Nathan duduk di ruang kerjanya,fokusnya terus terbagi karena ucapan sang ibu selalu mengganggu pikirannya.
" Raka, keruangan ku sekarang." perintah Nathan dari balik telfon lalu menutupnya begitu saja.
Raka menghela nafas berat saat panggilan Nathan terputus begitu saja dan belum sempat ia menjawabnya.Raka lalu keluar dari ruangan nya dan berjalan menuju ruangan Nathan yang ada di sebelah ruangannya.
" Ada apa bos?" Tanya Raka saat ia sudah berada dalam ruangan Nathan.
" Kapan cuti wanita itu berakhir." Tanya Nathan,namun matanya mengarah ke layar laptop yang ada di mejanya.
Raka mengerutkan kedua alisnya mendengarkan pertanyaan dari Nathan,karena ini pertama kalinya Nathan bertanya tentang wanita itu yang sudah pasti di arahkan pada Nayra.
"Tiga hari lagi bos." Jawab Raka sembari berdiri di depan meja kerja Nathan.
"Kenapa lama sekali,suruh dia masuk besok,sudah terlalu lama dia mengambil cuti,kerjanya juga baru beberapa hari." omel Nathan.
" Anda saja yang gila kerja tuan, seharusnya anda juga cuti." Batin Raka. Ia hanya bisa mengomel di hati saja.
" Kamu mengataiku?" tanya Nathan dengan menatap wajah Raka yang terlihat terkejut karena Nathan seolah mampu membaca pikirannya
"Tidak bos." Sangkal Raka cepat sambil menggeleng.
" Keluar." Perintah Nathan dan membuat Raka seketika menghilang dari ruangan itu. Sejak Cindy meninggalkan nya di hari pernikahan mereka,emosi Nathan semakin tidak stabil,ia kini mudah marah dan banyak diam, sekali bicara lawan bicaranya di buat tak berkutik.
Sementara itu, di rumah sakit Nayra sedang menemani Bintang di kamarnya,sudah beberapa hari ini kamu kondisi Bintang mengalami kemajuan,dan ia juga mulai bisa berbicara meski terbata-bata. Anak usia tujuh tahun itu harus mengalami penderitaan dimana orang dewasa saja belum tentu bisa melewatinya dengan baik,tapi Bintangnya begitu kuat dan tegar,tak sekalipun Nayra mendengar keluhan Bintang,ia justru yang seringkali lemah dan menangis melihat kondisi adiknya itu.
"Ka....kakak ti...tidak kerja!" Tanya Bintang karena Nayra menghabiskan waktu bersamanya di rumah sakit .
" Kakak cuti,karena ingin menemani mu." Jawab Nayra pelan sembari mengelus lembut kepala Bintang yang terbaring lemah.
" Apa aku merepotkan kakak?" Bintang merasa tidak enak hati,karena selalu mengganggu pekerjaan dan waktu kakaknya itu hanya untuk merawat dan menemani nya.
Nayra menatap wajah Bintang ,ia lalu tersenyum lalu berkata." Apakah ada seorang kakak yang merasa di repotkan oleh adiknya sendiri,hemmm...kakak justru sangat senang karena bisa menjaga dan menemanimu,jadi jangan berfikiran yang aneh-aneh,kita fokus saja pada kesembuhan mu ,oke."
" Apakah aku masih bisa di sembuhkan kak?" Bintang seolah tidak mempunyai harapan untuk bisa sembuh lagi,sejak kecil hidupnya hanya di habiskan di rumah sakit,ia bahkan terpaksa sekolah homeschooling karena penyakitnya ini.
" Tentu saja bisa,setelah operasi perlahan kamu akan kembali sehat,makanya kamu harus kuat agar bisa pulih ."
Bintang hanya mengangguk sebagai jawaban meski hatinya tidak meyakini itu. Tapi demi sang kakak ia harus kuat dan terlihat baik-baik saja.
"Wah lagi ngapain nich?" Tanya seseorang yang yang tiba-tiba muncul diruangan itu. Nayra dan Bintang menoleh ke arah pintu di mana seseorang itu berdiri sembari membawa kantong plastik yang berisi beberapa buah dan cemilan.
"Na...kamu sudah pulang?" Tanya Nayra kepada Joana yang baru saja datang.
" Iya,aku langsung mampir ." Jawab Joana sambil berjalan mendekati tempat tidur Bintang dan meletakkan kantong plastik berwarna putih bermerek salah satu supermarket itu.
" Gimana kabarnya sayang." Tanya Joana menatap wajah Bintang yang terlihat pucat.
" Baik kak." Jawab Bintang lemah namun di iringi senyum yang manis membuat Joana dan Nayra tersenyum melihatnya.
" Baiklah,kamu istirahat ya,kakak mau bicara dengan kak Joana dulu." Ucap Nayra sembari merapikan selimut Bintang yang menutupi tubuh mungilnya.
Setelah Bintang terlelap Nayra dan Joana melangkah ke sofa,mereka lalu duduk di sofa yang saling berhadapan.
" Jadi kapan operasinya bisa di lakukan, Nay?" Tanya Joana saat mereka sudah duduk di sofa.
" Seminggu atau dua Minggu lagi,jika kondisi Bintang sudah stabil operasi akan di lakukan secepat mungkin." Ucap Nayra lemah,pikirannya terasa penuh, kini ia pun tidak punya waktu leluasa lagi setelah menikah dengan Nathan dan Bintang belum mengetahui jika sang kakak kini telah menikah .
" Aku akan mengatur waktu untuk mengurus Bintang dan tanggung jawabku sebagai istri."
"Jangan khawatirkan Bintang ,aku akan selalu menjaganya, Nay."
" Aku tidak tahu bagaimana jadinya jika kami tidak ada bersama kami,Na." Nayra lalu menatap wajah sahabatnya itu, sahabat yang selalu menemani suka dukanya .
" Oh ..ya Nay,kapan cutimu akan berakhir?"
" Tiga hari lagi,karena itu aku harus memanfaatkan nya bersama Bintang." Nayra lalu membuka kantong plastik yang di bawa eh Joana tadi,perutnya sudah begitu lapar , karena hanya pagi tadi ia mengisi perutnya .
Nayra dan Joana lalu memakan nasi bungkus yang di beli oleh Joana .
Sementara itu dirumah,Nathan terlihat kesal. karena tidak mendapati Nayra di rumah.
" Apa saja yang dilakukan nya hingga menjelang malam belum juga kembali?" Ujar Nathan kesal karena saat ia pulang kerumah ia tidak menemukan Nayra ,dan hanya mendapatkan laporan dari asisten rumah tangganya jika wanita yang kini berstatus sebagai istrinya itu belum juga kembali sejak keluar rumah tadi pagi.
" Tenanglah,sayang ....Nayra pasti ada kepentingan yang tidak bisa di tinggalkannya." Ucap sang ibu menenangkan Nathan yang terlihat kesal.
"Lihatlah kelakuan wanita yang mama banggakan itu,baru beberapa hari jadi menantu dia sudah keluyuran diluar sana." Nathan lalu berjalan masuk ke lift untuk mengantarkan nya ke kamarnya yang ada di lantai tiga .
Tidak berselang lama,ketika Nathan naik,Nayra dan Jihan masuk ke rumah bersama -sama.
" Kenapa baru pulang ,Nathan dari tadi marah-marah karena tidak melihatmu ada dirumah." ujar sang mertua ketika melihat Nayra dan Jihan masuk kerumah.
Kedua nya pun menghentikan langkah mereka dan menatap sang ibu.
" Nathan sudah pulang?" Tanya Jihan heran,pasalnya selama ini Nathan akan pulang kerumah jika semua penghuni rumah sudah larut dalam mimpi,dan hari ini Nathan pulang di saat jam baru menunjukkan setengah tujuh malam. Sesuatu yang luar biasa pikir Jihan.
" Iya,baru saja naik ke kamarnya, setalah melampiaskan amarahnya karena Nayra belum juga pulang kerumah." Ucap nyonya Maria sambil melirik ke arah Nayra yang berdiri di samping Jihan.
" Maaf Ma ". Ucap Nayra menunduk, ia merasa bersalah karena sebagai seorang istri dan menantu seharusnya ia berada di rumah sebelum suaminya pulang kerja,tapi hari ini suaminya justru lebih dulu berada di rumah daripada dirinya.
" Tadi ada urgent di rumah sakit jadi Nayra tidak bisa pulang cepat Ma." jelas Jihan karena sedari tadi Nayra dan Jihan berada di rumah sakit . Kondisi Bintang tiba-tiba kembali menurun setelah beberapa hari ini sudah stabil.
" Tidak apa-apa,naiklah temui dia jangan sampai dia mengamuk di atas." Ujar nyonya Maria,ia paham betul keadaan Nayra saat ini , dimana dia harus membagi waktunya antara adik dan keluarga barunya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 80 Episodes
Comments