Episode 20

Pagi-pagi sekali Nayra sudah bangun,setelah sholat subuh,ia lalu mempersiapkan pakaian kerja yang akan di gunakan oleh Nathan untuk bekerja.. Nayra mengeluarkan setelan jas kerja berwarna navy dan menggantungnya di deakt meja rias,setelah itu Nayra menoleh ke arah Nathan yang masih tertidur pulas,ia lalu menatap suaminya itu antara ingin membangunkannya untuk sholat subuh atau tidak, karena ia takut di bentak oleh Nathan seperti tempo hari. Saat akan melangkahkan kakinya keluar,kaki Nayra terasa begitu berat untuk melangkah keluar, dorongan hatinya begitu kuat untuk membangunkan sang suami sholat subuh,tapi ia pun di Bayangi rasa taku

Nayra menarik nafas lalu menghembuskannya perlahan,ia lalu berjalan ke arah tempat tidur dimana Nathan sedang tertidur ,sedangkan ia tidur di sofa dekat jendela..

"Pak...bangun pak." Ucap Nayra pelan di tepat did dekat wajah Nathan,namun Nathan sama sekali tidak terganggu oleh suara Nayra.

Nayra menghela nafas berat,ketika usaha untuk membangunkan Nathan tidak membuahkan hasil.

"pak bangunlah,sudah pagi." Teriak Nayra akhirnay dan berhasil membuat Nathan terkejut hingga membuat nya bangun seketika dan duduk dengan raut yang masih terkejut,ia lalu menoleh ke arah Nayra yang berdiri dis samping tempat tidurnya dengan wajah pucat karena membuat Nathan bangun dan terkejut.

"Kamu? ngapain kamu bangun kan saya,." Ucap Nathan menahan kesal dan masih dalam mode terkejut.

"Ma...maaf pak, saya hanya...."

"Hanya apa,kamu lihat nggak sih ini masih pagi -pagi buta." Bentak Nathan dan hal itu membuat Nayra tersentak dengan mata berkaca-kaca,takut mendengar bentakan Nathan padanya.

Nathan lalu menghela nafas,ketika menyadari ketakutan Nayra padanya.

" Ngapain kamu bangunkan saya?" Tanya Nathan dengan nada tidak lagi tinggi.

"Maaf pak,apakah anda tidak sholat subuh, waktunya sudah hampir habis." Nayra tertunduk takut kalau ucapannya membuat Nathan kembali marah dan membentaknya.

Tanpa menjawab ,Nathan lalu beranjak dari tempat tidur dan berjalan masuk kedalam kamar mandi,Nayra hanya diam menatap nya hingga Nathan menghilang dan masuk ke kamar mandi. Nayra menghembuskan nafas lega saat Nathan sudah tak terlihat,ia pun denga sigap membersihkan tempat tidur Nathan yang berantakan.

Nathan keluar dari kamar mandi dan mendapati Nayra yang sedang sibuk dan fokus membersihkan kamarnya,ia pun menatap ke arah meja rias dan mendapati setelan baju kerjanya sudah tergantung rapi di sana,Nathan menggeleng pelan lalu melemahkan kakinya menuju lemari besar yang terbuat dari kaca,lalu membukanya dan mengambil baju kokoh berwarna putih yang tergantung di dalam lemari,sejenak ia menatap baju kokoh itu,entah sudah berapa lama baju itu hanya menjadi hiasan dalam lemarinya karena tak pernah lagi di gunakan nya,dan hari ini entah dorongan apa yang membuatnya langsung tergerak untuk menunaikan sholat karena di minta oleh Nayra Nayra.

Nayra terbengong menatap dengan terkejut melihat penampilan Nathan yang berubah drastis dengan menggunakan baju kokoh dan kopiah putih serta sarung yang melengkapi penampilan nya yang terlihat begitu islami.

"Kenapa menatapku seperti itu." Ucap Nathan sedikit gugup karena ini pertama kalinya ia kembali menggunakan pakaian ini setelah bertahun-tahun lamanya.

Nathan lalu berjalan meninggalkan Nayra yang masih memandangnya dengan tak percaya,Nathan mengambil sajadah yang tadi di gunakan oleh Nayra lalu menghamparkannya dimana tadi Nayra melakukan sholat subuh,ia lalu melaksanakan sholat subuh,meski sudah bertahun-tahun ia tidak melakukan ibadah wajib tapi Nathan masih hapal semua bacaan sholat.

Tak ingin larut dalam keterkejutannya ,Nayra lalu melangkah keluar kamar meninggalkan Nathan yang sedang sholat subuh,ia lalu turun ke lantai satu menggunakan lift untuk menyiapkan sarapan untuk semua keluarga.

" Nay,kamu sudah bangun Nak." Sapa ibu mertua Nathan yang duduk di sofa ruang tengah di'-mana lift itu berhenti,Nayra melihat penampilan ibu mertuanya itu dengan sangat berbeda,ibu mertuanya itu masih menggunakan mukena dengan tasbih di tangannya,keluarga Nathan memang cukup religius,Nathan pun juga sebenarnya seperti itu,ia berubah ketika ayahnya meninggal dan seluruh tanggung jawab jatuh kepadanya,hingga ia begitu sibuk dengan mengembangkan bisnis ayahnya tapi ia mulai lupa dan meninggalkan kewajiban sebagai manusia kepada Tuhan nya,di tambah seringnya ia di buat kecewa dan patah hati pada wanita yang begitu di cintainya,hingga hatinya dingin dan beku,namun mungkinkah kebekuan itu kini mulia mencair dengan hadirnya seorang Naura yang baru seminggu ini menjadi istrinya?.

" Iya ,Ma...aku mau menyiapkan sarapan dulu." Ujar Nayra sambil melangkah mendekati ibu mertuanya.

"Duduk saja di sini,sudah ada mbok yang menyiapkan nya dan juga kamu harus bersiap,bukankah kamu sudah mulai kerja lagi." Ucap nyonya Maria lembut.Ya sudah beberapa hari ini Nayra sudah kembali bekerja tapi ia dan Nathan tidak berangkat bersama,meski tujuan mereka sama.

" Oh,ya Nathan juga sudah bangun?" Tanya nyonya Sandra.

" Su...." Ucapan Nayra terhenti ketika matanya dan Mata sang ibu mertua sama-sama melihat sosok yang baru keluar dari lift dengan penampilan yang begitu berbeda. Nyonya Maria tersenyum bahagia penampilan putranya itu,sudah bertahun-tahun ia Idak melihat Nathan menggunakan pakaian itu dan pagi ini ia melihatnya dan hal itu membuat hatinya begitu bahagia. Nyonya Maria menoleh ke arah Nayra yang juga menoleh ke arah nya.

" Apakah dia benar-benar?"

"Iya." Ucap Nayra sambil mengangguk pelan demagn dengan senyum bahagia. Nyonya Maria begitu bahagia mendengar nya, ia lalu berdiri dan berjalan menghampiri sang putra yang berhenti saat melihat sang ibu berjalan mendekatinya..

"Sayang...mama sangat senang melihatmu seperti ini." Ucap sang ibu dengan wajah yang begitu terharu, berkali-kali ia selalu menasehati putranya itu agar menyempatkan waktu untuk melaksanakan kewajibannya tapi tak sekalipun Nathan menggubrisnya hingga akhirnya sang ibu lelah sendiri,dan kini putranya itu melakukan hal yang membuatnya menangis haru.

"Kenapa mama menangis?" Tanya Nathan heran melihat sikap ibunya yang mengeluarkan air mata karena melihat nya.

"ini air mata bahagia,karena putra mama sudah kembali seperti dulu lagi."

Nathan kini paham kemana arah pembicaraan ibunya itu,ia lalu menghela nafas berat dan meninggalkan ibunya begitu saja,ia lalu melirik ke arah Nayra yang duduk tertunduk. Rasanya Nathan begitu menyesal keluar dari kamar tanpa membuka pakaian nya terlebih dahulu. Nathan lalu melanjutkan langkah nya masuk ke dapur ,jika bukan karena kehausan Nathan tidak akan turun terburu-buru dengan menggunakan pakaian ini.

Jihan dan Sia saling memandang saat mendapati Nathan yang berjalan masuk ke dapur dengan penampilan yang berbeda.

"Apa aku tidak salah lihat kak?" Lirih Sia sambil menepuk pipinya pelan untuk meyakinkan apa yang di lihatnya.

"Tidak ." Balas Jihan,ia pun sama terkejutnya namun, mereka tersenyum bahagia melihat perubahan itu.

ll

Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!