina
183
Ulah Dina
184
Terpaksa Menyetujui
185
Kepo
186
Tendangan Super
187
Mimpi yang Nyata
188
Mencuri
189
Membagi Uang
190
Adu Kekuatan
191
Memelas
192
Keluar dengan si Botak
193
Biduran
194
Usulan Ayu
195
Tentang Dina
196
Kepedean Tingkat Tinggi
197
Kecemburuan Yuni
198
Telur dan Tempe
199
Sama-Sama Rakus
200
Kangen
201
Merajuk
202
Kemarahan Darma
203
Rasa Bosan Darma
204
Pasrah
205
Menemui Rendi
206
Sedikit Rasa Penyesalan
207
Tingkringan Bancet
208
Curiga
209
Rengekan Manja Bang Darma
210
Kembali Terjadi
211
Rencana Yang Gagal
212
Kebohongan Demi Kebohongan
213
Melawan Remahan Rempeyek
214
Mengusir Yuni
215
Membandingkan
216
Ganteng Kagak, Kere Iya
217
Nekat
218
Pertengkaran Ibu dan Anak
219
Anak Kandung Atau Anak Pungut?
220
Persiapan Darma
221
Ingin Tidur Bersama Kalian
222
Rencana Pindah
223
Ulah Anak Beranak
224
Aksi Nekat Pak Kades
225
Sawah Sepetak
226
Melayani Aki-Aki Genit
227
Masih Bersama Pak Kades
228
Godaan Yuni
229
Akibat Keceplosan
230
Gajah Bengkak
231
Gombalan Darma
232
Blokir Sementara
233
Kena Tendang
234
Emosi Ayu
235
Nenek Sihir
236
Sini, Lawan Aku!
237
Kabar Gembira Darma
238
Suasana Haru
239
Maafkan Aku Botak
240
Godaan Rudi
241
Akhir Dari Sebuah Petualangan
242
Pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!