Seminggu telah berlalu,Naira dan Bintang telah berada di Jakarta,mereka pun kini telah tinggal di rumah yang telah di siapkan oleh pihak perusahaan untuk Fasilitas tempat tinggal mereka, sedangkan Joana baru saja tiba tiga hari yang lalu dan tinggal satu kompleks dengan Naira ,rumah Naira berjarak tiga rumah dari rumah Joana, kompleks perumahan karyawan itu berbentuk petakan yang saling berjejer ,setiap satu jejeran ada lima petak rumah.
"Dengar Bi,saat kakak pergi kerja tutup dan kunci pintunya,oke jangan membuka pintu kalau bukan kakak atau kak Joana yang datang." Ucap Naira saat ingin berangkat kerja dan meninggalkan Bintang sendirian dirumah.
"Iya kak,tenang saja,Bi bisa jaga diri kok,lagian kan ada pak satpam yang menjaga kompleks.
"Baiklah,kakak berangkat ya,kalau ada apa-apa telfon kakak." Naira lalu mencium kedua pipi Bintang ,setelah itu ia keluar dari rumah dan menutup pintu.
Naira berjalan keluar menuju halaman parkir kompleks dimana disana sudah ada Joana yang sedang menunggu nya.
"Ayo berangkat." Ajak Naira lalu naik ke atas motor dan duduk di belakang,sedangkan Joana menstarter motornya dan melaju pergi.
"Titip Bintang ya pak." Ucap Naira saat ingin melewati gerbang kompleks dan melihat security sedang membukakan pintu untuk mereka.
"Oke neng,siap." Ucap sang satpam sambil mengacungkan jempolnya .
"Makasih pak,kami pergi ya." Joana yang berucap lalu menancapkan gas motornya dan
melaju pergi menuju perusahaan tempat mereka bekerja.
Kurang dari sepuluh menit mereka tiba di kantor,Naira turun dari motor dan di ikuti oleh Joana setelah ia memarkirkan motornya pada tempatnya.
Mereka berdua masuk ke dalam kantor dan berpisah di lobi menuju ruangan masing-masing.
Naira berjalan keruangannya yang memang berada di lantai bawah, sedangkan Joana harus menggunakan lift karna ruangannya berada di lantai tiga.
Sebuah mobil mewah berwarna hitam berhenti tepat di depan pintu perusahaan Brawijaya corporation, seorang security berlari- lari kecil menuju mobil yang sedang berhenti itu, kemudian satpam itu membuka pintu mobil bagian belakang dan keluar lah seorang pria tampan rupawan tapi begitu dingin dan datar tak ada senyuman yang menghiasi bibirnya, sorot matanya memandang tajam kedepan.
Memakai setelan jas mewah berwarna hitam yang menutupi tubuh atletisnya.
"Selamat pagi tuan." Sapa sang satpam dengan tertunduk.Namun sapaan itu tak dapat sambutan dari sang bos.
Natan terus saja melangkahkan kakinya masuk ke kantor setelah pintu kaca otomatis terbuka dengan sendirinya.
"Huh....emang enak di cuekin." Ucap sopir yang mengantarkan Natan tadi,security itu memandang ke arah sang sopir dengan tersenyum kecut.
"Nasib orang kecil seperti kita ini,harus siap mengelus dada saat pak bos tak menanggapinya,tak menyapa dikiranya nanti kita kurang ajar tidak menghormati bos,di sapa Wee malah di cuekin,nasib... nasib." Ujar security itu .
"Sabarkan saja,yang penting masih bisa kerja...udah gitu aja.udah ah aku mau parkir mobil dulu." sopir itu pun melakukan mobilnya meninggalkan security yang masih meratapi nasibnya itu.
"Selamat pagi pak." Sapa semua karyawan sambil menunduk saat Natan masuk kedalam kantor,disana sudah terlihat Raka sang asisten yang sudah menunggu di depan lift .
Sama dengan sang security tadi ,semua karyawan itu pun bernasib yang sama di cuekin sang bos .
Natan terus saja jalan menuju lift.
"Selamat pagi tuan." Sapa Raka saat Natan sudah berdiri di sampingnya,tapi sama dengan yang lainnya ia pun di cuekin.Natan masuk kedalam lift saat lift sudah terbuka.
"Apa saja jadwal ku hari ini?" Tanya Natan dingin sambil berdiri di dalam lift.
"Hari ini,kita ada meeting dengan klien dari Jepang di restoran X sekaligus makan siang,terus pagi ini ada pertemuan dengan pihak bank,tapi karna salah satu pegawai mereka di tempatkan di perusahaan kita,jadi kita hanya perlu bertemu di sini saja
"Baiklah panggil karyawan itu keruanganku." Perintah Natan sambil melangkah keluar dari lift dan di ikuti oleh Raka dari belakang.
Mereka berjalan menuju ruang kerja Natan yang berada di lantai paling atas gedung mewah itu.
"Selamat pagi pak." Sapa sekertaris Natan saat melihat Natan dan Raka akan memasuki ruang kerja Natan.
"Pagi Ra." Raka yang membalas sapaan Rara sang sekertaris sedangkan Natan sudah masuk keruangan nya.
"Sabar..." Ucap Raka pelan lalu melangkah cepat mengikuti sang bos karna ia di tinggal begitu saja.
Natan duduk di ruang kursi kebesarannya,lalu membuka laptopnya dan memeriksa semua pekerjaan nya.
"Bagaimana dengannya,masih asyik bersenang -senang?" Tanya Natan namun matanya tetap menatap layar laptopnya.
"Masih tuan,bahkan nona Amel sekarang sedang berada di Dubai berlibur bersama teman-temannya." Lapor Raka yang cepat tanggap maksud dari pertanyaan Natan.
"Blokir semua kartunya,sudah cukup dia bersenang-senang dengan uangku." Perintah Natan .
"Baik tuan,kalau begitu saya pamit ,saya akan menyuruh Rara untuk menghubungi pegawai bank itu untuk menemui tuan." Ucap Raka sambil berjalan keluar dari ruangan Natan.
"Hubungi pegawai bank itu untuk segera menemui bos." Perintah Raka saat dirinya sudah berada di luar lalu melanjutkan langkahnya menuju ruangannya sendiri yang memang berada di samping ruangan Natan .
Rara pun segera menelfon ke ruangan Naira.
"Nona Naira ,anda di panggil pak Natan untuk keruangannya sekarang." Ucap Rara saat sambungan telfonnya tersambung.
"Baik Bu." Balas Naira lalu menutup telfonnya dan beranjak dari tempatnya untuk menuju ke ruangan pemilik perusahaan tempatnya kini.
Naira berjalan menuju lift yang di khususkan untuk para karyawan,ia lalu menekan tombol Lima gedung ini,tak menunggu lama Naira keluar dari ruangannya dan berjalan pelan menuju ruangan Natan dengan membawa beberapa berkas yang di perlukan dalam pertemuan itu, sebelum Naira di panggil ia sudah di beritahu dari pihak bank tempatnya bekerja untuk mewakili bank tempatnya bekerja melakukan pertemuan dengan Natan .
Tok...tok...suara ketukan terdengar dari luar.
"Masuk..." Ucap Natan mempersilahkan.
Pintu pun di buka oleh seorang wanita yang menggunakan setelan kemeja semi formal berwarna abu-abu,terlihat sederhana tapi begitu cocok di kenakan di tubuh Naira yang proporsional,dengan wajah yang cantik natural tanpa di hiasi oleh make up tebal seperti karyawan lainnya.
"Pagi pak." Ucap Naira .
Natan lalu menatap ke arah Naira yang berada di ambang pintu, sejenak ia terpana dengan penampilan Naira tapi segera ia menepis rasa tertarik nya itu.
"Silahkan." Ujar Natan mempersilahkan Naira untuk duduk di kursi yang ada. di depan mejanya.
Naira lalu menarik kursi dan mendudukinya sambil meletakkan beberapa dokumen di atas meja dan tingkah Naira itu tak lepas dari tatapan mata Natan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 80 Episodes
Comments