Malam tiba, di kediaman Lisa terlihat Nisa, dan neneknya yang sedang menonton acara TV. Dan Lisa yang sedang memotong sayuran untuk dimasak sebagai makan malam.
TV menayangkan sebuah acara, tentang pria muda yang sudah terjun ke dunia politik. Dan Jack lah pria muda itu. Sesekali Lisa melihat kearah TV dan tersenyum senang. Karena, pria yang telah membantunya dulu sekarang telah sukses.
*KREK!
Terdengar suara pintu rumah Lisa dibuka.
“Nisa, Ayah pulang,” ucap Blind sambil menutup pintu.
“Ayaaaaah!!!” Nisa berlari dan langsung memeluk ayahnya.
“Kamu sudah pulang Nak?” tanya ibu mertua Blind
“Sudah bu, ini aku bawakan suplemen yang bagus untuk kesehatanmu,” ucap Blind sembari memberikan suplemen kepada ibu mertuanya.
“Terimakasih Nak, kamu pasti sangat sibuk sekali hari ini,” ucap ibu mertuanya
Blind pun hanya mengangguk dan tersenyum pada ibu mertuanya itu
“Sayang, aku pulang,” ucap Blind pada Lisa yang tengah memasak.
“Kamu pulang tepat waktu Sayang, aku sedang memasak Sup Ayam kesukaanmu,” ucap Lisa.
“Benarkah? Baiklah aku akan mandi lalu memakan masakanmu,” Blind pun beranjak masuk ke kamar untuk mandi dan berganti pakaian.
***
Di perusahaan IP Group, terlihat pimpinan Roy sedang berdiskusi dengan bawahannya. Mereka berencana untuk mendaftarkan perusahaannya ke Bursa efek di New York.
Setelah selesai berdiskusi dengan bawahannya, Roy masuk ke ruang kerjanya lalu berdiri tepat menghadap jendela, ia termenung sambil memandangi indahnya malam hari di kota Malang.
Suasana malam yang indah di kota Malang itu menemani Roy. Dengan sedikit bintang di langit dan bulan yang hanya terlihat separuh.
Roy kembali membayangkan moment disaat ia bersentuhan tangan dengan Lisa, ketika ia akan mengambil gelas di pesta waktu itu. Dan ketika ia melihat ketika Lisa berciuman dengan Blind. Yang saat itu Lisa hanya mengenakan Bra.
Pikiran Roy terus terbayang – bayangi oleh dua hal itu. Roy pun menghela nafas panjang, sesekali ia menuangkan whiskey dari botolnya untuk diminum.
*TOK TOK
Terdengar suara orang mengetuk pintu di ruangan Roy. Ternyata itu salah satu asisten Roy di perusahaan yang memberi tahu Roy bahwa istrinya menelpon. Asistennya pun memberi handphone pada Roy. Lalu ia segera keluar kembali.
Roy pun mengangkat telpon dari istrinya.
“Ayahku, Dia ingin makan siang bersama kita besok di Restaurant China,” ucap Rosa di telepon.
“Aku ada rapat penting dengan para CEO besok,” balas Roy singkat.
“Kamu tahu bukan, ayahku hanya akan membahas masalah penting jika ia mengajak ke Restoran China. Kita harus bersiap lebih awal, dan datang lebih dulu kesana sebelum Ayahku tiba. Aku juga akan menyiapkan perlengkapan untuk Ayu,” ucap Rosa.
Tanpa menunggu jawaban dari Roy, Rosa langsung menutup teleponnya.
***
Di kantor Jack, terlihat ia bersama asistennya sedang mencari tahu keberadaan Lia. Begitupun asistennya yang juga melacak asal pengiriman paket itu. Jack masih saja kepikiran soal paket yang ia terima kemarin malam.
“Pengirim dan tempat pengirimannya palsu, sudah diperiksa berkali–kali, tapi semuanya palsu,” ucap asisten Jack
“Apakah kamu sudah mencari tahu keberadaan Ibu Lia?” tanya Jack
“Entahlah. Akan tetapi, nomor KTP Ibu Lia pun sudah kadaluarsa sejak lama. Dan tidak ada catatan bahwa Lia memasuki Kota ini. Tidak ada acara lain untuk memeriksa apakah mereka masih hidup,” ucap asisten.
“Tanggal di surat itu bertuliskan sepuluh tahun lalu. Tetapi, dikirim baru – baru ini. Bukankah itu artinya Lia masih hidup? Apakah menurutmu Lia masih di Amerika?” balas Jack.
“Entahlah,” ucap asisten singkat.
“Aku penasaran. Bagaimana seorang anak berumur 9 tahun bisa hidup disana sendirian, tanpa keluarga atau teman. Aku penasaran bagaimana rupanya sekarang?” ucap Jack.
***
Pagi yang cerah di kediaman Lisa, terlihat keluarga mereka akan menyantap sarapan pagi. Lisa dan ibunya sibuk menyiapkan makanan untuk Blind dan anaknya. Suara sendok dan garpu yang menatap piring saling bersahutan pagi itu.
Pagi itu, Lisa dan Ibunya memasak oseng kangkung, serta menggoreng beberapa butir telur dan ayam.
Ketika nenek Nisa mencicipi ayam yang digoreng Lisa.
“Asin sekali ayam goreng buatanmu, sepertinya terlalu banyak gula. Sudah kubilang jangan terlalu banyak memberi garam,” ucapnya.
“Begitukah? sepertinya aku lupa tidak mengira – ngira garam yang akan dibutuhkan,” ucap Lisa sambil membawa beberapa lauk yang masih tertinggal di dapur.
“Ibu, Aku sangat suka ayam goreng buatan Lisa ini,” ucap Blind pada ibu mertuanya.
“Aku juga, Nek. Aku sangat menyukai ayam goreng buatan ibu. Menurutku ayam goreng buatan ibu lebih enak dari ayam goreng buatan manapun,” ucap Nisa pada Neneknya.
“Astaga, pantas saja makanan buatanmu tidak pernah meningkat Lisa,” ucap nenek Nisa.
Mereka pun tertawa bersama dan melanjutkan menyantap sarapan pagi mereka.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 110 Episodes
Comments