Naira dan Natan dalam diskusi yang begitu serius,sedari tadi mereka berdiskusi mengenai pekerjaan,Raka yang sedari tadi memperhatikan bos nya itu mengernyitkan keningnya,karna ia melihat bosnya itu begitu antusias dan semangat membahas pekerjaan,padahal biasanya Natan akan memberikan tugas berbicara kepada Raka sebagai penyambung lidahnya,tapi kali ini Raka bahkan tak di beri kesempatan untuk berbicara karna Natan terus saja berbicara dengan Naira.
"Baiklah,pak saya akan menyampaikan hasil meeting kita ke atasan saya,setelah itu hasilnya akan secepatnya saya mengabari anda." Ujar Naira sambil mengumpulkan berkas-berkasnya yang ada di atas meja.
"Baiklah." Ucap Natan masih sibuk menatap layar laptopnya.
"Kalau begitu saya permisi." Naira beranjak lalu sedikit menundukkan kepalanya dan berlalu dari ruangan Natan.
"Pintar juga pihak bank itu mengirimkan karyawan yang berdedikasi tinggi,dan kelihatan nya dia cerdas dan cepat tanggap." Ujar Natan tanpa sadar memuji orang lain,Raka melongo tak percaya dengan apa yang di ucapkan oleh bosnya ,karna Natan bukanlah orang yang suka memuji orang lain,tapi kali ini sepertinya otak bosnya itu sedikit bergeser,Raka saja yang sudah bertahun-tahun bekerja dengannya tak sekalipun bos nya itu memujinya.
"Rekrut dia." Perintah Natan tak terbantahkan.
"Baik bos." Ucap Raka pasrah sambil berfikir mencari cara agar Naira mau bergabung dengan perusahaan Brawijaya corporation.
Naira begitu sibuk hari ini,ia harus mengirimkan laporan ke bank tempatnya bekerja .
"Masih kerja kamu?" Tanya Joana yang berjalan menuju mejanya."Ini sudah waktunya pulang ,sore loh ini."
"Iya bentar lagi." Ucap Naira sambil mengetik dan tatapan nya tertuju pada layar komputer yang ada di mejanya.
Joana lalu menarik kursi yang ada di depan meja Naira lalu mendudukinya sambil memainkan ponselnya menunggu Naira menyelesaikan pekerjaannya.
Sedangkan dari kejauhan dua orang pria yang tak lain adalah Natan dan Raka baru saja keluar dari lift ,saat baru saja melangkahkan kakinya keluar Natan menghentikan langkahnya dan matanya tertuju pada ruangan Naira yang terlihat masih sibuk dan di depan Naira ada seorang wanita yang ia yakini adalah salah satu dari karyawan nya.
"Kenapa masih ada karyawan yang bekerja." Ujar Natan , matanya masih tertuju ke arah ruangan Naira,Raka yang bingung dengan ucapan Natan pun ikut melihat ke arah tatapan Natan.
"Oh mungkin lembur tuan." Jawab Raka.
Natan lalu melanjutkan langkahnya tapi saat Raka ingin menuju pintu keluar Natan justru terus melangkah melewati pintu keluar,Raka yang melihatnya pun bingung dan terkejut ia pun mangikuti langkah bos nya itu,yang entah ingin kemana.
"Ini sudah jam pulang,kenapa masih bekerja?" Ucap Natan dingin saat langkahnya terhenti di depan ruangan Naira .
Naira dan Joana yang mendengar suara dingin nan datar itu seketika tersentak dan menatap ke arah sumber suara,dan mereka begitu terkejut saat melihat pemilik perusahaan tempat mereka bekerja sudah berdiri di depan pintu dengan melipat kedua tangannya di dada,dan di belakang nya terlihat Raka yang baru saja tiba.
"Pak Natan, selamat sore pak." Ucap Joana sambil berdir dari duduknya dan menyimpan ponselnya di atas meja,begitupun dengan Naira ia mengikuti Joana tapi hanya mengangguk pelan.
"Kenapa masih di sini,apa kalian tidak mengetahui aturan perusahaan ini?" Tanya Natan masih dengan ekspresi yang sama.
"Ma...maaf pak,sa...saya sedang menyelesaikan pekerjaan saya." Ucap Naira gugup karna takut melihat raut wajah Natan .
"Pulang sekarang dan bawa pekerjaan mu pulang,saya tidak ingin ada karyawan yang masih tinggal di kantor saat jam kerja selesai." Ucap Natan lalu berlalu meninggalkan ruangan Naira dan di ikuti oleh Dion.Dion semakin bingung dan terkejut karna hari ini sepertinya bosnya itu banyak bicara tidak seperti biasa nya.
"Huuuuu....untung cuman dapat kata-kata mutiara, biasanya jika ada karyawan yang masih di kantor langsung dapat SP tiga." Ujar Joana sambil mengelus dada .
Sedangkan Naira menghentikan pekerjaannya lalu mematikan layar komputer yang di gunakan nya tadi, setelah itu ia pun mengambil beberapa dokumen dan tasnya kemudian beranjak dari tempatnya dan di susul oleh Joana.
"Dia benar-benar menakutkan,untung saja dia bukan atasanku." Ucap Naira sambil berjalan keluar dari kantor.
"Dia begitu tegas,pantas saja semua karyawan takut padanya,baru berucap saja sudah membuat merinding." Tambah Joana .
Kedua wanita itu pun tiba di parkiran,Naira berdir menunggu Joana menyalakan motornya,namun beberapa kali motor itu di starter tetap saja tidak mau bunyi,hingga Joana pun menyerah dan beristirahat karna sedari tadi motor itu tidak mau menyala.
"Seperti nya si bontot ini lagi ngambek." Ujar Naira mendekati motor itu dan mencoba untuk menstarternya tapi tetap sama tidak mau menyala.
"Bagaimana ini,mana hari sudah mulai gelap,Bintang sendirian di rumah." Ucap Naira nampak begitu cemas memikirkan Bintang yang sendirian di rumah apalagi hari sudah mulai malam .
"Kita keluar saja menunggu taksi, tinggalkan saja motor ini biar besok di bawa ke bengkel saja."Ujar Joana memberi saran .
Keduanya pun keluar menuju gerbang setelah mengamankan motor mereka .
Pik....pik.....suara klakson membuat Joana dan Naira menghentikan langkahnya dan bergeser ketepi untuk memberikan jalan mobil yang ada di belakang mereka,tapi bukannya terus melaju mobil itu malah berhenti tepat di depan mereka.
"Masuk..." Perintah Natan yang berada di dalam mobil.
Naira dan Joana saling berpandangan,merasa bingung dan sedikit sungkan.
"Saya tidak suka mengulang ucapan saya." Lanjut Natan lagi saat melihat Naira dan Joana masih berdiri di tempatnya.
Tak ingin membuat sang bos marah mereka akhirnya masuk ke mobil dengan Naira yang terpaksa duduk di bagian belakang karna Joana mendahului nya membuka pintu bagian depan padahal ia ingin duduk di depan.
Mobil pun kembali melaju meninggalkan pekarangan kantor menuju jalan raya . Tidak ada yang membuka pembicaraan di dalam mobil,ke empat orang itu sepertinya sibuk dengan pikiran masing-masing,hingga mobil berhenti di depan gerbang kompleks perumahan.
Naira dan Joana pun turun dari mobil,baru saja akan mengucapkan terima kasih mobil itu sudah meluncur pergi melanjutkan perjalanan nya menuju tujuan sang bos.
"Untunglah kita dapat tumpangan gratis." Ujar Naira sambil berjalan masuk ke kompleks tempatnya tinggal.
"Dasar otak gratisan." Sembur Joana .
"Biarin,tinggal di kota itu harus pintar-pintar mengambil peluang." Ujar Naira lagi.
Saat sudah berada di depan rumah ke duanya pun berpisah menuju rumah masing-masing.
Naira mengetuk pintu,namun beberapa kali ia mengetuk pintu,Bintang tak juga membuka kan pintu untuknya,Naira pun mulai panik khawatir terjadi sesuatu pada Bintang di dalam.
"Bi....bintang buka pintunya." Panggil Naira sambil mengetuk- ngetuk pintu ,bahkan suaranya itu mulai memancing para tetangga nya yang merupakan teman-teman kantor nya.
"Ada apa Nay?" Tanya Puspa tetangga Naira yang tepat bersebelahan dengan rumahnya.
Naira menoleh ke arah Puspa yang berjalan kearah nya.
"Bintang tidak membuka pintunya,aku takut terjadi sesuatu padanya." Ucap Naira yang semakin di landa kecemasan.
Puspa yang mengetahui kondisi Bintang pun mulai panik dan memanggil teman-temannya yang lain hingga mereka semua keluar dari rumah mereka dan berkumpul di depan rumah Naira tak terkecuali dengan Joana,Joana mengelus bahu Naira untuk menenangkan nya padahal dia sendiri pun begitu cemas.
Dua orang teman pria mereka pun berinisiatif mendobrak pintu ,hanya sekali di doprak pintu pun terbuka dan dengan sedikit berlari Naira masuk mencari Bintang.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 80 Episodes
Comments