...BAB.15...
"Ya gak cuma yang shift pagi sih, yang shift 2 juga dapet makan malam. Intinya sih, per shift dapat jatah makan satu kali. Biar efisien aja kalo pas rame. Jadi kan bisa gantian makan, gak harus cari makan di luar dulu. Jadi sama-sama enak lah, restoran ke handle, perut juga ke hendle," terang Naira sembari mulai duduk dan bersiap menyantap makanannya.
"Iya juga sih," balas Rani.
"Hay Nay, eh hay ... ini Rani ya?" sapa seorang Helper koki pada mereka
"Hay juga," balas mereka bersamaan.
"Oya nih di kasih Adam, katanya buat kalian," balas Helper tersebut sembari meletakkan sepiring ikan bakar pada meja mereka.
"Ikan bakar? tumben tuh anak baik," balas Naira keheranan.
"Ya gak tau, tanya aja sama orangnya," katanya.
"Iya sih, ya udah Fad, makasih ya," balas Naira. Fadli pun segera pergi untuk melanjutkan pekerjaannya.
"Eh Nay, dia siapa?" tanya Rani.
"Oh itu si Fadli, anak dapur," balas Naira.
"Oh gitu, Adam baik ya Nay," kata Rani.
"Ya emang baik sih, cuma heran aja. Tumben bawain makanan kaya gini," balas Naira.
"Masa sih, emang biasanya enggak?" tanya Rani.
"Gak pernah kaya gini," balas Naira.
"Oh gitu, lagi banyak duit kali ya," canda Rani.
"Ya mungkin, abis menang lotre kali," balas Naira.
"Ya uda yuk di makan, biar bisa gantian sama yang lain. Kasian nanti kalo kelamaan nunggu kita," lanjutnya.
Mereka pun sama-sama menyantap makanan berserta ikan pemberian dari Adam. Selang beberapa menit kemudian, makanan mereka pun telah habis 'tak bersisa. Mereka pun mencuci tempat makan yang telah mereka pergunakan di wastafel dapur, dan kemudian meletakkannya dalam rak parabot.
Setelahnya, mereka kembali ke depan, untuk mulai bergantian dengan karyawan yang lain, melanjutkan pekerjaannya hingga jam kerja selesai.
Tepat pukul 16.00 WIB, tugas para karyawan shift pagi telah selesai, termasuk juga Naira dan Rani. Sebelum pulang, mereka mengisi daftar absen terlebih dahulu dan kemudian keluar meninggalkan lokasi. Sampai di luar restoran, mereka pun berpisah ke tempat tinggal masing-masing untuk beristirahat.
...****************...
Beberapa hari telah berlalu, sebagai kawan yang bekerja bersama. Alur pekerjaannya pun mulai terbiasa bagi Rani. Setiap makan siang, mereka selalu mendapat makanan dari Adam. Entah itu di titipkan ke anak dapur, atau pun di berikan langsung. Beberapa hari ini pun Rani selalu saja mengantuk saat jam kerja. Apa lagi, minggu ini mereka mendapat shift pagi yang menuntutnya bangun pagi.
Sebagai sahabat yang selalu memperhatikannya, Naira pun menanyakan keadaannya saat makan siang
."Ran, gue liat beberapa hari ini kok Lo kelihatan lemes banget sih, kenapa?" tanyanya penasaran.
"Hm ... ya begitulah Nay, beberapa hari ini gak bisa tidur. Gara-gara tetangga sebelah," jelasnya sembari mengaduk-aduk makanannya dengan lemas.
"Tetangga yang isinya beberapa cowok itu? lah kenapa emangnya?" tanya Naira.
"Itu loh, tetangga kost ku, tiap malem berisik banget. Kadang muter musik kenceng banget, kadang geber-geber kenalpot motor, pokoknya berisik banget deh," jelasnya.
"Masa sih? padahal siangnya keliatan sepi-sepi saja"balas Naira.
"Ya itu siangnya, malemnya beda lagi," jelas Rani.
"Oh ,terus kenapa gak di tegur aja sih Ran?" saran Naira.
"Males lah Nay, udah capek kerja gak mau bikin ribut," balasnya sambil sesekali menyuap makanannya.
"Ya tapi kan jadi loyo gitu, kurang tidur gara-gara mereka," geramnya.
"Biarin lah Nay, nanti lama-lama juga bosen sendiri," balas Rani pasrah.
"Gini aja, gimana kalo nanti malem gue nginep di kostan Lo, Kalo sampe berisik lagi, gue samperin orangnya," lanjut Naira.
"Ya, terserah Lo aja deh," balas Rani.
"Abis ini mampir ke mess ku aja ya? buat istirahatin badan mu biar enakan. Abis itu, malemnya kita ke kostan mu" saran Naira.
"Boleh deh, kayanya emang butuh tidur nih badan," balas Rani menyetujuinya. Mereka pun kembali menyantap makanannya hingga habis dan kembali bekerja setelahnya.
...****************...
Jam kerja telah selesai, mereka pun pergi ke kamar Naira, sesuai rencana tadi ketika di tempat kerja, untuk mengistirahatkan badan. Terutama bagi Rani, yang terlihat sangat tidak bertenaga. Berjalan beberapa langkah dari restoran, dan kini sampailah mereka di kamarnya Naira.
Begitu pintu kamar terbuka, Naira pun mempersilakan Rani untuk masuk dan beristirahat.
"Ran, kamu tidur aja gih di kasur itu, gue mau mandi dulu," kata Naira sembari bersiap-siap untuk mandi.
Tanpa berbasa-basi lagi, Rani segera naik ke atas ranjang dan dengan cepatnya melayang ke dunia mimpi.
Melihat temannya yang langsung tertidur, ia pun hanya menggelengkan kepala.
"Nih anak, cepet banget pulesnya. Dah ah ... mandi aja dulu," gumamnya sembari berlalu menuju ke kamar mandi, untuk membersihkan diri.
Suara gemericik air yang mengalir, membasahi setiap bagian tubuh, serta di tambah dengan usapan busa sabun yang wangi nan melimpah, dengan aroma kesegaran mawar dan susu, membuatnya betah berlama-lama berada di kamar mandi. Menikmati sensasi tenang selepas penat seharian bekerja.
'Tak terasa, satu jam telah berlalu, ia pun akhirnya keluar kamar mandi dengan baju ganti yang lebih santai, dan handuk yang tergulung di kepala. Berjalan menuju meja kecil di samping tempat tidur, untuk menyisir rambutnya yang sedikit basah, hingga terlihat rapih. Kemudian, diambilnya botol pembersih wajah, di tuangkan sedikit ke telapak tangan, kemudian dioleskan ke semua bagian wajah hingga rata. Selanjutnya, usap wajah dengan kapas, hingga semua kotoran dan sisa make up hilang dari wajah.
Setelah di rasa bersih dan segar, ia pun mengoleskan serum agar kulit ternutrisi. Selesai dengan rangkaian perawatan sederhana, ia pun duduk di teras kamar, melepas lelah dengan memainkan ponselnya sebagai hiburan.
...****************...
Beberapa waktu berlalu, kini senja pun mulai menampakkan dirinya. Bosan dengan ponselnya, ia pun memilih beranjak dari tempat duduknya, masuk ke dalam, melihat apakah sahabatnya itu masih tidur ataukah sudah bangun. Begitu sampai ke dalam dan melihatnya, ternyata sang sahabat masih terlihat pulas. Ia pun mengambil dompet, dan merapihkan diri untuk pergi ke luar. Mencari angin segar petang hari.
Sebelum pergi, ia pun mengirim pesan pada ponsel Rani, agar 'tak mencarinya saat terbangun nanti.
Berjalan keluar, menyusuri sepanjang jalan. Mencari makanan dan jajanan ringan.
Mencari ke setiap sudut jalan, dan akhirnya, ia pun menjumpai pedagang jus dan rujak buah. Ia pun segera menghampirinya, dan memesan dua porsi rujak buah. Pedagang buah tersebut pun mulai meracik berbagai macam buah, yang terlihat masih mengandung banyak air dan segar. Setelah semuanya terpotong rapih, ia pun memasukkan sambal kacang yang begitu kental dengan aroma kacang yang khas, pada plastik kecil. Satu plastik kecil hanya berisi sambal kacang, serta yang satunya lagi sambal kacang dengan tambahan sambal pedas. Selanjutnya, ia pun mengikatnya agar tidak tumpah.
Setelah semua selesai, ia pun memasukkan semua kotak rujak, beserta sambalnya ke dalam plastik berukuran sedang. Tidak lupa, ia pun mengikatnya sebelum akhirnya di serahkan pada Naira. Naira pun menerima kantung plastik tersebut, dan menyerahkan beberapa lembar uang pas kepada penjual tersebut.
"Ini Mang, makasih ya," katanya.
"Iya sama-sama, Neng," balasnya sumringah dan menerima uang tersebut.
Begitu transaksi selesai, Naira pun melanjutkan perjalanannya, untuk mencari sesuatu hal lagi yang menurutnya pas untuk kudapan petang hari. Langkah demi langkah kembali ia lewati, menyusuri sepanjang jalan yang sepertinya 'tak berujung.
Melihat warteg yang menampakkan beberapa masakan yang terlihat menggoda lidah, ia pun memutuskan untuk mampir membeli dua porsi nasi beserta beberapa lauk pauk, untuk di makan ia dan sahabat. Setelah mendapatkan makan serta camilan sore, ia pun memutuskan untuk kembali ke tempat tinggalnya.
...Bersambung..........
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 84 Episodes
Comments