Jakarta, Kediaman Alex.
Terdengar keributan di dalam kamar Thalia,
karena Thalia tak dapat menemukan lembaran kertas yang berserakan di meja belajarnya.
Saat tadi pagi Thomas masuk ke kamar Thalia untuk mengajaknya sarapan. dengan tanpa sengaja Thomas membereskan meja belajar Thalia dari lembaran kertas yang dianggap Thomas sebagai sampah.
Di jadikan satu dengan sampah kertas yang lainnya kemudian Thomas membakarnya.
Terlihat jelas kepanikan di mata Thomas saat Thalia menatap mata Thomas.
Bagaimana tidak, dokumen-dokumen penting yang sudah di siapkan Thalia selama berhari-hari untuk mengikuti seminar harus terbakar begitu saja karena kecerobohan Thomas.
" Hik..Hik..hik..."
" Kenapa Abang ceroboh sih "
" Tumben banget Abang rajin beresin meja belajar aku "
" Akh Bang itu kan aku ngerjainnya pake tenaga dan pikiran Bang "
" Abang nyebelin banget sih " dengan wajah sembab dan air mata yang masih berurai Thalia terus mengoceh pada Thomas.
Thomas hanya tersenyum dan menarik nafas dalam-dalam. Thomas mendekati Thalia yang masih menangis.
Pelukan yang Thomas berikan tak kunjung membuat Thalia berhenti menangis. malah terdengar semakin kencang.
" Udah lah Dek, nggak usah nangis lagi, Abang bantuin lagi deh bikinnya, Abang bantu susun lagi ya, udah jangan nangis " bujuk Thomas.
" tapikan waktunya tinggal dua hari lagi Bang "
" gampang soal itu. besok juga selese ko. Abang janji deh '' ucap Thomas serius.
Alex yang akan pergi ke kantor pun tiba - tiba menghentikan langkah kakinya ketika mendengar perbincangan anak - anaknya.
Drama yang terjadi antara Thomas dan Thalia tak luput dari penglihatan Alex.
Alex begitu bersyukur memiliki mereka yang masih saling akur meski ada kejadian yang tak mengenakkan.
" Semoga akan terus seperti itu selamanya " gumam Alex yang berdiri di depan kamar Thalia.
Jakarta, Kantor Alex.
Sesuai kesepakatan kerja sama antara Alex dan Arthur. untuk pengisian kamar hotelnya akan di lakukan paling lama dalam waktu satu bulan.
Alex tetap memantau kegiatan pengisian kamar hotel di Surabaya. dan dapat di pastikan sudah mencapai sembilan puluh persen akan segera terisi semua.
" Saya sangat puas dengan kinerja Arthur dan Riza, Bim. Mereka totalitas sekali dalam pengerjaan dan penanganannya " ucap Alex dan Bima hanya manggut - manggut sebagai tanda setuju.
" Oia Pak, Pak Yoda bukannya mau membuka restoran ya...? kenapa nggak Bapak mengrekomendasikan Nora's Furnitur...? tanya Bima.
" Kamu benar Bim, coba nanti malam saya bicarakan dengan Paman Yoda. sekalian ada acara keluarga ". jawab Alex.
" Hemmmm... kalau boleh saya jujur Pak, masakan Ibu Nora juga sangat enak dan lezat. sampai saya nambah lagi dan lagi " ucap Bima lagi sambil tersenyum mengingat rasa masakan yang di makannya, dan mata Bima bersitatap langsung dengan mata Alex.
" Nora..."
" Nora..." ucap Alex dalam hati.
Ada rasa yang tak terlihat tapi bisa Alex rasakan kehadirannya.
Rasa yang sejak pertama kali melihatnya meninggalkan kesan yang luar biasa.
Dengan penampilan yang sederhana dan polesan wajah yang biasa saja dan senyum yang selalu terukir di wajah manisnya.
Alex tersenyum kala mengingat satu nama, Nora.
" Kenapa Pak..." tanya Bima dengan tatapan seriusnya.
" Nggak apa - apa Bim " jawab Alex singkat.
" Bima, tolong kamu yang wakilin saya untuk meeting Sore ini. karena saya sudah harus pulang "
" Nanti seperti biasa kirim hasil meetingnya ke saya " lanjut Alex lagi sambil merapikan tas kerjanya dan melangkah ke luar dari ruangannya.
" Baik Pak, Terima kasih " jawab Bima yang mengikuti langkah Bos nya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 152 Episodes
Comments