"Apa?!!" Hampir saja aku keceplosan teriak bila Romi tidak mencubitku.
"Iya. Dia itu laki-laki, bukan perempuan!" bisik Romi.
Kalau dilihat lebih teliti lagi, Yanti memang memiliki tonjolan di leher yang disebut dengan jakun. Yang pastinya tidak dimiliki oleh perempuan ori.
"Eh To, kalau pakai bedak, tuh leher jangan lupa dibedakin juga! Biar jadi siang! Perasaan dari kemarin tak lihat malem terus tuh leher!"
"Ih Mas Romi! Lidahnya kepleset ya? Bukan 'To' Mas, tapi 'Ti'! Kan Yanti!" protes Yanti kw.
"Bukan kepleset! Tapi memang sengaja tak sandungin! Yanti Yanti.. Malu tuh sama Pitung yang ngintip!" Romi menunjuk selangk*ngan Yanti yang menjiplak sesuatu karena celana yang dipakainya adalah celana legging.
Aku segera mengalihkan pandanganku ke arah lain karena tak kuat menahan tawa.
"Iih, Mas Romi mesum deh!" dengan gelagat malu Yanti eh Yanto menutup wajahnya dan segera masuk ke dalam kamarnya.
"Hati-hati sama Yanti kw! Bisa-bisa Pitungnya matok kamu Ndri!" pesan Romi dengan terkekeh.
Kamar Romi bisa dibilang tidak sempit dan tidak luas. Di dalamnya muat satu ranjang, lemari yang tidak terlalu besar, satu meja dan satu kursi. Dan ada karpet yang tidak terlalu besar di lantai.
Segera aku merebahkan tubuhku di karpet itu. Meluruskan kakiku karena aku harus menempuh satu jam saat kesini.
"Woy Ndri! Kamu ngapain bawa tas segede gini kesini? Berat pula, batu ya isinya!"
"Isinya baju itu!" sahutku yang masih tiduran.
"What? Banyak bener. Kamu mau jualan baju ke kosanku?"
Aku segera berduduk sila dan menatap Romi yang duduk di kursi.
"Rom, jadi tujuanku datang kesini adalah.. Aku mau numpang tinggal di sini untuk sementara waktu. Sampai aku dapat tempat tinggal!"
"Apa? Tunggu-tunggu, aku nggak ngerti. Kenapa kamu harus cari tempat tinggal?"
Aku menghela nafas panjang lalu menjawab, "aku keluar dari rumah. Dan juga keluar dari perusahaan!"
"Apa?!! Kok bisa?? Gimana ceritanya kamu--"
Aku pun menceritakan kejadian tadi pagi ke Romi.
"Heemm.. padahal cuma masalah dijodohin kamu sampai keluar dari perusahaan?"
"Apa?! Cuma kamu bilang?!" Aku terbelalak mendengar ucapan yang keluar dari mulut Romi yang tidak pernah merokok lantaran dilarang oleh pacarnya itu.
Ya, meskipun aku sendiri juga tak merokok. Dan itu memang keinginanku. Bukan keinginan orang lain.
"Kamu bayangin Rom, selama bertahun-tahun, hidup kamu disetir oleh Papamu sendiri! Jangan ini, jangan itu. Mulai dari sekolah sampai lulus. Aku nggak boleh kuliah dan langsung diterjunkan ke perkantoran. Papa mengabaikan cita-citaku dan aku menerima dengan lapang dada. Tapi dia malah mengatakan aku tidak akan bisa apa-apa tanpanya?!"
"Ya malah enak dong Ndri! Kamu nggak perlu susah-susah cari kerjaan lagi. Nggak kayak aku dulu. Yang masih har--"
"Rom! Ini kamu kok malah adu nasib sih?!"
"Ahaha.. iya-iya, bercanda aku. Tapi, kamu udah ketemu belum sama perempuan yang dijodohin sama kamu itu?"
"Ya belum lah! Orang Papa baru tadi pagi ngasih tahu!"
"Kenapa kamu nggak coba ketemuan dulu sama perempuan itu? Mana tau cantik?"
"Romi!"
"Iya-iya, maaf. Bercanda aku. Terus ini kelanjutannya gimana? Apa yang akan kamu lakuin kedepannya?" tanya Romi yang mulai serius.
"Aku akan coba cari kerjaan dulu. Setelah mengumpulkan modal, aku akan coba membangun perusahaanku sendiri. Untuk sementara, aku numpang tinggal di sini dulu ya? Atau kalau ada kamar kosong di sini, aku akan ngekos di sini aja!"
"Sayangnya kamar di sini udah full semua Ndri."
"Yaudah deh, aku numpang di sini dulu nggak papa kan ya?"
"Yaelah Ndri, kayak sama siapa aja kamu! Ya pasti boleh lah! Nanti aku akan telfon Ibu kos buat kasih tahu kalau kamu nginap di sini sama aku. Soalnya harus lapor dulu."
Kruyuuuk!
Aku hanya nyengir saat perutku bersuara.
"Lapar Ndri?"
"Hehehe iya. Waktu keluar dari rumah tadi aku memang belum sarapan!" kulihat jam di hpku masih menunjukkan pukul delapan pagi.
"Mau mie kuah nggak? Kayaknya aku ada deh! Yuk ke dapur!" ajak Romi yang lalu keluar dari kamar.
Di lantai dua ada dua puluh kamar. Satu kamar berisi dapur, dan satu lagi kamar berisi 4 bilik kamar mandi.
Dan kamar Romi nomor 21. Kamar urutan pertama yang dekat dengan tangga.
Aku mengikuti Romi menuju dapur yang letaknya berada di paling ujung.
Di dapur, ada dua cowok yang sedang makan. Mereka urung memasukkan sendok ke mulut saat melihat kedatanganku.
Salah satu dari mereka menatapku lekat. Aku nggak tahu kenapa. Yang pasti, aku nggak mau menebar permusuhan. Romi pun memperkenalkan kami.
Dan cowok yang menatapku dingin tadi bernama Yogi.
"Yogi itu cowok paling tampan di kosan ini," bisik Romi setelah Yogi keluar dari dapur. "Dia super cuek dan dingin. Meskipun cewek lantai satu pada teriak-teriak kalau dia lewat, dia nggak noleh sama sekali!"
Setelah selesai makan, kami langsung kembali ke kamar.
"Rom, aku mau mandi nih!"
"Ya mandi aja Ndri! Masa harus lapor Ibu kos dulu!" ucapnya tanpa mengalihkan pandangannya dari layar hp.
"Masalahnya, aku lupa nggak bawa sabun sama sikat gigi!"
"Yaelah Ndri, harusnya tadi kamu bawa sabun sama sikat gigi sekalian dari rumah. Camilan juga jangan lupa harusnya kamu bawa!"
"Aku bukan mau piknik Rom! Jadi mana ingat mau bawa gituan! Udah ah, tunjukin jalan ke toko terdekat aku mau beli sabun sama teman-temannya nih!"
"Yuk, aku anterin!" Romi akhirnya bangkit dari ranjang.
Tapi bukannya mengantarku ke toko, Romi malah mengetuk pintu kamar nomor 27.
"Loh Rom, ngapain kesini? Kan aku bilang mau ke toko!"
"Lha iya, ini tokonya!"
"Ha?"
Saat aku masih bingung dengan ucapan Romi, pintu kamar tersebut sudah terbuka.
Mataku terbelalak melihat apa yang ada di dalam kamar tersebut. Setelah melepas sandal, Romi mengajakku masuk kedalam.
Di dalam kamar ini ternyata ada tokonya. Banyak makanan ringan tergantung.
Di tembok tertulis 'Selamat Datang di Toko Rohman'. Rupanya si pemilik toko adalah cowok yang tadi makan bersama Yogi.
"Mau beli apa Rom?" tanya Rohman yang sudah siap melayani.
"Bukan aku. Nih orangnya yang mau beli!" Romi menunjukku.
Mataku yang tadinya masih fokus memperhatikan tali yang dipaku di dinding untuk tempat menggantung makanan ringan tadi, segera kualihkan ke Rohman.
Aku pun menyebutkan merek sabun, sikat dan pasta gigi ke Rohman. "Ada kan Man?" tanyaku padanya yang terlihat mencari-cari pasta gigi yang disebutkan tadi.
"Ada dong! Di sini semua lengkap Ndri! Jadi kalau mau cari sesuatu kesini aja!" sahutnya yang masih sibuk mencari.
Tak selang berapa lama barang yang kucari sudah dibungkus kresek oleh Rohman.
"Nggak sekalian ciki-cikinya Ndri?" tanya Rohman menawariku makanan ringan.
"Boleh deh!" sahutku yang langsung ditanggapi dengan senyuman senang oleh Rohman.
"Nggak tambah mie goreng Ndri? Beli dua bayar double Ndri!"
"Ya jelas lah! Masa beli mie dua bayarnya cuma satu?" timpalku. Aku dan Romi terkekeh mendengar tawaran Rohman.
"Mungkin kamu juga sekalian mau isi pulsa Ndri? Siapa tahu pulsa kamu habis?" tawar Rohman lagi.
"Udah kayak Indo*aret aja kamu Man!"
"Beh, Indom*ret mah kalah saing Ndri! Lebih lengkap di sini! Mau cari apapun, pasti ada di sini!" jawab Rohman bangga.
"Tiket surga ada nggak Man?" seloroh Romi.
"Tiket surga lagi kosong. Kalau tiket neraka ada tuh!" Romi menunjuk pembersih toilet warna biru. "Sekali tenggak, langsung sampai!"
Sontak kami langsung menyemburkan tawa bersama.
"Jadi jangan ragu buat datang ke toko Rohman ini. Dijamin lengkap! Mau booking cewek juga ada di sini!" timpal Rohman lagi.
"Wah, serius kamu Man?" tanya Romi kaget.
"Serius lah! Tapi sayangnya cuma tersedia cewek kw aja. Yang ori nggak ada!"
"Yanto maksud kamu?" tanya Romi yang langsung mengerti ucapan Rohman.
Anggukan Rohman langsung menyemburkan tawa Romi.
"Hahaha! Bukan mucikari dong kamu, tapi mucikareng! Lagian siapa yang mau booking tuh cewek kw?!"
"Salah kamu Rom! Udah pernah ada tuh yang booking dia! Pernah satu kali!"
"Seriusan kamu Man? Siapa orang yang booking dia?" tanya Romi yang masih tidak bisa berhenti tertawa.
"Maaf ya Rom, tapi identitas pelanggan harus dirahasiakan!"
"Wah, gila! Udah handal banget nih mucikareng!" seru Romi makin tergelak.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 96 Episodes
Comments
Azizah
pas di kosan tisa cewe suka tisa jangan" di sini Yogi suka sama Andri......🤦
2022-09-12
1
Siska Agustin
😄😄 kira² siapa ya yg booking si Yanto/Yanti ini?? duuh kok aku bingung sih mau manggil Yanto apa Yanti nih jadinya??
2022-09-12
1