Episode 11

"Sayang..." Sapa Cindy saat ia melihat Nathan menuruni tangga dan berjalan menghampiri nya di sofa ruang tamu.

"Sudah puas kamu jalan-jalannya." Tanya Nathan dingin. Ia terlihat kesal melihat kedatangan Cindy di rumahnya.

"Kamu masih marah sama aku?" Ucap Cindy sembari bergelayut manja di lengan Nathan. Mereka memang sudah berpacaran tiga tahun terakhir ini,tapi hubungan mereka mulai merenggang sejak setahun belakangan ini,Tepat nya sejak Cindy memutuskan untuk berkarir di dunia modeling,apa lagi karirnya kini semakin bersinar didalam dan luar negeri,ia selalu di pakai untuk berbagai macam produk sebagi bintang modelnya dan tentunya dengan bayaran yang fantastik.

Sayang maaf,aku tidak bermaksud mengacuhkanmu tapi aku begitu sibuk dengan pekerjaan ku,kamu tahu aku langsung menemui saat aku baru tiba tadi dan ingin memberikanmu kejutan." Cindy lalu membawa Nathan ke sofa sambil mencium pipinya. Tapi entah mengapa Nathan terlihat biasa saja,bahkan ia merasa risih dengan perlakuan Cindy padanya yang terus menyisirnya.

"Aku Ayo kita keluar sayang, sudah lama kita tidak pergi bersama." Ajak Cindy masih memyosor tubuh Nathan.

"Aku lelah dan ingin istirahat ,lain kali saja." Tolak Nathan sembari melepaskan tubuhnya dari tubuh Cindy yang mulai menindihnya.

Cindy nampak kesal setelah Nathan menolaknya mentah-mentah padahal dulu Nathan lah yang selalu ingin dekat dengannya dan mencumbunya tapi hari ini Cindy melihat Nathan bukanlah Nathan yang dulu lagi. Kekasihnya kini telah berubah padanya.

"Apa kamu marah padaku,aku hanya ingineraih impianku,apa itu salah." Seru Cindy berteriak saat Nathan berjalan meninggalkannya.

Nathan menghentikan langkahnya,ia lalu menoleh ke arah Cindy lalu kembali melanjutkan langkahnya menaiki anak tangga meninggalkan Cindy seorang diri di ruang tamu dengan menahan amarah karena Nathan telah mengacuhkannya.

"Aku tidak akan membiarkan mu lepas dari genggaman ku ,Nat. Aku pastikan kamu akan kembali padaku dan tunduk dalam genggaman ku." Bathin Cindy sambil menatap punggung Nathan yang perlahan menghilang dari Jangkauannya. Ia lalu beranjak keluar dari rumah Ramon dan berjalan ke arah mobilnya yang terparkir di halaman rumah Ramon..

Hari ini Nayra menunggu hasil pemeriksaan Bintang dari dokter,ia terduduk di sofa yang berada didalam ruangan Bintang. Naura mendongak ke menatap langit-langit kamar inap Bintang denganata berkaca-kaca,fikirannya begitu kacau,sudah beberapa hari ini ia tidak melakukan apapun,ia juga sudah memasukkan lamanya ke beberapa perusahaan tapi hingga hari ini tak satu pun panggilan interview untuknya.

"Nona anda di panggil dokter keruangannya." Seru seorang perawat wanita yang masuk ke kamar perawatan Bintang.

"Baik sus,tolong jaga adik Saya." Ucap Nayra sambil beranjak dari duduknya dan berjalan keluar menuju ruangan dokter yang merawat Bintang.

"Masuklah,nona Nayra." Ucap dokter wanita itu saat melihat Nayra berdiri di ambang pintu.

"Silahkan duduk."

Nayra lalu menarik kursi yang ada di depan meja kerja dokter wanita itu.

"Apa ada masalah dok?" Tanya Nayra to the point.

"Iya,Jantung Bintang sudah begitu lemah,kita harus melakukan pencangkokan jantung untuk menyelamatkan nya." Jelas dokter itu pelan.

"Semua sudah siap,pendonornya pun sudah ada, tinggal menunggu persetujuan anda saja."

"Berapa biayanya dok?"

dua ratus hingga tiga ratus juta ."

Mendengar ucapan dokter membuat Nayra syok mendengar biaya untuk operasi Bintang.

Untuk lebih jelasnya , anda bisa mengeceknya di bagian administrasi." lanjut dokter itu lagi.

"Baik dok." Nayra lalu beranjak dengan hati bercampur aduk,ingin rasanya ia berteriak dan berlari tapi kemana ia harus berlari,adiknya kini berada dalam hidup dan mati.

"Nay,kamu kenapa?" Tanya Joana saat melihat Nayra masuk ke dalam kamar perawatan Bintang dengan lemas dan seakan kehilangan semangat hidupnya.

Nayra duduk di sofa sembari manatap Bintang yang tengah terbaring setelah meminum obat.

"Ada apa Nay?" Tanya Joana lagi , ia lalu duduk di sisi Nayra sambil memegang pundak Nayra.

"Bintang harus segera dioperasi secepat mungkin,jantungnya semakin melemah." Lirih Nayra dengan mata berkaca-kaca.

"Aku tidak tahu harus mencari kemana untuk biaya operasinya,biayanya sangat banyak dimana aku akan mendapatkan nya dalam waktu cepat,aku bahkan sudah tidak bekerja lagi untuk bisa mengajukan pinjaman ke bank."

"Aku bingung,harus mencari kemana."

"Kita akan mengusahakan nya, Nay....aku akan mencoba meminta pinjaman di kantorku." Ucap Joana tulus,ia tidak akan membiarkan Nayra berada dalam kesulitan sendirian.

"Tidak,jangan ...aku akan berusaha sendiri,aku tidak ingin membuatmu ikut memikirkannya ."

"Apa yang kamu katakan,kita sahabat kan jadi kita harus menghadapi nya bersama,kita tidak bisa membiarkan Bintang menunggu terlalu lama.".

"Sampai hari ini pun tak ada satu pun panggilan interview untukku." Nayra terlihat begitu tidak bersemangat,beban fikirannya begitu banyak hingga membuat nya tak mampu lagi untuk berdiri. Ia lalu menyandarkan tubuhnya di sandaran sofa sambil memejamkan matanya,berharap ada yang jalan keluar untuk permasalahan ini. Joana pun mengikuti hal yang sama.

"Sehari sebelum aku di pecat,aku mendapatkan tawaran kerja dari perusahaan tempat mu bekerja dan penawaran itu langsung dari pak Nathan." Ujar Nayra sambil memejamkan matanya.

Joana membuka matanya dan menatap Nayra dengan seksama.

"Pak Nathan menawarkan mu pekerjaan?" Tanya Joana meyakinkan,ia memperbaiki posisi duduknya dan menatap Nayra dengan seksama.

Nayra mengangguk sebagai jawaban, matanya masih terpejam,rasanya begitu berat membukan matanya,karena jika matanya terbuka beban dan fikirannya semakin membuatnya tak bersemangat.

"Lalu apa jawaban mu?"

"Aku menolak nya , karena saat itu aku bekerja dan tidak berkeinginan mencari pekerjaan lain."

"Kamu menolak,di depan pak Nathan?"

Hhhmmmmm."

Joana menepuk jidatnya mendengar jawaban Nayra.

"Kamu benar-benar dalam masalah ,Nay."

Mendengar ucapan terakhir Joana ,Nayra membuka matanya lalu menatap Joana bingung.

"Kenapa?"

"Kamu tidak tahu Nay, menolak perintah dan ajakan pak Nathan itu akan membuat orang yang menolak berada dalam masalah besar,dan kamu menolak nya di depan matanya."

"Apa salahnya,itu kan hak saya mau menerima atau menolak." Nayra bingung dan heran , ia tidak mengerti mengapa Nathan harus membuatnya dalam masalah besar hanya karena ia menolak tawaran dari nya.

"Joana menatap mata Nayra lekat-lekat.

"Tidak kah kamu merasa pemecatan mu itu janggal?"

"Iya,aku merasa seperti itu,karena aku merasa tidak memiliki kesalahan yang fatal."

"Tapi kamu di pecatkan,apa kamu tidak merasa bahwa pemecatan mu itu ada campur tangannya."

Nayra terdiam sambil mencerna ucapan Joana, ingatannya kembali ke beberapa hari yang lalu dimana ia mendapat kan panggilan secara tiba-tiba dari kantor pusat dan ia harus menerima surat pemecatannya tanpa kejelasan

"Aku yakin,semua ini ada campur tangannya ,Nay."

"Kalau memang benar,apa untungnya dia melakukan hal itu padaku."

"Untuk memberimu pelajaran,dan aku yakin tidak adanya panggilan interview satu pun dari semua lamaran yang kamu masukkan ke beberapa perusahaan itu juga ada campur tangannya,aku yakin." Ucap Joana yakin,selama bekerja di perusahaan milik Natha sedikit banyak ia tahu orang seperti apa bos nya itu.

"Dia benar-benar pendendam." Lirih Joana namun masih bisa di dengar oleh Nayra yang hanya terdiam memikirkan semua ucapan Joana,jika semua itu benar maka sudah tak ada lagi harapan untuknya bisa bekerja di kota ini.

Terpopuler

Comments

Anita Yuliani

Anita Yuliani

ceritanya bagus tp sayangnya byk tulisan yg salah2 tho maaf ya cuma cireksi aja

2023-01-31

1

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!