Lisa terus berjalan bersama anaknya melewati para tamu undangan, hingga menemukan meja dan kursi yang masih bisa ditempati oleh Lisa dan anaknya.
Di meja itu sudah ada 2 orang wanita wali murid yang sepertinya sudah saling mengenal sejak dulu. Lalu, Lisa menyapa kedua orang itu.
“Halo, senang bertemu dengan kalian. Aku merasa terhormat anak kita menjadi teman satu kelas.”
“Aku menikmati penampilanmu,” timpal salah satu wali murid itu.
Lisa tersenyum kecil, lalu duduk di salah satu kursi yang masih kosong, yang masih satu meja dengan 2 wanita wali murid itu. Dua wanita itu bernama Nita dan Sinta.
“Sebelumnya, aku mau memperkenalkan diri. Aku juga merupakan salah satu anggota dari PKK Klub,” ucap Lisa.
PKK klub merupakan organisasi para wali murid kelas menengah keatas yang mempunyai koneksi tertentu dalam setiap acara yang diadakan sekolah itu.
“Benarkah? Kamu anggota PKK? Apakah mereka sudah menghapus batas 1000 anggota? Setahuku kami tidak punya anggota baru,” timpal Nita.
“Aku sudah bergabung menjadi anggota klub sejak lama. Ibuku salah satu anggota pertama Klub itu,” ucap Lisa sambil tersenyum.
“Oh … begitu rupanya, tapi kenapa aku belum pernah melihatmu selama ini?” balas Sinta.
“Aku jarang terlihat menonjol saat tidak berdandan. Tidak seperti kalian berdua, wanita cantik yang bersinar,” balas Lisa sambil memuji dua wanita wali murid itu.
Nita dan Sinta merasa tersanjung dan tersipu malu karena ucapan Lisa. Dan merekapun bergurau dengan melanjutkan menikmati minum dan makan malamnya.
Disela-sela gurauan mereka, Lisa menatap kearah Kim dan istrinya yang sedang berbincang dengan pengurus TK Athfal. Begitupun istri Kim yang sedari tadi melihat kearah Lisa dengan tatapan sinisnya.
“Ibu, bolehkan aku bermain di ruang bermain?” tanya anak Lisa yang meminta izin padanya untuk bermain bersama temannya.
“Tentu saja boleh nak. Nisa, sepertinya gadis itu juga berlatih balet. Kamu mau bertanya dimana ia belajar balet? Pasti menyenangkan jika ibu bisa mengajarimu dan temanmu berlatih balet,” ucap Lisa sambil melihat kearah anak Kim dan istrinya.
“Aku akan menanyakannya, ibu!” balas anaknya.
Nisa pun pergi meninggalkan ibunya lalu berjalan menuju ke tempat anak Kim dan mengajaknya untuk bermain bersama.
“Kamu mau bermain denganku?” ucap Nisa pada anak Kim.
“Ibu, boleh aku pergi dengan temanku?” ucap anak Kim pada ibunya.
“Tentu saja boleh, Nak!” balas Ibunya
“Selamat bersenang-senang, Nak!” ucap Kim pada anaknya.
***
Kembali pada Lisa yang sedari tadi melihat dan mengawasi gerak gerik Kim dan istrinya dari meja tempat ia duduk bersama dua orang wali murid itu.
“Kamu tahu Rossa bukan? Anaknya juga bersekolah di TK ini,” ucap Nita.
Ya, Rosa merupakan nama istri Kim, yang ayahnya merupakan pemilik perusahaan IP group, yang sekarang Kim kelola. Ayah Rosa lah yang dulunya merebut formula yang ditemukan oleh ayah Lisa hingga merenggut nyawa ayah Lisa sekaligus.
“Apa dia tidak suka bergaul dengan orang lain?” tanya Lisa pada Nita.
“Dia terkenal anak yang sangat manja kepada ayahnya. Dan menjadi ketua Asosiasi wali murid saat anak sulungnya masih bersekolah disini,” jawab Nita.
“Dia merasa kelasnya diatas orang lain, sehingga tidak pernah melihat orang lain selayaknya. Apakah menurutmu dia akan menjadi ketua Asosiasi Wali murid yang kedua kalinya Lisa?” tanya Nita
Lisa pun hanya diam dan tersenyum sembari minum anggur yang telah dihidangkan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 110 Episodes
Comments