16.

“Jaemin ah,” seseorang menepuk pundak jaemin dari belakang.

Jaemin menoleh, ia kaget melihat Haechan yang ada di ruangan dengan pelipis yang mengucurkan darah. “Hae..haechan ah! Omo! Kepalamu…” Jaemin berteriak panik sambil menunjuk kepala Haechan.

“Aku tidak apa-apa,” ucap Haechan sambil tersenyum. “Kau sendiri? Aku tadi melihat prajurit menarikmu dari kerumunan, ternyata kau disini,”

“Mwoya?! Apanya yang ‘tidak apa-apa’! Lihat, kepalamu penuh darah,” Jaemin terlihat semakin panik. “Hya… kalau begini kita bisa mati… bagaimana ini,”

Haechan kemudian menepuk lengan sahabat yang berdiri dihadapannya. “Hanya ini satu-satunya cara keluar dari cerita ini, kita harus ‘menyelesaikannya’,”

“Tapi..tapi…”

“Lihatlah sekelilingmu,” sela Haechan. Jaemin kemudian menatap naga-naga yang sedari tadi ternyata mengamati mereka berdua. “kau sudah jinakkan seluruh naga yang ada disini, kau hebat Jaemin ah,” puji Haechan. “tugasmu disini untuk menjinakkan para naga, sedangkan aku, aku harus mempertahankan istana ini. Kalau kau bisa, aku pasti juga…..”

“HYA!” Suara lantang khas seorang prajurit tiba-tiba terdengar. Prajurit itu berjalan cepat dan masuk mendekati Haechan yang berdiri membelakanginya.

JLEB!

Prajurit itu menusuk Haechan dari belakang dengan sebuah pisau besar.

“Haechan ah!!!” Seru Jaemin.

“Dari awal aku sudah mencurigaimu, prajurit Donghyuk,” ucap prajurit istana yang merupakan rekan Haechan.

Haechan terduduk di lantai dengan pisau yang masih menancap di perut bagian belakangnya.

“Haechan ah!!”

---------++++++---------

Jisung dan Lin-lin berhasil memasuki istana dengan bantuan mantel ajaib milik Renjun. Setibanya di sebuah lorong, Lin-lin langsung berlari kencang diikuti Jisung, mereka pun kini berhasil menuju ruang raja seperti yang direncanakan pasukan Chenle sebelumnya.

Dengan masih menggenakkan mantel –dan kini menggendong Lin-lin agar tidak lari sembarangan, Jisung terkejut dengan banyaknya naga yang ada di ruangan. Jisung mengamati tahta raja, jauh di ujung ruangan, terdapat satu naga putih yang tak kalah besarnya dengan seluruh naga yang ada di tengah ruangan.

“Lin-lin,” Lin-lin menunjuk naga putih itu, Jisung juga ikut melihatnya. Jisung memanjangkan lehernya dan sedikit berjinjit. Ia ingin melihat sosok yang duduk di belakang sang naga putih.

“Mwoya…” Mata Jisung membulat. “Taeyong hyung?”

“Lin-lin!” Lin-lin kembali berseru. Ia menunjuk kerumunan naga yang berada di tengah ruangan.

Salah satu naga kemudian bergeser. Jisung dapat melihat dua orang yang tengah berbincang-bincang di tengah ruangan.

“Jaemin hyung?!” Jisung melihat jelas wajah Jaemin hyung yang sedang berbicara dengan seorang prajurit yang memunggunginya.

“HYA!”

Jisung kaget dengan kemunculan seorang prajurit berbadan besar yang muncul dari pintu ruangan. Prajurit itu berdiri di samping Jisung yang masih mengenakan mantel. Jisung melihat prajurit itu berjalan cepat dan kemudian menusuk seseorang yang sedang berbicara dengan Jaemin.

JLEB!

“Haechan ah!!!” Seru Jaemin.

“Mwo?!” Jisung mengeryitkan dahinya. “’Haechan’?” Jisung menyebutkan nama yang baru saja diteriakkan Jaemin.

Jisung melihat prajurit yang tertusuk itu kini ambruk di lantai. Tanpa pikir panjang, Jisung menurunkan Lin-lin dan membuka mantelnya.

“Heeaaahh!!!” Jisung berlari ke arah prajurit yang baru saja menusuk Haechan.

Dengan cepat Jisung menarik pedang yang bertengger di baju prajurit itu. Belum sempat melakukan perlawanan, Jisung sudah berhasil menggorok leher sang prajurit.

SRING!

“Hhhh…hhh…hh…”

BRUK!

Prajurit itu mati seketika.

Jaemin yang shock melihat kemampuan Jisung pun terduduk lemas. “Ji..jisung ah,”

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!