Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatu para readers ku.
Jumpa laaaaagiii
Rara menoleh ke arah I'am dengan tatapan matanya yang kesal dan bertolak pinggang.
"Pak I'am yang baik hati dan tidak sombong serta rajin menabung, saya sudah punya pacar ya, ini lagi menunggu datang ke rumah buat melamar saya, do'akan ya pak supaya saya cepat dilamar' kata Rara dengan senyum terpaksa.
Rasul hanya menggelengkan kepalanya mendengar kata-kata Rara.
"Ya ela Bu Rara Gila rasa, saya tanya undangan jalan-jalannya, kan dapat mobil? Bukan undangan pernikahan Bu" kata I'am sambil tersenyum tipis.
Dengan malu-malu Rara menurunkan tangannya di pinggang, kemudian dengan cepat memberikan kunci mobil, karcis masuk beserta STNKnya.
"Ini pak, kata Bu Indah pakai saja seperti mobil sendiri, tapi jangan dijual" ucap Rara kemudian duduk melanjutkan pekerjaannya tadi yang tertunda karena kedatangan Indah yang bikin riuh.
"In Syaa Allah Bu Rara" kata Rasul mengambil kunci mobil, karcis parkir beserta STNKnya
"Tapi bisa di gadaikan dong ya?" Ucap I'am melangkahkan kakinya dengan terseok-seok menuju meja yang ada dua orang tadi yang satunya menulis, satunya lagi memeriksa berkas yang sudah disalin di cek kembali.
"Bapak I'am mau pinjam uang?" Tanya Rara Tanpa melihat orang yang ditanya, dia sibuk menyalin sesuatu.
"Nggaklah, oh iya kalian dapat undangan pernikahan Bu Indah tidak? Saya dapat loh?" Tanya I'am dengan bangganya.
Rasul hanya menganggukkan kepalanya tanda iya terima undangan pernikahan Bu Indah.
"si Fitri saja dapat undangan masa kita enggak dapat?" Jawab Rara masih menyalin berkas yang ada di hadapannya tanpa menoleh sedikit pun.
"Bagaimana kalau kita berangkat bareng ke nikahannya Bu Indah ajak si Fitri juga, tapi jangan ajak tuh pacar kamu" ucap I'am sambil duduk di kursi sebelahnya Rasul.
"Boleh juga idenya pak" kata Rasul mengambil berkas yang lainnya yang sudah disalin dan memeriksa ulang.
"Wah nggak bisa gitu dong pak, masa ke nikahan nggak bawa pasangan?" Ucap Rara mendongakkan kepalanya melihat kearah I'am dengan wajah ditekuk.
"Bu Rara sama pak Rasul saja, saya sama Fitri, bagaimana setuju? " Kata I'am mencetuskan idenya.
"Nggak bisa gitu dong pak, saya mau ke nikahannya Bu Indah bersama pacar saya, kalian bertiga saja yang naik mobilnya Bu Indah" ucap Rara sambil melanjutkan tulisannya yang terhenti.
"Iya pak kita bertiga saja atau mungkin si Fitri juga mau pergi sama pacarnya?" Tanya Rasul
"Saya tidak punya pacar pak, kita sama saja berangkatnya nanti jemput di kost yah pak? Pak Rasul lihat kan kost saya?" Kata Fitri.
"Nanti saya suruh sherlock kalau mau berangkat ke nikahannya Bu Indah" kata Rasul.
"Ini nikahannya Bu Indah masih dua Minggu lagi di selenggarakan kan di sini? Gimana kalau dalam dua minggu itu Bu Rara di putuskan sama pacarnya?" Kata I'am dengan wajah serius.
"Astagfirullah, si bapak do'anya jelek melulu ih. Mendingan bapak pulang hari ini kan bapak libur? Kenapa subuh-subuh ada di restoran?" Kata Rara dengan sengitnya menatap I'am.
"Hehehe, sebenarnya saya kesini untuk melihat Bu Indah untuk terakhir kalinya" jawab I'am sambil tersenyum tipis.
"Eh si bapak, masa Bu Indah mau dilihat terakhir kalinya? Dikira Bu Indah sudah meninggal apa?" Ucap Rara mengumpulkan berkas yang sudah disalin nya.
"Astagfirullah hal azim, bukan maksudku begitu Bu Rara, ah sudahlah, Fit kamu bisa nyetir mobil? Tanya I'am melihat ke arah Fitri
"In Syaa Allah bisa pak, kenapa?" Jawab Fitri melihat ke arah I'am dengan wajah penuh pertanyaan.
"Kamu bisa tolongin saya tidak?" Tanya I'am dengan wajah yang serius.
"tolongin apa pak?" Jawab Fitri dengan wajah yang serius juga.
"Karena Bu Rara tadi bilang bahwa saya orangnya baik hati, maka hari ini saya traktir kalian" ucap I'am dengan senyum lebarnya.
"Loh apa hubungannya bapak mau traktir sama saya yang bisa nyetir mobil?" Ucap Fitri yang wajahnya sudah tidak serius lagi tapi menjadi heran.
"Ada lah , Bu Rara kan tidak bisa nyetir mobil? Maka dari itu saya minta tolong beli sarapan diluar. Kalau didalam bandara harganya pada mahal" jawab I'am
"Kalau si Fitri pergi siapa yang jaga counter cashier pak? Pak Rasul saja yah yang pergi beli sarapan nya?" Kata Rara dengan muka yang memelas, karena tidak mau menjaga counter cashier sendiri.
"Iya dech saya saja yang pergi pak, ada juga barang yang mau saya beli" kata Rasul
"tidak bisa dong pak, siapa yang on duty di restoran tidak boleh meninggalkan restoran" kata I'am melihat ke arah Rasul
"Ya sudah tunggu saja Bu Dipsi, nanti kalau Bu Dipsi datang baru pak Rasul pergi beli sarapan bagaimana?" Kata Rara dengan memelas nya
"Siapa Bu Dipsi, seperti nama Teletubbies?" Tanya I'am dengan wajah bingung 😕 melihat kearah Rasul
Rasul hanya menggelengkan kepalanya tanda tidak tahu siapa itu Bu Dipsi.
" Bu Diva Silvana pak I'am, namanya ke bagusan" kata Rara merotasikan matanya.
"Eh nggak bisa gitu dong Bu Rara, Bu Diva kan nanti datang setengah delapan ini baru jam enam. Keburu keroncongan ini perut, lagi pula nich Bu Rara kan sudah mau habis jam kerjanya, lagian kerjaan Bu Rara kan sudah selesai juga" kata I'am tidak mau menunggu Diva datang ke restoran baru pergi membeli sarapan.
"Atau bapak saja yang pergi membeli sarapan, bapak kan bisa nyetir mobil kan?" Tanya Rara dengan tersenyum karena mendapatkan ide yang cemerlang.
"Bu Rara tidak lihat kakinya pak I'am masih sakit karena jatuh dari motor? Jalannya saja masih terseok-seok begitu?" Tanya Rasul menggelengkan kepalanya melihat Rara yang tidak melihat kondisi I'am saat ini.
"Ya sudah biarlah saya yang jaga counter cashier, Fitri kamu pergi membeli sarapan yang cepat yah saya sudah lapar" kata Rara berdiri dan melangkah kakinya menuju counter cashier dengan tidak semangatnya.
"Tuh kan Bu Rara juga sudah kelaparan masih saja ngajak berdebat" kata I'am menggelengkan kepalanya.
Rasul hanya tersenyum tipis
Fitri kemudian melangkahkan kakinya menuju meja yang ada Rasul dan I'am
"Kunci mobilnya mana pak? Sekalian uang parkir ya pak soalnya saya tidak bawa uang" kata Fitri menengadahkan tangannya ke Rasul.
"Mobilnya Bu Indah sudah terdaftar tiga bulan full tidak bayar parkir, karena sudah bayar di muka" kata Rasul memberikan kunci mobil, karcis parkir beserta STNKnya.
"Oh begitu?" Kata Fitri mengambil kunci mobil, karcis parkir beserta STNKnya.
"Fitri, kamu beli 4 nasi kuning, saya minumnya teh kotak" ucap I'am memberikan uang satu lembar berwarna merah.
"Si bapak pelitnya, niat traktir nggak sih pak , itu dua orang di belakang butuh sarapan juga pak' kata Rara menggelengkan kepalanya.
"Oh ya, bapak tadi mau beli apa," tanya I'am melihat ke arah Rasul
"Sarapan juga pak" ucap Rasul sambil tersenyum kecil
Sampai jumpa di bab berikutnya 😁
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 101 Episodes
Comments