Wanita misterius.

Tak berapa lama muncullah Antika di antara pintu gerbang sekolah. Antika berjalan dengan langkah gontai menuju keberadaan Syifa. Tadinya iya ingin Syifa pulang duluan dan meninggalkannya. Sebab ia tahu bahwa Syifa pasti akan bertanya kepadanya tentang dari mana ia mendapatkan bukti itu.

Namun, ketika melihat Syifa masih dengan setia menunggunya, Antika menjadi tidak tega membiarkan Syifa kebingungan mencarinya. Akhirnya ia pun keluar dari persembunyiannya.

Melihat kedatangan Antika, Syifa nampak geleng-geleng kepala seraya berkacak pinggang.

"Astagfirullah, Tik! Kamu dari mana aja? aku udah nunggu kamu setengah jam lebih lhoh di sini!" geritu Syifa.

"Hehehe, maaf ya. Barusan ada urusan sebentar sama temen!" ujar Antika.

"Sekarang jelasin ke aku, Tik. Dari mana kamu mendapatkan--," Syifa tidak menyelesaikan kata-katanya, tatkala Antika memotongnya.

"Stop! aku tahu apa yang ingin kamu tanyakan, Fa. Nanti sampai rumah aku jelasin! sekarang bukanlah waktu yang tepat. Ayo buruan kira menyeberang dulu!" ujar Antika pada Syifa.

Sesungguhnya Antika melihat kedatangan Devan bersama temannya yang baru muncul dari pintu gerbang sekolah. Karena itulah ia memotong pertanyaan Syifa agar tidak terdengar oleh Devan.

Sesampainya di halte Syifa masih sempat melihat Devan yang tengah melihat juga ke arahnya. Dari jauh Devan terlihat menautkan jari telunjuk dengan jari jempolnya membentuk bentuk hati. Seraya tersenyum kepada Syifa.

Syifa seketika membuang muka dengan jengah. Ia merasa sangat kesal pada Devan. Beruntunglah tak berapa lama busnya datang. Antika dan Syifa segera masuk ke dalam bus.

Di saat yang bersamaan Arjuna tengah melihat ke arah Devan. Arjuna sudah mengetahui jika Syifa tidak seperti yang dituduhkan selama ini. Saat hampir melewati Devan, Arjuna menghentikan sepeda motornya dan berhenti tepat di hadapan Devan.

"Van, cukup sampai di sini. Lo jangan sampai mengganggu Syifa lagi!" ujar Arjuna memperingatkan.

"Sodara bukan! pacar juga bukan! Apa urusannya sama, Lo!" sanggah Devan.

"Gue peduli sama Syifa karena gue tahu Syifa cewek baik. Kalau lo suka sama dia bukan begitu caranya buat lo ngedeketin dia, Van. Cara lo itu merugikan dia dan akan membuat dia semakin membenci lo!" tutur Arjuna.

"Jangan sok muna' deh, lo. Gue tahu lo juga suka kan sama Syifa. Kita buktikan siapa yang akan ngedapetin Syifa pada akhirnya!" tutur Devan telak.

Arjuna terdiam. Tidak dipungkiri ia pun menyukai Syifa. Namun, ia tidak ingin mengakuinya di depan Devan. Arjuna memilih untuk pergi dan tidak menanggapinya. Ia menghidupkan motornya dan berlalu meninggalkan Devan. Ia merasa percuma berbicara dengan cowok bebal seperti Devan.

"Van, gue tahu siapa yang ngasih bukti ke pak Didit tadi siang," tutur Rian yang baru datang.

"Siapa?" tanya Devan penasaran.

"Cewek yang biasanya pulang bareng bersama Syifa!" tutur Rian.

"Cewek tomboi itu? pantes aja tadi dia buru-buru ngajakin Syifa pulang waktu tahu gue dateng. Awas aja gue bakal kasih perhitungan sama tuh cewek! gara-gara dia hukuman gue tambah berat dan gue dimarahin habis-habisan sama bokap gue!" Devan tersenyum licik seraya memikirkan cara untuk memberi pelajaran pada Antika.

......................

Sepanjang jalan Antika memikirkan alasan apa yang tepat untuk membuat Syifa mempercayainya. Sebab persahabatan mereka yang terjalin sejak kecil membuat mereka saling mengerti kebiasaan masing-masing.

Syifa akan mudah mengetahui jika Antika tengah berbohong. Sebab, ketika berbohong hidung Antika akan terlihat kembang kempis saat membuat alasan. Selain itu ucapannya nampak terbata-bata.

Setibanya di halte dekat rumah Syifa dan Antika kemudian berjalan menuju rumah mereka. Syifa segera menghentikan Antika dan menagih janjinya.

"Sekarang kamu jelasin sama aku, Tik. Bagaimana kamu bisa memiliki buktinya? aku yakin banget kamu nggak ada di tempat itu saat kejadian berlangsung!" tutur Syifa dengan yakin. "Sebab Kalau kamu ada di sana kamu pasti akan langsung belain aku!"

"Gue ada, Kok! gu-gue lagi nangkring di atas pohon!" tutur Antika. Hidungnya kembang kempis dan terlihat memalingkan muka saat berbicara.

"Kamu nggak pinter bohong, Tik. Udah deh jangan berbelit-belit, gue tahu ada orang lain dibalik ini semua, 'kan? siapa dia, Tik?" ujar Syifa telak.

Antika sudah tidak bisa mengelak lagi. Sebab semua tebakan Syifa tepat.

"Oke emang bukan gue, Fa. Tapi sorry kali ini gue nggak bisa kasih tahu siapa orangnya meskipun lo sahabat gue, Fa!" tolak Antika untuk mengungkap siapa yang telah memberikan bukti itu padanya.

"Kenapa? aneh banget deh kamu, Tik!" tutur Syifa kesal.

"Masalahnya gue udah telanjur janji sama dia buat nggak ngebocorin identitasnya. Gue terpaksa menyetujui itu karen demi ngebebasin lo dari masalah lo, Fa."

"Udah deh Fa, lagian nggak penting juga kan lo tau siapa orangnya. Dia itu nggak sengaja ada di sana dan mendengar pertengkaran lo sama Devan. Cuma dia tidak ingin berurusan dengan Devan dan yang lain," tutur Antika menjelaskan panjang lebar.

"Oke deh, tolong sampaikan ke dia ucapan terima kasih karena udah nolongin aku," ujar Syifa pada akhirnya. Ia tidak lagi memaksa Antika untuk mengakuinya. "Tapi gue masih sangat penasaran deh sumpah. Kalau gue nggak bisa tidur gimana, coba?"

"Ya, udah ntar biar gue suruh dia dateng ke mimpi lo buat nagih imbalannya. Mau, lo? hehehe ...!" canda Antika.

"Udahlah sana pulang! gue udah gerah mau buru-buru ganti baju!" tutur Antika seraya mendorong pelan bahu Syifa agar segera menuju ke rumahnya.

"Ya udah, makasih ya, Tik. Lo emang sahabat yang paling baik!" tutur Syifa seraya melingkarkan tangan pada bahu Antika.

"Ish, lebai! udah buruan masuk udah di tungguin sama mama lo, noh!" tunjuk Antika dengan dagunya. Ia mendorong pelan punggung Syifa agar segera pergi.

Antika kemudian melanjutkan berjalan kaki menuju ke rumahnya. Ia memasuki gerbang pintu masuk kampung abdi dalem keraton. Hampir semua rumah abdi dalem memiliki pagar yang menjulang tinggi hingga tidak nampak seperti apa bangunan rumah di dalamnya.

Rumah itu merupakan warisan dari nenek moyang mereka yang sudah ada sejak jaman Belanda masih menjajah Indonesia. Pagar tinggi itu bermaksud sebagai benteng pertahanan untuk menjaga keluarga yang ditinggalkan saat penjajah menyerang.

Saat ia hendak berbelok menuju pintu gerbang rumahnya. Terlihat pintu gerbangnya sudah terbuka lebar-lebar. Dan, tiba-tiba ada seorang perempuan cantik keluar dari pekarangan rumahnya seraya menangis tersedu-sedu.

Melihat hal itu Antika segera berkelit dan berpura-pura untuk melanjutkan berjalan melewati pagar rumahnya. Setelah wanita itu sudah keluar dari pintu gerbang rumahnya dan berjalan agak jauh, Antika segera berbalik melihat pada wanita setengah baya itu. Ia merasa heran pada wanita itu sebab baru pertama kalinya melihatnya.

"Siapa dia? wah ... bokap gue jangan-jangan punya pacar, nih!" ujar Antika menduga-duga.

...________Ney-nna_______...

Terpopuler

Comments

🍁𝐀𝐑𝐀❣️💋🅚🅙🅢👻ᴸᴷ

🍁𝐀𝐑𝐀❣️💋🅚🅙🅢👻ᴸᴷ

ngaca dulu Antika, jangan jangan ibu kamu sendiri

2022-11-19

0

Uty

Uty

apa bukan bundamu tik😁

2022-10-01

1

manda_

manda_

lanjut thor semangat buat up lagi siapa tuh

2022-09-20

0

lihat semua
Episodes
1 Anak Haram
2 Bertemu ODGJ
3 Berbaikan
4 Rantai sepeda putus.
5 Hari pertama masuk sekolah
6 Gadis Baik
7 Menyontek
8 Bingkisan
9 Terkunci
10 Penyelamat
11 Persami
12 Malam Api Unggun
13 Kecemburuan
14 Kelakuan Devan
15 Kesedihan Syifa
16 Berkelahi
17 Fitnah
18 Terkuaknya Bukti
19 Wanita misterius.
20 Antika
21 Pacaran
22 Hayalan Devan
23 Dilecehkan
24 Kisah kelam.
25 Kedatangan Devan
26 Masalah Bertubi-tubi
27 Pemakaman
28 Healing Pascatrauma
29 Kepulangan Syifa
30 Menolak Ta'aruf
31 Tangis Antika
32 Orang Tua
33 Bertemu Orang lama
34 Bertemu Arjuna lagi
35 Tulus
36 Tangisan Nafisa
37 Karena Nasab
38 Warisan
39 Meninggalkan Rumah
40 Akhirnya Tahu
41 Kota Kelahiran
42 Kembali ke masa itu
43 Haram
44 Suami Rosita
45 Riba
46 Riba 2
47 Mendapatkan pekerjaan
48 Terjadi lagi
49 Terbongkar
50 Terbongkar (2)
51 Anakku
52 Tawaran Edward
53 Kecemasan Rosa
54 Suami
55 Berubah
56 Sudah Berkeluarga
57 Tertangkap
58 Mengecewakan
59 Di rumah sakit
60 Terurung Lagi
61 Bohong lagi
62 Menyebalkan
63 Rumit
64 Alamat Rumah
65 Kedatangan Seseorang
66 Akhirnya Mia tahu
67 Kesalahpahaman Mia
68 Jangan Datang
69 Pulang
70 Mencari tempat tinggal
71 Ke Butik
72 Menjelang Pernikahan
73 Bertemu lagi
74 Menempel
75 Kabar Duka
76 Mama Alika
77 Bercerita
78 Semakin Dekat
79 Anak Bau Kencur
80 Kegelisahan Hanif
81 Bertemu Nafisa
82 Dilema
83 Pengajian
84 Pesan Terakhir
85 Menyetujui
86 Kepulangan Ilham
87 Takdir
88 Akhirnya tersungkur juga.
89 Terjaga
90 Jodoh Ilham
91 Terungkapnya Kisah Masa Lalu
92 Ditinggalkan
93 Kemenangan
94 Khitbah
95 Bangkit
96 Jawaban
97 Menjelaskan
98 OTW Menikah
99 Akad Nikah
100 Orang Yang Tepat
101 Usai Pesta pernikahan.
102 Kisah lalu
103 Honeymoon
104 Pesona Iqbal
105 Akhirnya
Episodes

Updated 105 Episodes

1
Anak Haram
2
Bertemu ODGJ
3
Berbaikan
4
Rantai sepeda putus.
5
Hari pertama masuk sekolah
6
Gadis Baik
7
Menyontek
8
Bingkisan
9
Terkunci
10
Penyelamat
11
Persami
12
Malam Api Unggun
13
Kecemburuan
14
Kelakuan Devan
15
Kesedihan Syifa
16
Berkelahi
17
Fitnah
18
Terkuaknya Bukti
19
Wanita misterius.
20
Antika
21
Pacaran
22
Hayalan Devan
23
Dilecehkan
24
Kisah kelam.
25
Kedatangan Devan
26
Masalah Bertubi-tubi
27
Pemakaman
28
Healing Pascatrauma
29
Kepulangan Syifa
30
Menolak Ta'aruf
31
Tangis Antika
32
Orang Tua
33
Bertemu Orang lama
34
Bertemu Arjuna lagi
35
Tulus
36
Tangisan Nafisa
37
Karena Nasab
38
Warisan
39
Meninggalkan Rumah
40
Akhirnya Tahu
41
Kota Kelahiran
42
Kembali ke masa itu
43
Haram
44
Suami Rosita
45
Riba
46
Riba 2
47
Mendapatkan pekerjaan
48
Terjadi lagi
49
Terbongkar
50
Terbongkar (2)
51
Anakku
52
Tawaran Edward
53
Kecemasan Rosa
54
Suami
55
Berubah
56
Sudah Berkeluarga
57
Tertangkap
58
Mengecewakan
59
Di rumah sakit
60
Terurung Lagi
61
Bohong lagi
62
Menyebalkan
63
Rumit
64
Alamat Rumah
65
Kedatangan Seseorang
66
Akhirnya Mia tahu
67
Kesalahpahaman Mia
68
Jangan Datang
69
Pulang
70
Mencari tempat tinggal
71
Ke Butik
72
Menjelang Pernikahan
73
Bertemu lagi
74
Menempel
75
Kabar Duka
76
Mama Alika
77
Bercerita
78
Semakin Dekat
79
Anak Bau Kencur
80
Kegelisahan Hanif
81
Bertemu Nafisa
82
Dilema
83
Pengajian
84
Pesan Terakhir
85
Menyetujui
86
Kepulangan Ilham
87
Takdir
88
Akhirnya tersungkur juga.
89
Terjaga
90
Jodoh Ilham
91
Terungkapnya Kisah Masa Lalu
92
Ditinggalkan
93
Kemenangan
94
Khitbah
95
Bangkit
96
Jawaban
97
Menjelaskan
98
OTW Menikah
99
Akad Nikah
100
Orang Yang Tepat
101
Usai Pesta pernikahan.
102
Kisah lalu
103
Honeymoon
104
Pesona Iqbal
105
Akhirnya

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!