Kecemburuan

Acara api unggun itu berjalan dengan cukup meriah dan berkesan bagi sebagian orang. Masing-masing sangga menunjukkan kebolehannya. Dari menyanyi, drama, bermain musik, tarian, dan banyak yang lainnya. Begitupun dengan sangga Syifa yang mempertunjukkan sebuah puisi.

...🍁🍁🍁...

Kamu merasa dewasa

Merasa serba bisa

Pergi ke mana kaki melangkah

Di mana kaki ingin berpijak.

Sorot mata menangkap keindahan

Lalu mencoba meraihnya

Tekad mu membuncah

Apa pun itu akan kau perjuangkan.

Keyakinan terpupuk besar

Asa mu menggebu

Otakmu pun lumpuh

Demi meraih kepuasan

Kamu terseret oleh arus

Hingga sulit untuk berhenti

Bahkan gelap tak menjadikanmu takut

Hujan tak membuatmu berteduh.

Hingga badai menerjang tubuhmu

Dan pedang menghunus lehermu

Di situlah kamu menyadari

Yang kamu inginkan tak semua harus didapatkan

Saatnya untuk berhenti melampaui batasan

Sebab, semua itu akan ada masanya.

"Jati Diri Remaja buah karya ... Asyifa."

Syifa kembali ke tempatnya dengan sorak-sorai dari siswa-siswi yang terpukau dengan puisinya. Terutama siswa laki-laki yang mengagumi kecantikan Syifa.

Namun, beberapa dari mereka banyak juga yang mencibir karena menganggap Syifa caper dan sok cantik. Selentingan itu pun tak luput dari telinga Syifa. Tapi, dia tidak menanggapinya.

Tak kenal maka tak sayang. Begitulah dia memaknai mereka yang mengecapnya sebagai gadis yang sok cantik dan suka cari perhatian.

Padahal yang mereka tuduhkan itu tidaklah benar. Syifa selalu berusaha untuk menjaga jarak dengan lawan jenis. Lantas apakah salahnya jika dia ditakdirkan cantik sejak lahir?

Tiba-tiba langkah Syifa terhambat. Entah kaki siapa yang melintang di bawah menghalangi langkahnya. Hingga membuatnya tersandung dan tersungkur saat hendak menuju barisan.

Beruntungnya sebuah tangan menangkapnya. Syifa mendongak melihat ke arah seorang laki-laki yang memegangi bahunya.

Sejenak pandangan mereka bertemu, namun Syifa segera bangkit tepat di saat siswa laki-laki itu menarik kembali tangannya.

"Em ... terima kasih!" ucap Syifa seraya membenarkan letak kerudungnya.

"..." Siswa laki-laki itu diam saja dan langsung berpaling melihat ke arah depan tanpa menjawab.

Syifa melirik sejenak pada laki-laki itu. Syifa tidak mengambil pusing dengan sikap siswa laki-laki itu yang mengacuhkannya. Syifa pun segera beranjak menuju barisannya.

"Fa, kamu nggak apa-apa, 'kan?" tanya Laila.

"Nggak apa-apa kok, La! cuma kakiku agak ngilu aja," ujar Syifa seraya memegangi tulang kering di kakinya yang terbentur dengan kaki yang tadi melintang sehingga membuatnya tersandung.

"Astaga, siapa sih yang tega melakukan itu sama kamu? pasti sengaja deh!" Laila nampak kesal kepada orang yang telah tega mencelakai teman baiknya.

Sejenak Syifa kembali melihat ke arah laki-laki yang tadi menolongnya.

"La, yang di sebelah kita ini anak kelas berapa?" tanya Syifa.

Laila menoleh ke arah samping pada barisan anak cowok di sebelah. "Sepertinya, anak kelas X D, deh, Fa. Soalnya ini kan barisan anak cowok terakhir!" tutur Laila.

"Oh, berarti satu kelas dengan Antika dong."

Tiba-tiba terdengar suara bariton dari arah depan. "Adik-adik semua, kita telah sampai dipenghujung malam, dengan begitu berakhir sudah acara api unggun kita malam ini. Semoga kegiatan api unggun pada malam ini dapat menghibur dan memberikan kesan yang baik bagi kita semua. Setelah acara ini usai, jadwal selanjutnya adalah istirahat malam. Silakan kembali ke dalam tenda masing-masing untuk beristirahat. Jangan ada yang keluyuran ke tenda temannya, sebab jika sampai ketahuan akan kami berikan sanksi. Sekian dari saya selaku pradana. Mari kita tutup acara malam ini dengan berdoa terlebih dahulu. Berdoa menurut agama dan kepercayaan masing-masing, mulai!" tutur Juna mengakhiri acara api unggun.

Setelah berdoa barisan dibubarkan dan semua siswa kembali ke tendanya masing-masing.

Saat akan kembali ke tendanya tiba-tiba ada yang memanggil Syifa.

"Asyifa!"

Syifa segera menoleh ke sumber suara. Rupanya Juna yang memanggil. "Ada apa, Kak?"

"Nanti jangan lepaskan atribut apa pun saat tidur, kecuali sepatu ya?" tutur Juna.

"Emangnya kenapa, Kak!" tanya Syifa.

"Pokoknya jangan, deh! Turuti aja kata-kataku!"

Meski tidak mengerti, namun akhirnya Syifa mengangguk mengiyakan. "Baiklah, Kak!"

"Oke, good. Selamat malam, Syifa!"

"Iya, kak!" jawab Syifa seraya tersenyum.

Arjuna kemudian beranjak pergi menuju camp yang digunakan oleh panitia dewan ambalan.

"Ciyee ... perhatian banget sih, Kak Juna!" goda Laila yang juga ikut mendengar.

"Apa sih, La. Yuk balik!" Syifa menggamit lengan Laila dan beranjak pergi menuju tenda mereka.

Sebelum tidur Syifa memberi tahu kepada teman satu tendanya untuk tidak melepas atribut mereka.

"Emang kenapa sih, Fa?" tanya salah seorang temannya.

"Pokoknya tetap pakai aja, Ras. Topinya taruh di dekat kamu tidur aja. Pokoknya tetap siaga. Aku cuma bisa kasih saran itu teman-teman, jika kalian tidak mau juga tidak apa-apa, yang jelas aku udah kasih tau ya!" tutur Syifa.

Sementara Nida dan teman-temannya yang ikut mendengar justru acuh tak acuh dengan perkataan Syifa. Mereka kemudian masuk ke dalam tendanya sendiri yang bersebelahan dengan tenda Syifa.

"Halah masa iya tidur masih pakai atribut lengkap! emangnya kalian pada nggak gerah, apa? bodo amat sama omongannya Syifa!" cibir Nida. Dan, teman-temannya pun ikut membelanya. Mereka mengganti baju sebelum tidur dengan pakaian bebas yang dibawa dari rumah.

Di dalam tendanya Syifa sudah bersiap-siap untuk tidur. Ia mulai merebahkan tubuhnya dan mencoba memejamkan mata.

Namun, tidak berapa lama ia mendengar ada sebuah suara dari luar yang memanggil namanya.

"Syifa ... Fa, Syifa!"

Mendengar hal itu Syifa kembali terjaga. Dia beranjak duduk untuk memastikan bahwa namanya yang disebut. Syifa kemudian pergi ke luar untuk melihat siapa yang memanggilnya.

"Kak Devan! Kakak panggil aku?" tanya Syifa dengan keheranan. Padahal Syifa sudah merasa cape dan ingin segera beristirahat malah harus meladeni kaka kelasnya yang satu ini.

"Fa, sebelum kamu tidur aku pengen bilang sesuatu sama kamu!" ujar Devan.

"Kak, bukannya nggak boleh keluyuran di tenda yang lain, ya?mendingan Kakak cepet balik deh ke tenda panitia! nanti kalau ketahuan, Kakak dan juga aku bakalan kena sanksi, kak!" tegur Syifa.

"Sebentar saja kok, Fa. Em, aku cuma mau bilang jika aku cinta sama kamu, Fa!" ungkap Devan yang seketika membuat Syifa membulatkan mata.

Syifa sungguh terkejut dan sejenak terpaku mendengar pernyataan cinta dari Devan. Bukan karena dia menyukai ada yang menyatakan perasaannya kepadanya, tapi Syifa sungguh tidak habis pikir Devan bisa-bisanya menembaknya di saat seperti ini.

Syifa tentu tidak memiliki perasaan yang sama terhadap Devan. Tapi, dia tidak tega untuk menolaknya saat itu juga. Sebab, mereka berbicara di antara dua tenda. Syifa yakin hal itu pasti juga didengar oleh mereka yang belum tidur dan masih terjaga di dalam tenda.

"Kak, aku tidak bisa menjawabnya sekarang. Please, Kakak pergi dulu ke tenda panitia sekarang ya?" bujuk Syifa beralasan. Syifa berbicara dengan setengah berbisik agar tidak menggangu mereka yang berada di dalam tenda.

"Oke, baiklah. Besok aku tunggu jawaban kamu, ya?" ujarnya.

"InsyaAllah," tutur Syifa dengan sabar.

Saat Devan hendak pergi, ada senter yang menyorot pada mereka. "Hey, siapa itu!" tanya salah satu panitia yang berpatroli malam. "Devan! ngapain kamu di situ?" tanya Juna.

Juna berpaling kepada sosok yang berada di samping Devan. Saat mengetahui gadis itu adalah Asyifa Juna merasa sangat kesal. Juna tidak menyangka jika Devan terus-menerus mendekati Syifa. Juna seketika mengepalkan jari-jarinya karena cemburu dan kecewa terhadap Syifa.

"Nggak apa-apa. Aku kan panitia cuma memastikan aja apakah semua sudah berada di tempatnya masing-masing!" ujar Devan beralasan.

"Masuk ke dalam tenda kamu, Fa!" ujar Juna yang tidak tega untuk menghukum Syifa. "Dan, kamu balik ke camp sekarang juga!" perintah Juna dengan tegas kepada Devan.

Asyifa mengangguk dan segera masuk ke dalam tendanya. Ia dapat merasakan ada kemarahan di mata Juna.

...______Ney-nna______...

Terpopuler

Comments

🍁𝐀𝐑𝐀❣️💋🅚🅙🅢👻ᴸᴷ

🍁𝐀𝐑𝐀❣️💋🅚🅙🅢👻ᴸᴷ

si Juna perhatian banget dech

2022-11-17

0

༄👑💗e¢¢e ρтħš αямч💗👑࿐

༄👑💗e¢¢e ρтħš αямч💗👑࿐

Betul-betul modal tampang doang Devan

2022-09-20

0

Uyhull01

Uyhull01

si devan mau bikin gara" itu mah,

2022-09-14

0

lihat semua
Episodes
1 Anak Haram
2 Bertemu ODGJ
3 Berbaikan
4 Rantai sepeda putus.
5 Hari pertama masuk sekolah
6 Gadis Baik
7 Menyontek
8 Bingkisan
9 Terkunci
10 Penyelamat
11 Persami
12 Malam Api Unggun
13 Kecemburuan
14 Kelakuan Devan
15 Kesedihan Syifa
16 Berkelahi
17 Fitnah
18 Terkuaknya Bukti
19 Wanita misterius.
20 Antika
21 Pacaran
22 Hayalan Devan
23 Dilecehkan
24 Kisah kelam.
25 Kedatangan Devan
26 Masalah Bertubi-tubi
27 Pemakaman
28 Healing Pascatrauma
29 Kepulangan Syifa
30 Menolak Ta'aruf
31 Tangis Antika
32 Orang Tua
33 Bertemu Orang lama
34 Bertemu Arjuna lagi
35 Tulus
36 Tangisan Nafisa
37 Karena Nasab
38 Warisan
39 Meninggalkan Rumah
40 Akhirnya Tahu
41 Kota Kelahiran
42 Kembali ke masa itu
43 Haram
44 Suami Rosita
45 Riba
46 Riba 2
47 Mendapatkan pekerjaan
48 Terjadi lagi
49 Terbongkar
50 Terbongkar (2)
51 Anakku
52 Tawaran Edward
53 Kecemasan Rosa
54 Suami
55 Berubah
56 Sudah Berkeluarga
57 Tertangkap
58 Mengecewakan
59 Di rumah sakit
60 Terurung Lagi
61 Bohong lagi
62 Menyebalkan
63 Rumit
64 Alamat Rumah
65 Kedatangan Seseorang
66 Akhirnya Mia tahu
67 Kesalahpahaman Mia
68 Jangan Datang
69 Pulang
70 Mencari tempat tinggal
71 Ke Butik
72 Menjelang Pernikahan
73 Bertemu lagi
74 Menempel
75 Kabar Duka
76 Mama Alika
77 Bercerita
78 Semakin Dekat
79 Anak Bau Kencur
80 Kegelisahan Hanif
81 Bertemu Nafisa
82 Dilema
83 Pengajian
84 Pesan Terakhir
85 Menyetujui
86 Kepulangan Ilham
87 Takdir
88 Akhirnya tersungkur juga.
89 Terjaga
90 Jodoh Ilham
91 Terungkapnya Kisah Masa Lalu
92 Ditinggalkan
93 Kemenangan
94 Khitbah
95 Bangkit
96 Jawaban
97 Menjelaskan
98 OTW Menikah
99 Akad Nikah
100 Orang Yang Tepat
101 Usai Pesta pernikahan.
102 Kisah lalu
103 Honeymoon
104 Pesona Iqbal
105 Akhirnya
Episodes

Updated 105 Episodes

1
Anak Haram
2
Bertemu ODGJ
3
Berbaikan
4
Rantai sepeda putus.
5
Hari pertama masuk sekolah
6
Gadis Baik
7
Menyontek
8
Bingkisan
9
Terkunci
10
Penyelamat
11
Persami
12
Malam Api Unggun
13
Kecemburuan
14
Kelakuan Devan
15
Kesedihan Syifa
16
Berkelahi
17
Fitnah
18
Terkuaknya Bukti
19
Wanita misterius.
20
Antika
21
Pacaran
22
Hayalan Devan
23
Dilecehkan
24
Kisah kelam.
25
Kedatangan Devan
26
Masalah Bertubi-tubi
27
Pemakaman
28
Healing Pascatrauma
29
Kepulangan Syifa
30
Menolak Ta'aruf
31
Tangis Antika
32
Orang Tua
33
Bertemu Orang lama
34
Bertemu Arjuna lagi
35
Tulus
36
Tangisan Nafisa
37
Karena Nasab
38
Warisan
39
Meninggalkan Rumah
40
Akhirnya Tahu
41
Kota Kelahiran
42
Kembali ke masa itu
43
Haram
44
Suami Rosita
45
Riba
46
Riba 2
47
Mendapatkan pekerjaan
48
Terjadi lagi
49
Terbongkar
50
Terbongkar (2)
51
Anakku
52
Tawaran Edward
53
Kecemasan Rosa
54
Suami
55
Berubah
56
Sudah Berkeluarga
57
Tertangkap
58
Mengecewakan
59
Di rumah sakit
60
Terurung Lagi
61
Bohong lagi
62
Menyebalkan
63
Rumit
64
Alamat Rumah
65
Kedatangan Seseorang
66
Akhirnya Mia tahu
67
Kesalahpahaman Mia
68
Jangan Datang
69
Pulang
70
Mencari tempat tinggal
71
Ke Butik
72
Menjelang Pernikahan
73
Bertemu lagi
74
Menempel
75
Kabar Duka
76
Mama Alika
77
Bercerita
78
Semakin Dekat
79
Anak Bau Kencur
80
Kegelisahan Hanif
81
Bertemu Nafisa
82
Dilema
83
Pengajian
84
Pesan Terakhir
85
Menyetujui
86
Kepulangan Ilham
87
Takdir
88
Akhirnya tersungkur juga.
89
Terjaga
90
Jodoh Ilham
91
Terungkapnya Kisah Masa Lalu
92
Ditinggalkan
93
Kemenangan
94
Khitbah
95
Bangkit
96
Jawaban
97
Menjelaskan
98
OTW Menikah
99
Akad Nikah
100
Orang Yang Tepat
101
Usai Pesta pernikahan.
102
Kisah lalu
103
Honeymoon
104
Pesona Iqbal
105
Akhirnya

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!