Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatu para readers ku.
Jumpa laaaaagiii.
FLASH BACK ON
Setelah Indah sampai di parkiran bandara internasional Soekarno-Hatta Jakarta. Indah keluar dari mobilnya dan segera mengambil kopernya di kursi samping kemudi. Tidak lupa menutup dan mengunci pintu mobilnya. Kemudian Indah berlari menuju kearah restoran yang buka 24 jam dekat parkiran mobil yang berdiri sendiri dengan logo di atas gedung bergambar ayam hidup memegang ayam goreng dengan tangan kanannya dan mengacungkan jempol kirinya. Indah masuk ke restoran tersebut dengan menyeret kopernya yang tidak terlalu besar dan jangan lupa tas selempangnya yang berwarna merah menyala. Memakai jilbab instan terbalik warna putih yang panjangnya menutupi dadanya. Daster yang panjangnya sampai mata kaki dan berlengan panjang sampai menutup jarinya dengan dasar warna merah menyala di padukan dengan bunga-bunga kecil warna putih, Dan jangan lupa sepatunya beda warna satu warna merah satunya warna putih itu pun sepatunya bagian kiri semua.
"Trying trying trying" bunyi pintu restoran tersebut jika ada seseorang yang masuk ke restoran.
Dengan sigap cashier yang menjaga counter cashier menyambut indah dengan ramah.
"Selamat pagi kakak, selamat datang di restoran kami, ada yang bisa saya bantu?" Tanya cashier tersebut yang pakai jilbab menutupi sampai bagian dadanya dan masih memakai baju hitam putih. Tersenyum dan menahan tawanya agar tidak keluar dengan keras.
Indah mengedarkan pandangan ke seluruh area restoran yang masih sepi pengunjung. Kemudian matanya tertuju pada seorang perempuan berjilbab yang duduk menulis sesuatu di meja dekat pintu masuk belakang restoran.
"Tidak terima kasih" ucap Indah tersenyum bangga dengan hasil didikan orang kepercayaannya tersebut.
Cashier tadi langsung masuk memanggil atasannya, di kiranya mungkin orang gila masuk restoran mau mengamuk.
Kemudian Indah berjalan menghampiri perempuan yang duduk tadi.
"Ra, ini ada kunci mobil saya, karcis masuk sama STNKnya, tolong kasih bapak Rasul yah" ucap indah ngos-ngosan dan banyak bulir-buliran keringat di keningnya sambil mengeluarkan kunci, karcis masuk dan STNK mobilnya.
Rara yang terkejut di kasih kunci mobil beserta STNKnya, hanya mengangguk tanpa melihat orang yang memberikan kunci mobil,
sedetik kemudian dia mendongak melihat wajah orang yang memberikan kunci mobil dan langsung melototkan matanya.
"Bu Indah" ucap Rara terpotong karena indah langsung memotong pembicaraannya.
"Sudah kamu jangan ngomong dulu" ucap Indah memotong ucapan Rara sambil mengatur nafasnya mengangkat tangan kanannya ke atas.
"Saya lagi buru-buru, tanya pak Rasul mobilnya boleh dipakai seperti mobil sendiri, tapi jangan dijual yah" kata Indah sambil berbalik berlari menuju pintu keluar.
"Bu Indah tunggu dulu" ucap Rara sambil berdiri.
Tapi Indah mengabaikan panggilan Rara dan terus berlari menuju tempat boarding pass.
Rara kemudian berlari menuju kearah Indah tadi, tapi dia kalah cepat Indah sudah tidak kelihatan lagi.
"Haaaaa" Rara menghelat nafas dan berjalan menuju counter cashier dia melihat Fitri yang berdiri di depan register ( mesin untuk memposting menu yang dipesan oleh pengunjung) dihampiri oleh dua orang atasannya tersebut.
"Fit, kenapa tadi kamu tidak kasih tau kalau jilbab ibu tadi terbalik? Tanya Rara pada Fitri dengan lemas.
"Maaf Bu saya tidak sempat menegurnya kalau customer (pengunjung) tadi jilbabnya terbalik" ucap Fitri sambil menunduk.
"Sudahlah, Bu Indah tetap indah walaupun jilbabnya kebalik, dan pakaiannya seperti mau merayakan dirgahayu republik Indonesia di Medan, hahaha" kata I'am sambil tertawa.
"Hus, si bapak ini jangan begitu ngomongnya, biar begitu dia kan pemilik restoran" ucap Rara pada I'am
"Habisnya, si Fitri lucu masa Bu Indah dikira orang gila, hahaha" ucap I'am lagi sambil tertawa dan memegang perutnya.
"Jadi kakak tadi adalah pemilik restoran? Maaf Bu sekali lagi, saya benar-benar tidak tahu kalau Bu Indah adalah pemilik restoran ini" ucap Fitri masih menunduk.
"Sudah tidak apa-apa, tapi hospitality kamu bagus pertahankan yah" ucap Rara sambil mengusap pundak Fitri.
"I iya Bu, in Syaa Allah saya pertahankan" ucap Fitri dengan semangat dan mengangkat tangan kanannya dan mengepalkan tangannya walaupun terbata-bata dan senyum di bibirnya terukir.
"Fit, kamu memanggil Bu Indah kakak tadi?" Tanya Rara pada Fitri.
"Iya Bu, kan prosedurnya seperti itu harus memanggil kakak kalau umurnya kelihatan lebih tua dari kita dan memanggil Ade kalau umurnya lebih mudah dari kita" jawab Fitri menjelaskan apa yang sudah dipelajarinya beberapa waktu lalu.
"Ah sudahlah, yang penting tadi Bu Indah tidak marah-marah" kata Rara mengelus dadanya.
"Tapi menurutmu Bu Indah umurnya berapa?" Tanya Rara pada Fitri.
"Hm menurut saya sih lebih dua puluh atau jangan-jangan umurnya Bu Indah sudah lebih empat puluh yah?" Jawab Fitri melototkan matanya dan tangannya menutup mulutnya.
"Kamu Fit, sadis benar jawabanmu, tapi tetap semangat yah cari uang nya, buat customer menghabiskan isi dompetnya dan menghabiskan limit kartu kreditnya" ucap Rara sambil mengepalkan tangannya ke atas.
"Itu u motivasi yang bagus Bu Rara" ucap Rasul mengacungkan ke dua jempolnya sambil tersenyum manis.
" Terima kasih pak Rasul" ucap Rara yang pipinya sudah merona.
"Oh ya Bu mau tanya? Beneran Bu Indah sering marah-marah kalau datang ke restoran?" Tanya Fitri dengan wajah yang serius.
"Iya, biasanya segala macam dia komplain, dia seperti Customer yang tak pernah puas akan pelayanan restoran, tapi dia itu super baik orangnya" jawab Rara dengan mata yang berbinar.
"Bagaimana bisa seseorang yang suka marah-marah orangnya baik, aduh Rara kamu ini bagaimana menjelaskan? Begini Fitri yang sedikit cantik ah tapi lebih cantik ibu Indah," ucap I'am terpotong karena sudah di sambung oleh Rara.
"Ih si bapak, orangnya tidak ada masih saja di sanjung-sanjung, pokoknya Bu Indah itu tidak akan marah tanpa ada sebabnya, yang penting sekarang kamu kerja sesuai prosedur saja yah Fitri?" Ucap Rara melihat kearah Fitri dengan bibir tersenyum manis.
"Iya Bu, siap laksanakan mengangkat tangan kanannya sambil hormat kemudian menurunkan lagi tangannya dengan tersenyum kecil.
"Oh ya pak, ada titipan kunci dari Bu Indah" kata Rara sambil melangkahkan kakinya menuju meja yang ditempati Indah menyimpan kunci mobilnya.
"Oh ya, mana?" Kata Rasul sambil melangkahkan kakinya mengikuti Rara dari belakang.
"So sweet banget sih kalian, kapan undangannya nih?" Ucap I'am dengan suara cukup keras.
Sampai jumpa di bab berikutnya 😁
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 101 Episodes
Comments