Setelah dari rumah sakit untuk menjenguk Bintang ,Naira pun kembali melanjutkan perjalanannya menuju sebuah bank tempatnya bekerja dengan menggunakan sepeda motor.
Naira tiba di kantornya sedikit terlambat karena tadi ada sedikit masalah di jalan.Naira turun dari motor dan berjalan dengan sedikit berlari sambil sesekali melihat jam yang ada di lengannya.
"Selamat pagi." Sapa Naira sambil membuka pintu kantornya dan disana terlihat teman-temannya baru saja selesai briefing pagi.
Naira berjalan dengan sedikit kaku karena semua mata menatap ke arahnya.
"Tumben terlambat? " Ujar Diva teman kerja Naira ..
"Iya,tadi ada sedikit masalah di jalan.Aku pasti kena semprot lagi ni ."Naira lalu meletakkan tasnya di atas meja kerjanya yang bersampingan dengan meja Diva.
"Nay,di panggil pak bos." Ucap rekan kerja Naira yang baru saja keluar dari ruangan atasan mereka.
"Baru juga di omongin,Uda di panggil aja tuh." Celetuk Diva sambil memberikan semangat pada Naira yang beranjak dari duduknya untuk masuk ke ruangan sang bos.
"Selamat pagi pak." Sapa Naira saat membuka pintu ruang atasannya.
"Pagi,masuk Nay." Ucap atasan Naira yang sedang duduk di meja kerjanya.
"Bapak memanggil saya?"
"Iya,silahkan duduk dulu."
"Kamu mengajukan resign dua Minggu lalu? Tanya atasan Naira yang baru saja mendapatkan surat pengunduran diri Naira yang sudah di ajukannya sejak dua Minggu lalu.
"Iya." Jawab Naira sedikit gugup.
"Kenapa? padahal kamu salah satu karyawan terbaik di kantor ini."
"Maaf pak,saya ingin ke Jakarta untuk membawa adik saya menjalani perawatan,saya tidak mungkin bolak balik Jakarta Bandung kan untuk bekerja."
Sang atasan pun menghela nafas berat,lalu mengambil sebuah dokumen di laci mejanya dan meletakkan nya di atas meja.
"Saya ada tawaran ,mungkin saja kamu tertarik untuk bergabung." Ucap atasan Naira.
"Apa itu pak?" Tanya Naira bingung.
"Minggu lalu perusahaan Brawijaya corporation sedang mengajukan kerja sama,mereka ingin menempatkan beberapa karyawan kita untuk di tempatkan di kantor mereka karena perusahaan itu menginginkan agar karyawan mereka lebih mudah jika ingin berurusan dengan bank yang bekerja sama dengan perusahaan mereka.Dan kemarin saya baru saja,menerima perintah dari pusat untuk menempatkan salah satu karyawan terbaik yang ada di kantor cabang , bagaimana menurut mu,kalau kamu bersedia saya akan merekomendasikan mu ke kantor pusat,biar kamu yang di tempatkan di perusahaan itu,ini kesempatan yang baik untukmu,selain dapat gaji dari kantor kamu juga akan mendapatkan gaji dari perusahaan itu." Jelas atasan Naira panjang lebar.
Naira begitu tak percaya dengan apa yang didengarnya,ia sangat senang mendengar kabar baik ini,jadi saat di Jakarta dia tidak perlu susah-susah mencari pekerjaan lagi .
"Dan satu lagi,mengenai tempat tinggal perusahaan mereka sudah menyediakan fasilitas perumahan untuk karyawan yang dari luar kota."
"Baik pak,saya mau...saya mau menerima tawaran itu." Ucap Naira antusias,dia tidak akan melewatkan kesempatan emas ini,dan juga dia tidak perlu merepotkan sahabatnya lagi.
"Baiklah,baca ini dan tandatangani surat persetujuan ini,nanti saya akan mengarahkan kamu ke kantor pusat jika sudah di Jakarta,mereka yang nantinya akan mengantarkan kamu untuk ke perusahaan itu .
"Baik pak, terimakasih." Ucap Naira penuh haru,ia tak menyangka Tuhan masih begitu menyayangi nya dan tidak membiarkannya hidup terlunta-lunta jika di Jakarta nanti.
"Kalau begitu saya pamit pak."
"Iya, bersiap lah karena tiga hari lagi kamu akan berangkat ke Jakarta."
Naira mengangguk pelan sebagai jawaban lalu beranjak keluar menuju meja kerjanya.
"Kamu baik-baik saja Nay?" Tanya Diva saat melihat Naira berjalan sambil tersenyum-senyum sendiri.
"Sangat baik." Jawab Naira lalu duduk di kursi kerjanya.
"Ngapain kamu di panggil pak bos?" Tanya Diva lagi,temannya yang satu ini memang terkenal kepo,dia tidak akan berhenti bertanya Sampai kekepoannya itu terjawab.
"Aku di pindahkan ke pusat." Jawab Naira senyum-senyum.
"Wah,benarkah selamat ya." Ucap Diva ikut bahagia.
Naira tidak menjelaskan jika dirinya di pindahkan ke perusahaan terbesar di Indonesia,biarlah teman-teman nya cukup tahu jika dirinya di pindahkan ke kantor pusat.
*
*
*
"Nay...." Teriak Joana dari pintu rumah Naira.
"Nay....kamu mau kemana?" Tanya Joana lagi saat masuk kerumah Naira dan mendapatinya sedang berkemas.
"Mau ke Jakarta." Ucap Naira sambil memasukkan pakaiannya dan juga pakaian Bintang.
"Bukannya Minggu depan baru berangkat nya , kenapa berkemas nya sekarang?" Tanya Joana bingung.
"Aku di pindahkan di kantor pusat,tiga hari lagi harus berangkat ke Jakarta karena banyak yang harus aku urus dulu,jadi aku percepat saja ke Jakarta nya."
"Lalu Bintang gimana?dia kan masih di rumah sakit."
"Sudah bisa keluar,aku juga sudah konsultasi dengan dokternya,setelah ini aku mau ke rumah sakit jemput dia."
"Aku ikut ya?"
"Terserah kamu saja."
"Ya sudah aku bantuin,tapi Nay...kamu mau tinggal dimana,aku kan belum berangkat?"
"Tenang saja,tempat tinggal sudah di siapkan kok dari kantor."
"Huh...syukurlah."
Mereka pun berkemas memasukkan pakaian-pakaian yang ingin di bawah Naira ke Jakarta.Naira hanya membawa pakaian nya dan pakaian Bintang saja,serta berkas -berkas yang penting,sisanya ia tinggalkan di rumahnya ini.
Setelah berkemas,mereka pun berangkat kerumah sakit untuk menjemput Bintang mereka menggunakan mobil tetangga mereka yang berada di depan rumah Naira,untunglah Naira di kelilingi orang-orang baik yang akan dengan senang hati membantunya jika mengalami kesulitan.
Tak lama kemudian Naira dan Joana tiba dirumah sakit,sedangkan sopir yang membawa mereka hanya menunggu di tempat parkir saja sambil merokok.
"Kami masuk dulu sebentar mang." Ucap Naira saat ingin keluar dari mobil.
"Iya neng,saya tunggu di sini saja,mau ngerokok dulu,hehe."
Naira dan Joana pun memasuki gedung rumah sakit tempat Bintang di rawat.
"Hai Nay..." Sapa dokter yang kebetulan baru saja keluar dari ruangan Bintang.
"Gimana dok,sudah bisa di bawah pulangkan?" Tanya Naira memastikan.
"Bisa,tapi setelah tiba di rumah dia harus istirahat total ,biarkan dia pulih dulu." Jelas dokter.
"O ya , sebentar lagi saya akan menyuruh suster untuk membawa kan laporan kesehatan Bintang dan juga surat rujukannya,biar di rumah sakit di Jakarta nanti kamu lebih mudah untuk memeriksakan keadaannya.
"Makasih dok."
"Ya sudah,kalau begitu saya permisi dulu."
Dokter pun pergi meninggalkan Naira dan Joana yang masih berdiri di depan pintu kamar Bintang,setelah kepergian dokter mereka masuk ke kamar dan melihat Bintang sedang duduk di atas tempat tidur sambil menggambar.Ya sejak Bintang tinggal di rumah sakit ,dia di berikan kesibukan seperti menggambar agar dia tidak bosan di rumah sakit.
"Kakak..." Ucap Bintang saat menyadari Naira masuk ke kamarnya,dia pun meletakkan buku gambar dan pensilnya di sampingnya.
"Lagi ngapain sih,serius banget kakak liatnya." Ujar Naira sambil duduk di depan Bintang sedangkan Joana berdiri di samping Naira.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 80 Episodes
Comments