Edrea yang baru mengetahui fakta bahwa Max memiliki kemampuan untuk mendengar suara hati seseorang, lantas langsung terdiam seketika dan berusaha sebisa mungkin untuk tidak lagi menggerutu atau mengomel di dalam hati. Max terus membawa Edrea melangkah ke arah kereta kereta yang berjajar tepat di area depannya tadi hendak kembali menjelaskan tentang bagian yang ada di dalam kereta.
Hanya saja, tepat ketika Max sedang menjelaskan bagian bagian penting yang harus di ketahui oleh Edrea, tak jauh dari arah keduanya sesosok makhluk dengan menggunakan jubah panjang yang lusuh nampak melesat melewati Edrea begitu saja, membuatnya yang tidak tahu menahu tentang kemunculan makhluk itu lantas sedikit oleng dan hampir terjatuh.
Beberapa orang nampak berlarian mengejar makhluk itu dengan bersusah payah, membuat Edrea lantas menatap dengan bingung ke arah beberapa orang yang tengah mengejar sosok makhluk tersebut.
"Apa yang terjadi?" tanya Max pada seseorang yang nampak menghentikan langkahnya dalam mengejar makhluk tersebut.
"Sosok itu menolak untuk pergi dan masuk ke dalam gerbongnya, ia terus berlarian dan melesat membuat kita para petugas kewalahan dalam mengejarnya." ucap Arya dengan nafas yang terengah engah.
"Apa warna gerbongnya?" tanya Max kemudian.
"Merah"
"Apa urusannya di dunia sudah selesai?" tanya Max lagi dengan nada yang datar.
"Sudah, tim A baru saja menyelesaikannya." ucap Arya.
"Aku akan meminta tim keamanan untuk membantu kalian menangkapnya." ucap Max yang lantas di balas anggukan kepala oleh Arya.
Setelah pembicaraan keduanya berakhir Arya lantas melenggang pergi dari sana untuk kembali meneruskan tugasnya, sedangkan Edrea yang sedari tadi juga berada di sana hanya bisa menatap interaksi keduanya dengan tatapan bingung dan tidak mengerti arah pembicaraan keduanya.
"Kamu berkeliling lah dulu di sekitaran sini, jangan masuk ke dalam gerbong dan berbuat aneh aneh, apa kamu mengerti?" ucap Max kemudian memperingati Edrea, yang langsung di balas Edrea dengan anggukan kepala, meski Edrea tidak tahu masalah apa yang di maksud oleh Max barusan, namun ia rasa itu cukup genting jika mencuri dengar pembicaraan Max dan Arya barusan.
**
Edrea mulai melangkahkan kakinya berkeliling ke sekitar setelah kepergian Max dari sisinya, Edrea begitu mengagumi segala hal yang ada di tempat ini. Rasanya begitu tidak nyata namun benar benar ada dan terlihat di pandangan Edrea.
Seulas senyum terbit dari wajah cantik Edrea ketika melihat kereta yang berjajar dengan warna gerbong yang berbeda beda seperti warna pelangi. Hijau, Merah, Kuning, Biru dan juga Dark ke lima warna itu seakan seperti melambangkan sesuatu namun Edrea tidak tahu apa artinya itu. Hingga kemudian seorang wanita dengan pakaian mini dress berwarna hitam pekat yang di padu padankan dengan jaket kulit berwarna senada nampak mendekat ke arah Edrea.
"Bagaimana bisa seorang manusia datang ke tempat ini?" ucapnya dengan nada yang ketus membuat Edrea memutar bola matanya jengah.
"Aku adalah pelayan Barra, apa itu sudah menjawab pertanyaan mu barusan?" jawab Edrea dengan nada yang menyindir.
"Sombong" ucapnya dengan singkat membuat Edrea lantas melotot kesal ke arah wanita itu. "Lagi pula aku tak habis pikir bisa bisanya Barra masih percaya dan terikat dengan perjanjian bodoh itu. Kalian para manusia hanya bisa mengacaukan pekerjaan kami saja." ucapnya dengan nada yang ketus membuat tangan Edrea lantas mengepal ketika mendengar ucapan wanita itu barusan.
"Jaga cara bicara mu itu, aku bahkan tidak mengenal mu, tapi kamu malah berkata seenaknya tentang diriku." ucap Edrea tak mau kalah.
Wanita itu lantas tersenyum sinis ketika melihat Edrea yang seakan tersinggung dengan ucapannya barusan. "Kenapa kau terlihat sangat tersinggung? bukankah ucapan ku barusan adalah sebuah kenyataan?" ucapnya lagi.
"Kamu tidak punya hak untuk memberikan komentar apapun atas segalanya, lakukan saja pekerjaan mu dan aku akan lakukan pekerjaan ku, bukankah seperti itu lebih baik?" ucap Edrea lagi.
"Jika memang seperti itu buktikan! jangan hanya bermulut besar dan terus bermain kata kata. Bukankah tadi kau sudah melihat sendiri apa yang tengah terjadi di sini? lalu apa lagi yang kau tunggu? bukannya membantu malah berkeliaran di sini." ucapnya lagi seakan memberikan pancingan kepada Edrea untuk terjun langsung menangani arwah yang kabur tadi, padahal di sini Edrea bahkan terhitung masih baru dan belum mengerti apapun tentang dunia ini, jangankan untuk mengejar roh mengatasi dirinya yang mendadak menjadi pelayan Barra saja masih terasa tidak masuk akal, bagaimana mungkin wanita di hadapannya ini malah memintanya untuk terjun langsung?
Edrea yang mendengar ucapan wanita tersebut lantas terdiam sejenak nampak berpikir keras, perkataan wanita di hadapannya ini memanglah benar, namun kenyataan Edrea yang masih anak baru tidak tahu menahu akan masalah apa yang baru saja terjadi di hadapannya saat ini.
"Baiklah aku akan melakukannya.!" Ucap Edrea kemudian tanpa berpikir panjang terlebih dahulu, membuat wanita itu lantas lagi lagi tersenyum sinis ketika mendengar ucapan dari Edrea barusan.
"Terserah padamu, jika aku boleh kasih saran... biasanya para arwah yang kabur akan bersembunyi di daerah Dark, itu hanya saran sih aku tidak memaksamu untuk mempercayaiku..." ucap wanita itu kemudian berlalu pergi begitu saja meninggalkan Edrea sendirian di sana.
Edrea menatap kepergian wanita itu dengan tatapan yang bingung sekaligus kesal antara mempercayai ucapan wanita itu atau mengabaikannya begitu saja. "Lalu aku harus bagaimana sekarang?" ucap Edrea yang tidak tahu harus berbuat apa, tadi ia mengatakan hal tersebut hanya karena benar benar terpancing oleh perkataan wanita tersebut yang meremehkannya sehingga Edrea malah mengiyakan ucapan wanita tersebut.
***
Edrea menatap sekitaran dengan raut wajah yang bingung dan juga khawatir, bagaimana tidak? dia yang masih takut dengan hantu kini malah berakhir mencari sosok hantu, bukankah itu namanya bunuh diri?
Edrea terus mencari keberadaan sosok itu ke sana ke mari lalu berhenti sejenak.
"Kemana hantu tersebut pergi ya? harusnya ia tidak akan bisa keluar bukan dari tempat ini? ayo berpikir Edrea di mana kamu harus mencarinya?" ucapnya lagi dalam hati.
Hingga kemudian Edrea yang sedang terdiam berpikir tak sengaja melihat sebuah tempat dengan sisi yang gelap di sekitarannya, entah ada angin apa tiba tiba Edrea berpikir sosok makhluk yang kabur itu ada di tempat tersebut.
"Mungkin ucapan wanita itu ada benarnya juga." ucap Edrea sambil dengan langkah yang bergegas Edrea mulai mendekat ke arah sana. Ada perasaan takut dan juga gugup ketika Edrea mulai masuk ke dalam sana, tempat tersebut benar benar gelap dan tanpa penerangan sama sekali. Edrea yang terus melangkahkan kakinya dengan perasaan tidak enak lantas menghentikan langkah kakinya ketika merasa seperti ada yang melesat di belakangnya barusan.
"Apa itu?" ucap Edrea pada diri sendiri ketika menyadari sesuatu tak beres mulai terjadi.
Hawa dingin perlahan mulai terasa menyelimuti tempat itu hingga kemudian Edrea yang sedang di buat was was lantas mulai mendengar tangis seseorang yang terdengar merintih seperti kesakitan.
Edrea yang ada di sana, entah bodoh atau apa? ia malah melangkah mendekati ke arah sumber suara hingga ia melihat seseorang tengah berjongkok di sana membelakangi dirinya dalam gelapnya tempat itu.
"Sepertinya itu dia!" pekik Edrea dengan bahagia.
Edrea yang terlalu bahagia karena menemukannya lantas terus melangkahkan kakinya dengan ringan menuju ke sana bersiap untuk menangkap sosok itu, di dalam pikirannya ia hanya berpikir ia bisa melakukannya dengan mudah walau dia hanya seorang manusia biasa.
"Kamu sudah tertangkap, sekarang saatnya kamu ikut dengan ku!" ucap Edrea kemudian dengan nada yang percaya diri sambil terus mendekat ke arah sosok tersebut.
Sedangkan sosok itu yang mendengar ucapan Edrea barusan lantas tersenyum dengan menyeringai yang tentu saja tanpa Edrea ketahui.
"Aku bisa memanfaatkannya" ucap sosok tersebut sambil tersenyum menyeringai menatap ke arah Edrea.
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 200 Episodes
Comments
Ricka Monika
kenapa edrea oon ya yg pintar dikit kenapa sih
2025-02-20
0