Ketahuan Tetangga

Pagi mulai menampakkan sinar nya. Suara berisik dari kendaraan bermotor pun kembali memekakkan telinga di setiap pagi siang sore dan malam.

Tak pernah ada yang nama nya suara kicauan burung di pagi hari, yang ada hanya lah suara kendaraan yang berlalu lalang tanpa henti.

Rutinitas hari ini masih seperti biasa, tidak pernah ada yang luar biasa. Bang darma yang sibuk bekerja dan aku yang sibuk ngurusin rumah dan berjualan.

Tak ada yang berkesan semua nya serba biasa-biasa saja.

Setelah selesai mengerjakan pekerjaan rumah yang gak ada habis nya, aku memanjakan diri sejenak di atas sofa sambilduduk selonjoran menonton tv.

"Hufff, capek nya." gumam ku.

Aku memijat-mijat betis dan lutut yang terasa pegal-pegal. Lagi enak-enak nya bersantai, tiba-tiba si pengganggu pun datang menghampiri ku.

"Lagi ngapain, say?" tanya bang Agus.

Dia muncul di depan pintu dan langsung menyergap tubuh ku dari belakang. Aku yang sedang fokus memijat pun langsung terkejut akibat ulah nya.

"Eh copot eh copot."

Aku langsung melatah saking kaget nya mendapat kan serangan mendadak dari bang Agus.

"Dasar botak, udah kayak jailangkung aja nih orang." batin ku mengumpat sambil mengelus dada.

"Lepasin, bang! Abang ngapain sih kesini? Nanti kalau ada tetangga yang lihat bisa gawat loh." oceh ku.

Aku terus saja meronta-ronta dari dekapan bang Agus, hingga akhirnya dia pun melepaskan dekapan nya.

"Ya karena kangen lah, say. Maka nya abang kesini." balas bang Agus.

Dia mengecup pipi ku dan duduk berdampingan dengan ku di atas sofa.

"Balek sana, gih! Ngapain juga datang-datang kesini? Nekat kali jadi orang." umpat ku lagi.

Aku mendorong pelan badan bang Agus yang masih anteng duduk di samping ku. Dia tetap cuek dan acuh dengan ocehan-ocehan ku barusan.

"Di kira nya aku ini kaleng rombeng kali ya. Udah capek-capek ngoceh malah gak di perduli kan sama sekali." batin ku kesal.

Aku kembali mengumpat dalam hati sambil menatap tajam pada bang Agus.

"Bang, iiihhhh! Gak dengar kuping nya ini ya aku ngomong apa barusan?" ujar ku geram sambil menjewer kuat telinga nya.

"Adoooh sakit, say! Tega banget sih sama abang, sakit nih."

Pekik bang Agus sembari meringis kesakitan, memegangi telinga nya yang sudah memerah akibat perbuatan ku.

"Sokor, siapa suruh mendadak jadi budek. Maka nya punya kuping itu di korek di bersihin, biar gak pekak!" lanjut ku.

"Iya nyonya, nanti abang korek ya biar gak pekak lagi!" balas bang Agus memanyunkan bibir nya.

"Oke god, anak pintar. Hihihi."

Aku cekikikan melihat raut wajah bang Agus yang cemberut dengan bibir yang mengerucut, persis seperti pan**t ayam.

"Hahaha. Botak...Botak..." batin ku sembari tersenyum.

Sedang asyik berseteru dengan si botak tuyul tiba-tiba...

"Assalamualaikum."

Salam tetangga wanita yang rumah nya tepat di belakang rumah ku yang bernama mbak Rita, dia adalah janda beranak satu.

Mbak Rita mengucapkan salam dan berjalan masuk ke dalam rumah ku. Dia langsung terpaku di tempat, saat melihat aku dan bang Agus yang sedang duduk di atas sofa, dengan jarak yang sangat dekat.

Bahkan lengan kami berdua sampai berdempetan saking dekat nya. Aku dan bang Agus pun sangat terkejut luar biasa, dan kami pun langsung reflek berpindah duduk menjadi berjauhan.

Bang Agus mulai salah tingkah dan gelisah, terlihat dari cara duduk nya yang mulai tidak tenang, begitu juga dengan ku.

Hingga akhir nya, aku pun beranjak dari duduk dan berjalan mendekati mbak Rita yang masih terpaku di tempatnya berdiri.

"Sini, masuk dulu, mbak!" seru ku.

Aku mengajak nya untuk duduk dan bergabung bersama kami berdua.

"Mbak Rita, tolong jangan bilang siapa-siapa ya, apa yang udah mbak lihat tadi!" pinta bang Agus.

Mbak Rita masih tetap diam, dia sama sekali tidak menjawab ucapan bang Agus.Wajah nya nampak kebingungan sambil menatap wajah kami berdua secara bergantian.

"Tolong rahasia kan semua ini ya, mbak!" pinta ku menimpali ucapan bang Agus.

"Emang nya kalian berdua gak takut kalo sampe ketahuan sama si Darma?" tanya Mbak Rita sembari terus menatap kami berdua.

"Kalo ketahuan ya aku akan menikahi Ayu!" jawab bang Agus mantap.

Aku hanya tertunduk mendengar ucapan bang Agus. Berhubung usia mbak Rita sekitar lima puluh tahunan, jadi aku agak segan dengan nya. Malu campur takut lebih tepatnya.

"Aku sih gak masalah kalo kalian ada hubungan. Tapi kalo boleh aku kasi saran, lebih baik akhiri lah hubungan kalian. Resiko nya sangat fatal, kalo sampe si Darma tau tentang kalian berdua!" ujar mbak Rita.

"Pasti ada baku hantam nanti nya antara kau dan Darma, Gus. Apa kau gak memikirkan itu, Gus?" tanya mbak Rita sambil menatap ke arah bang Agus.

"Ya aku tau, mbak. Tapi mau gimana lagi, aku sangat mencintai Ayu." jawab bang Agus.

"Aku juga ingin menikahi nya, karena aku sudah terlanjur menyayangi nya. Aku gak bisa memutuskan hubungan ini, mbak. Biar lah aku akan tanggung apa pun resiko nya nanti." tegas bang Agus.

"Kalo kau bagaimana, Yu? Apa kau udah siap jika terjadi sesuatu hal yang tidak diingin kan nanti nya? Apa kau sanggup menanggung resiko nya, kalo sampe si Darma tau semua ini?" tanya Mbak Rita pada ku.

"Ya, mbak. Insya Allah, aku siap lahir dan batin. Aku akan terima apa pun yang akan terjadi nanti. Aku udah berani berbuat, berarti aku juga harus berani bertanggung jawab!" jawab ku.

Bang Agus yang duduk di sebelah ku pun langsung memeluk tubuh ku dari samping. Bang Agus mengecup kening ku di depan mbak Rita.

"Apa an sih, bang. Ada mbak Rita tu, malu tau gak!" omel ku.

Aku mendorong badan bang Agus agar menjaga jarak dari tempat duduk ku.

"Lololoh, Gus. Kok main sosor gitu?Apa kau gak lihat, kalo aku masih duduk di sini?"

Protes mbak Rita sambil membulat kan mata nya, menatap tajam pada bang Agus.

"Hehehehe, maaf ya, mbak. Habis nya aku seneng banget mendengar jawaban Ayu tadi." jawab bang Agus.

Bang Agus salah tingkah sembari menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

"Ya udah, yang penting kalian hati-hati aja. Jangan terlalu di nampak kan kali kalo di depan orang lain!" ujar mbak Rita.

"Ingat pesan ku tadi, Gus. Kau jangan bertindak sembarangan lagi kayak tadi. Dia itu masih istri orang lain, ingat itu!" tambah mbak Rita.

"Ya udah kalo gitu, aku pulang dulu ya, Yu. Ingat pesan ku tadi, kalian harus berhati-hati. Masalah kalian ini bukan masalah yang sepele."

"Ini masalah berat, jadi jangan sembrono dan jangan sembarangan!" lanjut mbak Rita sembari melangkah kan kaki nya keluar dari rumah ku.

"Iya, mbak. Makasih ya udah mau mengingatkan ku." balas ku.

Setelah kepergian mbak Rita, aku langsung menyuruh bang Agus untuk segera pulang ke rumah nya.

"Pulang sana, bang! Udah dari tadi di suruh pulang pun, masih aja tetap ngeyel." omel ku kesal.

"Coba tadi abang mau menuruti kata-kata ku, pasti gak bakalan kayak gini jadi nya. Pasti gak akan ketahuan sama mbak Rita!" lanjut ku lagi.

"Emosi juga lama-lama aku, di buat si botak tuyul satu ini." gerutu ku dalam hati.

"Santai aja, say. Mbak Rita gak bakalan bocorin rahasia kita kok!" jawab bang Agus dengan enteng nya.

"Gimana bisa santai, kalo hubungan kita udah ketahuan orang lain?" balas ku ketus.

"Oke, abang akan pulang sekarang. Jangan marah lagi ya, sayang ku!"

"Cup,"

Bang Agus mengecup kilat bibir ku dan langsung lari kocar-kacir ke keluar dari rumah ku.

"Emang dasar semprul. Bisa-bisa nya dia mengambil kesempatan di saat aku lagi emosi tingkat dewa kayak gini." gerutu ku dengan emosi yang udah naik sampe ke ubun-ubun.

"Ini semua gara-gara si botak gila itu, bikin pusing aja kerjaan nya. Ada aja tingkah nya yang bikin aku pening, huh."

Aku terus saja menggerutu sembari membuang nafas kasar, akibat ulah selingkuhan lima langkah ku itu.

Episodes
1 Awal Mula Selingkuh
2 Sepulang Dari Hotel
3 POV Agus
4 Aksi Nekat di Ruang Tamu
5 Kembali Ditolak Bang Darma
6 Perkenalan AYU
7 Mantan Pacar Kembali Datang
8 Bersama Rendi Di Hotel
9 Berbalas Pesan
10 Olahraga Pagi
11 Kedatangan Rendi Ke Rumah
12 Bang Darma Minta Jatah
13 Gangguan Dari Pak Kades
14 Gangguan Silih Berganti
15 Emas untuk Yuni
16 Tingkah Bang Agus
17 Kemarahanku pada Yuni
18 Hufff, Hampir Saja
19 Ketahuan Tetangga
20 Mantan istri berulah
21 Karma Instan Buat Tetangga Kepo
22 Bang Darma vs Mantan Istri
23 Kepergok Rendi
24 Ancaman Rendi
25 Tidak di Perdulikan
26 Masih Tetap Acuh
27 Ketulusan Bang Agus
28 Nenek Pergi Selamanya
29 Cekcok
30 POV Darma
31 Melawan Yuni
32 Dua Lawan Satu (duo lalat ijo)
33 Tegas Pada Bang Darma
34 Ngerjain Pak Kades
35 Pinjam Motor
36 Uang Dari Bang Agus
37 Kabar Motor Bang Darma
38 Emosi Bang Darma
39 Tingkah Bang Agus
40 Kembali Cekcok
41 POV Yuni 1
42 POV Yuni 2
43 POV Yuni End
44 Kejujuran Yuni
45 Biar Kapok
46 Jatah Bang Agus
47 Kecelakaan
48 Motor Hilang (kualat)
49 Mantan Terindah
50 Bang Agus Cemburu
51 Hantu Kecil
52 Murka pada Yuni
53 Perang Lagi
54 Bertengkar
55 Ngibulin bang Agus
56 Di Rendahkan
57 Kembali Mengganggu
58 Di Hotel
59 Menagih Kembali
60 Air Cabe
61 Musuh Dalam Selimut
62 Di Salahkan
63 Minta Izin
64 Lakukanlah, Bang!
65 Kayu atau Besi
66 Berlanjut terus
67 Akhir Dari Bercerita
68 Pulang
69 Naya curiga
70 Hampir Saja Terbongkar
71 Pinjam Uang Lima Juta
72 Emosi Meledak
73 Mengadu Domba
74 Aksi Gilaku
75 Bang Agus atau Rendi?
76 Bersama Rendi
77 Berkeringat Lagi
78 Jalan-Jalan Malam
79 Kejadian Dikamar Sebelah
80 Keluar dari hotel
81 Sandal Siapa?
82 Kejadian Didalam Rumah
83 Jujur Pada Bang Darma
84 Tempat Pelampiasan Amarah
85 Bang Agus Curiga
86 Pesan Dari Tiga Lelaki
87 Pelayanan Bang Agus
88 Uang Dari Pak Kades
89 Tamu Tak Diundang
90 Kabur
91 Curhat
92 Minta uang
93 Bang Agus kecewa
94 Pertanyaan bikin pusing
95 Balas dendam bang Darma
96 Balas Dendam Berlanjut
97 Berdebat
98 Keselek makanan
99 Masih di hotel
100 Pulang ke rumah
101 Ceraikan Aku!
102 Rencana terbongkar
103 Filing
104 Mencurigakan
105 Bacaan dari Dina
106 Ada Apa Denganku?
107 Manusia atau Bunglon
108 Keringat pagi
109 Besar Pasak Dari Pada Tiang
110 Di rumah bang Agus
111 Menguping
112 Geram
113 Janjian
114 Bocah gendeng (Naya)
115 Dugaan
116 Ngerjain Rendi
117 Mau pulang atau nginap?
118 Jalan-jalan
119 Musuh Bebuyutan
120 Tanya Jawab
121 Cinta Pandangan Pertama
122 POV NAYA
123 Mengalah
124 Mimpi
125 Menjelaskan
126 Rendi Marah
127 Makan Diluar
128 Sama Sama Nginap
129 Tuduhan dari Naya
130 Gara-Gara Foto
131 Bertemu Pak Kades
132 Pelayanan yang Memuaskan
133 Memakai Kamar Pribadi
134 Darma dan Dina (Author)
135 Kawin Lari
136 Kekesalan Rendi
137 Janji
138 Kembali ke Rumah
139 Meminta Izin
140 Kerumah Naya
141 Tingkah Aneh Naya
142 Bujukan Bang Agus
143 Minta Upah
144 Rencana Dina dan Darma (Author)
145 Kabar Gembira Buat Yuni (Author)
146 Perang Mulut
147 Semua Karena Salahku
148 Khayalan Yuni (Author)
149 Pancingan Yuni
150 Dirumah Darma
151 Kelakuan Anak Dan Bapak
152 Emosi Ayu
153 Video
154 Kepergok Dina
155 Membalas Tanpa Menyentuh
156 Menginap Berdua
157 Berbohong (Author)
158 Jumpa Rival
159 Sama Siapa Dia?
160 Usulan Yuni
161 Sama Saja
162 Bertengkar
163 Jalan-Jalan ke Mall
164 Tumben
165 Merajuk
166 Sayang Gak Sama Aku?
167 Ketahuan Lagi
168 Kemarahan Dina
169 Membatalkan Rencana Pernikahan
170 Ancaman Bang Darma
171 Akhir Dari Perdebatan Panjang
172 Kebahagiaan Darma dan Yuni
173 Dilema
174 Melawan Belatung Nangka
175 Menolak
176 Kebohongan Darma
177 Persyaratan Gila Dari Dina
178 Visual
179 Ajakan Pak Kades
180 Memanggil Rendi
181 Orang Atau Kebo?
182 Pulang Kerumah Dina
183 Ulah Dina
184 Terpaksa Menyetujui
185 Kepo
186 Tendangan Super
187 Mimpi yang Nyata
188 Mencuri
189 Membagi Uang
190 Adu Kekuatan
191 Memelas
192 Keluar dengan si Botak
193 Biduran
194 Usulan Ayu
195 Tentang Dina
196 Kepedean Tingkat Tinggi
197 Kecemburuan Yuni
198 Telur dan Tempe
199 Sama-Sama Rakus
200 Kangen
201 Merajuk
202 Kemarahan Darma
203 Rasa Bosan Darma
204 Pasrah
205 Menemui Rendi
206 Sedikit Rasa Penyesalan
207 Tingkringan Bancet
208 Curiga
209 Rengekan Manja Bang Darma
210 Kembali Terjadi
211 Rencana Yang Gagal
212 Kebohongan Demi Kebohongan
213 Melawan Remahan Rempeyek
214 Mengusir Yuni
215 Membandingkan
216 Ganteng Kagak, Kere Iya
217 Nekat
218 Pertengkaran Ibu dan Anak
219 Anak Kandung Atau Anak Pungut?
220 Persiapan Darma
221 Ingin Tidur Bersama Kalian
222 Rencana Pindah
223 Ulah Anak Beranak
224 Aksi Nekat Pak Kades
225 Sawah Sepetak
226 Melayani Aki-Aki Genit
227 Masih Bersama Pak Kades
228 Godaan Yuni
229 Akibat Keceplosan
230 Gajah Bengkak
231 Gombalan Darma
232 Blokir Sementara
233 Kena Tendang
234 Emosi Ayu
235 Nenek Sihir
236 Sini, Lawan Aku!
237 Kabar Gembira Darma
238 Suasana Haru
239 Maafkan Aku Botak
240 Godaan Rudi
241 Akhir Dari Sebuah Petualangan
242 Pengumuman
Episodes

Updated 242 Episodes

1
Awal Mula Selingkuh
2
Sepulang Dari Hotel
3
POV Agus
4
Aksi Nekat di Ruang Tamu
5
Kembali Ditolak Bang Darma
6
Perkenalan AYU
7
Mantan Pacar Kembali Datang
8
Bersama Rendi Di Hotel
9
Berbalas Pesan
10
Olahraga Pagi
11
Kedatangan Rendi Ke Rumah
12
Bang Darma Minta Jatah
13
Gangguan Dari Pak Kades
14
Gangguan Silih Berganti
15
Emas untuk Yuni
16
Tingkah Bang Agus
17
Kemarahanku pada Yuni
18
Hufff, Hampir Saja
19
Ketahuan Tetangga
20
Mantan istri berulah
21
Karma Instan Buat Tetangga Kepo
22
Bang Darma vs Mantan Istri
23
Kepergok Rendi
24
Ancaman Rendi
25
Tidak di Perdulikan
26
Masih Tetap Acuh
27
Ketulusan Bang Agus
28
Nenek Pergi Selamanya
29
Cekcok
30
POV Darma
31
Melawan Yuni
32
Dua Lawan Satu (duo lalat ijo)
33
Tegas Pada Bang Darma
34
Ngerjain Pak Kades
35
Pinjam Motor
36
Uang Dari Bang Agus
37
Kabar Motor Bang Darma
38
Emosi Bang Darma
39
Tingkah Bang Agus
40
Kembali Cekcok
41
POV Yuni 1
42
POV Yuni 2
43
POV Yuni End
44
Kejujuran Yuni
45
Biar Kapok
46
Jatah Bang Agus
47
Kecelakaan
48
Motor Hilang (kualat)
49
Mantan Terindah
50
Bang Agus Cemburu
51
Hantu Kecil
52
Murka pada Yuni
53
Perang Lagi
54
Bertengkar
55
Ngibulin bang Agus
56
Di Rendahkan
57
Kembali Mengganggu
58
Di Hotel
59
Menagih Kembali
60
Air Cabe
61
Musuh Dalam Selimut
62
Di Salahkan
63
Minta Izin
64
Lakukanlah, Bang!
65
Kayu atau Besi
66
Berlanjut terus
67
Akhir Dari Bercerita
68
Pulang
69
Naya curiga
70
Hampir Saja Terbongkar
71
Pinjam Uang Lima Juta
72
Emosi Meledak
73
Mengadu Domba
74
Aksi Gilaku
75
Bang Agus atau Rendi?
76
Bersama Rendi
77
Berkeringat Lagi
78
Jalan-Jalan Malam
79
Kejadian Dikamar Sebelah
80
Keluar dari hotel
81
Sandal Siapa?
82
Kejadian Didalam Rumah
83
Jujur Pada Bang Darma
84
Tempat Pelampiasan Amarah
85
Bang Agus Curiga
86
Pesan Dari Tiga Lelaki
87
Pelayanan Bang Agus
88
Uang Dari Pak Kades
89
Tamu Tak Diundang
90
Kabur
91
Curhat
92
Minta uang
93
Bang Agus kecewa
94
Pertanyaan bikin pusing
95
Balas dendam bang Darma
96
Balas Dendam Berlanjut
97
Berdebat
98
Keselek makanan
99
Masih di hotel
100
Pulang ke rumah
101
Ceraikan Aku!
102
Rencana terbongkar
103
Filing
104
Mencurigakan
105
Bacaan dari Dina
106
Ada Apa Denganku?
107
Manusia atau Bunglon
108
Keringat pagi
109
Besar Pasak Dari Pada Tiang
110
Di rumah bang Agus
111
Menguping
112
Geram
113
Janjian
114
Bocah gendeng (Naya)
115
Dugaan
116
Ngerjain Rendi
117
Mau pulang atau nginap?
118
Jalan-jalan
119
Musuh Bebuyutan
120
Tanya Jawab
121
Cinta Pandangan Pertama
122
POV NAYA
123
Mengalah
124
Mimpi
125
Menjelaskan
126
Rendi Marah
127
Makan Diluar
128
Sama Sama Nginap
129
Tuduhan dari Naya
130
Gara-Gara Foto
131
Bertemu Pak Kades
132
Pelayanan yang Memuaskan
133
Memakai Kamar Pribadi
134
Darma dan Dina (Author)
135
Kawin Lari
136
Kekesalan Rendi
137
Janji
138
Kembali ke Rumah
139
Meminta Izin
140
Kerumah Naya
141
Tingkah Aneh Naya
142
Bujukan Bang Agus
143
Minta Upah
144
Rencana Dina dan Darma (Author)
145
Kabar Gembira Buat Yuni (Author)
146
Perang Mulut
147
Semua Karena Salahku
148
Khayalan Yuni (Author)
149
Pancingan Yuni
150
Dirumah Darma
151
Kelakuan Anak Dan Bapak
152
Emosi Ayu
153
Video
154
Kepergok Dina
155
Membalas Tanpa Menyentuh
156
Menginap Berdua
157
Berbohong (Author)
158
Jumpa Rival
159
Sama Siapa Dia?
160
Usulan Yuni
161
Sama Saja
162
Bertengkar
163
Jalan-Jalan ke Mall
164
Tumben
165
Merajuk
166
Sayang Gak Sama Aku?
167
Ketahuan Lagi
168
Kemarahan Dina
169
Membatalkan Rencana Pernikahan
170
Ancaman Bang Darma
171
Akhir Dari Perdebatan Panjang
172
Kebahagiaan Darma dan Yuni
173
Dilema
174
Melawan Belatung Nangka
175
Menolak
176
Kebohongan Darma
177
Persyaratan Gila Dari Dina
178
Visual
179
Ajakan Pak Kades
180
Memanggil Rendi
181
Orang Atau Kebo?
182
Pulang Kerumah Dina
183
Ulah Dina
184
Terpaksa Menyetujui
185
Kepo
186
Tendangan Super
187
Mimpi yang Nyata
188
Mencuri
189
Membagi Uang
190
Adu Kekuatan
191
Memelas
192
Keluar dengan si Botak
193
Biduran
194
Usulan Ayu
195
Tentang Dina
196
Kepedean Tingkat Tinggi
197
Kecemburuan Yuni
198
Telur dan Tempe
199
Sama-Sama Rakus
200
Kangen
201
Merajuk
202
Kemarahan Darma
203
Rasa Bosan Darma
204
Pasrah
205
Menemui Rendi
206
Sedikit Rasa Penyesalan
207
Tingkringan Bancet
208
Curiga
209
Rengekan Manja Bang Darma
210
Kembali Terjadi
211
Rencana Yang Gagal
212
Kebohongan Demi Kebohongan
213
Melawan Remahan Rempeyek
214
Mengusir Yuni
215
Membandingkan
216
Ganteng Kagak, Kere Iya
217
Nekat
218
Pertengkaran Ibu dan Anak
219
Anak Kandung Atau Anak Pungut?
220
Persiapan Darma
221
Ingin Tidur Bersama Kalian
222
Rencana Pindah
223
Ulah Anak Beranak
224
Aksi Nekat Pak Kades
225
Sawah Sepetak
226
Melayani Aki-Aki Genit
227
Masih Bersama Pak Kades
228
Godaan Yuni
229
Akibat Keceplosan
230
Gajah Bengkak
231
Gombalan Darma
232
Blokir Sementara
233
Kena Tendang
234
Emosi Ayu
235
Nenek Sihir
236
Sini, Lawan Aku!
237
Kabar Gembira Darma
238
Suasana Haru
239
Maafkan Aku Botak
240
Godaan Rudi
241
Akhir Dari Sebuah Petualangan
242
Pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!