Perlahan Nayra membuka matanya, pandangannya masih terlihat kabur karena pingsan terlalu lama,ia lalu berusaha untuk bangun dari tidurnya,matanya menyapu ke seluruh ruangan , kedua alisnya berkerut menatap bingung .
"Aku dimana ini?" Gumam Nayra sambil memegang sebelah kepalanya yang masih sedikit pusing. Perlahan-lahan ingatan Nayra kembali ke beberapa saat sebelum ia berada di tempat ini.
"Oh...ya Tuhan tadi aku ada di ballroom hotel,kenapa sekarang aku disini sih?" Nayra lalu mengambil tasnya yang terletak di atas meja samping tempat tidur.
"Sudah malam,aku harus pulang sekarang." Nayra lalu memasukkan kembali ponselnya kedalam tas kecil miliknya setelah ia melihat jam di layar ponselnya. Baru saja akan beranjak dari tempatnya, seseorang tiba-tiba membuka pintu sambil membawa nampan berisi makanan dan minuman.
"Makanlah." Ujar Nathan sembari meletakkan nampan di atas meja samping tempat tidur.
"Saya tidak lapar pak,saya harus pulang ini sudah malam. "Tolak Nayra lemas.
Nathan menatap tajam ke arah Nayra sembari mengambil nampan yang berisi makanan, ia lalu meletakkannya di depan Nayra lalu mengambil sendok dan mengisi makanan,setelah itu Nathan mengangkat sendok berisi makanan ke arah mulut Nayra.
"Buka..." Perintah Nathan saat melihat Nayra masih diam tak bereaksi.
Melihat tatapan tajam Nathan padanya membuat mau tak mau Nayra membuka mulutnya dan Nathan pun menyuapi Nayra dengan pelan.
"Saya bisa sendiri pak. " Ujar Nayra saat ia melihat Nathan Kembali mengisi sendok nya makanan.
"Kamu bisa diam tidak. " Kesal Nathan karena sedari tadi Nayra terus saja berbicara.
Nayra terdiam dan hanya mengikuti kemauan sang bos untuk menyuapinya hingga piring yang berisi makanan itu habis tak bersisa.
"Bersiaplah,aku akan mengantarmu ke rumah mu." Ujar Nathan lagi sembari meletakkan kembali piring kosong itu di atas meja. Tanpa menjawab ucapan Nathan Nayra pun bergegas lalu beranjak dari tempatnya ,sedangkan Nathan sudah berada di luar menunggu Nayra.
"Ayo." Ajak Nathan sembari berjalan mendahului Nayra yang sudah keluar dari kamar hotel,mereka pun berjalan keluar menuju lift untuk mengantarkan mereka ke lantai dasar.
Nathan masuk ke dalam mobil di bagian kemudi,kemudian Nayra membuka pintu belakang dan masuk kedalam. Nathan menghela nafas berat saat melihat Nayra duduk di kursi bagian belakang.
"Apa aku ini sopir mu?" Ucap Nathan menahan kesal dan membuat Nayra tertunduk.
"Pindah ke depan." Perintah Nathan .
"Maaf pak." Nayra lalu kembali membuka pintu dan pindah di depan di samping Nathan.
Setelah keduanya berada didalam mobil ,Nathan pun melajukan mobilnya kearah rumah Nayra,ia tidak perlu bertanya lagi alamat Nayra karena ia sudah tahu kompleks karyawannya itu.
Tak menunggu lama, mereka pun tiba di depan gerbang kompleks khusus karyawannya itu. Nayra lalu membuka pintu dan keluar dari mobil.
"Makasih pak." Ujar Nayra saat ia sudah berada di luar dan berdiri di samping mobil Nathan.
Tanpa menjawab Nathan langsung melajukan mobilnya , dan meninggalkan Nayra yang masih berdiri di depan gerbang kompleks itu.
Di Apartemen miliknya , Cindy terlihat begitu frustasi, bagaimana tidak tinggal tiga hari lagi ia dan Nathan akan melangsungkan pernikahan mereka , sedangkan saat ini dirinya tengah mengandung benih pria lain.
"Bagaimana ini,apa yang harus aku lakukan?" Gumam Cindy cemas dan khawatir,setelah berbagai cara dilakukan untuk membujuk Nathan agar kembali ke pelukannya dan saat itu berhasil,hingga pernikahan mereka kini di depan mata,ia justru di kejutkan dengan kabar yang tak pernah ia harapkan.
"Aahhhhhhhh.......kenapa kamu harus hadir di saat seperti ini." Teriak Cindy frustasi sambil memukul -mukul perutnya yang masih terlihat rata itu .
"Tidak.....aku tidak boleh melepaskan Nathan,aku begitu mencintainya tapi jika Nathan mengetahui kehamilanku ini dia pasti akan sangat marah dan akan mengakhiri hubungan kami,dan aku tidak mau itu. Aku harus mencari cara ."
Disaat Cindy tenggelam mencari jalan keluar akan permasalahan nya,dilain sisi Nathan tengah tersenyum bahagia karena impiannya untuk menikah dengan wanita yang di cintainya kini terwujud, setelah berkali-kali mendapat penolakan dari sang kekasih .
Disaat Nathan tengah berbahagia,Cindy yang sedang bergelut mencari jalan keluar akan masalah nya, kini Nayra justru di hadapkan pada sebuah pilihan antara menyelamatkan Bintang dengan cara pencangkokan jantung atau membiarkan Bintang pasrah begitu saja menerima nasibnya.
Malam berganti siang, dan hari ini pernikahan yang di nanti-nantikan oleh Nathan itu pun tiba,semua keluarga sudah bersiap menuju hotel tempat akad dan resepsi akan di laksanakan .
Senyum sumringah tak lepas dari bibir Nathan sepanjang perjalanan menuju hotel,Raka yang melihat sang bos tersenyum bahagia membuatnya pun ikut bahagia, setelah sekian lama akhirnya senyum itu kembali terbit di bibir sang bos.
Sedangkan ibu dan kedua saudara perempuan nya berada di mobil lain mereka juga terlihat begitu bahagia akan kebahagiaan Nathan.
Sedangkan Nayra di tugaskan oleh Nathan untuk menjemput Cindy di apartemen nya untuk membawanya ke salon dan setelah itu mereka akan ke hotel tempat acara pernikahan akan di laksanakan.
Nayra berjalan masuk ke dalam gedung apartemen milik Cindy, Nayra lalu memencet bel saat ia sudah berada di depan pintu apartemen Cindy. Namun berkali-kali ia memencet bel tak ada tanda-tanda pintu akan di buka,Seketika Nayra pun berubah jadi cemas dan khawatir takut terjadi sesuatu yang tak di inginkan didalam sana. Tanpa menunggu lama Nayra lalu berlari memanggil security yang berjaga di apartemen itu.
Saat mendengar penjelasan dari Nayra kedua security yang berjaga pun berjalan mengikuti Nayra setelah sebelumnya mereka mengambil kunci manual apartemen milik Cindy.
Mata Nayra terbelalak tak percaya saat ia melihat ruangan apartemen milik Cindy itu kosong seolah tak ada tanda-tanda orang didalam.Dengan cemas Nayra berlari masuk ke kamar namun ia semakin di buat terkejut saat matanya mengarah ke arah lemari pakaian yang terbuka dan sudah kosong.
Nayra berjalan cepat untuk memastikan keadaan di dalam kamar ,semoga saja tidak seperti yang di dipikirkannya. Namun Cindy tak terlihat setelah di dalam sana,setelah memastikan Cindy tak ada di apartemen miliknya,Nayra terkulai lemas di lantai , ia tak tahu harus mengatakan apa pada sang bos, apa yang harus ia katakan sementara tak ada pesan yang di tinggalkan oleh Cindy di tempat itu.
Dengan terkulai lemah,Nayra keluar dari apartemen itu setelah security menyuruhnya untuk keluar karena penghuni apartemen tidak ada di tempat.
" Dimana mereka sekarang, kenapa sampai sekarang mereka belum datang juga." Omel Nathan karena baik Cindy atau pun Nayra belum menampakkan batang hidung mereka ,sedangkan waktu akad nikah sebentar lagi akan di mulai.
"Sabarlah,sayang mereka pasti sedang dalam perjalanan sekarang." Ucap ibu Nathan menenangkan sang putra meski hatinya pun diliputi rasa cemas dan khawatir.
"Itu Nayra." Seru Sia adik Nathan,ia dan Nayra memang sudah saling mengenal karena Nayra lah yang membimbingnya selama magang di kantor.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 80 Episodes
Comments