Di rumahnya, Lisa sedang memeriksa kembali semua berkas dan data-data yang telah ia kumpulkan mengenai perusahaan IP Group.
Sesekali, ia membuka laptopnya untuk mengecek latar belakang semua orang yang terlibat dalam kematian ayahnya.
Setelah selesai dengan urusannya, Lisa berniat menemui Nita dan Sinta untuk minum teh bersama dan mengobrol santai.
Esoknya, mereka telah berkumpul bersama di kedai kopi dekat rumah Lisa.
“Jika Athfal tidak mau menindak lanjuti kejadian yang menimpa anakku, Aku akan memberi tahu media, bahwa Athfal membiarkan kekerasan yang terjadi,” ucap Nita yang masih kesal.
“Apakah kamu setuju denganku, Lisa?” lanjut Nita.
“Tentu saja Nita, anaknya mencakar anakmu dan dia tidak meminta maaf. Aku jelas berada di pihakmu,” balas Lisa.
Mereka bertiga pun tersenyum bersama, yang menandakan bahwa mereka sudah semakin akrab.
***
Setelah mereka selesai mengobrol, Lisa bergegas menuju sanggarnya untuk mengajar kelas balet.
Disana, ada Ayu yang baru mengikuti kelas balet. Setelah kelas balet selesai, Ayu tidak langsung pulang. Karena, Nisa mengajak Ayu untuk bermain di rumahnya.
Ayu meminta pada Lisa untuk menelepon ayahnya. Agar ayahnya menjemput pada malam hari setelah ia bermain dengan Nisa. Lisa pun memberi tahu Roy lewat SMS untuk menjemput Ayu saat malam hari.
Waktu sudah menunjukkan pukul 7 malam, mobil Roy baru saja tiba di depan rumah Lisa. Lisa yang melihat mobil Roy dari jendela, langsung memberi tahu Ayu bahwa ayahnya sudah datang.
“Ayu, ayahmu sudah datang Nak. Sudah waktunya kamu pulang ke rumah Nak,” ucap Lisa sambil membereskan tas Ayu.
“Baiklah Bu, bolehkah aku bermain dengan Nisa esok lagi?” tanya Ayu.
“Tentu saja boleh Nak. Tidak ada yang melarangmu,” jawab Lisa.
“Nisa, ayo bermain lagi lain kali,” ucap Ayu.
“Baiklah, nanti aku juga akan bermain ke rumahmu,” ucap Nisa.
Ayu pun pergi ke luar rumah, bersama Lisa yang mengantarnya. Sesampainya Ayu di halaman rumah, Ayu berlari dan memeluk ayahnya yang sudah menunggu.
“Ayaaaah!” ucap Ayu sambil memeluk ayahnya.
“Aku sangat bersenang-senang hari ini, Ayah. Aku ingin bermain lagi dengan Nisa besok,” lanjut Ayu.
“Benarkah? Masuklah ke dalam mobil Ayu, di luar sangat dingin. Ayah akan berbicara pada Ibu Nisa,” ucap Roy.
Ayu pun masuk ke mobil ditemani oleh pengawal Roy.
“Ayu tampak jauh lebih senang. Aku sangat senang melihatnya,” ucap Roy.
“Ya. Syukurlah, kami mempunyai halaman rumah yang cukup luas, mereka berlarian di halaman saat siang tadi, dan baru masuk rumah saat senja tiba,” ucap Lisa.
“Terima kasih sudah menjaga Ayu,” ucap Roy.
Lisa tersenyum dan menundukkan kepalanya tanpa menjawabnya.
Roy terlihat mengambil sesuatu dari kantongnya
“Oh iya. Aku hampir lupa. Ini, aku menemukannya saat pesta kemarin. Sepertinya ini milikmu,” ucap Roy sambil mengeluarkan gelang milik Lisa yang ia temukan saat pesta.
“Astaga, kukira ini hilang. Ini pemberian mendiang Ayahku dan sangat amat berarti bagiku,” ucap Lisa sembari ia mengambil gelang itu dari Roy.
“Terima kasih banyak Pak,” ucap Lisa sambil menundukkan kepalanya.
Roy pun ikut menundukkan kepalanya tanpa berucap.
Lisa langsung memakai gelang itu di depan Roy. Saat Lisa hendak mengenakan gelang. Terlihat, ia sangat kesulitan mengenakannya sendirian.
“Jika kamu tidak keberatan, bolehkah aku membantumu mengenakannya?” tanya Roy.
Lisa hanya diam tanpa sepatah kata pun. Tanpa pikir panjang Roy memegang tangan Lisa, dan membantu untuk memakaikan gelang itu ke tangan Lisa.
Saat membantu Lisa memakaikan gelangnya, Roy teringat kembali pertama kali ia bersentuhan dengan Lisa saat mengambil gelas di pesta itu.
Selesai membantu Lisa mengenakan gelangnya, Roy melepas tangan Lisa dan menatap Lisa. Begitu pun Lisa yang juga menatap Roy. Mereka saling bertatap mata beberapa detik.
“Kalau begitu, aku permisi dulu,” ucap Roy sambil menundukkan kepalanya.
“Baiklah, sampai jumpa lain waktu Pak,” ucap Lisa yang juga menundukkan kepalanya.
Roy pun masuk ke dalam mobil. Lalu pergi meninggalkan Lisa.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 110 Episodes
Comments