Chéri akhirnya sampai di depan gerbang MoscovArt Theatre.
Kyle masih mengikutinya.
Dia ini… Chéri mengerang dalam hatinya. "Sudah jangan mengikutiku lagi!" Chéri menghardiknya. "Aku mau latihan. Pementasannya sebentar lagi."
Cantiknya! Kyle semakin terpukau. "Aku ikut," katanya sembari berlanting dan menggamit lengan Chéri.
Chéri menyentakkan tangannya dan melepaskan diri. Kemudian menghambur ke dalam gerbang dan berlari secepat mungkin.
Kyle berhasil menyusulnya. "Aku mau bantu apa saja, kalian pasti kekurangan tenaga untuk mengangkut alat-alat yang berat. Apa saja boleh!"
Chéri mempercepat larinya.
"Hei, jangan salah paham! Aku benar-benar sangat berminat pada teater. Sungguh!" Kyle bersikeras.
Tepat pada saat yang sama, Mikail menghambur keluar dan mencegat Chéri.
"Mikail!" Chéri menerjang ke arahnya. "Tolong beritahu anak ini kalau anak SMU dilarang masuk."
Padahal dia sendiri juga anak SMU, pikir Kyle.
"Chéri! Sebaiknya kau jangan masuk dulu!" Mikail menyela.
"Apa?" Chéri melengak tak mengerti.
Bersamaan dengan itu, terdengar suara gaduh dari dalam.
Apa yang terjadi? pikir Chéri. Dan sebelum ia menyadari apa yang terjadi, Cyzarine menerjang keluar dan menamparnya.
"Hei!" Mikail menengahi.
"Dasar p e l a c u r kecil," sembur Cyzarine.
Kyle tercekat.
Chéri masih tergagap kebingungan.
"Apa semalam kau tidur dengan Rafaél?" Cyzarine berteriak murka.
Mikail menahannya dan melindungi Chéri di belakang punggungnya.
"Padahal aku sudah memperingatkanmu," Cyzarine mengulurkan tangannya untuk menjambak Chéri.
Mikail menangkisnya.
"Kau benar-benar kucing pencuri," umpat Cyzarine. "Aku akan membuatmu menyesal telah dipilih Rafaél!"
"Sudah cukup!" Demian merenggut lengan Cyzarine dan menyentakkannya. Menjauhkan gadis itu dari Chéri.
Chéri masih tergagap antara bingung dan terpukul. Apa sebenarnya yang terjadi? Kenapa dia sampai mengamuk dan menamparku?
Rafaél melangkah keluar dan berdiri menengahi mereka. "Chéri," katanya seraya bersedekap. "Untuk peran Si Cantik, aku memutuskan untuk membuat double cast."
Double cast?
"Kau dan Cyzarine akan berperan sebagai si cantik," Rafaél menambahkan. "Mainkan dengan sepenuh hati!"
Aku…?
Berperan sebagai Si Cantik?
Double cast dengan Cyzarine?
Tak heran Cyzarine sampai menamparku, pikir Chéri.
Inikah alasannya kenapa Rafaél menyuruhku membaca dialog Si Cantik tadi malam?
Kyle menatap Chéri dengan raut wajah prihatin.
Mikail menepuk-nepuk pelan pundak gadis itu.
Chéri masih bergeming. Tak yakin bagaimana ia harus bereaksi. Semua orang akan semakin membenciku dan selamanya memperolokku—Anak Emas.
Apa sebenarnya yang dipikirkan Rafaél? Chéri bertanya-tanya. Tapi sebelum ia sempat bereaksi, Rafaél sudah berbalik dan kembali ke dalam. "Tolong bagikan skenario yang sudah diubah!" Teriaknya di dalam ruangan.
"Tunggu!" Chéri menghambur ke dalam dan berpapasan dengan Evaline. Gadis itu menjulurkan kakinya ketika Chéri melewatinya.
Chéri tersungkur dan terjerembab ke sudut ruangan, menabrak tong sampah dan menjungkalkan beberapa bangku.
Seisi ruangan tersentak dan menatapnya.
Mikail menerjang ke dalam dan terperangah.
Kyle mengintip dari ambang pintu.
Sesaat kemudian seisi ruangan tergelak dan terbahak-bahak.
Rafaél mengedar pandang, mengamati satu per satu semua wajah dengan tatapan peringatan. Tapi tak satu pun menyadarinya. Semua orang sedang tertawa dan menutup mata.
"Dia memang lebih pantas jadi kucing," cemooh seseorang di antara gelak tawanya.
"Benar! Dia mirip kucing yang suka mengacak-acak sampah!" timpal yang lainnya.
Rafaél menggebrak pintu ruang administrasi di dekatnya dan berteriak. "Cepat bagikan!"
Semua orang membekap mulutnya dan berhenti tertawa.
"Situasinya jadi tidak enak," gumam Mikail seraya menatap Chéri dengan sedih.
"Rafaél…" Chéri menarik bangkit tubuhnya dan mendekat pada Rafaél.
Rafaél menatapnya dengan alis bertautan. Gurat kegetiran tersirat dari sorot matanya.
"Kumohon biarkan aku tetap memerankan kucing," pinta Chéri. Aku sudah bersusah payah mempelajari peran ini, pikirnya.
Rafaél menggebrak pintu ruang administrasi sekali lagi. Lebih keras dari sebelumnya. "Bagikan naskahnya!" Ulangnya menggelegar.
"Dengar, Rafaél!" Sesha menginterupsi. "Semua orang mempertanyakan keputusanmu. Semua orang bertanya-tanya, kenapa kita perlu double cast untuk peran Si Cantik? Apakah ini ada hubungannya dengan perlakuan khususmu pada Chéri?"
Rafaél mengetatkan rahangnya.
"Benar," Saul menimpali. "Kenapa di saat darurat seperti ini, kau seperti sengaja membuat masalah? Bukankah Cyzarine sendiri saja sudah cukup?"
Rafaél masih bergeming.
"Katakan sesuatu, Rafaél!" Seseorang berteriak lagi.
"Kau boleh membela diri," yang lainnya lagi menambahkan.
Gawat, pikir Chéri. Kenapa aku hanya memikirkan diri sendiri? Penolakanku terhadap keputusan Rafaél akan semakin memojokkannya.
"Katakan sesuatu, atau Chéri akan…"
"DIAM!" Rafaél meledak dan melontarkan tumpukan naskah di tangannya ke tengah ruangan. "Kalian sungguh keterlaluan. Jangan asal bicara!"
"Apanya yang keterlaluan?" Saul balas menghardiknya seraya menerjang ke arah Rafaél.
"Saul!" Dua orang anak laki-laki menahannya.
"Kau tak mau bicara ketika semua orang mendesakmu untuk mengutarakan alasan, tapi kau berteriak marah ketika seseorang mengungkit nama Chéri!"
Mikail mencelat ke tengah ruangan dan menarik Chéri menjauhi kerumunan. "Pergi ke kamarmu, Chéri!"
Chéri mengerang dan mendesah berat.
Situasi di lobi semakin memanas. Semakin banyak saja orang yang mencoba menyerang Rafaél.
Sulit dipercaya, pikir Chéri. Dulu aku mengira Rafaél selalu memonopoli teater ini karena bakatnya yang luar biasa. Aku berpikir semua orang tunduk padanya karena Rafaél sangat berpengaruh.
"Kalau masih ada yang keberatan, keluar! Hadapi aku!" Teriakan Rafaél masih terdengar ketika Chéri hendak memasuki lift.
Hentikan! batin Chéri. Semakin kau bersikap perfeksionis, semakin runyam semua urusan!
Rafaél seperti berjalan di atas es seorang diri, dan suatu saat es itu akan pecah, kemudian menenggelamkannya ke dalam danau.
Tidak! Chéri menekan tombol lift dan kembali ke lobi. Aku tak mungkin melarikan diri dan mencari aman sementara Rafaél menghadapi ini sendirian.
"Hentikan, semuanya!" Chéri berteriak lantang.
"Chéri, kenapa kau kembali?" Mikail menahannya.
"Aku bukan tipe perempuan yang mencari aman dalam keadaan seperti ini," desis Chéri pada Mikail. Kemudian menyeruak ke tengah ruangan.
Mikail beradu pandang dengan Rafaél.
"Katanya aku cuma boneka marionette Rafaél, kan?" Chéri berteriak pada semua orang. "Apa itu benar, Rafaél?" Chéri menoleh pada Rafaél.
Rafaél menelan ludah.
Seisi ruangan tergagap.
"Katakan, Rafaél! Aku ingin mendengarnya dari mulutmu sendiri!"
Rafaél tetap bergeming.
"Aku tidak keberatan menjadi marionette Rafaél," teriak Chéri pada semua orang. "Tak peduli apakah aku harus berperan sebagai kucing atau Si Cantik, apa pun itu akan kulakukan!"
Semua orang sekarang bertukar pandang.
"Aku tahu kemampuan akting dan penampilanku tidak sebanding dengan Cyzarine," lanjut Chéri. "Tapi aku bersedia memerankan Si Cantik dengan sungguh-sungguh. Jadi…" Chéri tiba-tiba membungkuk di depan semua orang. "Kumohon bantulah Rafaél!"
Seisi ruangan memekik tertahan.
"Waktu kita tak banyak lagi," Chéri menambahkan. Tubuhnya masih membungkuk. "Mohon kerjasamanya!"
Hening sesaat.
Lalu tiba-tiba seseorang bertepuk tangan. "Keren! Aku pasti akan menonton Si Cantik yang diperankan Chéri!"
Semua orang sekarang menoleh pada orang itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 87 Episodes
Comments