Kembali Ditolak Bang Darma

Setelah ritual mandi selesai, aku memakai pakaian kembali. Dan melanjutkan duduk santai yang sempat tertunda akibat kehadiran si pengacau (bang Agus).

Selesai menyantap pisang goreng dan meminum teh, datang lah satu orang tetangga yang tinggal di belakang rumah ku. Dia ingin membayar hutang pada ku yang bernama Rani.

"Assalamualaikum," salam kak Rani yang sudah berdiri tegak di depan pintu.

"Wa'laikum salam," jawab ku lalu beranjak dari sofa dan menghampiri nya.

"Ada apa, kak?" tanya ku langsung tanpa basa basi.

"Ini, aku mau bayar hutang baju yang aku ambil kemaren, mbak," jawab kak Rani lalu menyodorkan uang merah dua lembar pada ku.

"Ohh iya, kak. Kembali lima puluh ribu ya!"

Aku menjawab dan berjalan masuk ke dalam kamar, untuk mengambil kembalian nya. Setelah itu, aku pun kembali keluar.

"Makasih ya, kak," ujar ku menyerahkan uang lima puluh ribu ke tangan nya.

"Iya, sama sama, mbak Ayu. Ya udah kalo gitu, aku pamit ya, assalamualaikum," balas kak Rani lalu melangkah keluar pintu.

"Wa'laikum salam," balas ku.

Setelah kepergian kak Rani, aku pun kembali duduk di sofa.

"Alhamdulillah, akhirnya ada juga yang bayar hutang," gumam ku tersenyum.

Tak lama berselang, bang Darma pun pulang dari bekerja. Dia langsung memarkirkan motor nya ke dalam teras depan rumah.

"Assalamualaikum," salam bang Darma dan berjalan masuk ke dalam.

"Wa'laikum salam. Loh, kata nya tadi lembur pulang malam. Gak jadi ya lembur nya?" tanya ku dan mencium punggung tangan nya.

"Gak jadi, besok aja kata bos nya," jawab bang Darma.

"Lah, aku belom masak makan malam, gimana ini?" tanya ku bingung.

"Gak papa, nanti masak mie goreng aja ya!" ujar bang Darma.

Setelah menjawab, bang Darma pun berjalan menuju kamar mandi untuk membersihkan diri nya.

"Oh, ya udah kalo gitu," balas ku.

Aku berjalan menuju dapur, untuk membuat kan teh manis hangat buat bang Darma.

Selesai mandi, bang Darma pun langsung melaksanakan shalat ashar. Walau pun waktu nya sangat mepet, dia tetap melaksanakan nya. Yang penting waktu nya belum lewat, kata nya.

Selesai shalat, bang Darma duduk di sofa sambil menyeruput teh manis, dan memakan pisang goreng yang aku buat tadi.

"Dek, abang udah gajian. Ini uang nya!" ujar bang Darma.

"Alhamdulillah," ucap ku.

Bang Darma menyerahkan amplop putih pada ku. Aku mengucap syukur sambil menerima uang gaji nya tersebut.

"Bang, besok aku beli cincin ya?" Aku berucap dan membuka amplop putih itu, lalu menghitung isi nya.

"Iya, terserah kau saja."

Jawab bang Darma sambil mengunyah pisang goreng. Aku beranjak menuju kamar, untuk menyimpan uang gaji itu ke dalam dompet hitam. Kemudian menyimpan dompet itu ke dalam lemari dan mengunci nya.

Tidak terasa malam pun tiba, aku segera memasak mie goreng seperti permintaan bang Darma tadi sore.

Selesai masak, aku segera menghidangkan makanan itu ke atas meja bersama nasi putih telor ceplok, dan juga dua gelas air putih dan bersih. Ya, bersih seperti hati ku, eaakkk.

Itu adalah makanan yang paling praktis, bagi orang-orang yang malas masak. Contoh nya, saya sendiri. Paling malas yang nama nya ke dapur.

Selesai makan bersama, kami berdua mulai sibuk dengan ponsel masing masing. Satu jam kemudian, aku meletakkan ponsel di atas meja kamar yang berada di samping ranjang.

Aku mulai mendekati bang Darma, dan memeluk tubuh miring nya dari belakang. Dia yang masih setia dengan ponsel nya, hanya diam tanpa reaksi apa pun, saat aku mulai menjalar kan jari-jari ku ke bagian dada nya.

Bang Darma tetap saja berdiam diri, tidak merespon apa pun. Lalu, aku mulai memasukkan tangan ku ke dalam celana pendek nya. Dan reaksi bang Darma membuat ku seketika tercengang.

"Abang capek, dek." Bang Darma langsung mengeluarkan tangan ku dari dalam celana nya.

Karena mendapatkan perlakuan seperti itu dari bang Darma, aku segera membalikkan badan dan memunggunginya. Hati ku rasa nya sakit sekali, karena mendapat penolakan yang berulang-ulang kali dari suami ku itu.

Salah kah jika aku berselingkuh, bila perlakuan suamiku seperti ini? Bukan hanya sekali dua kali saja dia menolak ajakan ku. Tapi sudah terlalu sering kejadian seperti ini aku rasa kan.

"Jangan salah kan aku, jika aku menduakan mu, bang. Jangan salah kan aku, jika aku mencari kehangatan di luar dengan lelaki lain," ucap ku dalam hati.

Setelah menolak ku, beberapa menit kemudian, bang Darma meletakkan ponsel nya di samping bantal yang di gunakan nya. Setelah itu, dia mulai memejamkan mata nya dan tertidur pulas, tanpa merasa bersalah sedikit pun pada ku.

Sedang kan aku, jangan kan bisa tidur, untuk bernafas saja rasa nya sesak sekali. Air mata ini masih saja setia mengalir di pipi ku.

Setelah satu jam menangis, aku mengambil ponsel yang tergeletak di atas meja. Lalu mengetik pesan untuk bang Agus.

"Lagi dimana, bang?" tanya ku.

"Di rumah, say. Tumben nge chat malam-malam, ada apa?" tanya bang Agus penasaran.

"Nggak papa, bang. Lagi pengen aja, biar ada temen ngobrol," bohong ku.

"Lagi pengen, atau lagi kangen?" ledek nya.

"Lagi pengen, bang," jawab ku lagi.

"Ohh, kirain lagi kangen. Padahal aku mengharapkan kata-kata itu dari mu, say," balas bang Agus dengan emoji sedih.

"Tadi sore kan kita udah jumpa? Gimana mau kangen coba? Lah wong kita aja jumpa tiap hari. Lagian, kalo kangen kan tinggal jalan lima langkah aja, udah bisa tatap muka," ucap ku panjang lebar.

"Hahaha, ya ya ya. Itu memang selalu menjadi senjata andalan mu, untuk mematah kan kata-kataku. Selingkuhan cuma lima langkah saja dari rumah," balas bang Agus.

Aku hanya tersenyum, membaca balasan dari si botak tuyul.

"Oke lah bang, udah larut nih. Besok kita sambung lagi ngobrol nya. Mat malam, mimpi yang indah ya, bye!" balas ku mengakhiri percakapan.

"Oke, say. Selamat malam juga ya. Semoga kita bisa bertemu di alam barzah," balas bang Agus.

"Loh, kok alam barzah sih, bang? Horor banget ngomong nya. Aku jadi merinding nih, gara-gara omongan abang tadi," balas ku.

Aku memprotes bang Agus, dengan kata kata yang dikirim nya.

"Eh, salah ya, hahaha. Maaf lah say, aku salah ketik. Nggak sengaja kok, suer tekewer kewer lah pokoknya," canda bang Agus.

"Ya udah, tidur sono! Ngoceh aja kerjaan nya. Udah kayak kaleng rombeng aja tu muncung (mulut)," balas ku lagi.

"Hahahaha, ya udah, kita bobok ya. Assalamualaikum," balas bang Agus sebagai penutup percakapan.

"Wa'laikum salam," balas ku.

Aku tersenyum kembali, saat melihat pesan penutup dari selingkuhan lima langkah ku itu.

"Botak tuyul ku ini, selalu saja bisa bikin aku ketawa. Selalu aja bikin hati ku senang," batin ku.

Selesai bercanda ria dengan si botak, aku pun mulai memejamkan mata. Tak butuh waktu lama, aku pun mulai terlelap dengan damai dan nyaman .

Terkadang, hanya dengan kata kata saja bisa membuat hidup kita menjadi lebih berwarna. Bahagia itu tidak harus 'wah' ya ternyata. Mempunyai pasangan yang pengertian dan penyayang saja, itu sudah lebih dari cukup bagi ku.

🥀Wanita akan menjadi ratu di tangan lelaki yang tepat🥀

Terpopuler

Comments

anggita

anggita

terus 💪berkarya, semoga sukses novelnya.

2023-02-13

1

Bagja

Bagja

btw nanti boleh reques ga kak? adegannya yg jelas. atau bahkan yg lbh extrem main bertiga gt. wkwkwk

2023-01-15

2

Bagja

Bagja

kalau laki2 yg kaya ayu kondisinya boleh ga ya selingkuh gt? hehehe

2023-01-15

1

lihat semua
Episodes
1 Awal Mula Selingkuh
2 Sepulang Dari Hotel
3 POV Agus
4 Aksi Nekat di Ruang Tamu
5 Kembali Ditolak Bang Darma
6 Perkenalan AYU
7 Mantan Pacar Kembali Datang
8 Bersama Rendi Di Hotel
9 Berbalas Pesan
10 Olahraga Pagi
11 Kedatangan Rendi Ke Rumah
12 Bang Darma Minta Jatah
13 Gangguan Dari Pak Kades
14 Gangguan Silih Berganti
15 Emas untuk Yuni
16 Tingkah Bang Agus
17 Kemarahanku pada Yuni
18 Hufff, Hampir Saja
19 Ketahuan Tetangga
20 Mantan istri berulah
21 Karma Instan Buat Tetangga Kepo
22 Bang Darma vs Mantan Istri
23 Kepergok Rendi
24 Ancaman Rendi
25 Tidak di Perdulikan
26 Masih Tetap Acuh
27 Ketulusan Bang Agus
28 Nenek Pergi Selamanya
29 Cekcok
30 POV Darma
31 Melawan Yuni
32 Dua Lawan Satu (duo lalat ijo)
33 Tegas Pada Bang Darma
34 Ngerjain Pak Kades
35 Pinjam Motor
36 Uang Dari Bang Agus
37 Kabar Motor Bang Darma
38 Emosi Bang Darma
39 Tingkah Bang Agus
40 Kembali Cekcok
41 POV Yuni 1
42 POV Yuni 2
43 POV Yuni End
44 Kejujuran Yuni
45 Biar Kapok
46 Jatah Bang Agus
47 Kecelakaan
48 Motor Hilang (kualat)
49 Mantan Terindah
50 Bang Agus Cemburu
51 Hantu Kecil
52 Murka pada Yuni
53 Perang Lagi
54 Bertengkar
55 Ngibulin bang Agus
56 Di Rendahkan
57 Kembali Mengganggu
58 Di Hotel
59 Menagih Kembali
60 Air Cabe
61 Musuh Dalam Selimut
62 Di Salahkan
63 Minta Izin
64 Lakukanlah, Bang!
65 Kayu atau Besi
66 Berlanjut terus
67 Akhir Dari Bercerita
68 Pulang
69 Naya curiga
70 Hampir Saja Terbongkar
71 Pinjam Uang Lima Juta
72 Emosi Meledak
73 Mengadu Domba
74 Aksi Gilaku
75 Bang Agus atau Rendi?
76 Bersama Rendi
77 Berkeringat Lagi
78 Jalan-Jalan Malam
79 Kejadian Dikamar Sebelah
80 Keluar dari hotel
81 Sandal Siapa?
82 Kejadian Didalam Rumah
83 Jujur Pada Bang Darma
84 Tempat Pelampiasan Amarah
85 Bang Agus Curiga
86 Pesan Dari Tiga Lelaki
87 Pelayanan Bang Agus
88 Uang Dari Pak Kades
89 Tamu Tak Diundang
90 Kabur
91 Curhat
92 Minta uang
93 Bang Agus kecewa
94 Pertanyaan bikin pusing
95 Balas dendam bang Darma
96 Balas Dendam Berlanjut
97 Berdebat
98 Keselek makanan
99 Masih di hotel
100 Pulang ke rumah
101 Ceraikan Aku!
102 Rencana terbongkar
103 Filing
104 Mencurigakan
105 Bacaan dari Dina
106 Ada Apa Denganku?
107 Manusia atau Bunglon
108 Keringat pagi
109 Besar Pasak Dari Pada Tiang
110 Di rumah bang Agus
111 Menguping
112 Geram
113 Janjian
114 Bocah gendeng (Naya)
115 Dugaan
116 Ngerjain Rendi
117 Mau pulang atau nginap?
118 Jalan-jalan
119 Musuh Bebuyutan
120 Tanya Jawab
121 Cinta Pandangan Pertama
122 POV NAYA
123 Mengalah
124 Mimpi
125 Menjelaskan
126 Rendi Marah
127 Makan Diluar
128 Sama Sama Nginap
129 Tuduhan dari Naya
130 Gara-Gara Foto
131 Bertemu Pak Kades
132 Pelayanan yang Memuaskan
133 Memakai Kamar Pribadi
134 Darma dan Dina (Author)
135 Kawin Lari
136 Kekesalan Rendi
137 Janji
138 Kembali ke Rumah
139 Meminta Izin
140 Kerumah Naya
141 Tingkah Aneh Naya
142 Bujukan Bang Agus
143 Minta Upah
144 Rencana Dina dan Darma (Author)
145 Kabar Gembira Buat Yuni (Author)
146 Perang Mulut
147 Semua Karena Salahku
148 Khayalan Yuni (Author)
149 Pancingan Yuni
150 Dirumah Darma
151 Kelakuan Anak Dan Bapak
152 Emosi Ayu
153 Video
154 Kepergok Dina
155 Membalas Tanpa Menyentuh
156 Menginap Berdua
157 Berbohong (Author)
158 Jumpa Rival
159 Sama Siapa Dia?
160 Usulan Yuni
161 Sama Saja
162 Bertengkar
163 Jalan-Jalan ke Mall
164 Tumben
165 Merajuk
166 Sayang Gak Sama Aku?
167 Ketahuan Lagi
168 Kemarahan Dina
169 Membatalkan Rencana Pernikahan
170 Ancaman Bang Darma
171 Akhir Dari Perdebatan Panjang
172 Kebahagiaan Darma dan Yuni
173 Dilema
174 Melawan Belatung Nangka
175 Menolak
176 Kebohongan Darma
177 Persyaratan Gila Dari Dina
178 Visual
179 Ajakan Pak Kades
180 Memanggil Rendi
181 Orang Atau Kebo?
182 Pulang Kerumah Dina
183 Ulah Dina
184 Terpaksa Menyetujui
185 Kepo
186 Tendangan Super
187 Mimpi yang Nyata
188 Mencuri
189 Membagi Uang
190 Adu Kekuatan
191 Memelas
192 Keluar dengan si Botak
193 Biduran
194 Usulan Ayu
195 Tentang Dina
196 Kepedean Tingkat Tinggi
197 Kecemburuan Yuni
198 Telur dan Tempe
199 Sama-Sama Rakus
200 Kangen
201 Merajuk
202 Kemarahan Darma
203 Rasa Bosan Darma
204 Pasrah
205 Menemui Rendi
206 Sedikit Rasa Penyesalan
207 Tingkringan Bancet
208 Curiga
209 Rengekan Manja Bang Darma
210 Kembali Terjadi
211 Rencana Yang Gagal
212 Kebohongan Demi Kebohongan
213 Melawan Remahan Rempeyek
214 Mengusir Yuni
215 Membandingkan
216 Ganteng Kagak, Kere Iya
217 Nekat
218 Pertengkaran Ibu dan Anak
219 Anak Kandung Atau Anak Pungut?
220 Persiapan Darma
221 Ingin Tidur Bersama Kalian
222 Rencana Pindah
223 Ulah Anak Beranak
224 Aksi Nekat Pak Kades
225 Sawah Sepetak
226 Melayani Aki-Aki Genit
227 Masih Bersama Pak Kades
228 Godaan Yuni
229 Akibat Keceplosan
230 Gajah Bengkak
231 Gombalan Darma
232 Blokir Sementara
233 Kena Tendang
234 Emosi Ayu
235 Nenek Sihir
236 Sini, Lawan Aku!
237 Kabar Gembira Darma
238 Suasana Haru
239 Maafkan Aku Botak
240 Godaan Rudi
241 Akhir Dari Sebuah Petualangan
242 Pengumuman
Episodes

Updated 242 Episodes

1
Awal Mula Selingkuh
2
Sepulang Dari Hotel
3
POV Agus
4
Aksi Nekat di Ruang Tamu
5
Kembali Ditolak Bang Darma
6
Perkenalan AYU
7
Mantan Pacar Kembali Datang
8
Bersama Rendi Di Hotel
9
Berbalas Pesan
10
Olahraga Pagi
11
Kedatangan Rendi Ke Rumah
12
Bang Darma Minta Jatah
13
Gangguan Dari Pak Kades
14
Gangguan Silih Berganti
15
Emas untuk Yuni
16
Tingkah Bang Agus
17
Kemarahanku pada Yuni
18
Hufff, Hampir Saja
19
Ketahuan Tetangga
20
Mantan istri berulah
21
Karma Instan Buat Tetangga Kepo
22
Bang Darma vs Mantan Istri
23
Kepergok Rendi
24
Ancaman Rendi
25
Tidak di Perdulikan
26
Masih Tetap Acuh
27
Ketulusan Bang Agus
28
Nenek Pergi Selamanya
29
Cekcok
30
POV Darma
31
Melawan Yuni
32
Dua Lawan Satu (duo lalat ijo)
33
Tegas Pada Bang Darma
34
Ngerjain Pak Kades
35
Pinjam Motor
36
Uang Dari Bang Agus
37
Kabar Motor Bang Darma
38
Emosi Bang Darma
39
Tingkah Bang Agus
40
Kembali Cekcok
41
POV Yuni 1
42
POV Yuni 2
43
POV Yuni End
44
Kejujuran Yuni
45
Biar Kapok
46
Jatah Bang Agus
47
Kecelakaan
48
Motor Hilang (kualat)
49
Mantan Terindah
50
Bang Agus Cemburu
51
Hantu Kecil
52
Murka pada Yuni
53
Perang Lagi
54
Bertengkar
55
Ngibulin bang Agus
56
Di Rendahkan
57
Kembali Mengganggu
58
Di Hotel
59
Menagih Kembali
60
Air Cabe
61
Musuh Dalam Selimut
62
Di Salahkan
63
Minta Izin
64
Lakukanlah, Bang!
65
Kayu atau Besi
66
Berlanjut terus
67
Akhir Dari Bercerita
68
Pulang
69
Naya curiga
70
Hampir Saja Terbongkar
71
Pinjam Uang Lima Juta
72
Emosi Meledak
73
Mengadu Domba
74
Aksi Gilaku
75
Bang Agus atau Rendi?
76
Bersama Rendi
77
Berkeringat Lagi
78
Jalan-Jalan Malam
79
Kejadian Dikamar Sebelah
80
Keluar dari hotel
81
Sandal Siapa?
82
Kejadian Didalam Rumah
83
Jujur Pada Bang Darma
84
Tempat Pelampiasan Amarah
85
Bang Agus Curiga
86
Pesan Dari Tiga Lelaki
87
Pelayanan Bang Agus
88
Uang Dari Pak Kades
89
Tamu Tak Diundang
90
Kabur
91
Curhat
92
Minta uang
93
Bang Agus kecewa
94
Pertanyaan bikin pusing
95
Balas dendam bang Darma
96
Balas Dendam Berlanjut
97
Berdebat
98
Keselek makanan
99
Masih di hotel
100
Pulang ke rumah
101
Ceraikan Aku!
102
Rencana terbongkar
103
Filing
104
Mencurigakan
105
Bacaan dari Dina
106
Ada Apa Denganku?
107
Manusia atau Bunglon
108
Keringat pagi
109
Besar Pasak Dari Pada Tiang
110
Di rumah bang Agus
111
Menguping
112
Geram
113
Janjian
114
Bocah gendeng (Naya)
115
Dugaan
116
Ngerjain Rendi
117
Mau pulang atau nginap?
118
Jalan-jalan
119
Musuh Bebuyutan
120
Tanya Jawab
121
Cinta Pandangan Pertama
122
POV NAYA
123
Mengalah
124
Mimpi
125
Menjelaskan
126
Rendi Marah
127
Makan Diluar
128
Sama Sama Nginap
129
Tuduhan dari Naya
130
Gara-Gara Foto
131
Bertemu Pak Kades
132
Pelayanan yang Memuaskan
133
Memakai Kamar Pribadi
134
Darma dan Dina (Author)
135
Kawin Lari
136
Kekesalan Rendi
137
Janji
138
Kembali ke Rumah
139
Meminta Izin
140
Kerumah Naya
141
Tingkah Aneh Naya
142
Bujukan Bang Agus
143
Minta Upah
144
Rencana Dina dan Darma (Author)
145
Kabar Gembira Buat Yuni (Author)
146
Perang Mulut
147
Semua Karena Salahku
148
Khayalan Yuni (Author)
149
Pancingan Yuni
150
Dirumah Darma
151
Kelakuan Anak Dan Bapak
152
Emosi Ayu
153
Video
154
Kepergok Dina
155
Membalas Tanpa Menyentuh
156
Menginap Berdua
157
Berbohong (Author)
158
Jumpa Rival
159
Sama Siapa Dia?
160
Usulan Yuni
161
Sama Saja
162
Bertengkar
163
Jalan-Jalan ke Mall
164
Tumben
165
Merajuk
166
Sayang Gak Sama Aku?
167
Ketahuan Lagi
168
Kemarahan Dina
169
Membatalkan Rencana Pernikahan
170
Ancaman Bang Darma
171
Akhir Dari Perdebatan Panjang
172
Kebahagiaan Darma dan Yuni
173
Dilema
174
Melawan Belatung Nangka
175
Menolak
176
Kebohongan Darma
177
Persyaratan Gila Dari Dina
178
Visual
179
Ajakan Pak Kades
180
Memanggil Rendi
181
Orang Atau Kebo?
182
Pulang Kerumah Dina
183
Ulah Dina
184
Terpaksa Menyetujui
185
Kepo
186
Tendangan Super
187
Mimpi yang Nyata
188
Mencuri
189
Membagi Uang
190
Adu Kekuatan
191
Memelas
192
Keluar dengan si Botak
193
Biduran
194
Usulan Ayu
195
Tentang Dina
196
Kepedean Tingkat Tinggi
197
Kecemburuan Yuni
198
Telur dan Tempe
199
Sama-Sama Rakus
200
Kangen
201
Merajuk
202
Kemarahan Darma
203
Rasa Bosan Darma
204
Pasrah
205
Menemui Rendi
206
Sedikit Rasa Penyesalan
207
Tingkringan Bancet
208
Curiga
209
Rengekan Manja Bang Darma
210
Kembali Terjadi
211
Rencana Yang Gagal
212
Kebohongan Demi Kebohongan
213
Melawan Remahan Rempeyek
214
Mengusir Yuni
215
Membandingkan
216
Ganteng Kagak, Kere Iya
217
Nekat
218
Pertengkaran Ibu dan Anak
219
Anak Kandung Atau Anak Pungut?
220
Persiapan Darma
221
Ingin Tidur Bersama Kalian
222
Rencana Pindah
223
Ulah Anak Beranak
224
Aksi Nekat Pak Kades
225
Sawah Sepetak
226
Melayani Aki-Aki Genit
227
Masih Bersama Pak Kades
228
Godaan Yuni
229
Akibat Keceplosan
230
Gajah Bengkak
231
Gombalan Darma
232
Blokir Sementara
233
Kena Tendang
234
Emosi Ayu
235
Nenek Sihir
236
Sini, Lawan Aku!
237
Kabar Gembira Darma
238
Suasana Haru
239
Maafkan Aku Botak
240
Godaan Rudi
241
Akhir Dari Sebuah Petualangan
242
Pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!