Tok...
Tok...
" Kak Ano " panggil Thalia dari luar.
Thalia sudah sempat ke bawah untuk mencari keberadaan Ano. setalah melihat hanya para orang tua saja yang sedang duduk santai di ruang tamu. Thalia memutuskan untuk ke kamar Ano.
Cklek
Terdengar pintu kamar di buka dari dalam. terlihat Ano yang sudah sangat cantik dengan penampilan kasual nya. pintunya di biarkan saja setengah terbuka oleh Thalia.
" Thalia "
" Kak aku boleh masuk ?"
" Masuk lah Tha, Ayo "
Keduanya duduk di sofa. Thalia memperhatikan penampilan Ano.
" Kak Ano kan udah cantik. sayang Kak klau hanya diam di kamar. Bagaimana kalau kita jalan - jalan Kak sekalian makan di luar gitu " tanya dan usul Thalia.
" Nggak lah Tha. udah di rumah ajah. Bibi kan suka banyak tuh masak nya sayang kalau sampai sedikit orang yang makan " Ano menolaknya dengan halus.
" Ish nggak apa - apa Kak. kan masih banyak orang di rumah ini. Ayo Kak, kita ajak Bang Thomas juga biar Mommy sama Deddy ngizinin kita " bujuk Thalia lagi.
" Kak Ano ayo lah, please " rengek Thalia kali ini sambil memegang kedua tangan Ano.
" Ayo kita jalan - jalan, nanti Abang yang minta izin di bawah " ajah Thomas yang sudah berdiri di pintu kamar Thalia.
Thomas yang sengaja mencari Thalia ke kamar Ano pun menguping pembicaraan mereka karena kondisi pintu yang tidak di tutup. dan ini merupakan kesempatan emas nya untuk bisa kenal lebih dekat lagi dengan Ano.
Kedua gadis itu membalikkan badannya menghadap ke arah Thomas.
" Hoorrreeee " teriak Thalia senang sambil setengah menarik tangan Ano dan berjalan cepat menghampiri Thomas.
Tapi tidak dengan Ano. Ano yang masih merasa enggan untuk kelaur kamar. akhirnya kelaur juga mengikuti langkah ke dua orang yang ada di depannya tanpa mengeluarkan sepatah kata pun.
Mereka bertiga turun mengunakan lift, di dalam ruang persegi itu. Thomas begitu intens menatap Ano.
Ano yang mendapatkan seperti itu merasa risih dan tidak nyaman. ingin rasa cepat keluar dari sana
Mereka keluar dari dalam lift. Thalia berjalan sambil menggandeng lengan Ano menghampiri para orang tua yang sedang asik dengan ngobrol nya. yang di ikuti Thomas berjalan di belakangnya.
" Mom,.Dad kami mau jalan - jalan sekalian nanti makan di luar " ucap Thalia pada Serra dan Alex dengan tetap menggandeng Ano.
" Om, Tante Izin ajak Kak Ano ya " Thalia meminta izin pada orang tua Ano.
" Tenang Om, Tante ada Bang Thomas yang jagain kita " lanjut Thalia lagi dengan tersenyum.
" Pergi lah " ucap Arthur yang langsung berdiri dan menghampiri Ano lalu mencium pucuk kepala Ano serta memeluk Thalia.
" Iya pergi lah sayang, tapi inget jangan larut malam ya " Pinta Serra pada Thalia.
" Thomas jagain mereka !! " perintah Alex dengan Tegas.
" Ok Dad " jawab Thomas.
" Kami jalan dulu ya " pamit Thomas dan meninggal kan mereka di sana.
Thalia begitu senang bisa mengajak jalan Ano.
" Iya hati - hati " ucap Nora dan Alex bersamaan. dan mereka saling pandang dengan memberikan senyuman nya.
Mereka duduk kembali melanjutkan obrolannya setalah kepergian anak - anak nya.
" Paman Yoda gimana sayang " tanya.Serra pada Alex
" Oia, hampir lupa aku. Paman Yoda nanti malam nggak bisa ke sini. besok malam baru bisanya " jawab Alex.
" Iya nggak apa - apa lah. kan mereka masih lama di sini nya " ucap Serra sambil memandang ke arah Arthur dan Nora.
" Benar kan " tanya Serra memastikan.
Nora menatap Atrhur dan menyerahkan semuanya pada Atrhur.
" Iya " jawab Arthur meski singkat tapi penuh keyakinan.
Tak terasa waktunya makan malam sebantar lagi.
Arthur yang terlihat masih asik mengobrol bersama Serra dan Alex sehingga Arthur mengiyakan Nora yang akan ke kamar nya terlebih dahulu.
Dan Nora pun berpamitan kepada mereka.
Sebenarnya Nora merasa tidak nyaman dengan senyuman dan tatapan Alex. Nora merasa Alex menyimpan sesuatu. tapi apa itu entah lah. Nora tidak tau dan tidak mau ambil pusing. tapi tetap saja mengganggu hati nya.
Setibanya di dalam kamar, Nora langsung menuju ke kamar mandi dan hanya membasuh muka nya saja.
Di tengah obrolan mereka, tiba - tiba ponsel Alex berbunyi. kemudian Alex mengeluarkan dari saku celananya dan tertera Bima sang Asisten yang menelponnya.
" Sebantar " ucap Alex pada Serra dan Arthur.
Arthur dan Serra hanya mengangguk.
" Iya Bim " setalah Alex menjawab telpon dari Bima.
" Pak, berkas PT. Indah Sentosa apa sudah di tanda tangani ? tanya Bima dari sebrang.
" Sudah Bim, ada di atas di ruang kerja saya " jawab Alex.
" Baik Pak, saya jalan sekarang ke rumah bapak karena pihak PT. Indah Sentosa minta copy annya. " ucap Alex.
" Iya Bim, saya siapkan berkas nya sekarang "
Alex berpamitan kepada Arthur dan Serra dan bergegas ke lantai tiga di mana ruang kerjanya berada.
Setelah mengambil berkas yang di maksud Bima. Alex keluar dari ruang kerja. kemudian Alex masuk ke dalam lift.
Entah apa yang Alex pikirkan dan keberanian yang luar biasa, tiba - tiba Alex menekan tombol angka dua yang ada di dinding lift.
Setalah Lift berhenti di lantai dua, Alex bergegas keluar dan langsung menuju kamar.
Tok...
Tok...
Tok...
" Kenapa Mas Arthur harus ketuk pintu segala " tanya Nora dalam hati.
Cklek
Terdengar seseorang dari dalam memutar handel pintu dan terbuka lah pintunya.
Nora begitu terkejut melihat siapa yang orang yang sedang berdiri di depan pintu kamarnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 152 Episodes
Comments