“Perwakilan orang tua yang terpilih akan menangani acara Athfal, perwakilan orang tua sebelumnya sangat luar biasa, sampai bertanya-tanya siapa perwakilan untuk tahun ini,” ucap wali kelas.
“Sebagai Wali kelas, aku ingin merekomendasikan Ibu Ayu,” lanjut wali kelas.
Para wali murid pun mulai bergumam sendiri. Kenapa Rosa bisa mewakili lagi di tahun ini.
Nita dan Sinta pun juga begitu, ia menampakkan raut muka yang kesal. Terkecuali Lisa, ia hanya diam saja karena sedang merencanakan sesuatu.
Anak Nita pun datang padanya untuk meminta camilan yang dibawa di tasnya.
“Mama, aku mau camilan,” ucap anak Nita
“Camilan, baiklah,” ucap Nita sambil mengambil tas anaknya.
Tak disangka, di dalam tas anak Nita terdapat popok. Ya, Lisa lah yang menukar tas anak Nita, dengan tas Ayu.
Lisa mengetahui bahwa Ayu masih sering mengompol. Maka itu ia sengaja melakukan itu untuk membuat Rosa merasa malu di hadapan para wali murid. Karena anaknya Ayu masih sering mengompol
Ketika Nita telah membuka tas anaknya, ia pun heran. Mengapa ada popok di tas anaknya.
“Apa ini? Popok?” ucap Nita.
“Ini popok Ma,” ucap anak Nita yang kemudian mengambil popok itu.
“Milik siapa popok ini?” ucap anak Nita pada seluruh murid dan wali murid yang ada disana.
Serentak, semua mata di ruangan itu tertuju pada popok yang dibawa anak Nita. Terutama Rosa yang terlihat panik. Karena takut akan ketahuan bahwa popok itu milik anaknya.
Tapi tidak dengan Lisa, ia terlihat tenang dan hanya menatap ke depan. Karena, ialah yang melakukan ini semua.
Nita pun mengecek kembali apakah tas itu milik anaknya atau bukan. Ternyata benar. Tas itu bukan milik anaknya, melainkan milik Ayu. Nita yakin tas itu milik anak Rosa. Karena, di dalamnya tertulis nama Ayu.
“Astaga. Ini milikmu, Ayu?” tanya Nita.
“Bagaimana ini. Maafkan aku Ayu. Andai sebelumnya aku tahu, aku pasti akan merahasiakannya,” ucap Nita dengan nada mengolok.
Ayu pun mulai meneteskan air matanya dan memegang tangan ibunya. Rosa hanya terdiam tanpa berkata apapun.
“Memalukan, Memalukan, Memalukan.”
“Dia butuh popok, Dia butuh popok, Dia butuh popok.”
“Seperti bayi, Seperti bayi, Seperti bayi.”
Terdengar semua teman-teman sekelas Ayu mulai bersorak mengejeknya, karena popok itu.
Rosa terlihat sangat geram ketika anaknya diolok–olok oleh teman sekelasnya. Ia tau harus bertindak apa.
Ketika teman–teman Ayu sudah mulai berhenti mengoloknya. Tiba – tiba, Ayu berdiri dan menghampiri anak Nita. Kemudian Ayu pun mencakar pipinya hingga berdarah.
“Astaga!! Kamu baik-baik saja, Nak? Coba Mama lihat,” ucap Nita pada anaknya.
“Lukanya dalam! Ini bisa berbekas,” Sinta pun ikut berbicara.
Rosa hanya tersenyum dan bangga kepada anaknya. Karena, Ayu mencakar orang yang berani mengejeknya.
“Apa yang kamu lakukan? kemari!” bentak Nita pada Ayu
“Siapa yang mengajarimu menyakiti orang lain?” ucap Sinta yang ikut membentak Ayu.
Ayu menangis dan berlari untuk memeluk ibunya. Seketika itu, para pengawal dan asisten Rosa masuk ke ruangan itu, untuk menenangkan Ayu.
Salah satu asisten Rosa berjalan ke arah Nita dan berkata.
“Kamu tidak boleh membentak Nona Ayu.”
Nita pun langsung berlari untuk menghampiri asisten itu.
“Siapa Kamu?” ucap Nita dengan tatapan mata yang penuh amarah.
“Minta maaflah kepada Bu Rosa dan putrinya,” ucap asisten Rosa
“Kamu tidak lihat putraku terluka! Anakku adalah korbannya, kamu tidak bisa menyuruhku untuk meminta maaf padanya. Dasar, Jongos sialan,” umpat Nita.
Wali kelas pun datang, dan melerai pertengkaran mulut, antara asisten Rosa dan Nita. Lisa yang sedari tadi berdiri di belakang, hanya diam dan tersenyum tipis melihat pertengkaran mereka.
“Dimohon tenang untuk para tamu. Mengobati murid yang terluka lebih penting daripada pertengkaran kalian,” ucap wali kelas.
“Baiklah, karena ada sedikit masalah disini. Kita akan melanjutkan memilih perwakilan lain kali. Para tamu sudah boleh meninggalkan ruangan ini,” ucap wali kelas sembari membubarkan para wali murid.
Para wali murid pun mulai beranjak meninggalkan ruangan itu. Termasuk Lisa yang keluar ruangan paling akhir.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 110 Episodes
Comments