Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatu para readers ku.
Jumpa laaaaagiii
"Abang cari wanita yang menutupi auratnya, kalau bisa sih yang pakai cadar" ucap Togar sambil memakai helm.
"Iya, besok saya pakai jilbab" ucap Indah mengerucutkan bibirnya
"In Syaa Allah, Indah biasakan kalau berjanji ucap kalimat itu ya?" Ucap Togar sambil menjalankan motor.
"In Syaa Allah, Abang jangan panggil nama dong, panggil Ade saja, kita kan sudah mau nikah?" Ucap Indah tersenyum dan mengeraskan suaranya karena suara mesin motor dan hujan lebih besar.
"Eh Abang belum janji ya, mau nikahin Ade" ucap Togar sambil menyetir dan sesekali mengusap wajahnya yang terguyur air hujan.
"Ish si Abang bilang aja iya, iya Ade nanti Abang Togar nikahin Ade, gitukan beres?" Gumam Indah mengerucutkan bibirnya yang hanya dia yang mendengarkan ucapannya itu.
"Eh Ade tinggal dimana?" Tanya Togar sambil menyetir motor dan mengeraskan suaranya.
"Jakarta Selatan, perumahan grand duta city" ucap Indah dengan suara dikeraskan.
"Itukan perumahan elit?" Tanya Togar sambil menyetir motor dengan konsentrasi.
"Iya, itu rumah Tulang ( Paman) Ade" jawab Indah dengan suara kerasnya.
Singkat cerita mereka sampai di perumahan elit tersebut, menyimpan motor dan menjemur jas hujan yang dipakainya tadi di garasi dan sudah di depan pintu.
"Itu rumah Tulang Ade kok masih pada menyala lampunya?" Tanya Togar heran karena sudah tengah malam lampu rumah masih menyala.
"Biasanya kalau seperti itu ada tamu yang baru datang ingin menginap, atau jangan-jangan Ompung ( kakek) yang datang ya?" Ucap Indah khawatir akan dapat pertanyaan-pertanyaan yang tidak bisa dijawabnya oleh kakeknya.
"Abang temani Ade masuk ya, supaya Ade punya alasan kenapa bisa pulang malam" ucap Indah dengan mata yang berkaca-kaca.
"Nggak Abang mau pulang" ucap Togar dengan cepat dan melangkahkan kakinya menuju gerbang.
"Ih si Abang kali ini saja bantuin Ade, lagi pula ini sudah tengah malam, terus baju Abang basah nanti masuk angin, terus Abang sakit, terus siapa yang rawat? Ade kan belum sah jadi istri Abang?" Ucap Indah masih dengan mata yang berkaca-kaca menghalangi jalan Togar.
"Oh ya Allah, subhanallah Ade, Abang belum janji ya untuk menikah sama Ade" ucap Togar merotasikan matanya kesal karena di ajak nikah terus
"Tolonglah Abang, kali ini saja yah, bantuin Ade hiks hiks hiks" ucap Indah melipat kedua tangannya di depan dadanya dengan pipi yang sudah berderai air mata. 😭
"Iya iya iya, sudah jangan menangis, Abang temani masuk ke dalam" ucap Togar melangkahkan kakinya menuju pintu rumah.
Indah baru ingin meraih handle pintu, seketika juga pintunya sudah terbuka, terlihat wanita paruh baya membuka pintu.
"Indah kok pulangnya tengah malam begini?" Ucap wanita paruh baya tersebut.
"Iya inang ( Tante ) panjang ceritanya, inang kapan sampai, sama siapa inang kesini?" Tanya Indah meraih dan mencium tangan serta cium pipi kanan dan kiri inangnya.
"Baru saja sampai di jemput tadi sama tulang kamu, inang kesini sama Ompung kamu, dia ada didalam belum tidur, katanya mau ketemu dulu sama kamu, kangen katanya" ucap inang Ratih sambil mengusap pundak Indah dengan tersenyum.
"Eh kok bawa laki-laki pulang sayang?" Tanya inang Ratih dengan wajah yang serius penuh tanya memberhentikan usapan tangannya menjadi tepukan yang agak menyakitkan bagi Indah.
"AW AW AW , sakit inang" ucap Indah mengadu.
"Coba jawab itu siapa? Bukan pacar kamu kan Indah?" Tanya inang Ratih melototkan matanya ke arah Indah.
"Bukan inang" ucap Togar dengan cepat, takut akan kesalahpahaman terjadi dengan wajah yang khawatir. khawatir kalau inang Ratih tidak mempercayainya.
"Kenalkan inang ini Abang Togar, si Abang tadi yang tolong saya pas kecelakaan makanya pulang malam, karena tangan saya masih sakit, jadi ngerepotin lagi si Abangnya buat antar saya pulang" ucap Indah sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal dan tersenyum paksa.
Kemudian Indah melirik ke arah Togar, dengan wajah yang cemberut seakan mengatakan" kenapa Ade tidak di akui saja sebagai pacar?"
seakan mengerti apa maksud muka Indah yang cemberut Togar hanya merotasikan matanya dengan malas.
"Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatu inang, kenalkan saya Togar, maaf telat bawa pulang keponakan inang ke rumah" ucap Togar melipat kedua tangannya di depan dadanya.
"Ya sudah ayo masuk, sayang kamu pergi pinjam baju tulang kamu, kasian kan bajunya basah, nanti masuk angin lagi, inang mau bikin minuman hangat dulu" ucap inang Ratih menoleh ke arah Indah.
"Iya inang, Abang Togar tunggu Ade di toilet sana saja di bawah tangga itu, Ade ambil baju ganti dulu ya" ucap Indah mengintruksikan Togar agar menunggu di toilet, supaya air yang menetes dari pakaian Togar tidak terlalu banyak di lantai ruang tamu sambil berjalan naik ke tangga menuju kamar tulangnya
Inang Ratih kemudian menuju dapur untuk membuat minuman hangat.
Setelah minuman hangat sudah jadi, Togar juga sudah mengganti bajunya kemudian mereka berkumpul di ruang tamu, ada indah yang duduk di sebelah kiri Ompung indah sambil merangkul tangan Ompung nya, ada tulang indah yang duduk di kursi lain di sebelah Ompung indah, ada inang Ratih yang duduk di kursi lainnya di sebelah indah, kemudian Togar duduk sendiri di hadapan mereka seperti ingin menginterogasinya tengah malam.
"Nama kamu siapa anak muda" tanya Ompung indah dengan memasang wajah seriusnya.
"Nama saya Togar Batara Aritonang" ucap Togar dengan lantang.
"Indah sayang ada hubungan apa kamu dengan nak Togar?" Tanya inang Ratih dengan tersenyum tipis.
"Calon suami saya inang"
"Hanya teman biasa inang" ucap Indah dan Togar bersamaan.
"Jadi kapan nak Togar melamar cucu kesayangan ku ini?" Tanya Ompung Indah dengan senyum lebarnya.
"Maaf Ompung nya Indah, saya baru kenal dengan cucu perempuan kesayangan anda ini malam ini karena dia hampir menabrak saya" ucap Togar dengan wajah serius dan tegasnya.
"Indah kamu jangan ngaku-ngaku sebagai calon suami seseorang, bagaimana kalau nak Togar ini sudah punya istri" ucap tulang Indah dengan muka yang serius.
"Belum ada"
"Belum ada "
ucap Togar dan indah bersamaan
"Indah, bisanya kamu tahu kalau nak Togar ini belum punya istri" tanya tulang indah dengan tidak percaya menggelengkan kepalanya.
"Tahulah tulang, kan belum ada cincin kawin di jari manisnya " ucap Indah merotasikan matanya.
"Bagaimana kalau cincin di simpan dulu dimana gitu" ucap inang Ratih ikut tidak percaya dengan apa yang indah bilang barusan.
"Tapi kan Abang Togar sudah bilang tadi belum punya istri" ucap Indah dengan tersenyum lebar.
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatu, kudo'akan semua reader terkasihku bahagia dunia akhirat Aamiin.
Sampai jumpa di bab berikutnya 😁
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 101 Episodes
Comments