4.Pertemuan Pertama

...BAB.4...

"Pak Niko, kakaknya cowo itu? waduh, gawat kalo sampe kejadian tadi pagi di ceritain," paniknya sambil berlalu agar 'tak dicurigai menguping pembicaraan bosnya.

Pria yang ia kira karyawan nasi uduk, ternyata ialah adik dari bosnya. Sekian langkah menjauh dari meja tersebut, ia pun tanpa sengaja bertemu dengan teh Iza di dapur. Tanpa pikir panjang, ia pun memastikannya langsung.

"Teh, itu di depan yang bareng sama pak Niko siapanya ya? kok kelihatannya akrab banget," tanyanya penasaran. teh Iza pun mendongak ke depan dan menjelaskan pada Naira.

"Oh iya, itu adiknya a Niko. Masih kuliah sih, kadang juga bantu-bantu Teteh di sini kalo Lagi gak ada kelas. Tapi kadang juga kalo lagi gak mood meski gak ada kelas, ya malah ngelayab entah kemana," terangnya.

"Oh begitu, ya sudah Teh, saya permisi dulu, mau lanjutin kerjaannya," balasnya kepada teh Iza. Kemudian, Naira pun izin meninggalkan teh Iza guna menyelesaikan pekerjaannya yang tertunda, hingga akhir. Meski pun hatinya tetap was-was, takut jika pria tersebut menceritakan kejadian tadi pagi.

...****************...

Hari masih belum begitu malam. Namun, restoran telah tutup. Momen langka tersebut terjadi karena banyaknya pengunjung yang datang dan di tambah lagi dengan take away yang lumayan banyak hari ini, sedangkan bahan-bahan telah habis. Setelah closing dan mengunci pintu, para karyawan pun mulai satu per satu pergi meninggalkan area restoran dan kembali ke tempat tinggalnya masing-masing. Jam di tangan Naira masih menunjukkan pukul 19:30.

Malam masih terlalu panjang jika ia kembali ke dalam mess yang jaraknya hanya beberapa langkah. ia pun memutuskan duduk di kursi yang berada di depan restoran, untuk sekedar menikmati lalu lalang jalan raya, yang berhias lampu warna warni. Ramai di tengah kesendiriannya, membuatnya tenang selepas lelah bekerja. Ia nikmati secangkir kopi hangat yang ia pesan di kedai sebelah. Dengan di iringi keramaian malam, menambah kesan yang sempurna.

"Hay," sapa seseorang secara tiba-tiba, yang mengagetkan Naira.

"Eh iya, hay juga," balasnya asal.

"Boleh duduk di sini?" tanyanya. Naira pun mempersilahkannya.

"Aku Adam, kamu?" tanyanya dengan mengulurkan tangan. Demi apa, laki-laki ganteng sekaligus adik bos menyapanya. Girang dalam hati, namun ia berusaha bersikap setenang mungkin.

"Naira," balasnya singkat agar dapat menutupi kegugupannya, dan membalas dengan cepat uluran tangan dari Adam.

"Oh Naira, udah lama kerja di sini?" tanyanya.

"Belum, baru beberapa hari Mas," jawab Naira.

"Pantas mukanya keliatan asing," gumamnya.

"Jangan panggil Mas, panggil Adam aja," pinta Adam.

"Oya, restoran udah tutup. Tapi ngapain masih di sini?" lanjutnya.

"Ya gak papa, lagi menikmati suasana aja sih Mas," terangnya.

"Adam!" ralat laki-laki itu.

"Iya Adam, maaf lupa," lanjut Naira meralat kalimatnya.

"Adam sendiri, ngapain masih disini?" kini Naira yang melontarkan pertanyaaan kepada Adam.

"Biasa, lagi cari inspirasi aja," jawabnya santai.

"inspirasi apa?" tanya Naira.

"Skripsi. Suntuk kalo di rumah, ya kali aja abis jalan-jalan dapet ilham gitu, hehe ..." terangnya, diiringi tawa yang begitu mempesona.

"Oh gitu, tapi ini sih bukan jalan-jalan cari inspirasi, tapi lagi nongkrong," balas Naira asal.

"hahaha ... ya bener juga sih. Ya abisnya gak tau lagi mau kemana," curhatnya.

"Temen, pacar, gitu?" tanya Naira.

"Temen lagi pada sibuk. Ada yang ngerjain skripsi juga, ada yang sama doinya," katanya.

"Kalo pacar ... masih di cari," lanjutnya.

"Oh begitu," balas Naira.

"Kalo kamu, asli mana?" tanya Adam.

"Surabaya," balas Naira.

"Eleh ... jauh pisan ey. Kenapa gak cari yang deket-deket aja?" balas Adam terkejut.

"Ya gimana, kayaknya takdir yang bawa saya sampe sini," balas Naira.

"Takdir?" tanya Adam bingung.

"Ya ada suatu hal lah yang maaf gak bisa saya ceritain, intinya ya, itu yang menuntun saya sampe sini," balas Naira.

"Oh iya, gak papa gak usah di ceritain," balas Adam.

"Di sini tinggal di mana?" tanya Adam.

"Mess restoran," balas Naira.

"Oh gitu ya," balas Adam.

"Oya, boleh tanya?" tanya Naira ragu-ragu.

"Boleh," balas Adam.

"Tadi pagi, di kedai nasi uduk ngapain?" tanya Naira.

"oh tadi tuh ..." belum sempat menjawab pertanyaan Naira, tiba-tiba ponsel Adam berdering,

"ret ... dret ... dret."

"Maaf, saya angkat telepon dulu," kata Adam.

"Silahkan." Adam pun menjawab panggilan yang masuk. Entah apa yang di bicarakan, yang pasti setelah panggilan itu selesai, Adam langsung pamit pulang.

"Em Nay, maaf saya harus pergi, ada urusan. Kamu gak papa kan saya tinggal sendiri," pamitnya.

"Iya gak papa,"balas Naira. Adam pun kemudian segera pergi meninggalkan Naira sendirian lagi.

"Huh, sendirian lagi deh," gumamnya setelah kepergian Adam.

Setelah sedikit lama duduk-duduk sendiri, ia pun mulai bosan. ia berinisiatif membuka aplikasi google maps, untuk mencari ada apa saja di sekitar lokasi. Barang kali ada tempat yang menarik dan mudah di jangkau dengan berjalan kaki.

"Emmm ... restoran, deretan kedai, jalan trotoar, hotel, alun-alun," narasinya dengan memutar-mutar layar ponsel, sembari mengamati tiap titik di sekitar lokasi ia berada.

"Alun-alun? kalo malem gini ada apa ya? coba ke sana deh." Ia pun memutuskan untuk menuju alun-alun kota, yang jaraknya bisa di tempuh dengan berjalan kaki. Dengan berbekalkan google maps di ponselnya, ia pun melangkahkan kaki hingga sampailah ke tujuan.

...****************...

Beberapa menit melangkah, kini ia telah sampai di gerbang alun-alun kota.

"Wah ternyata rame banget, ada banyak wahana, pedagangnya juga banyak, masuk ah," narasinya merasa puas. Tidak sia-sia ia berjalan jauh sampai sini. Dengan hati yang gembira, ia pun masuk dan mulai berkeliling area. Hingga, "grubak!" seseorang menabrak Naira.

"Aduh!" keluhnya saat terduduk di tanah akibat tertabrak seseorang.

"Maaf ..." kata seseorang yang mengulurkan tangannya. Melihat uluran tangan orang tersebut, Naira pun mendongak meski dengan ekspresi kesakitan.

"Biar saya bantu," lanjut orang tersebut. Naira pun segera menerima uluran tangan orang tersebut, hingga posisi badannya kembali berdiri, meski dengan sebelah kaki yang di angkat.

"Kaki kamu?" tanya orang tersebut yang terlihat khawatir.

"Gak papa, cuma terkilir sedikit," Kata Naira.

"Duduk dulu aja, sini." Orang tersebut pun menuntun Naira ke tempat duduk yang kebetulan 'tak jauh darinya.

"Iya, aduh!" keluh Naira.

"Maaf ya, tadi saya gak liat. Jadinya nabrak kamu," katanya merasa bersalah.

"Iya gak papa," balas Naira sembari berusaha memijit pergelangan kaki yang terkilir.

"Tangan kamu juga luka. Bentar, saya cari obat dulu. Jangan kemana-mana!" perintahnya, begitu melihat telapak tangan Naira yang mengeluarkan darah. Ia pun segera pergi mencari pertolongan pertama pada luka.

Dengan kaki yang terkilir, 'tak mungkin juga Naira kemana-mana, terpaksa ia pun menunggu orang itu hingga kembali.

...Bersambung...............

Episodes
1 1.Mendapatkan Pekerjaan Baru
2 2.Hari Pertama Kerja
3 3.Mencari Menu Sarapan
4 4.Pertemuan Pertama
5 5.Pria Asing
6 6.Mengantar Pulang Dengan Ojek Online
7 7.Sebelum Menghadiri Meet And Great
8 8.Meet And Great
9 9.After Meet And Great
10 10.Bertemu Rani
11 11.Loker
12 12.Menemani Sahabat Melamar Pekerjaan
13 13.Mencari Tempat Tinggal
14 14.Hari Kerja Rani
15 15.Menginap Ke Tempat Rani
16 16.Menginap Part 2
17 17.Menginap Part 3
18 18.Di Bayarin
19 19.Terjadi Lagi
20 20.Bertukar Tempat Tinggal Part 1
21 21.Bertukar Tempat Tinggal Part 2
22 22.Bertukar Tempat Tinggal Part 3
23 23.Hari Pertama Setelah Bertukar Tempat Tinggal
24 24. berisik!
25 25.Kenapa Berisik?
26 26.Penguntit
27 27.Penguntit Part 2
28 28.Sebelum Libur
29 29.Hari Libur
30 30.Temannya Mantan
31 31. Alasan kenapa Sampai Berada Di Sini
32 32. Menghabiskan Sisa Hari Libur
33 33.Ternyata Dia
34 34. Hari Yang Menyakitkan
35 35.Harus Move On
36 36.Selingkuh
37 37.Klarifikasi
38 38.CCTV Berjalan
39 39.Salah Paham
40 40.Keseruan Anak Kecil
41 41.Menghabiskan Sisa Waktu Bersama Sandi
42 42.Di Jemput Sandi
43 43.Siapa Orang Itu?
44 44.Menyatakan Perasaan Part 1
45 45.Menyatakan Perasaan Part 2
46 46. Semakin Ruwet
47 47.Saatnya Mengiklaskan Part 1
48 48.Saatnya Mengikhlaskan Part 2
49 49.Saatnya Mengikhlaskan Part 3
50 50. Memulai Sebuah Hubungan Baru
51 51.Pilihan Yang Tepat
52 52.Double Date
53 53 Memberi Pengertian Kepada Surya
54 54.Kartu AS
55 55. Panggilan "Dede"
56 56 Bertemu Keluarga Sandi
57 57.Menguji Kesabaran
58 58.Tidak Sederajat Dengan Sandi
59 59.Mundur Atau Bertahan
60 60.Tanpa Kabar
61 61.Menghabiskan Waktu Bersama
62 62. Orang Suruhan
63 63.Di Jebak
64 64.Meminta Bantuan Surya
65 65.Penjelasan
66 66.Dinner
67 67.Teror Pertama
68 68.Teror Ke Dua
69 69.Mencari Tahu Siapa Pelakunya
70 70.Siapa Pria Berhoodie Itu?
71 71.Mengawasi Pria Berhoodie
72 72.Terkuak Siapa Pelakunya
73 73.Pasrah Dengan Keadaan
74 74.Masih Aman
75 75.Berita Hoax
76 76.Akun Yang Terbajak
77 77.Mengembalikan Akun
78 78.Memutuskan Untuk Resign
79 79.Hari Terakhir
80 80.Perpisahan
81 81.Tanpa Kabar
82 82.Putus
83 83.Kembali Ke Kota Asal
84 84. Bersiap Untuk Pulang
Episodes

Updated 84 Episodes

1
1.Mendapatkan Pekerjaan Baru
2
2.Hari Pertama Kerja
3
3.Mencari Menu Sarapan
4
4.Pertemuan Pertama
5
5.Pria Asing
6
6.Mengantar Pulang Dengan Ojek Online
7
7.Sebelum Menghadiri Meet And Great
8
8.Meet And Great
9
9.After Meet And Great
10
10.Bertemu Rani
11
11.Loker
12
12.Menemani Sahabat Melamar Pekerjaan
13
13.Mencari Tempat Tinggal
14
14.Hari Kerja Rani
15
15.Menginap Ke Tempat Rani
16
16.Menginap Part 2
17
17.Menginap Part 3
18
18.Di Bayarin
19
19.Terjadi Lagi
20
20.Bertukar Tempat Tinggal Part 1
21
21.Bertukar Tempat Tinggal Part 2
22
22.Bertukar Tempat Tinggal Part 3
23
23.Hari Pertama Setelah Bertukar Tempat Tinggal
24
24. berisik!
25
25.Kenapa Berisik?
26
26.Penguntit
27
27.Penguntit Part 2
28
28.Sebelum Libur
29
29.Hari Libur
30
30.Temannya Mantan
31
31. Alasan kenapa Sampai Berada Di Sini
32
32. Menghabiskan Sisa Hari Libur
33
33.Ternyata Dia
34
34. Hari Yang Menyakitkan
35
35.Harus Move On
36
36.Selingkuh
37
37.Klarifikasi
38
38.CCTV Berjalan
39
39.Salah Paham
40
40.Keseruan Anak Kecil
41
41.Menghabiskan Sisa Waktu Bersama Sandi
42
42.Di Jemput Sandi
43
43.Siapa Orang Itu?
44
44.Menyatakan Perasaan Part 1
45
45.Menyatakan Perasaan Part 2
46
46. Semakin Ruwet
47
47.Saatnya Mengiklaskan Part 1
48
48.Saatnya Mengikhlaskan Part 2
49
49.Saatnya Mengikhlaskan Part 3
50
50. Memulai Sebuah Hubungan Baru
51
51.Pilihan Yang Tepat
52
52.Double Date
53
53 Memberi Pengertian Kepada Surya
54
54.Kartu AS
55
55. Panggilan "Dede"
56
56 Bertemu Keluarga Sandi
57
57.Menguji Kesabaran
58
58.Tidak Sederajat Dengan Sandi
59
59.Mundur Atau Bertahan
60
60.Tanpa Kabar
61
61.Menghabiskan Waktu Bersama
62
62. Orang Suruhan
63
63.Di Jebak
64
64.Meminta Bantuan Surya
65
65.Penjelasan
66
66.Dinner
67
67.Teror Pertama
68
68.Teror Ke Dua
69
69.Mencari Tahu Siapa Pelakunya
70
70.Siapa Pria Berhoodie Itu?
71
71.Mengawasi Pria Berhoodie
72
72.Terkuak Siapa Pelakunya
73
73.Pasrah Dengan Keadaan
74
74.Masih Aman
75
75.Berita Hoax
76
76.Akun Yang Terbajak
77
77.Mengembalikan Akun
78
78.Memutuskan Untuk Resign
79
79.Hari Terakhir
80
80.Perpisahan
81
81.Tanpa Kabar
82
82.Putus
83
83.Kembali Ke Kota Asal
84
84. Bersiap Untuk Pulang

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!