Bingkisan

Seperti biasa sepulang sekolah Syifa akan pergi ke ruko untuk membantu nenek Fatimah menutup kiosnya, lalu mereka pulang bersama dengan menaiki becak hingga rumah. Sedangkan mamanya sudah pulang terlebih dahulu sejak tadi siang.

Setibanya di rumah mama Syifa memberi tahu jika barusan ada yang datang mencarinya.

"Hah, siapa, Ma?" tanya Syifa.

"Ilham. Memangnya tadi tidak bertemu di jalan?" tanya Rosalina.

"Enggak, Ma. Padahal tadi Syifa lewat depan rumahnya. Iya kan, Nek?" ujarnya seraya menoleh ke arah Fatimah.

"Berarti Ilham lewat jalan raya," ujar nenek.

"Oh iya, benar juga. Ya sudah nanti usai mandi Syifa ke rumah Nafisa, deh!" ujar Syifa kemudian masuk ke dalam kamarnya untuk mengganti baju.

Syifa kemudian bergegas melaksanakan salat, setelah itu ia mandi. Usai berganti baju, Syifa mengeluarkan sepedanya dan hendak ke rumah Nafisa.

Syifa melewati gang di antara dua tembok besar, setibanya di ujung gang Syifa melihat ummi Syarifah, Nafisa dan Ilham berjalan kaki hendak pulang ke rumah usai menutup toko.

"Fisa!" panggil Syifa kepada Nafisa yang berada di seberang jalan. Tidak hanya Nafisa, namun ketiganya menoleh ke arah Syifa.

"Syifa, mau ke mana?" seru Fisa masih berada di seberang jalan.

"Aku ke situ!" ujarnya kemudian

menengok ke kiri dan ke kanan untuk memastikan tidak ada kendaraan yang akan melintas. Saat jalanan sudah lengang Syifa segera menyeberang menuju Nafisa berada.

"Assalamu'alaikum, Ummi!" ujar Asyifa, kemudian salim kepada ummi Syarifah terlebih dahulu.

"Wa'alaikumussalam. Mau ke mana, Fa?" tanya ummi Syarifah.

"Mau ke rumah, Ummi. Mama tadi bilang katanya Kak Ilham cari Syifa. Ada apa, Kak?" tanya Syifa seraya menoleh ke arah Ilham.

Semua mata berganti melihat ke arah Ilham. Ilham pun menjadi salah tingkah.

"Dek, kamu pulang dulu sama Ummi, yah!" ujar Ilham berbisik di telinga adiknya.

Nafisa yang mengerti dengan apa maksud dari abangnya mencari Syifa, akhirnya mengajak umminya untuk pulang lebih dulu dan meninggalkan mereka.

"Ekhm ..., Ummi kita pulang dulu yuk, badan Fisa sudah lengket pengen cepet-cepet mandi!" ujar Nafisa beralasan.

"Baiklah. Syifa, kita pulang dulu, ya?" ujar ummi Syarifah berpamitan.

"Iya, Ummi," jawab Syifa dengan sopan.

Mereka kemudian berlalu pergi, tinggallah Syifa yang masih bertengger di atas sepedanya dan Ilham uang awalnya berdiri ia kemudian duduk di depan teras rumah milik orang.

"Tadi mencari Syifa ada perlu apa, Kak?" tanya Syifa.

"Cuma mau ngasih ini, sih!" ujar Ilham seraya mengulurkan sebuah paper bag kecil ke hadapan Syifa.

Syifa menerimanya, lalu ia mengintip sedikit ke dalam paper bag untuk memastikan apa isinya.

"Apa ini, Kak?" tanya Syifa bingung.

"Itu buat kamu!" ujar Ilham.

"Buat aku? dalam rangka apa?" tanya Syifa yang tidak mengerti dengan maksud pemberian Ilham ini.

"Kemarin Nafisa meminta ditemani membeli kerudung. Aku memintanya untuk memilih juga untukmu. Kamu ingat aku pernah bilang mendapat beasiswa untuk kuliah di universitas Al-Azhar?" tanya Ilham.

Syifa terdiam sejenak sembari mengingat-ingat saat pertemuannya dengan Ilham beberapa minggu yang lalu, di saat itu Syifa hendak ke minimarket dan Ilham baru pulang dari pondok. Ilham mengatakan bahwa dia mendapat beasiswa dari Al-Azhar. Syifa kemudian mengangguk mengiyakan.

"Oh iya, Syifa ingat, Kak!" ujarnya.

"Nanti malam aku akan berangkat ke Kairo, Syifa," ungkap Ilham dengan sedikit sendu.

"Alhamdulillah, akhirnya kesampaian juga ya, Kak. Syifa doakan semoga perjalanannya lancar. Dan, nantinya Kak Ilham bisa betah berada di sana," tutur Syifa ikut bahagia dengan keberhasilan yang akan diraih oleh Ilham.

Dalam hati Syifa bangga kepada laki-laki yang sudah dianggapnya seperti kakaknya sendiri itu. Sebab sedari kecil Ilham selalu menjaganya seperti dia menjaga Nafisa.

"Aamiin. Terima kasih doanya. Kamu yang fokus belajarnya ya, Fa. Jaga diri baik-baik. Dan satu lagi, saat di sekolah jangan terlalu dekat-dekat dengan cowok-cowok. Jangan pacaran juga, ya. Lulus sekolah juga jangan menikah dulu!" ujar Ilham berpesan.

"Ish, Kak Ilham, nih. Enggaklah ... Syifa pasti fokus sama sekolah dulu. Lulus sekolah paling juga kerja dulu bantuin mama cari uang!" ujar Syifa polos.

Meskipun banyak laki-laki yang mendekati, namun Syifa belum pernah pacaran. Dia pun belum pernah tahu rasanya jatuh hati kepada lawan jenis. Pesan dari mamanya yang telah terpatri di dalam benaknya agar menjaga jarak dengan laki-laki, membuat Syifa seolah memasang perisai untuk melindungi diri dari setiap laki-laki yang mendekatinya.

"Memangnya kelak tidak ingin kuliah?" tanya Ilham.

"Entahlah, Kak. Syifa rasa itu cukup sulit. Mama bilang, mungkin nggak akan sanggup membiayai Syifa kuliah. Yang sekarang saja Syifa bisa sekolah di SMA favorit juga karena beasiswa, Kak!"

"Tetap lakukan yang terbaik, Syifa. Kamu itu pandai, sayang kalau tidak lanjut ke perguruan tinggi. Mungkin saja nantinya kamu mendapatkan beasiswa lagi untuk melanjutkan ke perguruan tinggi," ujar Ilham menyemangati.

"Aamiin. Doakan saja Syifa bisa dapat beasiswa lagi ya, kak!" ujar Syifa seraya tersenyum.

"Sekarang fokus saja belajar sama bantu mama dan nenek. Kalau suatu saat ada yang melamar jangan diterima ya!" ujarnya lagi.

Ilham sebenarnya tahu jika remaja masjid dilingkungan rumahnya banyak yang mengagumi Syifa. Namun, ada yang memilih mundur karena nasabnya. Sebagian besar warga keturunan Arab tahu jika dahulunya ibunya Syifa hamil di luar nikah. Sehingga banyak yang mewanti-wanti anaknya agar tidak dekat-dekat dengan gadis berwajah bule itu.

"Memangnya kenapa, Kak? dari tadi kok ngelarang Syifa nikah mulu, deh! Syifa juga nggak pernah berniat nikah muda, kok!" ujar Syifa sembari memajukan bibirnya cemberut.

Ilham tersenyum melihat tingkah Syifa yang lucu. Seperti halnya anak remaja kebanyakan, yang tidak ingin terlalu dinasehati dan merasa sudah cukup mengerti dengan apa yang harus dilakukan. Itulah yang membuat Ilham mengagumi Syifa dalam diam dengan tingkah Syifa yang bikin gemas.

"Biar kelak Kak Ilham yang melamar Syifa!"

Blush!

Tiba-tiba saja pipi Syifa bersemu kemerahan saat mendengarnya. Seperti ada yang menyentuh ke dalam hatinya saat mendengar hal itu dari mulut laki-laki di depannya. Hal itu cukup membuat Syifa tersipu malu. Sebab ia tidak pernah menduga jika Ilham memiliki perasaan yang lebih kepada dirinya.

Namun, cepat-cepat Syifa menepisnya. "Ish, Kak Ilham bercanda aja, nih!"

"Insyaa Allah, semoga Allah mengabulkan!" ujar Ilham seraya tersenyum.

Hal itu membuat Syifa merasa tersanjung dan salah tingkah.

"Oh, ya. Yang ini buat Antika, aku titipkan padamu. Sampaikan maafku karena nggak sempet pamitan langsung, waktunya udah mepet sih!" tutur Ilham.

"Kak Ilham juga kasih taunya mepet, misal tahu kalau berangkatnya nanti malam dari hari sebelumnya, Syifa 'kan bisa menyiapkan kenang-kenangan juga buat, Kakak," ujar Syifa.

"Sudah cukup, kok. Kak Ilham sudah mengemas baik-baik kenangan bersama Syifa di dalam hati, Syifa cukup doakan saja semoga Kakak sehat-sehat di sana, dan dapat menyerap ilmu yang didapat dengan baik. Semoga nantinya dapat mengamalkan dan menularkan ilmu kembali agar dapat bermanfaat bagi diri sendiri dan orang lain."

"Aamiin, sekali lagi terima kasih ya, Kak bingkisannya!" ujar Syifa.

"Sama-sama, jangan sampai ke tuker ya, Fa, sama punyanya Antika!" ujar Ilham mengingatkan.

"Emang beda ya, Kak?" tanya Syifa sedikit mengintip ke dalam isinya.

Ilham menggaruk belakang kepalanya yang tidak gatal. Bingung bagaimana harus menjelaskan bahwa dia yang memilihnya sendiri dengan waktu yang cukup lama dan penuh pertimbangan saat akan memilih untuk yang akan diberikan buat Syifa.

..._______Ney-nna_______...

Terpopuler

Comments

🍁𝐀𝐑𝐀❣️💋🅚🅙🅢👻ᴸᴷ

🍁𝐀𝐑𝐀❣️💋🅚🅙🅢👻ᴸᴷ

semoga di ijabah sama Allah ya Ilham, semoga kamu bisa menghalalkan Syifa saat sudah waktunya

2022-11-16

1

anggita

anggita

Dua bunga🌹untuk thor Neyna..👌

2022-10-12

3

Uty

Uty

hèhèhè si Ilham dh ngasih mahar sama shifa🤭🤭🤭

2022-09-30

0

lihat semua
Episodes
1 Anak Haram
2 Bertemu ODGJ
3 Berbaikan
4 Rantai sepeda putus.
5 Hari pertama masuk sekolah
6 Gadis Baik
7 Menyontek
8 Bingkisan
9 Terkunci
10 Penyelamat
11 Persami
12 Malam Api Unggun
13 Kecemburuan
14 Kelakuan Devan
15 Kesedihan Syifa
16 Berkelahi
17 Fitnah
18 Terkuaknya Bukti
19 Wanita misterius.
20 Antika
21 Pacaran
22 Hayalan Devan
23 Dilecehkan
24 Kisah kelam.
25 Kedatangan Devan
26 Masalah Bertubi-tubi
27 Pemakaman
28 Healing Pascatrauma
29 Kepulangan Syifa
30 Menolak Ta'aruf
31 Tangis Antika
32 Orang Tua
33 Bertemu Orang lama
34 Bertemu Arjuna lagi
35 Tulus
36 Tangisan Nafisa
37 Karena Nasab
38 Warisan
39 Meninggalkan Rumah
40 Akhirnya Tahu
41 Kota Kelahiran
42 Kembali ke masa itu
43 Haram
44 Suami Rosita
45 Riba
46 Riba 2
47 Mendapatkan pekerjaan
48 Terjadi lagi
49 Terbongkar
50 Terbongkar (2)
51 Anakku
52 Tawaran Edward
53 Kecemasan Rosa
54 Suami
55 Berubah
56 Sudah Berkeluarga
57 Tertangkap
58 Mengecewakan
59 Di rumah sakit
60 Terurung Lagi
61 Bohong lagi
62 Menyebalkan
63 Rumit
64 Alamat Rumah
65 Kedatangan Seseorang
66 Akhirnya Mia tahu
67 Kesalahpahaman Mia
68 Jangan Datang
69 Pulang
70 Mencari tempat tinggal
71 Ke Butik
72 Menjelang Pernikahan
73 Bertemu lagi
74 Menempel
75 Kabar Duka
76 Mama Alika
77 Bercerita
78 Semakin Dekat
79 Anak Bau Kencur
80 Kegelisahan Hanif
81 Bertemu Nafisa
82 Dilema
83 Pengajian
84 Pesan Terakhir
85 Menyetujui
86 Kepulangan Ilham
87 Takdir
88 Akhirnya tersungkur juga.
89 Terjaga
90 Jodoh Ilham
91 Terungkapnya Kisah Masa Lalu
92 Ditinggalkan
93 Kemenangan
94 Khitbah
95 Bangkit
96 Jawaban
97 Menjelaskan
98 OTW Menikah
99 Akad Nikah
100 Orang Yang Tepat
101 Usai Pesta pernikahan.
102 Kisah lalu
103 Honeymoon
104 Pesona Iqbal
105 Akhirnya
Episodes

Updated 105 Episodes

1
Anak Haram
2
Bertemu ODGJ
3
Berbaikan
4
Rantai sepeda putus.
5
Hari pertama masuk sekolah
6
Gadis Baik
7
Menyontek
8
Bingkisan
9
Terkunci
10
Penyelamat
11
Persami
12
Malam Api Unggun
13
Kecemburuan
14
Kelakuan Devan
15
Kesedihan Syifa
16
Berkelahi
17
Fitnah
18
Terkuaknya Bukti
19
Wanita misterius.
20
Antika
21
Pacaran
22
Hayalan Devan
23
Dilecehkan
24
Kisah kelam.
25
Kedatangan Devan
26
Masalah Bertubi-tubi
27
Pemakaman
28
Healing Pascatrauma
29
Kepulangan Syifa
30
Menolak Ta'aruf
31
Tangis Antika
32
Orang Tua
33
Bertemu Orang lama
34
Bertemu Arjuna lagi
35
Tulus
36
Tangisan Nafisa
37
Karena Nasab
38
Warisan
39
Meninggalkan Rumah
40
Akhirnya Tahu
41
Kota Kelahiran
42
Kembali ke masa itu
43
Haram
44
Suami Rosita
45
Riba
46
Riba 2
47
Mendapatkan pekerjaan
48
Terjadi lagi
49
Terbongkar
50
Terbongkar (2)
51
Anakku
52
Tawaran Edward
53
Kecemasan Rosa
54
Suami
55
Berubah
56
Sudah Berkeluarga
57
Tertangkap
58
Mengecewakan
59
Di rumah sakit
60
Terurung Lagi
61
Bohong lagi
62
Menyebalkan
63
Rumit
64
Alamat Rumah
65
Kedatangan Seseorang
66
Akhirnya Mia tahu
67
Kesalahpahaman Mia
68
Jangan Datang
69
Pulang
70
Mencari tempat tinggal
71
Ke Butik
72
Menjelang Pernikahan
73
Bertemu lagi
74
Menempel
75
Kabar Duka
76
Mama Alika
77
Bercerita
78
Semakin Dekat
79
Anak Bau Kencur
80
Kegelisahan Hanif
81
Bertemu Nafisa
82
Dilema
83
Pengajian
84
Pesan Terakhir
85
Menyetujui
86
Kepulangan Ilham
87
Takdir
88
Akhirnya tersungkur juga.
89
Terjaga
90
Jodoh Ilham
91
Terungkapnya Kisah Masa Lalu
92
Ditinggalkan
93
Kemenangan
94
Khitbah
95
Bangkit
96
Jawaban
97
Menjelaskan
98
OTW Menikah
99
Akad Nikah
100
Orang Yang Tepat
101
Usai Pesta pernikahan.
102
Kisah lalu
103
Honeymoon
104
Pesona Iqbal
105
Akhirnya

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!