16.Menginap Part 2

...BAB.16...

Beberapa waktu berjalan kaki, ia pun akhirnya sampai di depan kamarnya. Tangan yang sebelah kiri membawa beberapa makanan, sedangkan yang satunya lagi, ia gunakan untuk membuka gagang pintu. Ditariknya secara perlahan, gagang pintu tersebut, hingga pintu kamar tersebut terbuka secara perlahan. Melihat sekeliling kamar, 'tak ada siapapun yang terlihat. Ia pun masuk dan memanggil sahabatnya yang entah ada dimana.

"Rani!" panggilnya.

"Lagi mandi!" balasnya dari balik kamar mandi.

"Oh ok, lanjutin," balasnya. Naira pun meletakkan beberapa bungkus makanan tersebut, di atas meja kecil samping tempat tidur. Sembari menunggu Rani selesai mandi, ia pun membaringkan tubuhnya di atas kasur berukuran single tersebut, dan mulai mengotak-atik gawainya.

Selang beberapa menit, Rani pun keluar dari kamar mandi dengan rambut yang masih basah, dan terlihat segar.

"Gimana Ran, udan enakan badannya?" tanya Naira begitu Rani menghampiri Naira.

"Ya mendingan lah. Seenggaknya udah bisa tidur," balas Rani.

"Oya, tadi dari mana? pas aku bangun udah ngilang aja," lanjutnya.

"Oh itu. Kan udah di WA sih, abis cari makan, sama tuh ada rujak di meja. Ya ... siapa tau butuh yang seger-seger kan," terangnya.

"wah seger-seger nih, yuk makan bareng," balas Rani begitu melihat buah-buahan yang begitu segar.

"Iya, di makan aja, ada nasi juga kalo udah laper," balas Naira.

"Nasinya nanti aja deh, kalo udah di kostan. Belum laper juga, rujakan dulu aja deh. Lo mau apa dulu Nay? biar gue siapin sekalian," kata Rani yang terlihat tengah membuka tiap makanan.

"Em, rujakan dulu aja deh. Gue juga belum laper," balas Naira.

"Ok." Begitu mendapat jawaban, Rani pun mengambil dua buah piring. Kemudian, dituangkannya berbagai macam buah tersebut ke dalam piring, agar lebih mudah untuk memakannya.

Begitu siap, mereka pun mulai menyantap dengan antusias. Kesegaran beraneka ragam buah yang dominan asam manis, berpadu dengan sambal yang berwarna coklat kental, dengan perpaduan rasa pedas manis. Kesegaran yang bercampur manis pedas, membuat lidah terus menari-nari dalam mulut, dan enggan untuk berhenti. Hingga semua buah habis 'tak tersisa, barulah lidah dapat berhenti.

Usai melahap habis rujak yang Naira bawa, mereka pun membereskan sisa bungkus makanan tersebut, dan bersiap menuju tempat kostan Rani.

"Huh ... dah siap," kata Rani dengan lega.

"Ya udah yuk, OTW. Keburu malem nih," ajak Naira antusias.

"Ayuk," balas Rani setelah selesai berkemas. Mereka pun berjalan keluar kamar secara beriringan.

"Kretek ..." pintu pun di tutup dari luar, dan 'tak lupa di kuncinya kembali.

"Yuk jalan," ajak Naira, setelah memasukkan kunci kostan ke dalam kantong sakunya. Mereka pun berjalan menuju tempat tinggal Rani.

Selang beberapa menit berjalan kaki, mereka pun kini telah sampai di depan pintu kost yang Rani sewa. Rani pun segera merogoh kunci pintu, dari dalam tas kecil miliknya. Sedikit di aduk-aduk, dan merabanya hingga akhirnya ketemu. Kemudian, ia keluarkan kunci pintu tersebut dari dalam tas, dan membuka pintu tersebut.

"Huh, akhirnya nyampe juga," kata Naira sembari meletakkan tas kecil yang ia bawa, serta melepas sweater yg ia kenakan sebagai rompi di atas kasur. Serta, segera merebahkan badan dengan nyamannya.

"Hem, enak nih sebenernya tempatnya," lanjut Naira.

"Ya sebenernya emang enak. Tempatnya bersih, lumayan luas juga. Sama rumah tangga juga ada jarak. Jadi enak, gak bising. Tapi ya itu dia, sayangnya tetangga sebelahnya itu loh, berisik banget bikin gak bisa tidur," jelasnya sembari memilih-milih pakaian di lemari.

"Ya kita liat nanti, sebising apa mereka," balas Naira santai.

"Ya udah, gak usah di pikirin. Nyantai dulu aja, gue mau ganti baju," pamit Rani setelah menemukan pakaian yang menurutnya sesuai.

"Ok," balasnya singkat. Sembari menunggu Rani berganti pakaian, ia pun iseng membuka ponselnya. Ternyata, beberapa menit yang lalu, Adam mengirim pesan padanya melalui aplikasi obrolan hijau yang populer.

"Hai Nay, gimana kerjaan hari ini, lancar?" tulisnya.

"Eh tumben nih orang perhatian, gak biasanya begitu. Kepetok apa, di jalan tuh kepala?" gumamnya merasa heran.

"Ada keluhan gak?" lanjutnya di tulisan yang kedua.

"Lancar seperti biasa. Rani juga udah mulai bisa, jadi buat saat ini aman sih gak ada keluhan apa-apa," balas Naira.

"Oh begitu, syukur deh kalo gitu," balasnya beberapa menit kemudian, setelah Naira membalas pesan Adam.

"Iya. O iya, makasih ya buat yang kesekian kalinya, dikirimin makanan, jadi gak enak," balas Naira kemudian.

"Ah santai aja, gak papa kok biar makin semangat kalian kerjanya," tulisnya beberapa saat kemudian.

"Hai Nay, nunggu lama ya?" sapa Rani yang baru saja keluar dari kamar mandi, dengan pakaian yang telah berganti.

"Hai Ran. Gimana, dah segeran sekarang?" balasnya, sembari menutup seketika layar ponsel miliknya.

"Iya dong, ya udah seger sekarang. Tapi gak tau nanti, bakal bergadang lagi apa enggak," balasnya, sembari ikut merebahkan badan di atas kasur dengan posisi ternyamannya.

"Ada gue aman lah, eh makan yuk," ajaknya.

"Dah laper ya?" tebak Rani.

"Heheheh, lumayan," terangnya dengan menampilkan wajah termanisnya.

"Ya udah gih makan duluan aja, gue nanti aja deh," balas Rani.

Naira pun segera turun dari kasur, dan mengambil sebuah bungkus makanan yang ia beli sore tadi.

Tanpa pikir panjang, ia pun kemudian membuka bungkus makanan tersebut, serta melahapnya hingga tandas, dan hanya bersisakan bungkus dan plastik pembungkusnya saja.

"Ran, tong sampahnya mana?" tanya Naira.

"Ada di depan kost," balas Rani.

Tanpa berlama-lama, Naira pun segera pergi keluar untuk membuang beberapa plastik bungkus makanan, ke dalam tempat sampah.

Saat ia berbalik ingin masuk kembali, terlihat beberapa pemuda masuk ke dalam kamar kost sebelah. Jika di lihat dari raut wajahnya yang tampak kusut. Sepertinya, mereka baru saja pulang kerja. Ia pun hendak menemuinya. Namun, melihatnya yang tampak kelelahan, Naira pun mengurungkannya. Lagi pula, ia bukan penghuni tempat ini, 'tak etis jika membuat keributan tanpa bukti akurat. Naira pun memilih masuk kembali ke dalam kamar kost Rani.

"Eh Ran, tau gak ... pas aku keluar tadi, pas banget tuh tetangga sebelah baru pada balik," jelas Naira yang seketika ikut menyusul berbaring di samping Rani berada, untuk menginformasikannya.

"Ya elah ... alamat nih," balas Rani malas. Sesuai yang terjadi beberapa hari belakangan ini, ia pun memprediksi akan ada hal yang membuatnya 'tak bisa tidur, akibat ulah tetangga rese tersebut.

"Tenang aja Ran, kalo malem ini berani berisik lagi, gue samperin deh. Tadi mau langsung gue samperin tapi mukanya pada kusut kaya baju belum di laundry, males lah," terang Naira.

"Hm, suka-suka Lu lah," balas Rani malas, sembari masih asik dengan gawainya.

Naira yang kini berbaring satu ranjang bersama Rani pun ikut membuka gawai. Mulai berselancar di dunia maya, scroll layar dari atas sampai bawah secara random, mencari sesuatu yang mungkin menarik. Sesekali ia pun melirik temannya yang tengah asik, terkadang senyum-senyum sendiri.

"Serius amat Buk," candanya.

"Hahaha ... enggak. Ini loh biasa si Surya, kirimin foto absurd," jelas Rani, sambil menunjukkan beberapa foto kiriman Surya.

"Hahhaha, gila tuh bocah," kata Naira spontan.

"Katanya gak suka, masih aja di ladenin. Nanti di kira PHP-in loh," lanjut Naira memperingatkan.

"Ya mau gimana lagi, keadaan. Lagian, itung-itung buat hiburan aja. Liat tingkahnya yang rada-rada ..." lanjut Rani

"Ya ... ya, terserah sih," balasnya.

Mereka pun kembali tenggelam dalam dunianya masing-masing. Rani yang chatingan dengan gebetannya, sedangkan Naira dengan dunia mayanya. Detik berganti detik, menit berganti menit, jam pun kini telah berganti, hingga 'tak terasa telah pukul 00:00. Rani yang sedari tadi asik dengan gawainya, tiba-tiba menghentikannya dan turun dari ranjang.

"Mau kemana Ran?" tanya Naira.

"Cacingnya udah pada demo," balasnya singkat.

"Oh ... ya udah tenangin dulu tuh biar gak rusuh," balasnya sembari menahan tawa.

"Siap komandan!" balas Rani yang berdiri tegap memberi salam hormat, layaknya bawahan dan komandan sungguhan, sebelum akhirnya mengambil makan yang sedari tadi mungkin menangis karena di anggurin. Memang kan ya ,gak enak kalo dianggurin, apa lagi perasaan.

Naira yang melihat pemandangan tersebut, hanya tertawa terbahak-bahak sembari menggeleng-gelengkan kepala, melihat tingkah sang sahabat tersebut. Sementara Rani, kini tengah sibuk dengan kegiatan mengisi perutnya. Naira pun kembali pada kegiatannya.

"Eh Ran, udah jam segini, tapi masih belum ada tanda-tanda sebelah bikin ulah ya?" tanya Naira.

"Eh iya juga ya, tumben." Spontan ia menghentikan sesaat sesi makannya.

"Udah bosen kali," lanjut Rani sembari kembali melanjutkan sesi makan malamnya

"Bagus lah, semoga aja terus tenang begini," kata Naira.

"Uaaaahh ... ngantuk nih. Gue tidur duluan ya. Kalo ada apa-apa, bangunin ya," lanjutnya sembari bersiap untuk tidur. Rani pun 'tak membalas, hanya ancungan jempol tanda siap. Tidak butuh waktu lama, Naira pun telah terbang ke alam mimpi dengan nyenyaknya. Sejauh ini, tetangga sebelah masih aman, 'tak membuat keributan seperti sebelumnya. Namun, setelah ia tertidur, apakah mereka akan berulah atau tidak, entah lah.

...Bersambung.............

Episodes
1 1.Mendapatkan Pekerjaan Baru
2 2.Hari Pertama Kerja
3 3.Mencari Menu Sarapan
4 4.Pertemuan Pertama
5 5.Pria Asing
6 6.Mengantar Pulang Dengan Ojek Online
7 7.Sebelum Menghadiri Meet And Great
8 8.Meet And Great
9 9.After Meet And Great
10 10.Bertemu Rani
11 11.Loker
12 12.Menemani Sahabat Melamar Pekerjaan
13 13.Mencari Tempat Tinggal
14 14.Hari Kerja Rani
15 15.Menginap Ke Tempat Rani
16 16.Menginap Part 2
17 17.Menginap Part 3
18 18.Di Bayarin
19 19.Terjadi Lagi
20 20.Bertukar Tempat Tinggal Part 1
21 21.Bertukar Tempat Tinggal Part 2
22 22.Bertukar Tempat Tinggal Part 3
23 23.Hari Pertama Setelah Bertukar Tempat Tinggal
24 24. berisik!
25 25.Kenapa Berisik?
26 26.Penguntit
27 27.Penguntit Part 2
28 28.Sebelum Libur
29 29.Hari Libur
30 30.Temannya Mantan
31 31. Alasan kenapa Sampai Berada Di Sini
32 32. Menghabiskan Sisa Hari Libur
33 33.Ternyata Dia
34 34. Hari Yang Menyakitkan
35 35.Harus Move On
36 36.Selingkuh
37 37.Klarifikasi
38 38.CCTV Berjalan
39 39.Salah Paham
40 40.Keseruan Anak Kecil
41 41.Menghabiskan Sisa Waktu Bersama Sandi
42 42.Di Jemput Sandi
43 43.Siapa Orang Itu?
44 44.Menyatakan Perasaan Part 1
45 45.Menyatakan Perasaan Part 2
46 46. Semakin Ruwet
47 47.Saatnya Mengiklaskan Part 1
48 48.Saatnya Mengikhlaskan Part 2
49 49.Saatnya Mengikhlaskan Part 3
50 50. Memulai Sebuah Hubungan Baru
51 51.Pilihan Yang Tepat
52 52.Double Date
53 53 Memberi Pengertian Kepada Surya
54 54.Kartu AS
55 55. Panggilan "Dede"
56 56 Bertemu Keluarga Sandi
57 57.Menguji Kesabaran
58 58.Tidak Sederajat Dengan Sandi
59 59.Mundur Atau Bertahan
60 60.Tanpa Kabar
61 61.Menghabiskan Waktu Bersama
62 62. Orang Suruhan
63 63.Di Jebak
64 64.Meminta Bantuan Surya
65 65.Penjelasan
66 66.Dinner
67 67.Teror Pertama
68 68.Teror Ke Dua
69 69.Mencari Tahu Siapa Pelakunya
70 70.Siapa Pria Berhoodie Itu?
71 71.Mengawasi Pria Berhoodie
72 72.Terkuak Siapa Pelakunya
73 73.Pasrah Dengan Keadaan
74 74.Masih Aman
75 75.Berita Hoax
76 76.Akun Yang Terbajak
77 77.Mengembalikan Akun
78 78.Memutuskan Untuk Resign
79 79.Hari Terakhir
80 80.Perpisahan
81 81.Tanpa Kabar
82 82.Putus
83 83.Kembali Ke Kota Asal
84 84. Bersiap Untuk Pulang
Episodes

Updated 84 Episodes

1
1.Mendapatkan Pekerjaan Baru
2
2.Hari Pertama Kerja
3
3.Mencari Menu Sarapan
4
4.Pertemuan Pertama
5
5.Pria Asing
6
6.Mengantar Pulang Dengan Ojek Online
7
7.Sebelum Menghadiri Meet And Great
8
8.Meet And Great
9
9.After Meet And Great
10
10.Bertemu Rani
11
11.Loker
12
12.Menemani Sahabat Melamar Pekerjaan
13
13.Mencari Tempat Tinggal
14
14.Hari Kerja Rani
15
15.Menginap Ke Tempat Rani
16
16.Menginap Part 2
17
17.Menginap Part 3
18
18.Di Bayarin
19
19.Terjadi Lagi
20
20.Bertukar Tempat Tinggal Part 1
21
21.Bertukar Tempat Tinggal Part 2
22
22.Bertukar Tempat Tinggal Part 3
23
23.Hari Pertama Setelah Bertukar Tempat Tinggal
24
24. berisik!
25
25.Kenapa Berisik?
26
26.Penguntit
27
27.Penguntit Part 2
28
28.Sebelum Libur
29
29.Hari Libur
30
30.Temannya Mantan
31
31. Alasan kenapa Sampai Berada Di Sini
32
32. Menghabiskan Sisa Hari Libur
33
33.Ternyata Dia
34
34. Hari Yang Menyakitkan
35
35.Harus Move On
36
36.Selingkuh
37
37.Klarifikasi
38
38.CCTV Berjalan
39
39.Salah Paham
40
40.Keseruan Anak Kecil
41
41.Menghabiskan Sisa Waktu Bersama Sandi
42
42.Di Jemput Sandi
43
43.Siapa Orang Itu?
44
44.Menyatakan Perasaan Part 1
45
45.Menyatakan Perasaan Part 2
46
46. Semakin Ruwet
47
47.Saatnya Mengiklaskan Part 1
48
48.Saatnya Mengikhlaskan Part 2
49
49.Saatnya Mengikhlaskan Part 3
50
50. Memulai Sebuah Hubungan Baru
51
51.Pilihan Yang Tepat
52
52.Double Date
53
53 Memberi Pengertian Kepada Surya
54
54.Kartu AS
55
55. Panggilan "Dede"
56
56 Bertemu Keluarga Sandi
57
57.Menguji Kesabaran
58
58.Tidak Sederajat Dengan Sandi
59
59.Mundur Atau Bertahan
60
60.Tanpa Kabar
61
61.Menghabiskan Waktu Bersama
62
62. Orang Suruhan
63
63.Di Jebak
64
64.Meminta Bantuan Surya
65
65.Penjelasan
66
66.Dinner
67
67.Teror Pertama
68
68.Teror Ke Dua
69
69.Mencari Tahu Siapa Pelakunya
70
70.Siapa Pria Berhoodie Itu?
71
71.Mengawasi Pria Berhoodie
72
72.Terkuak Siapa Pelakunya
73
73.Pasrah Dengan Keadaan
74
74.Masih Aman
75
75.Berita Hoax
76
76.Akun Yang Terbajak
77
77.Mengembalikan Akun
78
78.Memutuskan Untuk Resign
79
79.Hari Terakhir
80
80.Perpisahan
81
81.Tanpa Kabar
82
82.Putus
83
83.Kembali Ke Kota Asal
84
84. Bersiap Untuk Pulang

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!