Keesokan harinya Naira sedang bersiap untuk berangkat kerja,ia berangkat dari rumah sakit karna Joana sudah membawakan nya setelan baju kerjanya serta tas kantornya.
Naira menghentikan langkahnya saat akan membuka pintu ruangan Bintang ,ia lalu berjalan menghampiri sang adik yang masih terbaring lemah.
"Kakak berangkat dulu,kamu jaga diri ya,kalau butuh sesuatu tekan tombol ini, perawat akan datang membantumu." Ucap Naira sambil menunjukkan tombol yang terletak di dinding tepat di atas kepala Bintang.
"Iya kak."
"Baiklah,kakak berangkat ya." Naira lalu mencium kening Bintang dengan penuh sayang.
Naira tiba di kantor bertepatan dengan sebuah mobil mewah berwarna hitam yang tak lain adalah mobil Natan.Menyadari sang pemilik perusahaan baru tiba di kantor Naira pun mengurungkan dirinya untuk melangkah terlebih dahulu,ia berdiri tepat di samping mobil Natan yang terparkir di dekatnya karna posisi Naira saat ini berada di parkiran .
" Selamat pagi pak." Sapa Naira sambil menundukkan sedikit kepalanya sebagai tanda penghormatan untuk sang pemilik perusahaan,meski Naira bukanlah karyawan di perusahaan itu tapi posisinya di tempat kan di perusahaan itu sebagai perwakilan Bank yang bekerja sama dengan perusahaan Natan.
Sejenak Natan menghentikan langkahnya saat baru saja keluar dari mobil dan memandng Naira yang masih berdiri di dekatnya,sedangkan Riki hanya tersenyum ramhaenbut sapaan dari Naira, sedangkan Natan tak sekalipun tersenyum padanya bahkan ia hanya memasang wajah dingin dan datar di depan Naira.
Natan wlalu berjalan begitu saja meninggalkan Naira yang masih berdiri menahan kesal karna sapaannya di balasdingin oleh sang Presdir.
"Huuuu dasar gunung es." Gerutu Naira lalu berjalan menuju pintu masuk gedung kantor tempatnya bekerja.
"Nay,di panggil pak Raka ke ruangannya." ucap salah satu karyawan wanita saat Naira baru saj tib di ruangannya.
"Baiklah." Ucap Naira tapi hatinya bertanya -tanya alasan dirinya di panggil oleh orang nomor dua di perusahaan itu.
Tanpa mengulur waktu Naira pun berjalanenuju ruangan Raka yang berada di lantai paling atas satu lantai dengan sang pemilik perusahaan.
"Masuk." Ucap Raka saat ia mendengar suara ketukan di balik pintu ruangannya.
Nair membuka pintu secara perlahan dan menyembulkan sedikit wajahnya di pintu.
"Masuk, ngapain ngintip di situ." Ujar Raka saatenyadari kedatangan Naira yang masih berdiri di luar dan hanya wajahnya saja yang ia perlihatkan.
Naira yang tertangkap basah pun hanya tersenyum kikuk sambil membuka pintu lebar dan masuk kedalam ruangan yang itu.
"Maaf pak anda memanggil saya." Tanya Naira saat sudah berdiri di depan meja kerja Raka.
"Iya,duduklah." Raka mempersilahkan Naira untuk duduk di kursi yang memang sudah di persiapkan di depan mejanya.
Naira lalu menarik kursi dan duduk di atasnya.
"Saya ada penawaran untuk mu." Ujar Raka to the point ,ia lalu mengambil sebuah map berwarna hijau yang berada di laci meja kerjanya lalu meletakkan nya di depan Naira.
"Buka dan bacalah baik-baik setelah itu tanda tangani."Lanjut Raka lagi.
Naira mengerutkan kedua alisnya tak mengerti akan arah pembicaraan Raka tapi tangannya membuka lembaran kertas yang di sodorkan padanya.Naira membacanya dengan seksama, sesekali alisnya mengerut membaca tulisan yang tertera di lembaran kertas itu
"Surat kontrak ?" Tanya Naira bingung sambil menatap Raka yang duduk di hadapannya."Tapi saya merasa tidak pernah memasukkan lamaran pekerjaan di perusahaan ini."
"Iya,kami menawarkan pada anda pekerjaan ini,karna pak Natan membutuhkan seorang asisten pribadi dan saya rasa anda cocok dengan pekerjaan ini." Jelas Raka dengan senyum ramahnya.
"Tapi maaf pak,saya..."
"Perusahaan akan memberikan gaji tiga kali lipat dari gaji mu di bank tempat mu bekerja,dan juga beberapa fasilitas lainnya." Potong Raka.
"Tapi saya tidak sedang membutuhkan pekerjaan dan saya sudah nyaman dengan pekerjaan saya saat ini,meskipun gajinya kecil." Ucap Naira,ia nampak kesal saat Raka membahas masalah gaji pada nya, awalnya ia ingin berfikir untuk mempertimbangkan nya tapi kini ia berubah dan tak ingin terlibat dalam satu pekerjaan dengan Natan apalagi mengingat sikap sombong sang pemilik perusahaan itu.
"Tidak ingin mempertimbangkannya dulu?" Tawar Raka.
"Maaf pak,saya belum tertarik dan juga saya tidk punya pengalaman seorang asisten."Tolak Naira lembut.Ia memang tak pernah memiliki pengalaman sebagai seorang asisten pribadi,apalagi menjadi asisten asisten pribadi seorang Natan ,presdir muda yang sukses dan juga begitu sombong dan dingin.
Raka menatap Naira tak percaya,ia tak percaya dengan apa yang di dengarnya, seorang pegawai bank biasa baru saja m nolak tawaran dari perusahaan terkemuka ini.
"Maaf pak,kalau sudah tidak ada lagi saya permisi." Naira lalu beranjak dari duduknya dan melangkah keluar meninggalkan ruangan Raka, Sementara itu Raka yang masih berperang dengan pikirannya sendiri tak menyadari jika Naira sudah tak lagi di ruangan nya.
"Sebaiknya ka...." Raka tak melanjutkan ucapannya karna orang yang di ajaknya berbicara sudah tak ada lagi.
"Kemana wanita itu,kalau Natan tahu jika tawarannya di tolak,bisa jadi perang dunia ke tiga ini." Gumam Raka.
"Apa yang perang dunia ke tiga?" Raka terlonjak ketika tiba-tiba mendengar suara yang begitu sangat di kenalnya.
"Eeeehhh,tidak apa-apa bos." Ucap Raka sambil mengelus belakang lehernya, rasa-rasanya tiba -tiba saja dia merasa ada hawa negatif yang berada di ruangan nya.
"Bagaimana ?" Tanya Natan sambil duduk di kursi depan meja kerja Raka.
"Apanya yang bagaimana bos?" Tanya Raka balik pura-pura tidak paham.
"Ci...jangan sok polos kamu,katakan." Natan lalu mengambil sebuah dokumen yang terletak di atas meja Raka.
"Mampu." Lirih Raka saat melihat Natanulai membuka dokumen yang tadi di berikan pada Naira.
"Apa ini ?" Ucap Natan saat matanya tak melihat tanda tangan Naira di dokumen itu.
"Eemmmm itu bos,dia...dia menolak tawaran kerja dari kita." Jelas Natan pelan,bulu kuduknya tiba-tiba merinding saat tatapan tajam Natan mengarah padanya.
"Menolak katamu, bagaimana bisa?" Ucap Natan menahan kesal, Karna selama ini tak ada yang bisa menolak keinginannya.
"Semua orang berlomba-lomba untuk bisa bekerja di perusahaan ini ,bahkan mereka melakukan apa saja agar bisa di terima di perusahaan tapi dia menolak. Ini tidak benar." Natan lalu berdiri dari duduknya dengan wajah yang kesal,dia merasa harga dirinya sudh di injak-injak oleh Naira,wanita yang berani menolak tawaran nya.
Sedangkan Raka hanya terdiam saat melihat Natan meninggalkan ruangannya.
" "Suruh dia keruanganku sekarang juga." Perintah Natan lalu melanjutkan langkahnya keluar dari ruangan Raka dengan menahan kesal.
"Wanita itu benar-benar merepotkan ku,dia sudah membangunkan singa yang sedang tidur." Lirih Raka saat Natan sudah tidak ada lagi di ruangan nya .
"Suruh nona Naira ke ruangan bos sekarang." Perintah Raka kepada sekertaris Natan melalui sambungan telfon .
"Berani-beraninya wanita itu menolak tawaran kerja dari ku,bahkan dia tidak mempertimbangkannya,dia langsung menolaknya, keterlaluan." Kesal Natan di dalam ruangan nya sambil mondar-mandir di di ruangan nya.Hatinya begitu panas dan kesal saat ada seseorang yang berani menolak nya karna ini kali pertama dalam hidupnya menerima penolakan dari seseorang.Bahkan orang adalah wanita asing yang tak di kenalnya.
"A
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 80 Episodes
Comments