Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatu para readers ku.
Jumpa laaaaagiii
" Loh pak Harun yang oleskan minyak angin kepada saya?" Ucap Rara dengan wajahnya yang menatap tajam Harun, mengira Harun sudah memegang wajahnya karena Harun yang memegang minyak angin tersebut.
"Bukan bu Rara, tadi saya hanya bantuin bu Diva membuka dan menutup minyak angin ini, karena bu Diva tidak bisa membuka dan menutupnya" ucap Harun sambil menutup minyak angin tersebut yang tinggal setengah padahal tadi masih penuh.
"Bu Dipsi, tolong dong minta air minumnya sama tissue keringnya, oh ya sekalian saya minta minuman Boba nya, saya lihat seger bener dech" ucap Rara tersenyum menyeringai karena kesal.
"Bu Lala sudah kembali sadisnya, iya Bu Lala maaf tadi saya panik makanya saya tuang banyak minyak anginnya, Bu Lala sih enggak sadar-sadar" ucap Diva berjalan mengambil air minum dan minuman Boba di lemari pendingin dan tissue kering di atas meja office.
Rara hanya merotasikan matanya, kemudian matanya berkaca-kaca mengingat apa yang telah terjadi orang yang di anggap sebagai kakaknya meninggalkannya untuk selamanya.
"Bu Rara kenapa dari tadi belum pulang? Ini sudah lewat jam pulang bu Rara?" Tanya Harun berdiri ingin kembali ke restoran induk yang ada di dalam area bandara.
"Bang Sam belum datang jemput pak Halun" jawab Diva memberikan apa yang Rara minta.
Harun hanya ber oh ria mendengar jawaban Diva.
"Bu Dipsi saya butuh pelukan sekarang" ucap Rara merentangkan tangannya
"Kita seperti Teletubbies bu Lala" ucap Diva memeluk Rara.
"Bu Diva, bu Rara saya kembali ke dalam ya " ucap Harun melangkah pergi.
"terima kasih pak Harun sudah menolong saya pas mau jatuh tadi" ucap Rara masih memeluk Diva dengan mata yang berkaca-kaca.
"Iya bu Rara kembali kasih, saya pergi dulu bu" ucap Harun lagi.
"Tapi pak Harun jangan kasih tau ya si Akang, kalau tadi pak Harun gendong saya" ucap Rara masih memeluk Diva dengan air mata yang sudah berderai di pipinya.
"Iya iya iya, saya pergi bu nanti si Bos marah kalau saya kelamaan di sini. Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatu" ucap Harun dengan cepat keluar dari area office takut di tanya lagi sama Rara.
"Wa'alaikum salam warahmatullahi wabarakatu"
"Wa'alaikum salam warahmatullahi wabarakatu"
Jawab Rara dan Diva menjawab salam Harun bersamaan.
"Bu Lala kasih tahu juga karyawan yang melihat Bu Lala di gendong sama pak Halun nanti berabe urusan nya tuh" ucap Diva
"Iya nanti saya kasih tau mereka, bu Dipsi" ucap Rara masih memeluk Diva.
" Eh bu Lala bang Sam calon suami bu Lala protektif juga ya? Sudah pegel nih sudah ya peluknya?" Ucap Diva memelas ingin pelukannya dilepaskan karena sudah pegel.
"Iya bu Dipsi si Akang begitu karena si Akang saya banget sama saya bu , jadi ingat bu Indah sama prof Togar seandainya bu Indah tadi ketinggalan pesawat mungkin bu Indah masih ada, huhuhu" ucap Rara masih berderai air mata dipipinya dan mengambil salah satu kursi di depan meja office kemudian duduk.
" ya sudahlah bu Lala, ikhlaskan bu Indah sama prof Togar itu sudah jalan takdirnya, kalau bu Indah ketinggalan pesawat, bu Indah lagi yang paling sedih di tinggal sama calon suami pas mau nikah, iya kan?" Tanya Diva menjelaskan agar mengikhlaskan keduanya ikut mengambil kursi depan meja office kemudian duduk berdampingan dengan Rara.
"Iya juga ya bu Dipsi, tapi kan saya sedih Bu, bu Dipsi mau tidak jadi kakak angkat saya seperti bu Indah? Huhuhu" ucap Rara masih dengan air mata berderai dipipinya mengambil tissue daaannn.
"sruut sruut sruut huhuhu" bunyi ingus yang keluar dari hidung Rara dan masih menangis.
"I u , bu Lala jorok, kalau saya jadi kakak angkat bu Lala, saya merasa mengkhianati almarhumah bu Indah, baru 1 jam tiada sudah digantikan posisinya?" Ucap Diva melihat ke arah Rara.
"Sebenarnya sudah lama saya ingin mengangkat bu Dipsi sebagai kakak, baru saja ada kesempatan bicara panjang kali lebar seperti ini huhuhu" ucap Rara masih menangis.
"Lagi pula saya kan sebatang kara di ibukota yang besar ini? Saya hidup sendiri bu Dipsi huhuhu" ucap Rara masih menangis.
"Kan sudah ada bang Sam yang temani?" Ucap Diva mendengar kata-kata Rara yang lebai.
"Mau tidak jadi kakak saya, bu Dipsi? Huhuhu" ucap Rara masih menangis.
"Iya, saya mau kok jadi kakak nya bu Lala" ucap Diva mengelus pundak Rara.
"Kalau begitu panggil saya neng, saya panggil bu Dipsi teteh kalau kita hanya berdua ya" ucap Rara masih menangis.
"iya bu Lal.. eh neng Lala " sudah ah jangan nangis terus nanti cantiknya hilang terus nanti bang Sam pindah ke lain hati" ucap Diva mengelus punggung Rara.
"Teh Dipsi kok begitu ngomongnya huhuhu " ucap Rara menangis.
"Nanti kalau sudah dijemput sama bang Sam, langsung pulang ya, jangan keluyuran istirahat dan tidur yang cukup, nanti kita ke rumah bu Indah ya, siapa tau ada pak Agam mengadakan tahlilan di rumah bu Indah" ucap Diva dengan mata yang berbinar.
"Teteh Dipsi, suka sama pak Agam?" Ucap Rara masih mengelap hidungnya hingga memerah, dan matanya mulai bengkak.
"Apa salahnya suka sama pak Agam, orangnya ganteng, kaya, baik apalagi kalau senyum, otak ku langsung traveling" ucap Diva sambil membayangkan dan senyum-senyum sendiri.
"Otak mesum memang, teteh Dipsi mimpinya ketinggian, teteh Dipsi sakit loh kalau jatuh dari ketinggian" ucap Rara merotasikan bola matanya.
"Neng Lala jangan menghalangi ku bermimpi, oh ya kenapa neng Lala memanggil bang Sam Akang, ku pikir bang Sam orang Batak?" Tanya Diva melihat ke arah Rara dengan wajah yang penuh tanya.
"Karena saya orang Sunda teteh Dipsi, itu panggilan ke sayangan, ini jilbab imut banget sih beli di mana? Ini mirip yang di pakai Wulan, saya mau juga dong biar samaan kita" jawab Rara sekaligus bertanya.
"Beli di tanah Abang sama si Wulan, nanti pas gajian kita jalan-jalan ke sana mau tidak neng Lala?" Jawab Diva.
"Bu Rara, ada bang Sam di depan, katanya mau jemput bu Rara" ucap Reza yang tiba-tiba muncul di office membuat dua orang tadi yang serius cerita jadi kaget.
"Astagfirullah hal Ashim"
"Astagfirullah hal Ashim"
Ucap Rara dan Diva bersamaan mengelus dada bersamaan pula.
"Za, bikin kaget aja sih" ucap Diva melototkan matanya ke arah Reza.
"Maaf bu, saya kira ibu dengar kedatangan saya" ucap Reza tersenyum cengengesan, kemudian melangkahkan kaki keluar dari area office.
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatu, kudo'akan semua reader terkasihku bahagia dunia akhirat Aamiin.
sampai jumpa di bab berikutnya. 😁
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 101 Episodes
Comments