...BAB.13...
"Sewa kost, hubungi 0857××××××××," ejanya pada papan yang terpasang di tembok bagian depan.
"Ran, coba kita hubungi aja ya," saran Naira.
"Iya, gue telfon dulu ya," balas Rani. Ia pun segera menghubungi sang pemilik kost. Tak beberapa lama, pemilik kost pun datang.
"Pagi, saya Bu Ida pemilik kost ini. Ada yang bisa di bantu?" sapanya ketika telah berada di lokasi.
"Oh iya Ibu, ini saya sama temen saya mau liat-liat kostan ini, bisa?" pinta Naira.
"Oh iya bisa. Silahkan, mari masuk," ajaknya. Mereka pun masuk ke salah satu ruangan dan berkeliling ke setiap sisi ruangan.
"Ini Neng, kamarnya. Free kasur, lemari, sama kipas." begitulah ibu tersebut menjelaskan.
"Nah, kalo di samping sini kamar mandi," lanjut ibu tersebut sembari berjalan ke kamar mandi yang ada di dalam ruangan tersebut.
"Di sebelah sini ada ruang kosong, mungkin Neng bisa buat masak kalo ada alat masaknya, kalo gak ya bisa juga buat naroh barang," lanjutnya menuju area kecil samping kamar mandi.
"Di sini airnya PDAM, listrik pake token sendiri-sendiri, tiap kamar. Kalo biaya air, udah termasuk di uang sewa," terangnya ketika mereka berjalan keluar kamar.
"Enak nih kayaknya tempatnya. Gimana Ran, mau gak?" tanya Naira pada Rani.
"Iya Nay, bersih juga. Aku ambil Bu, tapi sekarang saya bayar DP dulu setengah ya Bu, besok sisanya sekalian pindah," terang Rani.
"Oh, iya Neng gak papa," kata ibu kost begitu Rani menyerahkan beberapa lembar uang pecahan berwarna merah.
"Kalo gitu kami pamit dulu Buk," kata Naira berpamitan pada ibu kostnya. Selanjutnya, Rani dan Naira pun melangkah menjauhi lokasi, berjalan hingga ujung gang.
Beberapa menit melangkah, kini mereka telah berada di ujung gang yang menyatu dengan jalan utama.
"Mau langsung pulang Ran?" tanya Naira.
"Iya, lagian udah siang juga, bentar lagi kamu kerja kan?" balas Rani.
"Ya-iya sih, ya udah pesen ojol gih. Aku temenin nunggu ojolnya," kata Naira.
"Iya." Rani pun segera membuka layar ponselnya, dan masuk ke aplikasi ojek hijau. Tampak jari yang menari-nari di atas layar, hingga pesanan ojek selesai, dan kini mereka hanya tinggal menunggu kedatangan sang driver ojek online. Selang beberapa menit kemudian, sang driver ojek pun tiba.
"Atas nama Rani?" tanya sang driver ojek online tersebut begitu ia sampai.
"Iya benar," balas Rani. Ia pun kemudian segera naik ke atas motor sang driver, begitu selesai mencocokkan profil sang driver dengan plat sepeda motornya yang sama dengan yang ada dalam aplikasi. Tidak lupa, ia pun mengenakan helm hijau khas aplikasi tersebut.
"Nay duluan ya," pamitnya pada sang sahabat.
"Iya, hati-hati," balas Naira.
"Yuk Pak jalan," pinta Rani.
"Baik Kak," balas sang driver ojek online serta melajukan kendaraannya meninggalkan lokasi. Setelah kepergian Rani, Naira pun berjalan menuju tempat tinggalnya yang hanya berjarak beberapa puluh meter, dari tempatnya berdiri sekarang, untuk bersiap-siap berangkat kerja.
...****************...
Beberapa menit perjalanan, kini akhirnya sampailah ia di depan pintu kamarnya. Ia rogoh sesuatu dari dalam tas kecilnya, dari ujung ke ujung, hingga akhirnya ketemu. Setelah ketemu, ia pun memasukkan kunci yang berbandul bintang merah marun tersebut, ke dalam lubang kunci yang berada di pintu. Setelah pintu terbuka, ia tarik gagang pintu tersebut hingga berbunyi, "kreket ..." dan terbukalah pintu itu. Naira pun segera masuk ke dalam dan kembali menutup pintu tersebut. Ia kemudian meletakkan tas, beserta ponselnya di atas meja kecil samping tempat tidur. Ia pun selanjutnya, mengambil handuk serta baju ganti untuk di bawa ke kamar mandi.
Beberapa menit berada di dalam kamar mandi, kini ia pun terasa lebih segar setelah terkena guyuran air dan wanginya sabun mandi. Ia pun meletakkan baju yang kotor ke dalam tumpukan baju kotor, sedangkan handuk ia gantung ke gantungan dekat pintu kamar mandi. Memoles sedikit bedak di bagian wajah agar tampak lebih cerah, kemudian bersiap-siap menuju ke tempat kerja.
Setelah semuanya selesai, ia pun pergi meninggalkan kamarnya. Tidak lupa, ia kembali mengunci pintu kamar dari luar, begitu ia berada di luar ruangan. Setelah memastikan pintu terkunci rapat, ia pun membuka layar ponselnya, untuk melihat waktu saat ini. Ternyata waktu masih menunjukkan pukul 12:30, itu artinya masih ada waktu satu jam sebelum jam kerja di mulai. Ia pun memutuskan berjalan ke kedai terdekat, untuk sekedar mengisi perut yang masih kosong tersebut. Setelah perut terasa penuh, ia pun beranjak dari tempat duduknya tersebut untuk membayar menu yang ia pesan. Kemudian pergi meninggalkan kedai menuju restoran tempat ia bekerja.
Berjalan di sepanjang jalan trotoar dengan cuaca langit biru yang cerah, berhiaskan awan, serta pancaran sinar matahari, dengan lalu-lalang kepadatan kendaraan yang melaju sejalur di sepanjang jalan raya. Tidak jarang, suara tlakson yang terdengar pun seperti saling bersahutan di tengah keramaian jalanan. Sengatan mentari yang begitu terasa di badan, membuatnya untuk berjalan lebih cepat, agar dapat segera sampai ke tempat tujuan.
Sesampainya di tempat kerja, ia pun segera masuk, untuk mendinginkan hawa panas sepanjang jalan, di meja dapur. Sembari menunggu waktu kerjanya yang akan di mulai beberapa menit lagi. Mengambil gelas yang ada di atas meja, kemudian berjalan menuju depan dispenser, selanjutnya diisinya gelas tersebut dengan air yang berada di dalam dispenser tersebut. Lalu, ditenggaknya air tersebut membasahi kerongkongan yang kering, hingga terasa segar. Dua gelas air mineral pun telah habis olehnya. Kini, tuangan ke tiga siap diminumnya.
"Nay," sapa seseorang dari belakang. Naira pun mengurungkan tenggakkan ketiganya, dan menoleh ke belakang.
"Eh iya Teh, kenapa?" rupanya teh Iza yang menyapanya.
"Tolong nanti temen kamu yang tadi interview, kalo udah mulai kerja, dampingi dia ya. Ajarin apa aja yang harus di lakuin. Kamu kan temennya, pasti enak buat ngasih taunya," pinta teh Iza .
"Oh iya Teh, nanti saya ajarin ke dia," balas Naira.
"Makasih ya Nay, kalo gitu saya ke sana dulu," kata teh Iza.
"Iya, sama-sama Teh," balas Naira sopan. Teh Iza pun berlalu meninggalkan Naira, setelah perbincangan mereka selesai. Setelah teh Iza pergi, Naira pun berjalan menuju kursi yang 'tak jauh dari tempat ia berdiri sekarang, dengan membawa segelas air mineral di tangannya. Beristirahat sejenak sembari menunggu waktu masuk tiba. Setelah beberapa menit berlalu, kini waktunya ia bekerja. Tidak lupa, ia cuci gelas tersebut dan diletakkannya kembali ke tempat asal. Kemudian, pergi menuju ke mesin absen berada, guna mengisi absen masuk dan mulai bekerja seperti biasa hingga selesai.
...Bersambung.........
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 84 Episodes
Comments