Sebuah Kisah
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatu.
Salam kenal semoga betah membaca khayalanku yang saya tuang dalam sebuah tulisan.
Mohon dukungannya untuk author pertama menulis.
Selamat membaca dan jaga kesehatan selalu.
Han bangun dari kursi taman, tempat dulu pertama kalinya dia bertemu dengan saga, saat dia mengikat janji setia pada perusahaan logistik. Bayangan ayahnya yang berdiri dengan gagah berkelebat, senyum tuan besar juga melambaikan tangan.
Jagalah saga seperti kau menjaga adikmu.
Musim kedua tamat.
Terima kasih semuanya.
Sampai jumpa lagi.
"Haaaaa"
Helaan nafas seseorang.
Seorang yang berada ditempat mengedarkan matanya melihat suasana di luar yang sudah gelap.
Kemudian jari-jarinya yang lentik dengan lincahnya menekan tanda keluar dari aplikasi novelnya yang tadi dibacanya. Mata indahnya melirik sudut atas HP-nya sambil menguap.
"Haaa" sambil meregangkan otot-otot tubuhnya yang tegang gara-gara membaca novel sambil tengkurap.
"Tiga jam lagi. Mungkin memejamkan mata selama lima menit akan mengurangi rasa ngantuk ku" gumamnya kemudian dia pun memejamkan matanya.
"Dret dret dret"
Bunyi dering HP seseorang yang sudah berkali-kali berdering di atas meja kecil dekat tempat tidur.
Karena merasa terganggu oleh dering HP-nya sendiri. Dengan malas tangannya mencari sumber suara tersebut. Setelah mendapatkan apa yang dicari. Tanpa melihat nama orang yang memanggil langsung menekan tombol warna merah. Kemudian melanjutkan tidurnya lagi. Hanya beberapa detik HP-nya berdering lagi dan kali ini dia menekan tombol warna hijau. Kemudian meletakkan HP-nya di telinganya.
"Hem," gumamnya dengan malas.
"Indah Binsar Ambarita. Sampai kapan kamu akan tidur??? Ini sudah jam ber#$@$#@$&$#@#?" Ucap seseorang di seberang telepon terpotong.
Dengan cepat menjauhkan HP-nya di telinganya. Kemudian matanya melirik jam yang ada di HP-nya. Matanya melotot melihat jam dia sudah terlambat datang ke bandara. Hari ini dia dan calon suaminya akan pulang ke Sumatra Utara tepatnya di Medan. Mereka akan melangsungkan pernikahan tiga hari lagi di kampung halamannya.
Dengan sigap dia bangkit dari tempat tidurnya mengabaikan orang yang berbicara ditelepon. HP-nya diletakkan ditempat semula kemudian mengambil salah satu jilbab instannya di lemari dengan cepat memakainya.
Hanya sekilas melihat dirinya di cermin. Kemudian menyambar dan menyeret langsung kopernya tidak lupa mengambil tas selempangnya di atas tempat tidur dan HP-nya di atas meja kecil dekat tempat tidur.
Karena merasa memakai kaos kaki dia mengambil satu pasang sepatu. Tanpa cuci muka dia keluar dari apartemennya berlari menuju lift dan menekan lantai ground. Karena masih subuh jadi tidak menunggu lama liftnya terbuka.
Setelah sampai dilantai ground dia berlari lagi menuju mobilnya. Setelah masuk ke mobil dia tancap gas menuju ke bandara.
Selang beberapa menit dia sudah sampai di bandara internasional Soekarno-Hatta. Setelah melakukan boarding terdengar dari ruang informasi bahwa orang yang bernama Indah Binsar Ambarita segera naik pesawat Garuda Indonesia GA 152 melalui gate 3. Dengan lari tergopoh-gopoh dia memberikan paspornya ke orang yang memeriksa paspor sebelum naik pesawat.
Orang yang memeriksa paspor tadi hanya senyum-senyum melihat penumpang yang satu ini. Setelah sampai di pintu pesawat dia menarik nafas dalam-dalam dan berteriak.
"Holoooong Ade dataaaaang" teriak indah ( holong dalam bahasa Medan berarti sayang, atau kesayangan).
Semua orang yang didalam pesawat menutup telinga. Kecuali satu orang yang langsung berlari menutup mulutnya orang yang berteriak tadi.
"Ade ku holong sudah jangan teriak-teriak malulah dilihat orang" ucap laki-laki tadi yang menutup mulutnya.
Kemudian dia mengangguk.
Orang-orang pada berbisik-bisik mengenai orang yang teriak tadi ternyata dialah yang di tunggu sedari tadi. Ada juga yang senyum-senyum melihat orang yang baru datang tersebut.
Dengan sigap laki-laki tadi mengangkat kopernya untuk dinaikan ke bagasi.
"Holong Ade di dekat jendela yah" ucap indah dengan mata yang berbinar.
"Tidak bisalah de' bangku sebelahnya perempuan" ucap lelaki tersebut meredupkan binar matanya si Ade kemudian duduk di bangku dekat jendela.
"Ish" gumamnya indah sambil mengerucutkan bibirnya.
Walaupun dengan kesal dia pun duduk di bangku tengah itu.
"Abang Togar" panggilnya sama calon suaminya.
"Hm, " jawab Togar kemudian melihat ke arah calon istrinya.
"Astagfirullah hal azim Ade kenapa pakai jilbabnya terbalik?" Tanya Togar
kemudian melihat lagi baju yang dipakai indah.
"Astagfirullah hal azim Ade kenapa pakai baju daster? Itu lagi sepatunya sebelah kanannya warna putih sebelah kirinya warna merah? Dan juga kenapa sebelah kirinya semua di pakai? " Ucap Togar dengan menggelengkan kepalanya.
"Astagfirullah hal azim. Abang sih kenapa baru telpon? Jadinya Ade buru-buru" ucap indah berbisik sambil menutup muka yang sebelah kirinya dengan tas selempangnya.
"Subhanallah Ade. Abang tadi menelpon dua jam yang lalu coba cek HP-nya Ade? Sudah berapa kali panggilan tak terjawab Abang dan dimulai jam berapa?" Jawab Togar sambil menggelengkan kepalanya.
"Itu jilbabnya di balik dulu" ucap Togar lagi
"Iya iya iya. Tapi Abang tutup mata dulu kita kan belum muhrim" kata indah sambil melirik ke sebelah kirinya ingin mengecek apakah ada laki-laki di lorong sebelah kursinya.
Kemudian melihat lagi Abang Togar apakah sudah menutup matanya setelah merasa tidak ada yang melihatnya dengan sigap dia membuka dan membalik jilbabnya dan memasang kembali.
"Sudah. Abang Togar boleh buka matanya sekarang" kata indah sambil membenahi jilbabnya.
"Ade tidak cuci muka kesini? Ini masih ada BB nya," tanya Togar sambil menunjuk sudut bibir indah yang ada air liur mengering di sana.
"Astagfirullah hal azim. Pokoknya ini gara-gara Abang" ucap indah kesal sambil membuka tas selempangnya mencari tissue basah di sana dan mengelap mukanya dengan kasar karena kesal.
"Loh kok salah Abang?" Jawab Togar yang tidak terima di salahkan.
"Iya salah Abang pokoknya. Perempuan kan tidak pernah salah?" Ucapnya lagi masih dengan mengelap mukanya dengan tissue basah dan memicingkan matanya melihat ke arah Togar.
Togar yang dilihat seperti itu hanya pasrah dan mengiyakan.
"Iya iya iya salah Abang. Ini sudah mau lepas landas. Sudah dipakai seat beltnya?" Tanya Togar sambil mengecek seat beltnya apakah sudah terpasang dengan benar.
"Sudah" jawab indah setelah memasang seat beltnya dengan benar.
Beberapa menit kemudian pesawat Garuda Indonesia GA 152 sudah di atas awan menuju kota Medan.
"Memangnya Ade ke bandara sama siapa? Kenapa temannya tidak kasih tau keadaan Ade yang seperti......." Kata Togar tidak melanjutkan perkataannya hanya dengan gerakan tangannya, dengan cara jari telunjuknya membuat garis datar di keningnya.
Indah melotot kemudian berkata
" Abang Togar kira, Ade sudah gila?" Kata Indah dengan nada tinggi, sehingga orang yang di dekatnya mendengar perkataannya.
Sampai jumpa lagi di bab berikutnya 😁
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 101 Episodes
Comments
🌹💐ꋪ꒤ꇙꂵ꒐ꋊ꒐ ꋪꄲꇙꏂ 🌼🌹
𝚖𝚞𝚕𝚊𝚒 𝚋𝚊𝚌𝚊 𝚔𝚊𝚔, 𝚜𝚎𝚖𝚘𝚐𝚊 𝚌𝚎𝚛𝚒𝚝𝚊𝚗𝚢𝚊 𝚋𝚊𝚐𝚞𝚜 𝚢𝚊... 𝚜𝚎𝚖𝚊𝚗𝚐𝚊𝚝
🎱➖✊➖➖✊➖🎱
🌟 \ / 🌟
⭐ \😁/ ⭐
✨ 🎽 ✨
/ \
👟 👟
2022-12-15
0