Mereka ber-tujuh pun seketika menatap raja yang terdiam dengan pandangan kosong dan mata yang memerah. Raja itu masih dilindungi naga putih yang duduk tegap di depannya.
“Hah!” Chenle tersadar. “Kalian lihat tadi?” Tanyanya panik. “Ada pecahan kaca menembus Yuta hyung!” Serunya.
“Mwo?” Renjun terlihat tidak mengerti dengan apa yang disampaikan Chenle.
“Renjun hyung, coba kau panah sang raja,”
Perintah Chenle membuat Renjun berdiri. Ia mulai mengeluarkan anah panah dan membidik sang raja yang masih duduk diam. Anak panah pun dilepaskan. Renjun tepat sasaran. Namun semua terkejut kala anak panah milik Renjun dapat menembus pelipis raja.
“Mwoya!” Jeno kaget dan membuka matanya lebar-lebar. “Ba..bagaimana bisa?”
Chenle menepuk pelan telapak tangannya. “Dengar, semoga ini benar,” kata Chenle sambil menatap seluruh temannya. “Kita harus ingat bahwa ‘cerita’ ini belum diselesaikan oleh penulis. Aku asumsikan bahwa Penulis Kim belum menceritakan sesuatu tentang raja secara spesifik. Ia hanya menulis mengenai naga yang melindunginya. Oleh karena itu sosok naga terlihat begitu hidup,”
“A..aku tidak mengerti,” Jeno menggaruk kepalanya.
“Pokoknya, bentuk raja yang kita lihat sekarang itu hanya berasal dari pikiran bawah sadar kita saja. Tokoh raja penyihir memang ada, tapi bukan dia musuh utama kita. Musuh utama kita adalah naga putih yang menjaganya,” ujar Chenle memperjelas penyampaiannya.
“Wah!” Renjun bertepuk tangan kecil. “Pintar kau!”
“Tapi…” Jisung malai bertanya, “mengapa kita melihat sosok raja yang berbeda-beda?”
“Mungkin itu hyung yang dekat dengan kita?” Jaemin mencoba menebak.
“Atau yang kita takuti? Hahaha,” timpal Haechan.
RRRROOOOARRRR!!
Naga putih tiba-tiba terusik ketenangannya. Ia menuruni beberapa anak tangga lalu menyemburkan api berwarna putih kebiruan. Seluruh prajurit Chenle berusaha menghindar.
Auman naga putih itu mengiringi kedatangan para penyihir yang datang dari negeri penyihir. Mereka datang untuk membantu peperangan yang terjadi di istana.
“Para penyihir…” Gumam Jaemin menatap langit yang didatangi penyihir berpakaian hitam seperti Jaemin.
Chenle kaget menatap naga putih yang juga menatap ke arahnya. Sang naga putih itu membuka mulut dan bersiap mengeluarkan api.
RROOOARRRR!!
Tiba-tiba muncul naga putih lain yang datang dari dalam istana. Naga itu baru saja datang dengan menghancurkan dinding ruang kerajaan.
“Mwoya! Naga putih lain!” Seru Haechan melihat naga putih yang saling beradu tatap.
“Itu anaknya,” jawab Jaemin. Ia lalu menjelaskan bahwa ia dan Lin-lin baru saja membebaskan seorang naga yang terkurung di menara paling atas. “Akhirnya dia datang…”
Seorang penyihir berjalan mendekati naga putih raja yang lebih besar dengan naga putih yang Lin-lin bebaskan.
“Tunggu apa lagi, kau? Serang!!” Sang Penyihir menunjuk naga putih Lin-lin.
RROAAR!!
Naga putih Lin-lin mencoba mengaum pada naga di depannya.
“Lin-lin!” Lin-lin pun tiba tiba berlari. Ke-tujuh tokoh utama tidak ada yang bisa menghentikan Lin-lin yang berlari begitu cepat.
Lin-lin mendekati naga putih miliknya. Ia kemudian memeluk kaki naga itu. Naga putih miliknya kini menatapnya, ia meniupkan angin sejuk pada tubuh Lin-lin. Keajaiban pun terjadi. Es-es yang keluar dari mulut sang naga mengubah Lin-lin. Lin-lin pun bagai kembali ke sosok aslinya, seorang wanita dewasa berbaju perang lengkap dengan pedangnya.
“Aku ‘kan yang kalian cari!” Seru Lin-lin pada penyihir. Sosoknya yang dewasa membuat dirinya bisa bicara dan mengeluarkan suara lantang.
Ke-tujuh tokoh utama menganga melihat wujud asli Lin-lin yang sedang menantang penyihir.
“Ka..kau?!” Penyihir di depan Lin-lin itu terbata-bata. “Kau masih hidup!”
“Penyihir Jaemin!” Lin-lin menoleh memanggil Jaemin yang berada jauh di belakangnya.
Jaemin dengan sigap menghampiri Lin-lin dan berdiri di belakangnya.
“Panggil semua naga dan buat mereka menyerang seluruh pasukan dari Negeri sihir yang datang!” Lin-lin membuat perintah. “cepat!”
Jaemin yang masih panik kemudian mengayunkan tongkatnya diudara. Beberapa naga pun terlihat masuk ke ruang raja. Jaemin naik di salah satu punggung naga dan terbang keluar istana.
“Hya! Mau sampai kapan kalian disana?!” Lin-lin kembali berteriak menatap Chenle dan teman-temannya. “Cepat bantu aku,”
“N..ne..!”
“Prajurit Mark dan Tuan Jeno, penyihir akan datang lebih banyak lagi, kalian bantu aku melawan mereka,”
“Ne,” Angguk Mark dan Jeno bersamaan. Mereka pun segera berpencar dan membantu para prajurit Chenle yang jumlahnya tinggal sedikit.
“Ninja Renjun, Anda bantu Chenle mendekati raja, naga putih ini akan kubuat bertarung melawan nagaku,”
“Ba..baik,”
“Dan kau, Chenle,” Lin-lin memundurkan langkahnya agar segaris dengan Chenle berdiri. “kau hanya perlu mengambil mahkota sang naga. Jika mahkota itu sudah ada di kepalamu, maka hipnotis yang dialami seluruh petugas istana akan hilang, mereka akan menjadi pasukan kita,”
Chenle mengangguk menuruti wanita yang beberapa waktu lalu masih seorang gadis kecil.
“Ingat, jangan tatap mata raja.” Lanjut Lin-lin. “Ia tidak akan menyerangmu, namun disekelilingnya akan ada para penyihir,”
Chenle mengangguk lagi. Lin-lin menoleh menatap Renjun dan Chenle yang mulai menaiki anak tangga dan mendekat ke sang raja.
“Dokter Ji!” Kini giliran Lin-lin memanggil Jisung. Jisung yang sedari tadi ada di belakang Lin-lin berjalan mendekat. “Aku minta Anda membakar pintu utama istana ini,”
“Ne?”
Lin-lin menatap Jisung yakin, “Istana ini akan kulenyapkan,”
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 23 Episodes
Comments