Hufff, Hampir Saja

Waktu terus bergulir, tanpa terasa sore pun menjelang. Aku melihat jam dinding yang sudah menunjukkan pukul setengah empat sore.

Sedang asyik berleha-leha di atas ranjang, tiba-tiba aku tersentak kaget karena mendengar suara dering ponsel yang cukup memekakkan telinga.

"Siapa sih, ganggu kesenangan orang aja? Gak tau apa, kalo aku lagi gak mau di ganggu?"

Sungut ku sambil memanjang kan tangan ke atas meja, untuk mengambil ponsel yang sedang memekik.

"Heleh, botak maneh. Ini si tuyul kalo gak ganggu aku satu hariii aja, mungkin bisa gatel-gatel badan nya," gerutu ku lagi.

"Halo, assalamualaikum," salam ku menerima panggilan sambil berbaring dan memeluk guling.

"Wa'laikum salam, lagi ngapain, say?" tanya bang Agus si botak tuyul ku.

"Lagi ngebayangin dirimu yang sedang ngepet cari uang," jawab ku asal.

"Loh, kok ngepet sih, say? Emang nya aku ini b***i ngepet apa? Ada-ada aja sayang ku ini lah, hahaha." Bang Agus mengoceh sembari tergelak.

"Bukan b***i ngepet, bang. Tapi tuyul yang lagi ngepet ke rumah-rumah orang buat nyolong duit. Kayak yang di tv-tv itu loh," jelas ku.

"Oooh, kirain hehehe," balas bang Agus.

Aku hanya tersenyum mendengar ocehan si botak tuyul ku itu.

"Besok kita keluar yok, say! Abang kangen banget ingin memeluk dirimu," ajak bang Agus.

"Ogah, masa tiap hari kangen. Masa tiap hari pengen peluk terus. Emang nya gak ada alasan yang lain gitu?" gerutu ku.

"Cari yang lebih keren dikit kenapa sih alasan nya. Masa itu-itu terus gombalan andalan nya, bosan aku dengar nya, tau gak?" omel ku.

"Ya memang itu kenyataan nya, say. Gak ada alasan lain lagi, cuma itu tok. Lagian aneh-aneh aja, mana ada alasan yang keren? Yang romantis sih ada bukan yang keren," tutur bang Agus.

"Ya ya ya, ngalah aja lah," balas ku pasrah.

"Naaaah gitu dong, ngalah sama yang lebih tua. Anak pintar, hahahaha!" gelak bang Agus.

Aku semakin kesal mendengar ledekan bang Agus yang tiada henti-hentinya mentertawai ku.

"Ketawa aja lah terus, nanti kemasukan tawon tu mulut, baru tau rasa!" umpat ku dengan nada ketus.

"Bah, jelek kali lah pulak doa mu itu, say!" ujar bang Agus.

"Biarin, week!" balas ku sambil menjulurkan lidah, seolah-olah bang Agus ada di depan ku saat ini.

"Waduh, ngeledek pulak dia. Awas aja nanti, abang gigit tu lidah sampe dower!" ancam bang Agus.

"Coba aja kalo bisa, hahaha. Udah ah, capek bercanda terus. Abang nelpon aku mau ngapain?" tanya ku mengalihkan topik pembicaraan.

"Ya mau ngajak dirimu keluar lah, say. Besok bisa kan?" tanya bang Agus.

Aku langsung terdiam sejenak. Setelah beberapa saat berpikir, aku pun kembali bersuara.

"Aku gak bisa janji, bang. Tengok sikon (situasi dan kondisi) besok lah ya!" jawab ku tidak bisa memberi kepastian pada nya.

"Oke, say. Kalo memang bisa, kabari aja ya. Soal nya besok abang of kerja," balas bang Agus.

"Iya, botak tuyul ku. Ya udah kalo gitu, aku mau mandi dulu ya, assalamualaikum," pamit ku sambil menutup panggilan.

"Wa'laikum salam, sayang ku," balas bang Agus.

Setelah menerima panggilan dari bang Agus, aku segera melangkah ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Kemudian lanjut melaksanakan kewajiban sebagai umat muslim yaitu shalat.

Selesai shalat, aku berjalan ke dapur untuk membuat bakwan sayur sebagai cemilan sore. Setelah selesai, aku meletakkan bakwan sayur itu di atas meja ruang tamu, bersama dengan dua gelas teh manis panas.

Beberapa menit kemudian, bang Darma pun pulang dan memarkir kan motor nya di depan teras rumah.

"Assalamualaikum," salam bang Darma sambil melangkah kan kaki masuk ke dalam rumah.

"Wa'laikum salam," balas ku lalu menghampiri nya, dan mencium punggung tangan nya.

Tanpa berkata apa pun lagi, bang Darma langsung melangkah ke kamar mandi. Selesai membersihkan diri nya, dia pun segera melaksanakan shalat ashar.

"Yuni udah ngambil uang bulanan nya, dek?" tanya bang Darma setelah selesai melipat sarung dan sajadah, yang di gunakan nya untuk shalat tadi.

"Udah, tadi habis aku marahi juga si Yuni." jawab ku sambil menyeruput teh.

Bang Darma langsung duduk di sofa setelah mendengar ucapan ku barusan. Dia memakan bakwan sayur yang sudah tersedia di atas meja.

"Di marahi kenapa?" tanya bang Darma sambil mengunyah makanan nya.

"Semua emas nya sudah di jual oleh mamak nya," jawab ku dan ikut mengambil bakwan lalu memakan nya.

"Tuh kan, apa abang bilang? Mereka memang gak bisa di percaya. Abang udah tau sifat mamak Yuni itu gimana?" balas bang Darma.

Aku hanya diam sambil terus memakan cemilan itu dengan santai.

"Kemaren kan udah abang bilangin gak usah di belikan. Tapi adek tetap aja ngeyel, tetap aja ngotot mau belikan. Akhirnya sekarang apa? Cuma bikin sakit aja kan?"

Omel bang Darma sambil terus mengunyah bakwan itu di mulut nya.

"Ya udah lah, mau gimana lagi? Semua nya sudah terlanjur terjadi, yang penting sekarang aku sudah tau sifat mereka. Buat pelajaran aja untuk ke depan nya," balas ku sambil menghela nafas berat.

"Sakit hati sih sebenarnya, tapi ya apa boleh buat. Semua nya sudah terjadi, dan waktu juga tidak bisa di putar kembali. Aku cukup tahu saja sifat kalian seperti itu," batin ku geram.

"Lain kali jangan belikan apa pun lagi untuk si Yuni, cukup kasi uang bulanan nya saja!" Tegas bang Darma, lalu meneguk teh manis yang sudah mulai dingin di depan nya.

"Iya, aku gak bakalan belikan apa pun lagi untuk dia," balas ku menyetujui usulan bang Darma.

Setelah mendengar jawaban ku, bang Darma pun langsung bangkit dari duduk nya. Dia berjalan masuk ke kamar dan merebahkan tubuh nya di atas ranjang. Ia memulai kegiatan wajib nya yaitu bermain ponsel.

Aku pun tidak mau kalah, aku juga ikut berbaring di samping nya sambil memainkan ponsel ku. Baru saja menyalakan ponsel, mata ku langsung melotot melihat pesan teks dari bang Agus.

"Sayang, i love you. Besok jadi ya kita ke hotel nya? Abang sudah kangen banget dengan mu, say."

Itu lah kata-kata yang di kirim kan bang Agus kepada ku melalui pesan teks.

"Ya ampun, untung saja aku duluan yang buka pesan ini. Kalo sampe bang Darma yang buka, bisa berabe urusan nya," batin ku sedikit cemas dan gelisah.

"Lagian ini botak kok nekat banget sih. Udah tau bang Darma lagi di rumah, seenak jidat nya aja ngirimin pesan kayak gini," gerutu ku kesal, sambil terus mengumpat bang Agus dalam hati.

"Jangan sembarangan kirim pesan kayak gitu lah, bang. Kalo sampe pesan ini di baca bang Darma, bisa gawat urusan nya."

Aku mengirimkan balasan pesan itu kepada bang Agus. Tak lama kemudian, balasan dari si botak pun muncul di layar ponsel ku.

"Iya maaf, say. Lain kali abang gak akan sembarangan lagi, maaf ya!" balas bang Agus.

"Oke, sekali ni aku maaf kan.Tapi kalo lain kali kayak gini lagi, aku bakalan blokir semua komunikasi kita, ingat itu!"

Ancam ku pada bang Agus, agar dia tidak sembarangan lagi mengirimkan pesan kepada ku.

"Jangan gitu lah, say. Iya, abang janji gak akan sembarangan lagi kok, sumpah!" balas bang Agus lagi.

"Oke, aku pegang omongan abang itu," balas ku.

"Iya, say. Ya udah deh, besok kabari aja ya bisa atau tidak bisa kita keluar," balas bang Agus.

"Iya, besok aku kabari. Udah dulu ya, ada bang Darma nih di samping ku. Aku takut nanti dia curiga pulak, assalamualaikum," balas ku menutup percakapan pesan dengan bang Agus.

"Oke say, wa'laikum salam," balas bang Agus.

"Hufff, hampir aja ketahuan. Untung aja bang Darma gak ngotak-ngatik ponsel ku, kalo sampe dia membaca pesan dari si botak tuyul ini, bisa hancur dunia persilatan," batin ku sambil menghela nafas lega.

Aku melirik bang Darma yang masih tampak asyik melihat video lucu dari ponsel nya. Dia memiringkan tubuh nya menghadap ke tembok memunggungi ku.

"Syukur lah dia tidak pernah mencurigai ku," batin ku sedikit tenang.

Setelah melihat bang Darma yang masih terlihat anteng, dan sama sekali tidak menaruh curiga sedikit pun pada ku, aku pun langsung memiringkan badan dan memeluk guling lalu memejamkan mata.

Tak butuh waktu lama, aku pun mulai terlelap dan tertidur dengan nyenyak. Begitu juga dengan bang Darma, dia meletakkan ponsel nya dan ikut menyusul ku ke alam mimpi.

Seperti biasa, posisi tidur kami itu ya saling memunggungi. Tak ada canda tawa, tak ada kemesraan, tak ada kecupan hangat sebelum tidur.

Semua nya berlalu tanpa ada nya keharmonisan. Bang Darma itu tahu nya cuma lurus-lurus saja, tidak tahu yang aneh-aneh, tidak pernah neko-neko, tidak pernah belok-belok.

Tahu nya cuma lurus saja seperti jalan tol. Seperti itu lah kira-kira sifat bang Darma saat ini.

Terpopuler

Comments

Red Jasmine

Red Jasmine

semangat thor

2023-03-09

1

lihat semua
Episodes
1 Awal Mula Selingkuh
2 Sepulang Dari Hotel
3 POV Agus
4 Aksi Nekat di Ruang Tamu
5 Kembali Ditolak Bang Darma
6 Perkenalan AYU
7 Mantan Pacar Kembali Datang
8 Bersama Rendi Di Hotel
9 Berbalas Pesan
10 Olahraga Pagi
11 Kedatangan Rendi Ke Rumah
12 Bang Darma Minta Jatah
13 Gangguan Dari Pak Kades
14 Gangguan Silih Berganti
15 Emas untuk Yuni
16 Tingkah Bang Agus
17 Kemarahanku pada Yuni
18 Hufff, Hampir Saja
19 Ketahuan Tetangga
20 Mantan istri berulah
21 Karma Instan Buat Tetangga Kepo
22 Bang Darma vs Mantan Istri
23 Kepergok Rendi
24 Ancaman Rendi
25 Tidak di Perdulikan
26 Masih Tetap Acuh
27 Ketulusan Bang Agus
28 Nenek Pergi Selamanya
29 Cekcok
30 POV Darma
31 Melawan Yuni
32 Dua Lawan Satu (duo lalat ijo)
33 Tegas Pada Bang Darma
34 Ngerjain Pak Kades
35 Pinjam Motor
36 Uang Dari Bang Agus
37 Kabar Motor Bang Darma
38 Emosi Bang Darma
39 Tingkah Bang Agus
40 Kembali Cekcok
41 POV Yuni 1
42 POV Yuni 2
43 POV Yuni End
44 Kejujuran Yuni
45 Biar Kapok
46 Jatah Bang Agus
47 Kecelakaan
48 Motor Hilang (kualat)
49 Mantan Terindah
50 Bang Agus Cemburu
51 Hantu Kecil
52 Murka pada Yuni
53 Perang Lagi
54 Bertengkar
55 Ngibulin bang Agus
56 Di Rendahkan
57 Kembali Mengganggu
58 Di Hotel
59 Menagih Kembali
60 Air Cabe
61 Musuh Dalam Selimut
62 Di Salahkan
63 Minta Izin
64 Lakukanlah, Bang!
65 Kayu atau Besi
66 Berlanjut terus
67 Akhir Dari Bercerita
68 Pulang
69 Naya curiga
70 Hampir Saja Terbongkar
71 Pinjam Uang Lima Juta
72 Emosi Meledak
73 Mengadu Domba
74 Aksi Gilaku
75 Bang Agus atau Rendi?
76 Bersama Rendi
77 Berkeringat Lagi
78 Jalan-Jalan Malam
79 Kejadian Dikamar Sebelah
80 Keluar dari hotel
81 Sandal Siapa?
82 Kejadian Didalam Rumah
83 Jujur Pada Bang Darma
84 Tempat Pelampiasan Amarah
85 Bang Agus Curiga
86 Pesan Dari Tiga Lelaki
87 Pelayanan Bang Agus
88 Uang Dari Pak Kades
89 Tamu Tak Diundang
90 Kabur
91 Curhat
92 Minta uang
93 Bang Agus kecewa
94 Pertanyaan bikin pusing
95 Balas dendam bang Darma
96 Balas Dendam Berlanjut
97 Berdebat
98 Keselek makanan
99 Masih di hotel
100 Pulang ke rumah
101 Ceraikan Aku!
102 Rencana terbongkar
103 Filing
104 Mencurigakan
105 Bacaan dari Dina
106 Ada Apa Denganku?
107 Manusia atau Bunglon
108 Keringat pagi
109 Besar Pasak Dari Pada Tiang
110 Di rumah bang Agus
111 Menguping
112 Geram
113 Janjian
114 Bocah gendeng (Naya)
115 Dugaan
116 Ngerjain Rendi
117 Mau pulang atau nginap?
118 Jalan-jalan
119 Musuh Bebuyutan
120 Tanya Jawab
121 Cinta Pandangan Pertama
122 POV NAYA
123 Mengalah
124 Mimpi
125 Menjelaskan
126 Rendi Marah
127 Makan Diluar
128 Sama Sama Nginap
129 Tuduhan dari Naya
130 Gara-Gara Foto
131 Bertemu Pak Kades
132 Pelayanan yang Memuaskan
133 Memakai Kamar Pribadi
134 Darma dan Dina (Author)
135 Kawin Lari
136 Kekesalan Rendi
137 Janji
138 Kembali ke Rumah
139 Meminta Izin
140 Kerumah Naya
141 Tingkah Aneh Naya
142 Bujukan Bang Agus
143 Minta Upah
144 Rencana Dina dan Darma (Author)
145 Kabar Gembira Buat Yuni (Author)
146 Perang Mulut
147 Semua Karena Salahku
148 Khayalan Yuni (Author)
149 Pancingan Yuni
150 Dirumah Darma
151 Kelakuan Anak Dan Bapak
152 Emosi Ayu
153 Video
154 Kepergok Dina
155 Membalas Tanpa Menyentuh
156 Menginap Berdua
157 Berbohong (Author)
158 Jumpa Rival
159 Sama Siapa Dia?
160 Usulan Yuni
161 Sama Saja
162 Bertengkar
163 Jalan-Jalan ke Mall
164 Tumben
165 Merajuk
166 Sayang Gak Sama Aku?
167 Ketahuan Lagi
168 Kemarahan Dina
169 Membatalkan Rencana Pernikahan
170 Ancaman Bang Darma
171 Akhir Dari Perdebatan Panjang
172 Kebahagiaan Darma dan Yuni
173 Dilema
174 Melawan Belatung Nangka
175 Menolak
176 Kebohongan Darma
177 Persyaratan Gila Dari Dina
178 Visual
179 Ajakan Pak Kades
180 Memanggil Rendi
181 Orang Atau Kebo?
182 Pulang Kerumah Dina
183 Ulah Dina
184 Terpaksa Menyetujui
185 Kepo
186 Tendangan Super
187 Mimpi yang Nyata
188 Mencuri
189 Membagi Uang
190 Adu Kekuatan
191 Memelas
192 Keluar dengan si Botak
193 Biduran
194 Usulan Ayu
195 Tentang Dina
196 Kepedean Tingkat Tinggi
197 Kecemburuan Yuni
198 Telur dan Tempe
199 Sama-Sama Rakus
200 Kangen
201 Merajuk
202 Kemarahan Darma
203 Rasa Bosan Darma
204 Pasrah
205 Menemui Rendi
206 Sedikit Rasa Penyesalan
207 Tingkringan Bancet
208 Curiga
209 Rengekan Manja Bang Darma
210 Kembali Terjadi
211 Rencana Yang Gagal
212 Kebohongan Demi Kebohongan
213 Melawan Remahan Rempeyek
214 Mengusir Yuni
215 Membandingkan
216 Ganteng Kagak, Kere Iya
217 Nekat
218 Pertengkaran Ibu dan Anak
219 Anak Kandung Atau Anak Pungut?
220 Persiapan Darma
221 Ingin Tidur Bersama Kalian
222 Rencana Pindah
223 Ulah Anak Beranak
224 Aksi Nekat Pak Kades
225 Sawah Sepetak
226 Melayani Aki-Aki Genit
227 Masih Bersama Pak Kades
228 Godaan Yuni
229 Akibat Keceplosan
230 Gajah Bengkak
231 Gombalan Darma
232 Blokir Sementara
233 Kena Tendang
234 Emosi Ayu
235 Nenek Sihir
236 Sini, Lawan Aku!
237 Kabar Gembira Darma
238 Suasana Haru
239 Maafkan Aku Botak
240 Godaan Rudi
241 Akhir Dari Sebuah Petualangan
242 Pengumuman
Episodes

Updated 242 Episodes

1
Awal Mula Selingkuh
2
Sepulang Dari Hotel
3
POV Agus
4
Aksi Nekat di Ruang Tamu
5
Kembali Ditolak Bang Darma
6
Perkenalan AYU
7
Mantan Pacar Kembali Datang
8
Bersama Rendi Di Hotel
9
Berbalas Pesan
10
Olahraga Pagi
11
Kedatangan Rendi Ke Rumah
12
Bang Darma Minta Jatah
13
Gangguan Dari Pak Kades
14
Gangguan Silih Berganti
15
Emas untuk Yuni
16
Tingkah Bang Agus
17
Kemarahanku pada Yuni
18
Hufff, Hampir Saja
19
Ketahuan Tetangga
20
Mantan istri berulah
21
Karma Instan Buat Tetangga Kepo
22
Bang Darma vs Mantan Istri
23
Kepergok Rendi
24
Ancaman Rendi
25
Tidak di Perdulikan
26
Masih Tetap Acuh
27
Ketulusan Bang Agus
28
Nenek Pergi Selamanya
29
Cekcok
30
POV Darma
31
Melawan Yuni
32
Dua Lawan Satu (duo lalat ijo)
33
Tegas Pada Bang Darma
34
Ngerjain Pak Kades
35
Pinjam Motor
36
Uang Dari Bang Agus
37
Kabar Motor Bang Darma
38
Emosi Bang Darma
39
Tingkah Bang Agus
40
Kembali Cekcok
41
POV Yuni 1
42
POV Yuni 2
43
POV Yuni End
44
Kejujuran Yuni
45
Biar Kapok
46
Jatah Bang Agus
47
Kecelakaan
48
Motor Hilang (kualat)
49
Mantan Terindah
50
Bang Agus Cemburu
51
Hantu Kecil
52
Murka pada Yuni
53
Perang Lagi
54
Bertengkar
55
Ngibulin bang Agus
56
Di Rendahkan
57
Kembali Mengganggu
58
Di Hotel
59
Menagih Kembali
60
Air Cabe
61
Musuh Dalam Selimut
62
Di Salahkan
63
Minta Izin
64
Lakukanlah, Bang!
65
Kayu atau Besi
66
Berlanjut terus
67
Akhir Dari Bercerita
68
Pulang
69
Naya curiga
70
Hampir Saja Terbongkar
71
Pinjam Uang Lima Juta
72
Emosi Meledak
73
Mengadu Domba
74
Aksi Gilaku
75
Bang Agus atau Rendi?
76
Bersama Rendi
77
Berkeringat Lagi
78
Jalan-Jalan Malam
79
Kejadian Dikamar Sebelah
80
Keluar dari hotel
81
Sandal Siapa?
82
Kejadian Didalam Rumah
83
Jujur Pada Bang Darma
84
Tempat Pelampiasan Amarah
85
Bang Agus Curiga
86
Pesan Dari Tiga Lelaki
87
Pelayanan Bang Agus
88
Uang Dari Pak Kades
89
Tamu Tak Diundang
90
Kabur
91
Curhat
92
Minta uang
93
Bang Agus kecewa
94
Pertanyaan bikin pusing
95
Balas dendam bang Darma
96
Balas Dendam Berlanjut
97
Berdebat
98
Keselek makanan
99
Masih di hotel
100
Pulang ke rumah
101
Ceraikan Aku!
102
Rencana terbongkar
103
Filing
104
Mencurigakan
105
Bacaan dari Dina
106
Ada Apa Denganku?
107
Manusia atau Bunglon
108
Keringat pagi
109
Besar Pasak Dari Pada Tiang
110
Di rumah bang Agus
111
Menguping
112
Geram
113
Janjian
114
Bocah gendeng (Naya)
115
Dugaan
116
Ngerjain Rendi
117
Mau pulang atau nginap?
118
Jalan-jalan
119
Musuh Bebuyutan
120
Tanya Jawab
121
Cinta Pandangan Pertama
122
POV NAYA
123
Mengalah
124
Mimpi
125
Menjelaskan
126
Rendi Marah
127
Makan Diluar
128
Sama Sama Nginap
129
Tuduhan dari Naya
130
Gara-Gara Foto
131
Bertemu Pak Kades
132
Pelayanan yang Memuaskan
133
Memakai Kamar Pribadi
134
Darma dan Dina (Author)
135
Kawin Lari
136
Kekesalan Rendi
137
Janji
138
Kembali ke Rumah
139
Meminta Izin
140
Kerumah Naya
141
Tingkah Aneh Naya
142
Bujukan Bang Agus
143
Minta Upah
144
Rencana Dina dan Darma (Author)
145
Kabar Gembira Buat Yuni (Author)
146
Perang Mulut
147
Semua Karena Salahku
148
Khayalan Yuni (Author)
149
Pancingan Yuni
150
Dirumah Darma
151
Kelakuan Anak Dan Bapak
152
Emosi Ayu
153
Video
154
Kepergok Dina
155
Membalas Tanpa Menyentuh
156
Menginap Berdua
157
Berbohong (Author)
158
Jumpa Rival
159
Sama Siapa Dia?
160
Usulan Yuni
161
Sama Saja
162
Bertengkar
163
Jalan-Jalan ke Mall
164
Tumben
165
Merajuk
166
Sayang Gak Sama Aku?
167
Ketahuan Lagi
168
Kemarahan Dina
169
Membatalkan Rencana Pernikahan
170
Ancaman Bang Darma
171
Akhir Dari Perdebatan Panjang
172
Kebahagiaan Darma dan Yuni
173
Dilema
174
Melawan Belatung Nangka
175
Menolak
176
Kebohongan Darma
177
Persyaratan Gila Dari Dina
178
Visual
179
Ajakan Pak Kades
180
Memanggil Rendi
181
Orang Atau Kebo?
182
Pulang Kerumah Dina
183
Ulah Dina
184
Terpaksa Menyetujui
185
Kepo
186
Tendangan Super
187
Mimpi yang Nyata
188
Mencuri
189
Membagi Uang
190
Adu Kekuatan
191
Memelas
192
Keluar dengan si Botak
193
Biduran
194
Usulan Ayu
195
Tentang Dina
196
Kepedean Tingkat Tinggi
197
Kecemburuan Yuni
198
Telur dan Tempe
199
Sama-Sama Rakus
200
Kangen
201
Merajuk
202
Kemarahan Darma
203
Rasa Bosan Darma
204
Pasrah
205
Menemui Rendi
206
Sedikit Rasa Penyesalan
207
Tingkringan Bancet
208
Curiga
209
Rengekan Manja Bang Darma
210
Kembali Terjadi
211
Rencana Yang Gagal
212
Kebohongan Demi Kebohongan
213
Melawan Remahan Rempeyek
214
Mengusir Yuni
215
Membandingkan
216
Ganteng Kagak, Kere Iya
217
Nekat
218
Pertengkaran Ibu dan Anak
219
Anak Kandung Atau Anak Pungut?
220
Persiapan Darma
221
Ingin Tidur Bersama Kalian
222
Rencana Pindah
223
Ulah Anak Beranak
224
Aksi Nekat Pak Kades
225
Sawah Sepetak
226
Melayani Aki-Aki Genit
227
Masih Bersama Pak Kades
228
Godaan Yuni
229
Akibat Keceplosan
230
Gajah Bengkak
231
Gombalan Darma
232
Blokir Sementara
233
Kena Tendang
234
Emosi Ayu
235
Nenek Sihir
236
Sini, Lawan Aku!
237
Kabar Gembira Darma
238
Suasana Haru
239
Maafkan Aku Botak
240
Godaan Rudi
241
Akhir Dari Sebuah Petualangan
242
Pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!