Jaemin terus melirik ke naga putih milik raja penyihir. Naga itu belum bergerak sedikit pun. Ia lalu memusatkan pendangannya kembali kepada Haechan yang sudah ada di tepi ruangan. Jisung meneteskan ramuan hijau pada mulut Haechan.
“Hya, apa itu?” Tanya Jaemin penasaran.
“Hyung, aku dokter sakti, tahu,” jawab Jisung yang masih sibuk menekan perut Haechan agar darahnya tidak keluar. “ramuan ini dapat menyembuhkannya,”
“Uhuk!” Tak lama, Haechan pun kembali bernafas normal. Pendarahannya pun berhenti
“Omo! Haechan ah!” Seru Jaemin yang kaget dengan kondisi Haechan yang pulih kembali.
Haechan mulai membuka matanya. Samar-samar ia melihat sosok yang ada di sampingnya. “Ji…jisung?”
Jisung tersenyum. “hyung… kau sudah membaik?”
Haechan mengangguk bingung. “Hya, apa yang kau berikan padaku? Sekarang aku tidak merasakan sakitnya sama sekali,” ucapnya sambil memegang-megang dirinya sendiri.
“Aku berperan sebagai dokter di cerita ini, ramuan yang aku buat dapat menyembuhkan penyakit,” jelas Jisung bangga dan disambut oleh tepuk tangan kecil Lin-lin.
“Mwoya, siapa dia?” Jaemin mengeryitkan dahi menatap gadis kecil yang duduk disampingnya.
“Anak yang bersama Mark hyung dari awal cerita ini,” jawab Jisung. “Hyung, aku datang bersama yang lainnya,”
“Jadi kau yang menyerang istana?”
Jisung mengangguk menjawab pertanyaan Haechan. “Chenle hyung adalah seorang pangeran asli Negeri ini. Kami datang bersama pasukannya,”
PRANG!
Kaca yang berada di atap ruang raja tiba-tiba pecah. Terlihat seseorang yang kemudian memunculkan wajahnya.
“O-ow..” Renjun baru saja memecahkan kaca dan melihat seluruh ruangan penuh dengan naga.
ROOAARRR!
ROAAARRR!!!
Naga-naga yang panik dengan kedatangan Renjun menyemburkan kekuatan mereka, ada yang menyemburkan api, listrik, angin, air bahkan jarum-jarum es tajam.
“Omo!” Jaemin bergegas berdiri dan berlari ke tengah ruangan. “Hya-hya, tenang! Tenang!” Teriaknya sambil sedikit mengelus-elus badan para naga.
Renjun berhasil masuk ke dalam ruang istana. Ia loncat dari satu pilar ke pilar lain sambil menghindari api-api yang sudah menjalar di dinding.
“Hya penyihir!” Seorang prajurit tiba-tiba masuk, sosok besar naga berhasil menutupi Jisung dan Haechan yang masih memulihkan diri.
Jaemin menoleh menatap seseorang yang berbicara di ujung pintu.
“Arahkan naga untuk menjaga istana bagian depan. Bakar setiap orang yang masuk!”
“Ne?”
“Cepat!!”
Jaemin pun menuruti perintah manusia itu. Jaemin kemudian menerbangkan seluruh naga.
PRANG!
Para naga memecahkan kaca atap ruangan dan terlihat terbang tinggi menuju bagian depan istana.
Renjun menghampiri Jaemin yang masih menatap tinggi naga-naganya. Ia kemudian mendengar jelas langkah kuda yang sudah berada di dalam istana. Bagian istana yang mulai hancur mempermudah para kuda untuk berlarian di dalamnya.
Mark dan Jeno pun datang, diikuti Prajurit Chenle dan prajurit istana yang saling serang. Mereka membawa peperangan hingga ke dalam ruangan sang raja. Renjun pun segera membantu pasukan dalam menyerang prajurit istana. Renjun menaiki pilar-pilar dan mulai melempar boomerang besinya.
“Heaahh!!” Dua orang berlari melewati Jaemin. Itu adalah Jisung dan Haechan yang sudah pulih.
Jisung dan Haechan mengambil pedang milik prajurit yang telah gugur. Mereka kemudian menyerang para prajurit istana yang bermata merah.
“Mwoya, kenapa semua bisa berpedang?” Gumam Jaemin heran sambil melangkah mundur. Ia menuju pinggir ruangan bersama Lin-lin yang sedari tadi diam disana.
“Chenle ah!” Panggil Mark di tengah kesibukannya berpedang.
“Ne hyung!” Jawab Chenle yang baru saja jatuh dari kudanya. Ia terus berpedang melawan prajurit istana yang jumlahnya sangat banyak.
“Lawan rajanya!” Perintah Mark. “Biar kami yang disini!”
“Mwo?!”
“Hya!” Jeno ikut berseru. “Perang akan berakhir begitu kau menjadi raja! Ambil mahkotanya!”
Jeno segera membantu Chenle membunuh prajurit yang menyerangnya dengan agresif. Chenle berjalan lurus menaiki tangga mendekati tahta raja. Kakinya gemetar. Ia berusaha menggenggam erat pedangnya. Langkahnya semakin dekat dengan raja dan naga putih yang terdiam di sampingnya.
Chenle pun dapat melihat sosok sang raja. “Yu..yuta hyung!” Seru Chenle. Ia menaiki anak tangga lagi dan berjalan mendekat. “Yuta hyung! Ini aku! Hyung?!”
RRRROOOOARRRR!!
Sang naga putih terbangun. Aumannya sangat keras melebihi naga-naga yang pernah bertemu Jaemin. Seluruh perhatian seketika terpusat pada naga yang mengeluarkan suara sangat keras.
Mark mencoba melindungi Chenle yang berjarak terlalu dekat dengan sang naga. “Chenle ah!”
JLEB!
Sebuah pedang panjang menusuk dan menembus dada Mark. Seorang penyihir menusuk Mark dari belakang menggunakan pedang seorang prajurit. Penyihir itu kemudian menarik pedangnya hingga membuat Mark mengeluarkan darah dari mulutnya.
KLONTANG…..
Mark menjatuhkan genggaman pedangnya. Ia pun terjatuh lemas.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 23 Episodes
Comments