Episode 16

Nayra berjalan sambil menunduk,ia berjalan sambil berfikir apa yang harus ia katakan pada bos dan keluarga nya itu,mereka pasti akan sangat kecewa dan malu apalagi pernikahan itu kini berada di depan mata,hanya tinggal menunggu mempelai wanita yang entah kemana perginya.

"Dimana Cindy,Nay?" Tanya Jihan kakak Nathan,ia melihat ke arah pintu namun tak ada siapa pun yang datang menyusul dari belakang.

Nayra semakin menunduk,tidak berani menatap wajah keluarga bosnya itu yang kini berdiri di depan nya.

" Mungkin masih di dalam mobil,Nat...kamu jemput calon istrimu." Perintah nyonya Maria sembari menoleh ke arah Nathan yang sudah bersiap sedari tadi dengan menggunakan setelan jas pengantin berwarna silver.

"No....nona..." Nayra rasanya tak sanggup melanjutkan ucapan nya,ia lalu menatap ke arah Nathan yang sedang berjalan kearahnya.

"Ada apa?" Tanya Jihan yang mulai gelisah dan cemas

Nayra menggeleng pelan, ingin rasanya ia menghilang saja detik itu juga agar ia tak di tanya-tanya oleh keluarga bosnya itu,tapi apalah daya ia hanya lah seorang asisten yang bekerja di bawah perintah.

"Katakan dimana Cindy?" Bentak Nathan saat ia sudah berdiri di hadapan Nayra,mendengar suara bentakan semua orang yang berada di ruangan itu terlonjak kaget, mereka paham betul seperti apa Nathan jika ia sudah di kuasai amarah dan hari ini monster dalam dirinya mulai nampak ketika ia bertanya pada Nayra dengan suara bentakan.

" Nona Cindy tidak ada di apartemen nya pak." Ucap Nayra masih dengan tertunduk dengan perasaan takut .

Kilatan amarah tergambar jelas di wajah Nathan hingga memerah,tangannya mengepal kuat menahan amarah yang begitu besar.

"Apa maksudmu?" Tanya Nathan dengan penuh tekanan,ia menatap wajah Nayra yang tertunduk dengan tatapan begitu tajam.

Nayra lalu memberanikan diri,ia mengangkat wajahnya dan menatap wajah Nathan yang begitu dengan wajahnya,sejenak mereka saling menatap. Nayra lalu menceritakan saat ia tiba di apartemen Cindy lalu memencet bel apartemen Cindy berkali-kali namun tak ada yang membukakannya pintu,hingga akhirnya ia memutuskan untuk meminta bantuan pada dua orang security karena takut terjadi sesuatu pada Cindy didalam ,namun pintu terbuka ia menemukan apartemen itu sudah kosong dan seluruh pakaian Cindy yang ada dalam lemari sudah tidak ada.

Mendengar cerita dari Nayra,semua orang yang ada dalam ruangan itu syok tak percaya,nyonya Maria ibu dari Nathan bahkan terkulai lemas ke lantai saat ia mendengar semua cerita Nayra. Raka yang berada di ruangan itu tanpa menunggu perintah langsung beranjak pergi ke apartemen Cindy untuk memastikan nya.

"Cindy..." Gumam Nathan penuh amarah,ia lalu meninggalkan Nayra yang masih berdiri di tempatnya. Nathan memukul -mukul dinding untuk melampiaskan amarah yang sudah memuncak itu.

"Nathan apa yang kamu lakukan?" jerit Jihan sembari berlari kecil mendekati Nathan yang memukul -mukul dinding hingga tangannya mengucurkan darah.

" Sudah, tenanglah...mungkin Cindy sedang keluar sebentar,tidak mungkin dia larikan? bukankah dia sendiri yang menginginkan pernikahan ini." Ucap Jihan menenangkan Nathan ia lalu membawa Nathan ke kursi dan mendudukkannya,amarah belum juga reda .

"Minumlah." Jihan memberikan segelas air putih untuk Nathan yang di bawa oleh Sia.

"Raka sudah ke apartemen untuk memastikannya." Lanjut Jihan lagi sembari menepuk lembut pundak adik laki-laki nya itu.

" Apa yang mau di pastikan kak,bukankah Nayra sudah menjelaskan semuanya, barang-barangnya tidak itu artinya dia sengaja pergi, brengsek beraninya dia."

Jihan menghela nafas berat, ia tak lagi menjawab ucapan Nathan karena jika ia menjawabnya Nathan akan semakin marah.

" Maaf pak Bu, penghulu sudah menunggu di luar dan juga para tamu mulai berdatangan." Ucap seorang pelayan yang baru saja masuk ke ruangan dimana Nathan dan keluarganya berada.

" iya.." Hanya itu yang mampu di jawab oleh Jihan,karena ia pun tak tahu harus berbuat apa .

"Pernikahan ini harus terjadi,kalau tidak nama baik keluarga dan juga Nathan bisa rusak,dan yang terpenting jika pernikahan ini di batalkan musuh-musuhmu akan mengambil kesempatan ini untuk menghancurkan mu." Ujar Jihan,ia tahu betul resiko apa yang akan Nathan dan keluarganya hadapi jika pernikahan ini di batalkan.

" Maksudmu?" Tanya nyonya Maria setelah ia merasa lebih baik.

Jihan berjalan ke arah ibunya dan duduk di samping sang ibu.

" Nathan harus menikah hari ini juga,di tempat yang sama dan di waktu yang telah di tentukan." Jelas Jihan sembari menatap ke arah Nathan yang masih duduk terdiam.

"Mau menikah dengan siapa kak,bukankah mempelainya sudah kabur." Ucap Nathan masih kesal, kilatan amarah masih begitu kentara di mata dan wajahnya.

Jihan terdiam memikirkan jalan keluar untuk masalah ini,ia lalu menoleh kanan kiri hingga matanya tanpa sengaja melihat Nayra yang masih berdiri di tempatnya dengan tertunduk,sebuah senyum terbit di bibir Jihan saat ia melihat Jihan.

"Aku ada solusinya." Ujar Jihan dan membuat semua orang yang ada di ruangan itu menoleh ke arahnya.

" Apa?" Tanya nyonya Maria ada sedikit rasa lega di hatinya.

Jihan lalu berjalan menghampiri Nayra yang kebingungan karena semua mata mengarah padanya.

"Dia....". Ucap Jihan sembari melingkar kan tangan nya di pundak Nayra.

Nayra mengerutkan kedua alisnya,bingung dengan ucapan Jihan yang menunjuk dirinya sebagai solusi dari masalah yang tengah di hadapi sang bos .

" Apa maksud kakak,jangan mengatakan kalau..."

"Ya, seperti yang ada dalam pikiran mu." Jelas Jihan saat Nathan tak melanjutkan ucapannya karena sudah menangkap maksud dari kakaknya itu.

" Gila kamu kak,itu tidak akan terjadi."

"itu akan terjadi dan harus terjadi." tegas Jihan .

"Tapi..." Nathan tidak setuju akan keinginan kakak nya itu,sedangkan Nayra yang sedari tadi hanya diam bingung mendengarkan perdebatan antara kakak beradik itu.

"Ya ,mama pikir apa yang di katakan Jihan benar,Nat,kamu harus menikah demi nama baik mu dan keluarga kita,ayahmu membangun bisnis ini dan menjaga nama baik dan kehormatan keluarga penuh dengan pengorbanan,mama tidak ingin semua pengorbanan papamu hancur hanya karena wanita itu." Kebencian dalam diri nyonya Maria mulai tumbuh untuk Cindy,padahal sebelumnya ia begitu menyayangi wanita pujaan putranya itu.

"Terserah kalian saja." Tak ingin berdebat lebih lama lagi Nathan akhirnya setuju saja,meski di hatinya menolak keras dan ras cinta perlahan menghilang dari hatinya,ia mulai membenci cinta dan wanita karena sudah berkali-kali ia di kecewakan oleh Cindy dan hari ini adalah puncaknya.

" Nay,maukah kamu membantu kami...kami akan sangat berutang Budi padamu,tapi hari ini hanya kamu yang bisa menyelamatkan keluarga kami." Ujar Jihan sambil memegang kedua tangan Nayra,berharap wanita itu mau membantu mereka.

"Aku akan membantu sebisa saya nyonya,apa yang bisa saya lakukan?" Ucap Nayra polos,ia belum begitu paham arah pembicaraan keluarga itu .

"Menikahlah dengan Nathan."

Bak disambar petir,Nayra seakan tak lagi berpijak di bumi ketika mendengar permintaan dari kakak bosnya itu.

"Saya...?" Ucap Nayra menunjuk dirinya sendiri.

Jihan mengangguk pelan sebagai jawaban.

,,,,

Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!