3. Renjun-Jisung

Renjun

“WAAAA!!” Suara teriakan Renjun membuat gema yang sangat keras. Ia kini duduk di atas dahan pohon yang tinggi. Renjun melihat sekeliling. Ia ada di atas bukit. Tangannya masih sibuk memeluk pohon agar ia tidak terjatuh.

Tiba-tiba sang Josung Saja muncul dan duduk di dahan pohon yang sama.

“Si... siapa kau!”

“Dari sekian banyak tempat, kenapa harus di atas pohon!”

“Ma..mana ku tahu! Kau siapa, sih? Ini dimana?!” Bentak Renjun yang juga tak kalah galak dengan sang Malaikat Pencabut Nyawa.

“Diam! Kau tidak akan jatuh, tenang saja!” Ucap Josung Saja yang terdengar panik karena Renjun terus menggoyang-goyangkan badannya.

“Mwo? Turunkan aku, cepat!” Renjun terdengar seperti akan menangis.

“Hya! Kau ‘kan ninja! Turunlah sendiri!”

Renjun pun seketika terdiam. Ia menoleh ke kiri menatap Josung Saja. “Ninja?”

Josung Saja mengangguk. “Lompatlah,”

Renjun yang dengan polosnya mempercayai perkataan Josung Saja pun melompat terjun ke tanah. Pendaratan yang mulus. Renjun pun kagum dengan kemampuannya.

“Tuh kan..” Ucap Josung Saja yang kemudian muncul di hadapan Renjun.

Renjun menatap pohon tinggi itu. “Mwoya…aku keren sekali… ninja,”

“Kau sekarang masuk ke dalam cerita. Kau seorang Ninja,”

“Sebentar, sebentar,” Renjun mengangkat jari telunjuknya. Ia menatap pohon di belakangnya dan melompat tinggi.

“Woohoooo!!!” Seru Renjun. Ia lalu melompat ke pohon lain dengan cepat.

“Hya! Aku belum selesai bicara!” Seru Josung Saja melihat manusia yang memiliki reaksi berbeda saat mengetahui dirinya terperangkap ke dalam sebuah cerita misterius.

Renjun pun segera melompat turun dan menghadap Josung Saja. “Ah iya, maaf. Hehe. Siapa kau tadi?”

“Ckck.. aku bahkan belum memperkenalkan diri…” Gumam Josung Saja. “Aku Josung Saja. Aku yang mengawasi kalian selama kalian ada di dalam cerita ini,”

“Ini cerita tentang apa?”

“Naga dan penyihir,”

“Wuuah! Keren. Wahaha!” Renjun bertepuk tangan heboh. “Mana temanku?”

“Mereka ada di tempat yang berbeda. Hya, kau harus menamatkan cerita ini untuk bisa keluar dari sini,”

“Caranya?”

“Kau harus ke istana melawan naga dan penyihir. Istana sekarang sudah diambil alih oleh para penyihir,”

“Oh jadi temanku ada di istana?”

“Bukaaan. Hya kau mendengarkan penjelasanku tidak, sih?!” Seru Josung Saja jengkel. “Kenapa kau tenang sekali?!”

“Kau bilang aku adalah ninja, ‘kan?” Jawab Renjun sambil tersenyum dan berlari kecil ditempat. “Kau tidak lihat tadi aku bisa melompat-lompat lincah? Dan…pasti itu juga rumahku. Hehe,” Renjun menunjuk rumah bamboo yang berada tepat di belakang Josung Saja berdiri. “Di dalamnya pasti ada peralatan ninja yang keren,”

Josung Saja menggelengkan kepalanya. “Ckckck…..sepertinya ‘Langit’ salah telah memberikan peran ninja padamu,”

“Tenang saja, si penyihir pasti akan kubunuh! Omo, keren sekali kalimatku tadi. Ahahaha!”

BUK!

“Diam dulu,”

Josung Saja memukul kepala Renjun dengan naskah tebal.

“Kau harus turun gunung untuk membeli peralatan perangmu, setelah itu pergilah menemui ‘dokter gila’ yang tinggal di bawah gunung, ia memiliki beberapa obat,” jelas Josung Saja yang sudah mulai hafal dengan isi naskah Penulis Kim.

“Mana lokasi nya? Ada GPS?” Renjun mengadahkan tangan.

BUK!

“Aw! Kenapa kau terus memukulku, sih?” Renjun memegang kepalanya.

“Mana ada GPS!” Seru Josung Saja. “Karena naskah ini sudah ada jalan ceritanya, kau pasti akan menemukan sendiri lokasi-lokasi yang kau cari.

Renjun pun mengangguk-angguk pelan.

“Sudah ya,”

“Mau kemana?” Tanya Renjun. Menatap Josung Saja yang membalikkan badan.

“Temanmu yang lain,” ucapnya sambil berjalan pergi.

“Sampaikan bahwa aku, Huang Renjun menjadi Ninja, ya!” Seru Renjun.

Josung Saja membalikkan badan dan mengangkat lengannya. Ia bagai siap memukul Renjun.

“Ah, iya-iyaaa,” Renjun menutup kepalanya dengan lengannya.

---------------------------------------------------------++++++++++++++++++++++-----------------------------------

Jisung

“Hya! Te..tenang dulu…” Josung Saja berusaha menenangkan anak yang sedang menangis dan menyodorkan pisau dapur padanya.

“Huuu…huuuu… jangan mendekat! Hiks!” Jisung masih berjalan mundur.

“Pertama, kau tidak akan bisa membunuhku. Kedua, kau harus tenang dulu, aku akan jelaskan semuanya!” Ucap Josung Saja yang kewalahan menangani kepanikan Jisung.

Jisung masih menangis dan tidak menghiraukan ucapan Josung Saja.

BRUAK!

Jisung menabrak meja di belakangnya. Tabrakan itu begitu keras hingga benda benda diatas meja berjatuhan.

“Wa!!” Jisung kaget melihat mayat tikus, iguana, dan beberapa hewan kecil yang sudah dibuka perutnya jatuh berhamburan.

Josung Saja dengan sigap menangkap Jisung yang lari ketakutan.

JLEB.

Pisau dapur yang Jisung bawa tidak sengaja tertancap ke perut Josung Saja.

“Omo!!” Seru Jisung. Ia melihat jelas mata pisau itu masuk ke perut sang pria tinggi di hadapannya. “Ba..bagaimana ini?! Ahjussi! Maafkan saya!!” Jisung memegang gagang pisau itu dengan gemetaran.

Josung saja menatap pisau itu dan menariknya santai. Ia kemudian meletakkan pisau itu ke meja yang penuh dengan darah hewan.

“Mwoya!” Jisung semakin terkejut kala Josung Saja menarik pisau itu tanpa kesakitan dan tidak menimbulkan pendarahan.

“Pertama, kau tidak akan bisa membunuhku,” Josung Saja mengulang perkataannya tadi. “Aku sudah mati,”

“A..apa?”

“Kedua,” lanjut Josung Saja sambil menggeret kursi di hadapan Jisung. “Duduklah. Aku perlu menjelaskan sesuatu,”

Jisung menyeka air matanya. Ia juga berusaha menghentikan isak tangisnya. “Ne,”

“Aku tidak tahu kau akan sangat takut dengan ini semua. Tapi dicerita ini, kau adalah seorang alchemist,” ucap Josung Saja dengan suara setenang mungkin.

“Alchemist? Cerita?” Ucapnya bingung. “Tadi kau bilang kau adalah seorang Josung Saja,”

“Iya, tapi aku datang kemari bukan untuk mengambil nyawamu,” Jawab Josung Saja yang mengingat perkenalan dirinya telah membuat Jisung panik. “Selain itu, lihatlah, apa kau kenal tempat ini?”

Jisung menatap sekeliling. Ruangan yang redup, penuh botol-botol kaca dengan cairan warna-warni, serta meja reot dengan berbagai macam darah diatasnya. Rumah bau anyir ini tentu sangat asing di mata Jisung.

“Tadi kau menemukan sebuah amplop coklat di bawah pohon, ‘kan? Amplop itu sudah kuberi jimat dan melarang siapapun membukanya. Kau disini karena kau dan temanmu melanggar larangan itu. Kau kini masuk ke dalam naskah,” Jelas Josung Saja sambil menepuk-nepuk naskah di atas meja.

Air mata segar terlihat menetes lagi di pipi Jisung. “La..lalu, hyung-ku?”

“Semua temanmu juga memiliki peran sendiri, sama sepertimu. Mmm, temanmu yang bernama Renjun, dia memiliki peran menjadi ninja,” ucap Josung Saja.

“Lalu aku?”

“Kau seorang dokter dan ahli kimia. Alchemist, seorang ahli kimia yang terobsesi menghidupkan makhluk yang sudah mati,”

“Hiiii…”

“Oleh karena itu desa yang kau tinggali mengucilkanmu dan kau tinggal di bawah gunung, kau dianggap sudah gila,”

“Se…semua itu… ada di dalam naskah?” Jisung menunjuk naskah di samping Josung Saja.

“Iya,” angguk Josung Saja mantap. “Tapi kau tidak perlu membuat ramuan untuk menghidupkan makhluk hidup, cukup kau buat ramuan untuk menyembuhkan orang saja, sebentar lagi akan ada banyak orang yang mencarimu,”

Jisung menunjuk dirinya sendiri seakan tak percaya.

“Jauh dari gunung ini, di istana, sedang ada masalah besar. Istana sedang dikuasi oleh penyihir dan makhluk mitologi lain. Seluruh rakyat berlomba-lomba mengalahkan Naga. Mereka pergi menuju istana, tapi tidak pernah kembali,”

“A..apa? Kasian sekali..”

“Oleh karena iu, tenang saja, kau akan segera bertemu temanmu, sebelum mereka berperang, mereka harus menemuimu dulu untuk meminta obat. Kalian akan mengikuti jalan cerita yang sudah dibuat, jadi kau tidak perlu bingung,”

“Ne,”

“Nah..” Josung Saja pun mengambil naskah di atas meja dan mengibas-kibaskan bajunya yang sedikit berdebu. “Saatnya aku pergi, semoga beruntung,”

“Tunggu,” ucap Jisung yang ikut berdiri.

Josung Saja menghentikan langkahnya menatap Jisung yang bermata sembab.

“Bisakah kau membantuku membersihkan mayat hewan-hewan ini?”

“Ha?”

“Ya? Kumohon?”

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!