Pindah

Aku mendelik ke Yogi yang sedang menyudutkanku ke tembok kamar mandi.

Kutarik kerah bajunya dan balik mendorong tubuhnya menempel ke tembok.

"Sepertinya tinjuku kurang keras semalam!" Aku langsung mengepalkan tanganku dan mengarahkannya ke Yogi.

"Tunggu Ndri!" cegah Yogi. "Dengerin aku dulu!"

Tinjuku menggantung di udara.

"Aku cuma mau minta maaf sama kamu soal semalam! Tolong jangan bilang ke siapapun tentang yang semalam!"

Aku mengernyit menatapnya.

Atas dasar apa dia memintaku untuk merahasiakannya? Mengingat apa yang hampir dia lakukan tadi malam padaku. Enak banget dia!

"Sebenarnya, aku dulu memang belok. Tapi sekarang, aku sedang mencoba untuk normal kembali. Tapi semuanya lebih sulit saat kamu datang Ndri. Tapi aku berusaha mati-matian menahannya. Dan tadi malam, aku hilang kendali karena mabuk! Aku minta maaf Ndri!"

Cengkramanku pada kerah bajunya agak mengendur. Tapi tanganku tetap memegang kerah bajunya untuk berjaga-jaga.

"Maaf jika membuatmu merasa tidak nyaman. Aku akan pindah dari sini," ucapnya dengan nada bersalah.

Sepertinya dia benar-benar tulus mengucapkan itu.

"Kau tidak perlu pindah dari sini!" Yogi langsung mengangkat wajahnya yang tadi sempat menunduk. Ia menatapku. "Aku yang akan pindah!" sambungku.

JEGREK JEGREK!

Aku terkaget karena pintu kamar mandi yang dipaksa dibuka dari luar. Segera aku menjauh dari Yogi.

"Siapa di dalam?" terdengar suara serak-serak becek dari luar yang berarti itu Yanto.

JEGREK JEGREK!

"Ada orang nggak sih?! Kok nggak jawab?"

"A-ada!" sahutku terbata.

"Oh, Andri ya. Cepetan Ndri! Aku mau buang air besar nih!"

Aku menatap Yogi panik. Aku nggak bisa keluar dari sini. Kalau aku membuka pintu, Yanto bisa tahu kalau ada Yogi juga di dalam sini.

Aku juga baru menyadari kalau aku ada di dalam WC bukan di kamar mandi.

"Pa-pakai WC yang satunya aja!" sahutku lagi.

"Duuh.. nggak bisa! WC yang satunya kan mampet. Belum dibenerin sama Bu kos! Cepetan Ndri!"

Duh! Gimana nih?!

Yogi juga terlihat mulai panik.

"A-aku masih belum selesai. Kamu ke pom bensin aja ya!"

"Haduh Ndri! Ini udah di ujung nih! Lagian mana ada pom bensin di dekat sini?! Cepetan Ndri! Mau keluar nih sebentar lagi!"

Aduhh gimana ini??

Saat sedang bingung, mataku menatap ke atas dan melihat celah yang ada di atas tembok pembatas WC dan kamar mandi.

Yogi bisa keluar dari sana!

Segera aku menunjukan celah yang agak besar itu ke Yogi dan dia segera mengangguk padaku tanda mengerti.

"Ndri! Andri! Cepetan!!' seru Yanto.

"Iya bentar! Sabar!"

Aku langsung membantu Yogi untuk melewati celah itu.

Aku bernafas lega ketika Yogi sudah berhasil melewati celah itu. Sekarang dia sudah ada di kamar mandi sebelah.

Aku langsung membuka pintu karena Yanto sudah menggedor-gedor pintu tidak sabar.

"Lama banget sih?! BAB batu kamu ya!" protesnya.

"Ya gimana mau cepat keluar kalau kamu teriak-teriak terus!"

Dia tak menghiraukan ucapanku lagi dan segera masuk ke dalam.

__________

Sebelum matahari semakin tinggi, aku dan Romi sudah keliling untuk mencari tempat yang cocok untuk kutinggali.

Romi yang mencarikan untukku. Dia menghentikan sepeda motor ke sebuah deretan kamar-kamar kecil. Sepertinya itu kos-kosan.

Di ujung kamar-kamar itu ada Rumah. Sepertinya itu rumah pemilik kos-kosan. Kami bertamu kesana.

"Sebulannya murah di sini," ucap Bapak kos memberitahukan harga yang membuatku sedikit tercengang.

Murah banget! Apa di sini ada hantunya hingga murah?

"Boleh saya lihat kamarnya?"

"Oh, boleh. Sebentar, saya ambil kuncinya!" Bapak kos itu mengangguk padaku dan mengambil sebuah kunci.

Aku dan Romi mengikutinya yang berjalan ke halaman rumah yang tadi kami lewati.

Kos-kosannya ada di sebelah kiri halaman yang terlihat seperti kamar-kamar kecil berjejer.

Aku menyatukan alisku saat kamar dibuka.

Banyak debu disana. Kasur yang ada di lantai sudah pasti juga berdebu. Belum lagi langit-langit kamarnya yang banyak sarang laba-laba. Seperti tidak pernah dibersihkan.

Pantas saja murah!

"Gimana? Kalau Masnya mau saya akan bersihkan!"

Aku menoleh ke Romi. Aku bahkan tidak masuk, tapi debunya sudah kecium.

Saat aku menoleh ke kamar yang lainnya, terlihat cewek-cewek bertengger di depan pintu mereka masing-masing.

Mereka hanya memakai celana pendek di atas lutut dipadukan dengan singlet saja. Ada yang mengerling ke arah kami.

Aku langsung menatap Romi. Mengatakan dengan bahasa isyarat kalau aku nggak mau tinggal di sini.

"Baiklah Pak, akan kami pikir-pikir lagi. Nanti kami akan hubungi lagi," ucap Romi ke Bapak kos.

Setelah itu kami langsung berpamitan pergi dari sana.

Kami berhenti di sebuah warung untuk melepas dahaga.

Romi sedikit bertanya-tanya ke Ibu warung tentang kos-kosan sekitar sini.

"Waduh, jangan ngekos di sana Mas!" ucap Ibu warung.

Kos-kosan yang dia maksud adalah kos-kosan yang kami lihat tadi.

"Di sana itu tempatnya orang yang kerja nggak bener!"

Aku hanya melempar pandang ke Romi.

"Orang yang punya kos-kosan aja juga nggak bener!" imbuh Ibu warung lagi.

"Untung tadi kamu nggak jadi ngekos di sana. Bisa-bisa kamu digasak juga oleh Bapak kos itu! Hahaha!" bisiknya seraya terkekeh.

Aku hanya membalas dengan menginjak kakinya.

_________

Aku pun memutuskan untuk tinggal di apartemen saja. Sepertinya cuma apartemen yang paling aman.

Buktinya, sampai sudah malam begini nggak ada tuh kejadi-kejadian aneh.

Penghuni yang lain pun aku nggak pernah ketemu. Sepertinya mereka orang sibuk semua.

Aku duduk di sofa dan memainkan benda pipih di tanganku. Dan tanpa sadar, aku ketiduran di sana.

Tit tit tit!

Aku tersentak dan terbangun kala mendengar suara seseorang memencet kata sandi apartemenku.

Jam sudah menunjukkan pukul 23.01

Tit tit tit!

Suara itu terdengar kembali dan terus berulang.

Siapa itu?

Aku beranjak dan berjalan ke arah pintu. Aku mengintip dari lubang intip yang ada di pintu.

Ada seorang pria paruh baya berdasi yang terus-terusan memencet kata sandi.

Ada apa dengan Bapak itu?!

Aku pun membuka pintu untuk menanyakan alasan dia terus memencet sandi apartemenku.

"Akhirnya terbuka juga!" ucapnya lega. Tapi dia langsung terkejut begitu melihatku berdiri di tengah pintu.

"Siapa kau!" serunya terlihat marah.

"Harusnya saya yang bertanya begitu. Bapak yang siapa? Ini apartemen saya!"

"Enak saja! Unit 206 itu apartemen saya! Kamu maling kan! Ngaku!! Security! Security ada maling!!" teriaknya tiba-tiba.

Aku terbelalak mendengarnya berteriak tidak jelas.

Tanganku refleks membungkam mulutnya.

"Hemp! Hemp!!" dia terus memberontak.

"Hei! Apa yang kau lakukan?!" seru seseorang yang baru keluar dari lift.

"Tolong aku! Dia maling!!" teriak pria yang sedang kubungkam.

Terpopuler

Comments

EkaYulianti

EkaYulianti

deg degkan

2022-10-09

1

Siska Agustin

Siska Agustin

yaelah Andri apes bnr sebelum ketemu Tisa..ternyata bukan hanya Tisa yg dpt masalah terus tp si Andri juga 🙄

2022-09-18

1

lihat semua
Episodes
1 Gosip Miring
2 Dijodohin?
3 Keluar Dari Rumah
4 Toko Serba Ada
5 Iklan Sampo
6 Perempuan Di Trotoar
7 Tempat Favorit
8 Di Malam Yang Hujan
9 Hampir Saja Disosor
10 Pindah
11 Pindah Lagi
12 Kesan Pertama
13 Orang Transparan
14 Jangan-jangan Cewek Itu Tisa
15 Makan Bersama
16 Keributan
17 Penghuni Baru Yang Aneh
18 Jebakan
19 Bendera Perang
20 Mendapat Bukti
21 Diserang
22 Karena Dendam
23 Nganterin Tisa
24 Pengumuman
25 Pulang Bareng
26 Sakit Jantung?
27 Dijodohin Dengan Anaknya Om Darma
28 Iren Pindah
29 Bukan Sakit Jantung
30 Terhindar Dari Kencan
31 Ulang Tahun Tisa
32 Jalan-jalan Bareng
33 Es Batu Kecil
34 Belum Jadi Pacar
35 Tisa Dipecat
36 Calon Asisten Baru
37 Asisten Baru
38 Kenapa Obatnya Dibuang?
39 Demi Es Krim Pura-pura Pacaran
40 Kacamata Biru
41 Koko?!!
42 Jangan Pernah Lewatkan Modus!
43 Drama Suami Istri
44 Gunung Batu
45 Sumpelan
46 Lampu
47 Modus Pak Yosua
48 Rencana Pernyataan
49 Gagal Total
50 Harus Mencari Tempat Yang Tepat
51 Pernyataan Pak Yosua
52 Butuh Yang Manis-manis
53 Tidak Rela
54 Matahari Untukmu
55 Dongeng Sebelum Tidur
56 Es Batu Nggak Cocok Sama Kulkas
57 Pawang
58 Drama Tempe Krispi
59 Sedot WC
60 Sepertinya Pak Yosua Sengaja
61 Air Asam
62 Salah Paham
63 Masih Marah?
64 Tukang Gombal
65 Ada Rasa?
66 Jadi Tisa Adalah
67 Dibikin Ribet
68 Petir Pembawa Kesempatan
69 Teman Hidup
70 Panggung Drama
71 Andai Lebih Ke Bawah
72 Masak
73 Bahasa Ikan
74 Dua Istri
75 Rencana Dadakan
76 Gaun pengantin
77 Drama Tak Sesuai Harapan
78 Drama Masih Berlanjut
79 Nomor Baru
80 Janjian
81 Apa Tisa Tahu?!
82 Mengirim Foto
83 Nonton Di Bioskop
84 Mencegah Sebelum Diambil
85 Apa Pipit Tahu?
86 Rencana Makan Malam
87 Apa Aku Kecolongan?
88 Bisnis Hanyalah Alasan
89 Pertemuan Di Makan Malam
90 Simpan Kagetmu Untuk Besok
91 Tunangan
92 Firasat
93 Semua Pasti Akan Baik-baik Saja
94 Mata Itu Masih Menutup
95 TAMAT
96 Terimakasih Banyak Untuk Semuanya
Episodes

Updated 96 Episodes

1
Gosip Miring
2
Dijodohin?
3
Keluar Dari Rumah
4
Toko Serba Ada
5
Iklan Sampo
6
Perempuan Di Trotoar
7
Tempat Favorit
8
Di Malam Yang Hujan
9
Hampir Saja Disosor
10
Pindah
11
Pindah Lagi
12
Kesan Pertama
13
Orang Transparan
14
Jangan-jangan Cewek Itu Tisa
15
Makan Bersama
16
Keributan
17
Penghuni Baru Yang Aneh
18
Jebakan
19
Bendera Perang
20
Mendapat Bukti
21
Diserang
22
Karena Dendam
23
Nganterin Tisa
24
Pengumuman
25
Pulang Bareng
26
Sakit Jantung?
27
Dijodohin Dengan Anaknya Om Darma
28
Iren Pindah
29
Bukan Sakit Jantung
30
Terhindar Dari Kencan
31
Ulang Tahun Tisa
32
Jalan-jalan Bareng
33
Es Batu Kecil
34
Belum Jadi Pacar
35
Tisa Dipecat
36
Calon Asisten Baru
37
Asisten Baru
38
Kenapa Obatnya Dibuang?
39
Demi Es Krim Pura-pura Pacaran
40
Kacamata Biru
41
Koko?!!
42
Jangan Pernah Lewatkan Modus!
43
Drama Suami Istri
44
Gunung Batu
45
Sumpelan
46
Lampu
47
Modus Pak Yosua
48
Rencana Pernyataan
49
Gagal Total
50
Harus Mencari Tempat Yang Tepat
51
Pernyataan Pak Yosua
52
Butuh Yang Manis-manis
53
Tidak Rela
54
Matahari Untukmu
55
Dongeng Sebelum Tidur
56
Es Batu Nggak Cocok Sama Kulkas
57
Pawang
58
Drama Tempe Krispi
59
Sedot WC
60
Sepertinya Pak Yosua Sengaja
61
Air Asam
62
Salah Paham
63
Masih Marah?
64
Tukang Gombal
65
Ada Rasa?
66
Jadi Tisa Adalah
67
Dibikin Ribet
68
Petir Pembawa Kesempatan
69
Teman Hidup
70
Panggung Drama
71
Andai Lebih Ke Bawah
72
Masak
73
Bahasa Ikan
74
Dua Istri
75
Rencana Dadakan
76
Gaun pengantin
77
Drama Tak Sesuai Harapan
78
Drama Masih Berlanjut
79
Nomor Baru
80
Janjian
81
Apa Tisa Tahu?!
82
Mengirim Foto
83
Nonton Di Bioskop
84
Mencegah Sebelum Diambil
85
Apa Pipit Tahu?
86
Rencana Makan Malam
87
Apa Aku Kecolongan?
88
Bisnis Hanyalah Alasan
89
Pertemuan Di Makan Malam
90
Simpan Kagetmu Untuk Besok
91
Tunangan
92
Firasat
93
Semua Pasti Akan Baik-baik Saja
94
Mata Itu Masih Menutup
95
TAMAT
96
Terimakasih Banyak Untuk Semuanya

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!