Nampak Rosa keluar dari ruang BK dengan wajah pilu. Syifa segera mengikutinya dari belakang.
"Ma, tolong percaya pada Syifa, Ma! Syifa hanya difitnah, Ma. Semua itu tidak benar!" tutur Syifa dengan sendu menahan air matanya yang hampir jatuh.
Syifa dengan susah payah mencoba menyamakan langkahnya dengan sang mama. Namun, mamanya seolah tak perduli dan terus saja berjalan tanpa henti.
Rosa menatap lurus ke arah depan dan berjalan dengan cepat seolah tak menghiraukan putrinya. Pikirannya kalut saat diberitahu jika putrinya tengah melakukan pelanggaran di sekolah.
Dia sangat terkejut saat tahu jika Syifa terbukti berciuman dengan kakak kelasnya di lingkungan sekolah saat persami. Hatinya seketika hancur. Sebenarnya dia tengah menahan air matanya agar tidak jatuh. Sebab, saat memandang wajah putrinya, hatinya pasti akan semakin hancur.
Rosa sesungguhnya dapat menduga bahwa semua ini terjadi akibat ulah dari orang-orang yang iri hati dan tidak suka dengan kelebihan Syifa. Itulah yang selalu membuatnya was-was ketika Syifa jauh dari pandangan matanya.
Rosalina teringat akan kisahnya di masa lampau. Dia adalah seorang gadis malang yang terpaksa harus mengandung seorang bayi di rahimnya, akibat dari peristiwa keji yang akhirnya merenggut semua miliknya. Keluarganya, tempat tinggal dan kesuciannya telah hilang pada hari yang sama.
Hingga lahirnya Syifa, Rosalina telah membesarkan seorang diri putrinya itu. Hati ibu mana yang tidak sakit hati jika anaknya difitnah yang macam-macam dan berperilaku tidak senonoh di sekolahnya.
Dia tahu betul seperti apa putrinya. Hati kecilnya terus menyangkalnya. Tak putus-putusnya dia menasehati Syifa agar tidak dekat-dekat dengan lawan jenis. Dia sangat yakin bahwa putrinya tidak mungkin melakukan itu dengan sengaja.
Sesampainya di depan gerbang sekolah Syifa akhirnya Rosa berhenti. Dia berbalik menatap lekat pada netra putrinya yang terlihat sembab karena terlalu banyak menangis. Dari mata itu Rosa sangat yakin bahwa Syifa tidak berbohong.
"Ma ...," ucap Syifa dengan lirih. Netranya berkaca-kaca memupuk air mata.
Rosa dengan cepat memeluknya. "Mama tahu kamu tidak berbohong, Syifa. Tapi mereka tidak mengenalmu. Kamu harus kuat, kamu harus sabar. Kebenaran pasti akan terungkap. Buktikan pada mereka bahwa kamu tidak bersalah. Jangan takut, Syifa. Allah tidak akan diam saja ketika kamu tidak bersalah!"
Syifa seketika jatuh dalam pelukan sang mama. Ia menumpahkan tangisnya di bahu sang mama. Syifa merasa bersyukur ternyata mamanya mempercayainya. Sebab, mamanya adalah sumber kekuatan bagiannya.
......................
Keesokannya Syifa nampak enggan saat berjalan menuju halte. Ia tidak bisa membayangkan jika beasiswanya akan benar-benar di tangguhkan. Artinya dia harus pindah ke sekolah lain . Sebab, mamanya tidak akan mampu untuk membayar biaya sekolah di sekolahnya sekarang yang terbilang mahal untuk orang miskin sepertinya.
"Fa, lo pasti masih kepikiran soal kemarin 'kan? udah nggak usah dipikirin. Semua pasti akan ada jalan keluarnya yang membuktikan bahwa lo nggak bersalah," tutur Antika.
"Siapa yang bisa bantu aku, Tik? siapa?" tanya Syifa dengan sedikit emosi. "Saat kejadian itu sangat sepi dan aku nggak lihat ada orang lain selain aku sama kak Devan, Tik. Sedangkan kak Devan malah memutar balikkan fakta. Atau jangan-jangan ini memang ulah kak Devan? Aku musti gimana, Tik?" Syifa kembali terpuruk karena tidak menemukan bukti yang bisa menyanggah tuduhan yang dilayangkan kepadanya.
"Banyak berdoa saja kepada Allah deh, Fa! kamu kan anak yang baik, Allah pasti akan menolongmu!" tutur Antika menghibur sahabatnya.
Antika harus berpura-pura tidak tahu meskipun ia sudah punya rencana untuk membuktikan bahwa Syifa tidak bersalah. Sebab, dia sudah berjanji kepada saksi mata untuk tidak mengungkapkan identitasnya.
Sesampainya di sekolah Antika mendatangi ruang BK. Dia memberitahu pak Didit bahwa dia memiliki bukti jika Syifa tidak bersalah.
Antika menunjukkan sebuah rekaman video yang memutar percakapan yang terjadi antara Syifa dengan Devan. Selain itu Antika juga memiliki rekaman video lain yaitu percakapan antara Devan dengan Rian. Dalam video itu terbukti jika Syifa tidak bersalah.
"Antika, kenapa kamu tidak bilang dari kemarin jika memiliki bukti ini?" tanya pak Didit.
"Saya takut, Pak. Kalau mereka tahu saya yang merekam bukti ini. Saya takut saya yang akan jadi sasaran dari mereka selanjutnya. Saya mohon Bapak merahasiakan jika saya yang telah memberikan bukti ini ya, Pak!" pinta Antika kepada pak Didit.
"Baiklah, kamu tenang saja. Kamu akan aman. Tapi, saya masih bertanya-tanya, saat merekam ini kamu berada di mana? bagaimana bisa mereka tidak melihat kamu?" tanya pak Didit.
"Saya lagi duduk-duduk di atas pohon, Pak. Lagi ngaso. Hehehehe ...," tutur Antika dengan cekikikan.
"Astaga, anak gadis kok bisa-bisanya manjat pohon! Lain kali jangan diulangi lagi ya? itu bahaya, lhoh. Kalau kamu jatuh bagaimana?" ujar pak Didit sembari geleng-geleng kepala.
"Iya, Pak!" jawab Antika dengan mengangguk sopan sembari menahan tawa.
Antika kemudian diijinkan keluar setelah mengirim bukti rekaman video itu ke handphone pak Didit.
Setelah kepergian Antika, Pak Didit memanggil Devan, Rian, dan juga Syifa.
Pak Didit menyatakan bahwa Rian dan Devan bersalah. Selain mendapatkan poin pelanggaran, Devan dan Rian juga diperingatkan agar tidak membuat kesalahan lagi.
Sebab, Devan dan Rian sudah kelas XII yang sebentar lagi akan disibukkan dengan persiapan ujian akhir. Pihak sekolah masih memberi kesempatan agar mereka dapat mengikuti ujian akhir di sekolah ini. Semua itu atas permintaan dari orang tua Devan maupun Rian.
Namun, jika sekali lagi Devan dan Rian melanggar aturan sekolah, pihak sekolah tidak akan segan-segan untuk mengeluarkan mereka. Sebab, sebelumnya mereka juga terkenal badung di sekolah dan sudah mengumpulkan poin-pin pelanggaran.
Sementara Syifa diberitahu jika dia terbukti tidak bersalah. Sehingga beasiswanya tidak lagi ditangguhkan. Pak Didit juga menyampaikan permohonan maaf kepada Syifa dan mamanya. Tapi sayangnya pelaku yang menyebarkan foto-foto itu belum terungkap.
"Pak, siapa yang telah merekam bukti percakapan antara saya dengan kak Devan?" tanya Syifa kepada pak Didit.
"Dia sebenarnya tidak ingin diungkap jati dirinya, dia adalah teman kamu sendiri," tutur pak Didit.
"Teman saya yang mana, Pak?" tanya Syifa.
"Itu yang kemarin berkelahi belain kamu, anak yang tomboi itu!" tutur pak Didit.
Syifa terdiam sejenak sembari berfikir.
"Antika?" tanya Syifa dengan terkejut.
"Iya, benar!" ujar pak Didit seraya tersenyum.
Syifa kemudian kembali ke kelasnya. Dia benar-benar tidak menyangka bagaimana mungkin Antika bisa mempunyai bukti itu. Sepanjang jalan di koridor sekolah Syifa bertanya-tanya akan sikap Antika yang harus menyembunyikan darinya jika dia memiliki bukti.
"Aneh, Antika pasti menyembunyikan sesuatu dariku!" gumam Syifa.
Sepulang sekolah Syifa sudah menunggu di depan sekolah. Namun, Antika tak juga muncul batang hidungnya. Padahal Syifa sudah berdiri selama setengah jam di sana.
"Hey, tunggu!" serunya pada seorang anak laki-laki yang hampir saja melewatinya.
Anak laki-laki itu menoleh ke arah sumber suara. Dia memandang ke arah Syifa dengan diam tanpa mengucapkan sepatah kata pun. Tatapannya tajam dan sulit untuk diartikan oleh Syifa.
"Maaf, kamu satu kelas dengan Antika, 'kan? Apa Antika masih di kelas?" tanya Syifa dengan lirih.
"Nggak tahu!" jawabnya singkat, lalu beranjak pergi tanpa permisi meninggalkan Syifa seorang diri.
Syifa sontak menatap heran pada sosok laki-laki itu. Terkesan misterius dan tidak bersahabat. Laki-laki yang sama yang sempat menangkapnya saat ia hampir terjatuh di malam api unggun itu.
...________Ney-nna________...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 105 Episodes
Comments
🍁𝐀𝐑𝐀❣️💋🅚🅙🅢👻ᴸᴷ
Antika kenapa kamu cari perkara aja
2022-11-19
0
Nocturnlax
Buset antika, ngaso ga tuh WKAKSKAKAKSKAKA
2022-10-28
2
manda_
Alhamdullilah akhirnya terungkap
2022-09-20
0