Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatu para readers ku.
Jumpa laaaaagiii.
"Abang Togar sendiri tadi yang bilang kalau dia mencari calon istri yang menutup auratnya atau kalau bisa sih yang pakai cadar" ucap Indah lagi meyakinkan inang dan tulangnya.
" Tapi kan kamu jauh dari ciri wanita yang dicari nak Togar, Indah" ucap inang Ratih menggelengkan kepalanya.
"In Syaa Allah Indah akan berusaha berubah menjadi yang lebih baik lagi, menurut agama" ucap Indah lagi dengan semangat berapi-api.
"Tapi, Ompung, inang dan tulang , Saya tidak berjanji untuk menikah dengan Indah, siapa tahu besok atau lusa indah menemukan calon suami yang terbaik untuknya" ucap Togar menolak dengan halus permintaan Indah yang ingin menikah dengannya.
"Ade akan berusaha membuat Abang Togar jatuh cinta dengan Ade, Ade hanya melihat Abang Togar lah yang pas di hati Ade" ucap Indah dengan kata-kata yang lebai nya itu sambil memegang dadanya dengan ke dua tangannya.
"Begini saja saya titipkan cucu perempuanku kepada nak Togar jika suatu hari nanti nak Togar sudah mendapatkan calon istri maka beritahukan dengan baik pada cucu kesayangan ku ini, janganlah menyakitinya dengan dalam" ucap Ompung Indah memberi wejangannya
"Benar yang dikatakan oleh nak Togar, bahwa siapa tahu besok atau lusa cucu perempuanku berpindah ke lain hati maka maklumlah nak Togar " ucap Ompung Indah.
"Maaf Ompung sudah egois terhadap nak Togar, karena Indah adalah cucu perempuan kesayangan ku satu-satunya" ucap Ompung indah dengan mata yang berkaca-kaca.
"Iya Ompung saya mengerti dengan keadaan Ompung" ucap Togar dengan menganggukkan kepalanya.
Kemudian inang Ratih melihat ke arah amang ( bapak) nya sambil berdecak dengan merotasikan matanya seakan mengatakan:
"Amang masih punya dua orang cucu perempuan dari anakmu ini"
Kemudian Ompung Indah hanya tersenyum tipis seakan mengatakan bahwa: " tenang saja Ratih ini hanya siasat supaya si Indah ada yang menjaganya kelak"
Kemudian inang Ratih mengangguk.
"Eh ayo nak Togar di minum, pasti sudah dingin minumannya, kamu sih Indah tidak mempersilahkan nak Togar minum" ucap inang Ratih tersenyum dan meraih cangkir yang ada di depannya.
"Iya inang terimakasih" ucap Togar sambil meraih juga cangkir yang di depannya yang sudah agak dingin.
Kemudian mereka semua mengikuti apa yang dilakukan oleh Togar.
"Oh , yah nak Togar karena sudah sangat larut malam kamu bermalam saja di sini, besok saya antar ke tempat tinggal mu, bagaimana" ucap tulang Indah berdiri meninggalkan tempat duduknya.
"Tidak usah tulang nanti merepotkan, besok saya akan naik taksi saja pulangnya" ucap Togar dengan tersenyum.
"Besok saya antar, sekalian mau tahu di mana tempat tinggal mu?" Ucap tulang indah
memasukkan tangan kanannya ke kantong celananya.
"Oh baiklah tulang..." Tanya Togar ingin mengetahui nama orang-orang di rumah tersebut karena dari tadi hanya dialah yang memperkenalkan diri.
"Astagfirullah hal azim, maaf nak Togar, saya Ratih Binsar Ambarita, kalau yang berdiri di sana Agam Binsar Ambarita ( menunjuk Paman Indah yang sedang berdiri) , dan amang ku ( melirik bapaknya yang duduk bersama Indah) Binsar Ambarita, kalau yang sebelahnya sudah tahu kan?" Ucap inang Ratih melirik Indah dengan tersenyum jail, memperkenalkan keluarganya.
"Oh tidak apa-apa inang, maaf kalau boleh tahu saya tidur dimana ya?" Ucap Togar berdiri meninggalkan tempat duduknya.
"Oh ya silahkan lewat sini" ucap Agam mengarahkan Togar ke kamarnya.
Setelah Togar bermalam di rumah keluarga Indah, terjadilah pertemuan-pertemuan yang tak terduga seperti Indah dicopet, mobil Indah mogok di tengah jalan yang sepi, sekarang Indah sudah memakai jilbab dan jangan lupa setiap kali mereka bertemu indah selalu menagih janji Togar untuk segera menikahinya, Togar pun selalu menjawab dengan kata-kata pedasnya itu sehingga hampir 5 tahun indah mengejar-ngejar Togar, Togar pun akhirnya menyerah, dia melamar indah bulan lalu, dan 3 hari yang akan datang mereka akan melangsungkan pernikahannya di kampung halamannya Sumatra Utara tepatnya di Medan.
FLASH BACK DI DALAM FLASH BACK OFF
"Perjuangan Bu indah patutlah di acungi jempol" ucap Rasul dengan mata berbinar.
"Dari mana kamu tahu cerita seperti itu Bu Rara?" Tanya I'am dengan tidak percaya, dia saja yang mengejar Indah tidak tahu cerita hidup Indah.
"Bulan lalu pak, saya sama bu Indah itu, seperti saudara tak sekandung" ucap Rara berbangga diri.
"Saudara tiri dong bu Rara" ucap Rasul tersenyum.
"Betul pak Rasul, hahaha" ucap I'am tertawa terbahak-bahak.
"Ish " gumam Rara dengan cemberut.
"Triing triing triing" terdengar bunyi pintu jika ada orang masuk ke restoran.
"Fitri, kenapa lama sekali beli sarapannya, ini hampir 1 jam loh" ucap Rara mendekati Fitri dan membantu membawakan kantong makanan yang penuh ditangannya
"Maaf bu Rara, telurnya tidak cukup, jadi tadi yang menjual pergi beli telurnya dulu, karena tidak menyangka akan ada pembeli yang masing-masing harus 2 telurnya, biasanya cuma setengah" jawab Fitri menjelaskan kronologi perjalanannya membeli sarapan.
"Hahaha, dengar tuh pak I'am biasanya hanya setengah, ini kok 2, hahaha ucap Rara dengan tertawa lebar berjalan menuju meja yang di tempati oleh Rasul dan I'am.
"Sudah jangan di bahas, ini yang 3 bungkus kamu bawa kedalam sekalian minumnya" ucap I'am memberikan bungkusan nasi goreng dan teh kotaknya dan jangan lupa minuman kekiniannya juga ke Fitri.
"Iya pak, terima kasih banyak pak Bos sarapannya, semoga dapat jodoh secepatnya dan bahagia dunia akhirat Aamiin" ucap Fitri menengadahkan tangannya ke atas kemudian mengusap wajahnya.
"Aamiin" ucap I'am menengadahkan tangannya juga dan mengusap wajahnya
"Hahaha, pak Bos" ucap Rara dengan tertawa terbahak-bahak.
"Sudah bu Rara, nanti giginya kering loh tertawa terus" ucap Rasul sarkastik.
"Ih, pak Rasul, mengganggu kebahagiaan saja" ucap Rara dengan cemberut.
"Fitri, kamu tidak mendoakan saya dan Bu Rara" ucap Rasul terpotong
"Aamiin"
"Jangan sampai ya?"
Ucap I'am dan Rara bersamaan.
I'am yang tersenyum dan Rara mengepalkan tangannya ke arah Fitri.
"Maksud saya, supaya bu Rara cepat di lamar dan saya dapat jodoh" ucap Rasul tersenyum
"Aamiin"
"Aamiin"
" oh tidak"
ucap I'am, Fitri dan Rara bersamaan
"Kenapa sih bu Rara tidak di Aamiin kan saja, supaya cepat membuang status lajangnya" ucap I'am dengan tersenyum kecil sambil membuka bungkusan nasi goreng spesialnya.
Apakah telurnya bener dua pic ?????
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatu, kudo'akan semua reader terkasihku bahagia dunia akhirat Aamiin.
Sampai jumpa di bab berikutnya. 😁
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 101 Episodes
Comments