Perempuan Di Trotoar

Dan pemenang dari iklan sampo adalah Sela. Dia tertawa melihat rambut yang berhasil dia tarik.

Romi berusaha melerai Ita dan Sela. Pun begitu juga dengan salah satu teman Ita.

"Ndri! Bantuin dong! Ini bukan bioskop! Malah nonton!" seru Romi padaku.

"Aa-duduh!" teriak Romi yang juga ikut terjambak oleh Ita.

Aku pun segera ikut melerai mereka.

"Apa-apaan ini?!" teriakan yang lantang langsung menghentikan iklan sampo ini.

Seorang wanita dengan bibir tebal warna darah menghampiri kami. Matanya menatap tajam ke arah Ita.

Ya, dia adalah Ibu kos sekaligus Ibunya Ita.

"Ita! Apa-apaan ini?! Ibu nyuruh kamu buat jagain kosan! Kenapa malah bikin keributan gini?!" mata Ibu kos melotot pada Ita.

"Dia yang duluan mulai Bu!" Ita menunjuk Sela.

"Enak aja! Dia duluan yang mulai Bu! Tadi pagi dia goda Romi. Untung aku cepet dateng jemput Romi!" sanggah Sela tak terima.

"Hei! Selama janur kuning belum melengkung. Romi bukan milik siapa-siapa ya!" seru Ita tak mau kalah.

"Aish! Udah lah Yang, kamu pindah aja dari sini ya. Ada virus kudis di sini. Bikin orang jadi ga-tel! Entar kamu dimintai tolong buat garukin lagi!" ujar Sela ke Romi.

"Eh, jangan Mbak! Semua bisa dibicarakan secara baik-baik. Nggak perlu sampai pindah," Ibu kos berusaha menenangkan. "Ita! Cepat minta maaf!" titahnya pada sang putri.

"Tapi Bu--"

"Cepat! Atau kamu nggak usah jaga kos ini! Bukannya jaga kos, kamu malah buat penghuni kos mau pergi!"

"Maaf!" dengan terpaksa, Ita akhirnya mengucapkan kata itu.

Tak ada nada ketulusan dari ucapannya barusan.

"Sayang, kamu dengan sesuatu nggak barusan?" tanya Sela ke Romi.

"Aku minta maaf!" Ita mengulangi kata-katanya dengan sedikit penekanan dan agak keras.

Dan setelah itu, masalah selesai. Meskipun diantara Sela dan Ita masih terkibar bendera perang.

Ibu kos pamit pulang karena mengira perang telah usai.

_________

Karena di kamar Romi ada Sela, aku memutuskan untuk keluar dari kamar.

Mereka bertengkar, perkara soal Romi yang digoda oleh Ita tadi pagi. Menurut Sela, kenapa Romi tidak berusaha menghindar.

Aku memutuskan pergi ke atap lagi. Melihat kendaraan lalu lalang dari atas sini.

Mataku tak sengaja menangkap sosok kucing kecil yang berjalan di trotoar.

Dia mendekat ke seorang pria bertubuh buncit. Sepertinya ingin meminta makanan yang sedang dipegang oleh pria itu.

"Hei!" Aku malah berteriak sendiri kala pria tadi dengan sengaja menendang kucing itu sampai masuk ke got.

Dan pria itu meninggalkannya begitu saja tanpa ada niat menolongnya.

Aku hampir saja berlari ingin menolong kucing itu, tapi urung ketika ada perempuan yang berlari ke trotoar itu.

Aku terdiam sejenak melihatnya. Sepertinya dia berniat ingin menolong kucing itu.

Terlihat perempuan itu menggulung lengan jaket dan celananya. Dan tanpa ragu ia turun ke got itu untuk menolong kucing tadi.

Aku bernafas lega karena ada yang mau menolong kucing itu.

Aku tak bisa melihat wajah perempuan itu dengan jelas. Karena jarak kami yang terlalu jauh. Apalagi topi hitam yang dipakainya juga menutupi wajahnya.

Terlihat perempuan itu meninggalkan si kucing. Tapi tak berapa lama, dia kembali lagi dengan membawa makanan untuk kucing itu.

Tanpa sadar, bibirku melengkung. Membuat senyuman kecil di sana.

Apa yang dia lakukan memang kecil, tapi sangat berarti.

Dering hpku membuatku mengalihkan pandangan darinya.

"Halo Pa? Ada apa?" tanyaku setelah mengangkat telfon dari Papa.

[ Pulang! Mamamu memintamu untuk pulang! ]

Aku mengernyit mendengar ucapan Papa yang terdengar bukan seperti meminta tapi memerintah.

[ Pulanglah Ndri! Papa memaafkanmu. Jadi kamu bisa kembali lagi ke kantor. ]

Apa? Memangnya aku sudah buat salah? Hingga Papa berkata sudah memaafkanku?

"Aku nggak akan pulang Pa. Sebelum aku berhasil membuktikan kalau aku bisa berdiri dengan kakiku sendiri!"

[ Jangan konyol! Memangnya ada yang mau menerimamu bekerja? Papa yakin kamu masih pengangguran sampai saat ini! ]

"Ya itu karena ulah Papa! Ini nggak adil namanya Pa!"

[ Kan Papa sudah bilang, nggak akan ada yang bisa kamu lakukan tanpa nama Papa! Makanya, kamu pulang dan kembali saja ke perusahaan! ]

"Nggak Pa. Aku akan tetap berusaha dan membuktikan pada Papa!"

[ Kenapa kau keras kepala sekali! Baik, terserah kamu! Papa juga nelfon karena Mama yang minta! ]

Telfon dimatikan secara sepihak oleh Papa.

Saat aku kembali melihat ke arah trotoar, perempuan tadi sudah tidak ada. Hanya ada kucing yang sedang makan.

Sepertinya dia sudah pergi. Sayang aku tak bisa melihat wajahnya.

Saat ingin turun, aku lagi-lagi berpapasan dengan Yanto.

Saat aku minggir ke kiri, dia juga ikut ke kiri. Saat aku minggir ke kanan, dia juga minggir ke kanan.

"Iiih, kamu sengaja ya Ndri!" ucap Yanto serak-serak becek.

"Kamu minggir ke kiri dan aku ke kanan. Biar bisa sama-sama lewat!"

"Tuh kan, kamu pasti sengaja biar kita bisa ngobrol kan Ndri?!" seru Yanto dengan ngondek.

"Maaf To, aku mau turun!" Saat aku ingin melangkah, lagi-lagi dia menghalangi jalanku.

"Kan aku udah bilang, kalau aku itu Yanti. Kenapa manggilnya To sih?!"

"Minggir! Dia itu mau lewat!" seseorang meminggirkan Yanto yang sedang menghalangiku.

"Apaan sih Yog?!" ucap Yanto tak terima pada Yogi.

Aku mengangguk ke Yogi untuk berterima kasih dan segera turun.

Sesampainya di kamar, Sela ternyata masih belum pulang. Sepertinya dia sudah baikan dengan Romi.

Kami berbincang-bincang sebentar sambil memakan camilan yang dibeli oleh Sela.

Setelah beberapa lama, Sela pamit pulang. Saat membuka pintu, ternyata ada Yanto yang terlihat seperti sedang ingin mengetok pintu kamar.

"Apa lo? Mau ngapain kesini?!" ujar Sela tak suka. "Awas aja kalau sampai lo goda Romi!"

"Apa sih? Orang aku ada perlu sama Andri kok!" ujar Yanto yang sepertinya juga tak suka dengan Sela.

"Hmh! Dasar kw!" sinis Sela sambil berlalu.

"Rom, sejak kapan kamu punya khodam sih? Mana galak lagi!" ujar Yanto setelah Sela pergi, membuatku terkekeh.

Bisa-bisanya dia menyebut Sela khodam.

"Sejak aku tinggal di kosan ini. Khodam aku jadi lebih aktif jagain aku!" sahut Romi tak kalah nyeleneh. "Oh ya, tadi katanya ada perlu sama Andri. Ada apa?"

"Oh ini!" Yanto menunjukkan sebuah hp. "Ini hp kamu kan Ndri?"

Aku segera merogoh hp di kantong celanaku, dan ternyata tidak ada. "Kok ada di kamu?"

"Sepertinya kamu meninggalkannya di atap!"

"Makasih ya!" Aku menerima hpku yang disodorkan oleh Yanto.

"Sama-sama," jawabnya yang dengan sengaja mengelus punggung tanganku yang sedang mengambil hp.

Dengan segera aku menarik tanganku.

Terpopuler

Comments

Seli Nursulastri

Seli Nursulastri

heeemmmm🤔🤔

2022-09-25

1

Enny Asnanti

Enny Asnanti

uuu dasar ular kadut

2022-09-25

1

Siska Agustin

Siska Agustin

itu Tisa bukan yg nolongin kucing?? aku msh aja penasaran sama Yogi,kek gmn gt reaksi dia saat hadapan sama Andri..

2022-09-14

0

lihat semua
Episodes
1 Gosip Miring
2 Dijodohin?
3 Keluar Dari Rumah
4 Toko Serba Ada
5 Iklan Sampo
6 Perempuan Di Trotoar
7 Tempat Favorit
8 Di Malam Yang Hujan
9 Hampir Saja Disosor
10 Pindah
11 Pindah Lagi
12 Kesan Pertama
13 Orang Transparan
14 Jangan-jangan Cewek Itu Tisa
15 Makan Bersama
16 Keributan
17 Penghuni Baru Yang Aneh
18 Jebakan
19 Bendera Perang
20 Mendapat Bukti
21 Diserang
22 Karena Dendam
23 Nganterin Tisa
24 Pengumuman
25 Pulang Bareng
26 Sakit Jantung?
27 Dijodohin Dengan Anaknya Om Darma
28 Iren Pindah
29 Bukan Sakit Jantung
30 Terhindar Dari Kencan
31 Ulang Tahun Tisa
32 Jalan-jalan Bareng
33 Es Batu Kecil
34 Belum Jadi Pacar
35 Tisa Dipecat
36 Calon Asisten Baru
37 Asisten Baru
38 Kenapa Obatnya Dibuang?
39 Demi Es Krim Pura-pura Pacaran
40 Kacamata Biru
41 Koko?!!
42 Jangan Pernah Lewatkan Modus!
43 Drama Suami Istri
44 Gunung Batu
45 Sumpelan
46 Lampu
47 Modus Pak Yosua
48 Rencana Pernyataan
49 Gagal Total
50 Harus Mencari Tempat Yang Tepat
51 Pernyataan Pak Yosua
52 Butuh Yang Manis-manis
53 Tidak Rela
54 Matahari Untukmu
55 Dongeng Sebelum Tidur
56 Es Batu Nggak Cocok Sama Kulkas
57 Pawang
58 Drama Tempe Krispi
59 Sedot WC
60 Sepertinya Pak Yosua Sengaja
61 Air Asam
62 Salah Paham
63 Masih Marah?
64 Tukang Gombal
65 Ada Rasa?
66 Jadi Tisa Adalah
67 Dibikin Ribet
68 Petir Pembawa Kesempatan
69 Teman Hidup
70 Panggung Drama
71 Andai Lebih Ke Bawah
72 Masak
73 Bahasa Ikan
74 Dua Istri
75 Rencana Dadakan
76 Gaun pengantin
77 Drama Tak Sesuai Harapan
78 Drama Masih Berlanjut
79 Nomor Baru
80 Janjian
81 Apa Tisa Tahu?!
82 Mengirim Foto
83 Nonton Di Bioskop
84 Mencegah Sebelum Diambil
85 Apa Pipit Tahu?
86 Rencana Makan Malam
87 Apa Aku Kecolongan?
88 Bisnis Hanyalah Alasan
89 Pertemuan Di Makan Malam
90 Simpan Kagetmu Untuk Besok
91 Tunangan
92 Firasat
93 Semua Pasti Akan Baik-baik Saja
94 Mata Itu Masih Menutup
95 TAMAT
96 Terimakasih Banyak Untuk Semuanya
Episodes

Updated 96 Episodes

1
Gosip Miring
2
Dijodohin?
3
Keluar Dari Rumah
4
Toko Serba Ada
5
Iklan Sampo
6
Perempuan Di Trotoar
7
Tempat Favorit
8
Di Malam Yang Hujan
9
Hampir Saja Disosor
10
Pindah
11
Pindah Lagi
12
Kesan Pertama
13
Orang Transparan
14
Jangan-jangan Cewek Itu Tisa
15
Makan Bersama
16
Keributan
17
Penghuni Baru Yang Aneh
18
Jebakan
19
Bendera Perang
20
Mendapat Bukti
21
Diserang
22
Karena Dendam
23
Nganterin Tisa
24
Pengumuman
25
Pulang Bareng
26
Sakit Jantung?
27
Dijodohin Dengan Anaknya Om Darma
28
Iren Pindah
29
Bukan Sakit Jantung
30
Terhindar Dari Kencan
31
Ulang Tahun Tisa
32
Jalan-jalan Bareng
33
Es Batu Kecil
34
Belum Jadi Pacar
35
Tisa Dipecat
36
Calon Asisten Baru
37
Asisten Baru
38
Kenapa Obatnya Dibuang?
39
Demi Es Krim Pura-pura Pacaran
40
Kacamata Biru
41
Koko?!!
42
Jangan Pernah Lewatkan Modus!
43
Drama Suami Istri
44
Gunung Batu
45
Sumpelan
46
Lampu
47
Modus Pak Yosua
48
Rencana Pernyataan
49
Gagal Total
50
Harus Mencari Tempat Yang Tepat
51
Pernyataan Pak Yosua
52
Butuh Yang Manis-manis
53
Tidak Rela
54
Matahari Untukmu
55
Dongeng Sebelum Tidur
56
Es Batu Nggak Cocok Sama Kulkas
57
Pawang
58
Drama Tempe Krispi
59
Sedot WC
60
Sepertinya Pak Yosua Sengaja
61
Air Asam
62
Salah Paham
63
Masih Marah?
64
Tukang Gombal
65
Ada Rasa?
66
Jadi Tisa Adalah
67
Dibikin Ribet
68
Petir Pembawa Kesempatan
69
Teman Hidup
70
Panggung Drama
71
Andai Lebih Ke Bawah
72
Masak
73
Bahasa Ikan
74
Dua Istri
75
Rencana Dadakan
76
Gaun pengantin
77
Drama Tak Sesuai Harapan
78
Drama Masih Berlanjut
79
Nomor Baru
80
Janjian
81
Apa Tisa Tahu?!
82
Mengirim Foto
83
Nonton Di Bioskop
84
Mencegah Sebelum Diambil
85
Apa Pipit Tahu?
86
Rencana Makan Malam
87
Apa Aku Kecolongan?
88
Bisnis Hanyalah Alasan
89
Pertemuan Di Makan Malam
90
Simpan Kagetmu Untuk Besok
91
Tunangan
92
Firasat
93
Semua Pasti Akan Baik-baik Saja
94
Mata Itu Masih Menutup
95
TAMAT
96
Terimakasih Banyak Untuk Semuanya

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!