Menyontek

Satu bulan berlalu Syifa melalui hari demi hari di sekolahnya. Pagi ini ada ulangan bahasa inggris di kelas Syifa. Bu Endah guru bahasa inggris segera membagikan lembar soal. Beliau adalah guru yang terkenal sangat disiplin dalam menangani siswanya. Beliau sangat teliti dalam memberi nilai pada siswanya. Siswa yang ketahuan mencontek jawaban temannya akan diberikan sanksi yang tegas.

Saat itu Syifa sangat fokus mengerjakan ulangan tersebut. Tiba-tiba teman sebangkunya menyenggol lengan Syifa.

"Fa, bagi jawabannya dong!" ujar Nida seraya berbisik.

"Tapi, Nid ...," ujar Syifa ragu.

"Please, Fa. Kali ini tolongin gue! kali ini aja!" ujar Nida memaksa.

Syifa merasa bingung, namun pada akhirnya dia memberikan jawabannya juga pada Nida. Syifa sebenarnya merasa tidak ikhlas sebab Nida bukan hanya mencontoh jawaban yang dianggapnya sulit melainkan dia mengganti seluruh jawabannya sehingga sama persis dengan punya Syifa.

"Nid, jangan semuanya dong!" cegah Syifa.

"Shutt, jangan berisik! nanti ketahuan sama bu Endah!" tegur Nida seraya meletakkan telunjuknya tepat di depan bibirnya.

Tidak cukup dengan hal itu, Nida pun membagikan jawabannya kepada temannya yang lain yang merupakan teman baiknya satu genk. Alhasil jawaban mereka pun serupa dengan milik Syifa. Dalam hati Syifa merasa kesal dengan tindakan Nida barusan.

Namun, Syifa hanya bisa diam dan pasrah. Menolaknya sama saja mencari masalah. Nida pernah memiliki masalah dengan siswa yang lain, entah apa yang dilakukannya siswa itu tiba-tiba patuh dan bungkam dengan perlakuan Nida. Anak-anak di kelas Syifa pun menjadi malas untuk berurusan dengan Nida.

Tet tet tet!

Bunyi bel menandakan jam pelajaran pertama usai.

"Baik anak-anak, waktunya sudah habis. Silakan kumpulkan lembar jawabannya dari belakang maju ke depan sekarang juga. Satu ... dua ... tiga ... empat, oke paling depan kumpulkan lembar jawabannya ke pada ibu ya anak-anak!" perintah bu Endah.

Setelah semua lembar jawaban diterima oleh bu Endah, kelas diakhiri. Nida nampak sangat senang dan puas karena dia tahu bahwa Syifa anak yang pandai, sehingga dia yakin akan mendapat nilai yang bagus nantinya.

"Thank's ya, Fa. Yuk ikut kita ke kantin!" ajak Nida agar Syifa berbaur dengan kelompoknya.

Syifa bukan anak yang bodoh yang tidak mengerti tentang ajakan itu. Nida hanya bersikap baik karena Syifa sudah memberikannya contekan. Bukan karena tulus ingin berteman.

"Em, kamu duluan aja, Nid. Aku ada janji sama teman aku yang di kelas X D," tolak Syifa.

"Oh, ya udah kalau gitu. Kita pergi dulu ya, Fa. Bye!" Nida beranjak pergi dengan dua temannya yang lain.

"Bye-bye!" ujar Rida dan Anya teman satu genk Nida yang membuntut di belakang Nida.

Syifa menghembuskan napas beratnya setelah kepergian mereka. Sebenarnya Syifa tidak ingin duduk satu bangku dengan Nida. Awalnya Syifa duduk satu bangku dengan Laila, teman yang dikenalnya dari awal masuk di kelas ini. Tapi semenjak nama Syifa terkenal dikalangan kakak kelasnya sebagai anak terpopuler di kelas X, hal itu membuat Nida yang merupakan genk anak orang kaya dan populer di kelasnya lantas memaksa Laila pindah dan mencoba mendekati Syifa. Terlebih karena Syifa masuk kategori anak pandai di kelas ini.

Syifa bukannya tidak tahu menahu dengan maksud yang kurang baik dari Nida, namun Syifa memilih diam, dia tidak ingin menimbulkan keributan atau bermasalah dengan teman sekelasnya itu.

Syifa sadar diri bahwa tidak mudah untuk bisa masuk di sekolah favorit ini. Jika bukan karena Syifa mendapatkan beasiswa sebagai lulusan terbaik di SMPnya dulu, mama Syifa yang hanya bekerja sebagai penjual kue tidak cukup mampu untuk membayar uang gedungnya yang terbilang cukup mahal karena sekolah Syifa sekarang merupakan SMA negeri favorit di kota ini.

"La, mau ikut ke belakang Aula nggak?" tanya Syifa kepada Laila.

"Mau ketemuan sama Antika ya? mau dong!" ujar Laila antusias.

Meski tidak satu bangku lagi, Laila dan Syifa masih berteman baik dan terbiasa menghabiskan waktu istirahat bersama. Sehingga Laila pun mengenal Antika.

Mereka kemudian berjalan menuju belakang aula. Di tempat itulah mereka sering bertemu dan menghabiskan jam istirahat bersama Antika selain di perpus.

Sedangkan Antika begitu mendengar bel dia segera melesat ke belakang aula untuk sarapan. Tadi malam dia begadang untuk kebut semalam. Alhasil ketika paginya dia bangun kesiangan.

Ulangan pada jam pertama membuatnya harus belajar dengan keras, sebab dia sering tertidur di jam pelajaran sehingga membuatnya kurang memahami pelajaran yang sudah diajarkan oleh gurunya.

Meskipun begitu dia tidak akan kesulitan untuk mendapatkan buku catatan dan mengejar pelajaran yang tertinggal. Sebab Antika akan meminta Syifa untuk mengajarinya. Beruntungnya dia mempunyai teman yang rajin dan cerdas seperti Syifa.

Melihat Antika yang sudah datang, mereka pun mendudukkan diri di samping Antika yang sedang makan nasi bekal dengan lahap.

"Kayaknya enak banget ya, Tik? buatan kamu sendiri?" tanya Laila yang ikut tergoda melihat cara makan Antika yang lahap memasukkan sesuap nasi lengkap dengan urap dan telur dadar.

"Mana sempet, La. Boro-boro masak, bangun aja kesiangan! kalau bukan karena teriakan bokap gue yang ngomel-ngomel di depan pintu kamar, pasti gue ketinggalan bus dan terlambat ke sekolah," tutur Antika di sela-sela menyuap makanannya.

"Hahahaha, kalau gitu kamu musti berterima kasih sama bokap lo, Tik. Meskipun garang tapi sebenarnya bokap lo itu perhatian sama anaknya," tutur Syifa. "Oh ya, gimana ulangannya?"

"Lumayan sih, lo emang sahabat gue yang ter the best deh, Fa!" ujarnya seraya mengacungkan jempol kepada Syifa.

"Yeay, lagian kamu ngapain aja sih, Tik? sampai setiap hari tidur dijam pertama? bikin aku musti capek-capek ngajarin kamu aja!" protes Syifa.

"Lo tuh gimana? calon guru juga musti dilatih sejak dini, dan gue rela menjadi kelinci percobaan buat jadi murid pertama lo!" ujar Antika beralasan. Sebab baginya pelajaran yang disampaikan oleh Syifa lebih mudah diterima dari pada penjelasan dari gurunya.

"Ish kelinci percobaan gimana? yang ada kamu seneng karena muridnya bisa lebih garang dari gurunya!" tutur Syifa.

"Wkwkwk ... bener banget!" kekehnya tanpa berhenti memasukkan suap demi suap makanan ke dalam mulutnya.

"Muridnya lebih garang gimana Fa, maksudnya?" tanya Laila yang tidak mengerti.

"Ya gimana kalau aku ngejelasinnya cepet, dia ngomel-ngomel minta diulang, mana bisa kaya gitu kalau sama gurunya!" beber Syifa.

"Makanya, Fa. Lo jangan bosan-bosan jadi guru privat gue, pahala lo kan semakin gede. Lo kan anak salihah yang baik hati dan tidak sombong!" celoteh Antika.

Mereka terus mengobrol tanpa tahu jika dari jauh ada yang memperhatikan mereka. Tepat di belakang aula terdapat lapangan basket yang menjorok ke bawah.

"Eh, yang duduk-duduk di atas itu bukannya Asyifa ya? anak kelas X A yang wajahnya ke'bule-bulean itu!" ujar salah satu anak laki-laki yang duduk-duduk di pojokan lapangan basket.

"Iya, bener. Dia kalau istirahat memang selalu duduk-duduk di situ. Makanya gue betah mandangin dia dari bawah tiang ring," ujar anak yang lain.

"Ngomongin anak baru ya? emang sepopuler apa sih kalian sampai heboh banget bicarain tuh anak bule," ujar siswa yang baru masuk ke sekolah setelah lama ijin karena sakit setelah mengalami kecelakaan.

"Beh, dia asli cantik banget, Jun. Devan aja sampai rela putusin Hilda anak yang terpopuler di kelas XI demi ngedeketin Asyifa."

"Oh ya, berarti lebih cantik ya dari Hilda?" tanya Juna.

"Hilda memang cantik, tapi garang dan sombong, kalau Asyifa itu anaknya polos, kalem, baik hati terlebih dia pakai hijab dan nggak sembarangan mau di sentuh. Jadi Devan kewalahan ngedeketin dia, karena tuh anak kan nggak punya akhlak modal tampang sama kaya doang! Gue jamin lo juga bakalan suka Jun, karena dia itu tipe, lo!" ujar salah seorang siswa.

"Masa sih!" ujar Juna yang kurang percaya dengan kata-kata temannya.

"Lo kalau penasaran lihat aja sono di bawah tiang ring. Pasti bakalan kelihatan jelas dari bawah sana!"

"Enggak ah, gue nggak tertarik sama cewek populer. Biasanya tuh cewek-cewek kaya gitu suka tebar pesona dan suka mempermainkan hati cowok-cowok. Gue lebih suka sama anak yang pinter dan tidak murahan," jawab Juna.

Plak!

"Awww! sakit, Bre!" pekik Juna saat salah satu temannya menepuk bagian tangannya yang sakit. Juna mengelus tangannya yang tertutup kain penyangga siku.

"Maaf-maaf, habisnya lo ngeselin sih, Jun. Belum lo tau anaknya uda berprasangka buruk sama Syifa!"

...________Ney-nna________...

Terpopuler

Comments

🍁𝐀𝐑𝐀❣️💋🅚🅙🅢👻ᴸᴷ

🍁𝐀𝐑𝐀❣️💋🅚🅙🅢👻ᴸᴷ

makanya kalau ndak tau jangan asal menuduh ya , ndak baik itu

2022-11-16

1

Uty

Uty

lanjut thorrr

2022-09-30

0

༄👑💗e¢¢e ρтħš αямч💗👑࿐

༄👑💗e¢¢e ρтħš αямч💗👑࿐

sepertinya juna yg ditolongin syifa di depan minimarket

2022-09-20

0

lihat semua
Episodes
1 Anak Haram
2 Bertemu ODGJ
3 Berbaikan
4 Rantai sepeda putus.
5 Hari pertama masuk sekolah
6 Gadis Baik
7 Menyontek
8 Bingkisan
9 Terkunci
10 Penyelamat
11 Persami
12 Malam Api Unggun
13 Kecemburuan
14 Kelakuan Devan
15 Kesedihan Syifa
16 Berkelahi
17 Fitnah
18 Terkuaknya Bukti
19 Wanita misterius.
20 Antika
21 Pacaran
22 Hayalan Devan
23 Dilecehkan
24 Kisah kelam.
25 Kedatangan Devan
26 Masalah Bertubi-tubi
27 Pemakaman
28 Healing Pascatrauma
29 Kepulangan Syifa
30 Menolak Ta'aruf
31 Tangis Antika
32 Orang Tua
33 Bertemu Orang lama
34 Bertemu Arjuna lagi
35 Tulus
36 Tangisan Nafisa
37 Karena Nasab
38 Warisan
39 Meninggalkan Rumah
40 Akhirnya Tahu
41 Kota Kelahiran
42 Kembali ke masa itu
43 Haram
44 Suami Rosita
45 Riba
46 Riba 2
47 Mendapatkan pekerjaan
48 Terjadi lagi
49 Terbongkar
50 Terbongkar (2)
51 Anakku
52 Tawaran Edward
53 Kecemasan Rosa
54 Suami
55 Berubah
56 Sudah Berkeluarga
57 Tertangkap
58 Mengecewakan
59 Di rumah sakit
60 Terurung Lagi
61 Bohong lagi
62 Menyebalkan
63 Rumit
64 Alamat Rumah
65 Kedatangan Seseorang
66 Akhirnya Mia tahu
67 Kesalahpahaman Mia
68 Jangan Datang
69 Pulang
70 Mencari tempat tinggal
71 Ke Butik
72 Menjelang Pernikahan
73 Bertemu lagi
74 Menempel
75 Kabar Duka
76 Mama Alika
77 Bercerita
78 Semakin Dekat
79 Anak Bau Kencur
80 Kegelisahan Hanif
81 Bertemu Nafisa
82 Dilema
83 Pengajian
84 Pesan Terakhir
85 Menyetujui
86 Kepulangan Ilham
87 Takdir
88 Akhirnya tersungkur juga.
89 Terjaga
90 Jodoh Ilham
91 Terungkapnya Kisah Masa Lalu
92 Ditinggalkan
93 Kemenangan
94 Khitbah
95 Bangkit
96 Jawaban
97 Menjelaskan
98 OTW Menikah
99 Akad Nikah
100 Orang Yang Tepat
101 Usai Pesta pernikahan.
102 Kisah lalu
103 Honeymoon
104 Pesona Iqbal
105 Akhirnya
Episodes

Updated 105 Episodes

1
Anak Haram
2
Bertemu ODGJ
3
Berbaikan
4
Rantai sepeda putus.
5
Hari pertama masuk sekolah
6
Gadis Baik
7
Menyontek
8
Bingkisan
9
Terkunci
10
Penyelamat
11
Persami
12
Malam Api Unggun
13
Kecemburuan
14
Kelakuan Devan
15
Kesedihan Syifa
16
Berkelahi
17
Fitnah
18
Terkuaknya Bukti
19
Wanita misterius.
20
Antika
21
Pacaran
22
Hayalan Devan
23
Dilecehkan
24
Kisah kelam.
25
Kedatangan Devan
26
Masalah Bertubi-tubi
27
Pemakaman
28
Healing Pascatrauma
29
Kepulangan Syifa
30
Menolak Ta'aruf
31
Tangis Antika
32
Orang Tua
33
Bertemu Orang lama
34
Bertemu Arjuna lagi
35
Tulus
36
Tangisan Nafisa
37
Karena Nasab
38
Warisan
39
Meninggalkan Rumah
40
Akhirnya Tahu
41
Kota Kelahiran
42
Kembali ke masa itu
43
Haram
44
Suami Rosita
45
Riba
46
Riba 2
47
Mendapatkan pekerjaan
48
Terjadi lagi
49
Terbongkar
50
Terbongkar (2)
51
Anakku
52
Tawaran Edward
53
Kecemasan Rosa
54
Suami
55
Berubah
56
Sudah Berkeluarga
57
Tertangkap
58
Mengecewakan
59
Di rumah sakit
60
Terurung Lagi
61
Bohong lagi
62
Menyebalkan
63
Rumit
64
Alamat Rumah
65
Kedatangan Seseorang
66
Akhirnya Mia tahu
67
Kesalahpahaman Mia
68
Jangan Datang
69
Pulang
70
Mencari tempat tinggal
71
Ke Butik
72
Menjelang Pernikahan
73
Bertemu lagi
74
Menempel
75
Kabar Duka
76
Mama Alika
77
Bercerita
78
Semakin Dekat
79
Anak Bau Kencur
80
Kegelisahan Hanif
81
Bertemu Nafisa
82
Dilema
83
Pengajian
84
Pesan Terakhir
85
Menyetujui
86
Kepulangan Ilham
87
Takdir
88
Akhirnya tersungkur juga.
89
Terjaga
90
Jodoh Ilham
91
Terungkapnya Kisah Masa Lalu
92
Ditinggalkan
93
Kemenangan
94
Khitbah
95
Bangkit
96
Jawaban
97
Menjelaskan
98
OTW Menikah
99
Akad Nikah
100
Orang Yang Tepat
101
Usai Pesta pernikahan.
102
Kisah lalu
103
Honeymoon
104
Pesona Iqbal
105
Akhirnya

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!