Disinilah Nayra sekarang di sebuah kamar hotel,dimana kamar itu semula di peruntukkan untuk Nathan dan Cindy untuk menghabiskan malam pengantin mereka,namun kenyataan berbicara lain,ia yang tadinya membantu menghias kamar pengantin itu kini dia pula yang justru berada di kamar itu sebagai pengantin wanita.
Ya,setelah berkutat dengan pikiran dan hatinya akhirnya Nayra mau menerima tawaran yang di berikan oleh Jihan kepadanya. Saat itu Nayra menolak untuk menjadi pengganti tapi Jihan memberikannya tawaran yang sulit baginya untuk menolak,ya Jihan yang seorang dokter spesialis jantung dan juga dokter yang kini menangani Bintang mengetahui jika Bintang adalah adik Nayra dan ia tentu tahu berapa banyak biaya yang di butuhkan dalam pengobatan itu apalagi Bintang harus menjalani operasi pencangkokan jantung yang tentu memakan biaya yang sangat mahal. Jihan berjanji akan membiayai semua pengobatan Bintang hingga sembuh dan ia juga berjanji dialah yang akan turun tangan langsung dalam operasi itu. Nayra yang memang membutuhkan uang untuk membiayai pengobatan Bintang akhirnya menyetujui untuk menikah dengan Nathan dan tentu saja kesepakatan itu hanya ia dan Jihan yang tahu.
Nayra duduk di tepi tempat tidur sekarang diri,sedangkan Nathan entah kemana perginya,setelah acara pernikahan nya selesai Nathan menghilang dari hotel itu, sementara keluarga lainnya sudah pulang kerumah.
Tring.....tring....
Suara dering ponsel menyadarkan lamunan Nayra,ia lalu mencari sumber suara itu yang ternyata berasal dari tas kecil miliknya yang terletak di atas meja. Nayra lalu berjalan ke arah meja untuk mengambil ponselnya.
"Hallo..." Ucap Nayra setelah ia menjawab telfonnya.
"Nay kamu baik-baik saja?" Tanya Joana dari balik telfon,ya Joana sudah mengetahui bahkan semua karyawan yang turut hadir dalam pernikahan mereka sudah mengetahui nya.
"Iya..." Suara Nayra tercekat,ia seakan ingin berlari dan memeluk sang sahabat.
"Aku tahu perasaan mu saat ini,Nay...tapi percayalah semua ini bukanlah kebetulan ada campur tangan Tuhan dan mungkin saja kalian memang berjodoh,aku tahu ini akan berat dan pastinya pak Nathan tidak akan menerimanya dengan mudah apalagi saat ini pak Nathan sedang patah hati dan begitu kecewa pada seseorang dan mungkin saja ia tak percaya lagi yang namanya cinta tapi aku percaya kamu akan bisa menghadapi dan meluluhkan hatinya itu." Ujar Joana memberikan dukungan kepada sang sahabat.
"Na...aku titip Bintang padamu untuk beberapa hari ini,bisa kan?"
" Ya bisa dong Nay,kamu tidak usah mengkhawatirkan Bintang,aku juga sudah mampir tadi dan dia baik-baik saja,jika kondisinya semakin membaik dua Minggu lagi operasi akan di laksanakan dan semua biayanya sudah tercover." Jelas Joana,mendengar penuturan dari Joana.
Nayra tersenyum kecut mendengar nya,ia telah menjual masa depan nya tapi ia tidak menyesal karena apapun akan ia lakukan demi keselamatan sang adik.
"Baiklah Na,aku tutup dulu,besok aku kabari lagi." Tanpa menunggu jawaban Joana, Nayra lalu mengakhiri panggilannya,setelah itu ia pun berjalan masuk ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya dan mengganti pakaiannya dengan pakaian yang sudah di sediakan oleh Jihan .
Pagi harinya,Nayra terbangun agak siang hari ini ia memang tidak masuk kerja. Nayra mengucek matanya dan menatap ruangan itu dengan penglihatan yang masih sedikit kabur. Nayra menghela nafas berat saat ia tak mendapati Nathan di dalam kamar.
Tok...tok...Suara ketukan pintu dari luar membuat Nayra beranjak dari duduknya , ia sudah terlihat begitu cantik meski hanya menggunakan make up tipis saja,Nayra yang sedang memainkan ponselnya pun beranjak ke arah pintu dimana pintu di ketuk dari luar.
"Maaf nona, saya di suruh menjemput anda untuk ke rumah besar." Ucap seorang pria berpakaian serba hitam yang tak lain adalah suruhan Nathan,sedangkan Nathan pagi-pagi sekali sudah berada di kantor,ia menyibukkan dirinya yang masih menyimpan amarah dan kecewa.
Nayra hanya mengangguk sebagai jawaban ,ia lalu kembali masuk ke dalam kamar untuk mengambil tasnya,setelah di rasa sudah tak ada barang yang tertinggal ia pun berjalan keluar menemui pengawal suruhan Nathan.
Nayra tertegun saat melihat bangunan megah dan besar yang berdiri Kokok di depannya,dengan gerbang yang juga Tinggai menjulang namun tidak menutup kemewahan rumah itu.
" Selamat datang sayang...maaf kamu harus datang sendiri , Nathan pagi-pagi sekali sudah ke kantor.Mama minta maaf." Ucap nyonya Maria saat menyambut Nayra yang baru saja menginjakkan kakinya di teras yang berlantai marmer itu.
"Tidak apa-apa Ma." Ucap Nayra tersenyum tipis.
Nyonya Maria lalu membawa Nayra masuk kedalam rumah,dimana kakak dan adik perempuan Nathan sudah menunggu di ruang tamu,mereka tersenyum lebar saat melihat Nayra dan ibu mereka masuk kedalam rumah dengan raut bahagia.
"Selamat datang di rumah dan keluarga kami Nay." Sambut Jihan sembari memeluk Nayra dengan penuh bahagia.
"Selamat datang kak." Sambut Sia dan memeluk Nayra setelah Jihan melepas pelukannya kepada Nayra.
Nayra merasa bahagia karena di terima dengan tangan terbuka oleh keluarga Nathan ,tanpa memandang latar belakangnya yang berasal dari keluarga sederhana.
"Ayo,aku antar kamu ke kamar Nathan." Ajak Jihan sambil memegang tangan Nayra,ia begitu bahagia karena Nayra lah yang menjadi adik iparnya.
Jihan dan Nayra berjalan memasuki lift menuju lantai tiga, karena kamar Nathan berada di lantai tiga rumah itu.
" Terimakasih." Ucap Jihan tulus saat mereka sudah berada di dalam lift.
Nayra menoleh kearah Jihan yang berterimakasih padanya.
" Terimakasih karena sudah menyelamatkan nama baik keluarga kami." Lanjut Jihan saat ia melihat wajah Nayra dengan raut bingung.
"Terimakasih juga sudah membantu adik saya kak."
"Sekarang kita adalah keluarga, masalahmu adalah masalah kami juga,kalau kamu bisa membantu kenapa tidak,iyakan."
Nayra dan Jihan berjalan keluar dari lift saat lift sudah berhenti di lantai tiga.Jihan mengajak Nayra masuk ke kamar Nathan,namun sebelum ke kamar Nathan ,Jihan terlebih dahulu mengajak Nayra untuk berkeliling di lantai tiga. Tidak ada siapapun yang berani naik ke lantai tiga ini jika tidak ada kepentingan dan izin dari Nathan.
" ini ruang kerja Nathan." Ucap Jihan saat mereka berada di depan pintu sebuah ruangan yang berhadapan dengan kamar Nathan.Aku tidak berani membukanya lihat." Tunjuk Jihan melalui matanya . " Di setiap sudut lantai ini di lengkapi dengan cctv jadi berhati - hatilah."
Jihan lalu kembali mengajak Nayra keruangan lainnya dan kesemua ruangan itu adalah ruang privasi Nathan yang hanya Nathan yang boleh memasukinya. Setelah lelah berkeliling Jihan lalu kembali berjalan menuju kamar Nathan untuk membawa Nayra.
" Masuklah,ini kamar mu juga sekarang." Ajak Jihan sembari membuka pintu kamar dan Nayra di buat begitu kagum saat pintu kamar sudah terbuka dan menampakkan pemandangan yang ada di dalam ruangan itu,kamar yang begitu luas dan mewah,dengan di lengkapi interior yang tak kalah mewah dan pastinya begitu mahal.
Mereka berjalan masuk kamar,Nayra masih begitu tenggelam dengan kekagumannya pada kamar Nathan yang begitu rapi dan bersih.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 80 Episodes
Comments