Глава 14

"Itu dia!" Chéri memekik seraya melompat ke sudut ruangan.

Kucing hitam itu terluput dan menghambur ke arah Mikail.

Mikail membungkuk untuk menyergapnya, tapi pada saat yang sama, Chéri juga menerjang ke arah kucing itu. Alhasil, mereka berdua bertabrakan hingga wajah keduanya nyaris beradu dan berciuman.

Chéri terbelalak dan menahan napas. Wajah Mikail begitu dekat di cuping hidungnya.

Mikail tergagap dan mengerjap. Lalu berdeham dan buru-buru menarik berdiri tubuhnya. "Ke mana perginya kucing keparat itu?" gumamnya pura-pura tidak gugup.

Chéri ikut berdiri dan mengedar pandang. Lalu mendekati Mikail. "Sejak pertama bertemu denganmu…" Chéri berkata ragu. "Sebetulnya aku merasa kalau wajahmu sangat cantik seperti perempuan."

Mikail menoleh pada Chéri dan tertegun.

"Kenapa kau tidak tampil di panggung?" tanya Chéri. "Kau pasti akan jadi bintang!"

Mikail memalingkan wajahnya dan tertunduk. Lalu tersenyum masam. "Cantik? Aku sangat benci wajah ini," gumamnya, nyaris tak terdengar.

Chéri tergagap dan terbelalak.

"Aku lebih suka bekerja di belakang layar," Mikail berkilah seraya tersenyum. "Lagi pula menjadi admin merupakan satu-satunya pekerjaan yang mendapat gaji di teater ini."

Chéri mengerutkan keningnya. "Lalu anggota teater bagaimana?"

"Mereka semua bekerja paruh waktu," jelas Mikail. "Setiap bulannya, setiap anggota membayar iuran sebesar 1.000 Rubel."

"Kenapa aku tidak diminta membayar iuran?" Chéri meninggikan suaranya.

"Rafaél yang menanggung semua biaya hidupmu selama kau berada di Moskow," jawab Mikail. "Aku kan sudah bilang keluarganya pemilik perusahaan raksasa Moscovich Corporation."

"Kenapa aku selalu dibeda-bedakan?" protes Chéri. "Gara-gara itu aku jadi dijuluki Anak Emas. Dan sekarang mereka juga tidak mau berteman denganku."

Mikail terdiam. Kucing hitam yang kabur tadi mendekat dan menggelisir di kakinya.

"Aku juga mau kerja paruh waktu," kata Chéri.

Mikail membungkuk dan mengangkat kucing itu. "Kau masih sekolah, Chéri!" katanya seraya mengelus-elus kepala kucing tadi. "Belum lagi kau harus sekolah balet. Ditambah sekarang, kau juga harus latihan teater. Kau takkan punya waktu untuk bekerja paruh waktu."

Chéri menatap Mikail.

Pria itu menyodorkan kucing di tangannya pada Chéri. "Fokus saja pada peranmu. Kuasai peranmu dengan sempurna dan buktikan pada mereka bahwa kau bukan sekedar anak emas!"

Chéri tersenyum, "Kau benar," katanya seraya mengulurkan tangannya untuk mengambil kucing itu.

Tapi kucing itu langsung mencakarnya.

"Aduh!" Mikail memekik khawatir dan merenggut tangan Chéri. "Kau kena cakar."

"Aku tidak apa-apa," kata Chéri. "Kalau kau yang bicara, aku bisa memahaminya. Penjelasanmu mudah dimengerti."

Mikail meletakkan kucing itu di pangkuan Chéri dengan hati-hati. "Kucing itu akan mendatangi kita kalau tidak dipanggil," ia memberitahu. "Tapi kalau dipaksa dia akan marah."

Chéri mendesah pendek dan tersenyum. "Thanks," katanya pada Mikail, kemudian berbalik dan bergegas meninggalkan ruangan.

Sebelum berangkat sekolah, Chéri mengurung kucing itu di kamarnya. Dan ketika ia kembali, kucing itu masih berada di kamarnya.

Hari ini Rafaél mengizinkan Chéri untuk tetap berada di kamar. Katanya, "Jadwal latihan hari ini belum sampai pada adegan kucing."

Jadi, sepanjang hari itu Chéri menghabiskan sisa waktunya di dalam kamar. Memutar ulang video rekaman pertunjukan, kemudian mempelajari gerak-gerik kucing yang asli, berusaha mengadakan pendekatan dan berjuang mengalahkan rasa takutnya.

Pukul dua belas tengah malam, Rafaél baru keluar dari ruang latihan.

Chéri sudah berhasil menguasai sedikitnya delapan puluh persen dari ekspresi kucing dan menirukannya.

Rafaél mengintipnya melalui pintu yang terbuka sebagian.

Gadis itu sedang merangkak dan mencakar-cakar sembari menggeram.

Rafaél terkesiap. Anak ini terlalu mahir memainkan peran yang bukan manusia, pikirnya. Apakah aku sudah tepat memberinya peran kucing? Mungkin akan menjadi riskan, tapi kalau dengan peran seperti ini saja, anak ini takkan berkembang.

Chéri melengkungkan punggungnya seraya mendesis—persis seperti kucing meradang yang siap menerkam. Sejurus kemudian, tubuhnya melejit dan menerjang ke arah pintu.

Bersamaan dengan itu, Rafaél menguak pintu kamar dan melangkah masuk.

Chéri terperanjat dan memekik. Lalu buru-buru bangkit dari lantai dan menghambur ke tempat tidur.

"Hei!" Rafaél mencoba menahannya.

Tapi gadis itu menghempaskan tubuhnya ke tempat tidur dan menyusupkan kepalanya di bawah bantal.

Rafaél menghampirinya seraya menahan senyum. Kemudian menarik bantal yang menutupi kepala Chéri.

Chéri mengetatkan cengkeramannya pada bantal itu dan menyusupkan wajahnya dalam-dalam.

"Itu tadi kucing ciptaanmu, kan?" Rafaél menyentakkan bantal itu lebih keras dan berhasil menyingkirkannya. "Ayo, tunjukkan lagi!"

"Tidak mau!" pekik Chéri tak berani mengangkat wajahnya.

"Oh, ayolah! Buat aku terkejut seperti biasa," desak Rafaél.

Membuatnya terkejut seperti biasa? Chéri membuka matanya dan mengangkat sedikit wajahnya. Tapi tak berani menoleh pada Rafaél.

Rafaél tersenyum tipis, kemudian duduk di tepi tempat tidurnya. Menarik bahu gadis itu dan membalikkan wajahnya.

Chéri mengerjap dan menatapnya tersipu-sipu. "Aku…" katanya ragu. "Aku belum pernah main drama, jadi belum tahu harus berakting seperti apa."

Rafaél mengamatinya, tapi tak mengatakan apa-apa.

"Aku hanya mengandalkan imajinasiku," lanjut Chéri seraya tertunduk. "Aku membayangkan apa yang akan kurasakan dan akan terlihat seperti apa kalau aku jadi kucing atau boneka. Mencoba menebak-nebak, bagaimana jadinya kalau aku begini atau begitu. Dan akhirnya berbagai macam ide bermunculan secara terus menerus dalam kepalaku. Aku hanya senang coba-coba."

"Itu sudah bagus," komentar Rafaél.

Chéri mengangkat wajahnya.

"Itu memang bagian paling penting—mencoba-coba," kata Rafaél. "Dan satu hal lagi, peran ini tidak punya dialog kecuali, miauw! Kau harus bisa menyampaikan emosimu pada penonton dengan satu kata itu."

Chéri terdiam. Menyimak.

"Apa yang membuatmu senang, membuatmu merajuk, membuatmu marah…" Rafaél melanjutkan. "Kau harus bisa menunjukkannya melalui gerakanmu, tekanan suara dan ekspresi wajah. Peran ini membutuhkan kemampuan berpantomim. Tapi kau adalah ahlinya."

Chéri mengerutkan keningnya.

"Tadinya, aku berpikir karena ini peran pertamamu maka aku memberimu peran yang sesuai dengan keahlianmu." Rafaél mendesah pendek. Lalu mengangkat naskah di tangannya di depan wajahnya. "Tapi demi pembuatan Si Cantik Dan Si Buruk Rupa yang baru, aku memutuskan untuk bertaruh!" Ia menandaskan seraya menyodorkan naskah itu pada Chéri.

Chéri tertegun.

"Baca dialog ini," perintah Rafaél seraya membuka halaman tertentu pada naskah itu. "Kau tak perlu mempelajari watak karakternya. Lakukan saja sesuai dengan apa yang kau rasakan."

Chéri membaca halaman itu, "Aku akan pergi ke kediaman si buruk rupa, di sana aku akan ditemani si buruk rupa. Dibandingkan dengan Ayah, aku jauh lebih muda. Dagingku lebih lunak, lebih layak untuk dijadikan santapannya…" Chéri menelan ludah. Dialog ini…

Rafaél masih menatapnya, menunggu Chéri melanjutkan.

Oh, tidak! Chéri memekik dalam hatinya. Ini dialog si cantik!

"Kalau kau berani merebutnya, aku tidak akan segan merusakmu di depan Rafaél!"

Perkataan Cyzarine berkelebat dalam benaknya.

"Kenapa diam?" Rafaél menegurnya. "Ayo, lanjutkan!"

"Tapi—"

"Kubilang lanjutkan!"

"Ajari saja aku tentang peran kucing lebih banyak lagi," Chéri berkilah.

"Lanjutkan!" Rafaél menggeram.

Chéri mengernyit dan terpaksa meneruskannya. Dasar aneh, pikirnya. Kenapa dia malah menyuruhku membacakan dialog orang lain? Padahal sudah tidak ada waktu lagi.

Episodes
1 Глава 1
2 Глава 2
3 Глава 3
4 Глава 4
5 Глава 5
6 Глава 6
7 Глава 7
8 Глава 8
9 Глава 9
10 Глава 10
11 Глава 11
12 Глава 12
13 Глава 13
14 Глава 14
15 Глава 15
16 Глава 16
17 Глава 17
18 Глава 18
19 Глава 19
20 Глава 20
21 Глава 21
22 Глава 22
23 Глава 23
24 Глава 24
25 Глава 25
26 Глава 26
27 Глава 27
28 Глава 28
29 Глава 29
30 Глава 30
31 Глава 31
32 Глава 32
33 Глава 33
34 Глава 34
35 Глава 35
36 Глава 36
37 Глава 37
38 Глава 38
39 Глава 39
40 Глава 40
41 Глава 41
42 Глава 42
43 Глава 43
44 Глава 44
45 Глава 45
46 Глава 46
47 Глава 47
48 Глава 48
49 Глава 49
50 Глава 50
51 Глава 51
52 Глава 52
53 Глава 53
54 Глава 54
55 Глава 55
56 Глава 56
57 Глава 57
58 Глава 58
59 Глава 59
60 Глава 60
61 Глава 61
62 Глава 62
63 Глава 63
64 Глава 64
65 Глава 65
66 Глава 66
67 Глава 67
68 Глава 68
69 Глава 69
70 Глава 70
71 Глава 71
72 Глава 72
73 Глава 73
74 Глава 74
75 Глава 75
76 Глава 76
77 Глава 77
78 Глава 78
79 Глава 79
80 Глава 80
81 Глава 81
82 Глава 82
83 Глава 83
84 Глава 84
85 Глава 85
86 Глава 86
87 Глава 87
Episodes

Updated 87 Episodes

1
Глава 1
2
Глава 2
3
Глава 3
4
Глава 4
5
Глава 5
6
Глава 6
7
Глава 7
8
Глава 8
9
Глава 9
10
Глава 10
11
Глава 11
12
Глава 12
13
Глава 13
14
Глава 14
15
Глава 15
16
Глава 16
17
Глава 17
18
Глава 18
19
Глава 19
20
Глава 20
21
Глава 21
22
Глава 22
23
Глава 23
24
Глава 24
25
Глава 25
26
Глава 26
27
Глава 27
28
Глава 28
29
Глава 29
30
Глава 30
31
Глава 31
32
Глава 32
33
Глава 33
34
Глава 34
35
Глава 35
36
Глава 36
37
Глава 37
38
Глава 38
39
Глава 39
40
Глава 40
41
Глава 41
42
Глава 42
43
Глава 43
44
Глава 44
45
Глава 45
46
Глава 46
47
Глава 47
48
Глава 48
49
Глава 49
50
Глава 50
51
Глава 51
52
Глава 52
53
Глава 53
54
Глава 54
55
Глава 55
56
Глава 56
57
Глава 57
58
Глава 58
59
Глава 59
60
Глава 60
61
Глава 61
62
Глава 62
63
Глава 63
64
Глава 64
65
Глава 65
66
Глава 66
67
Глава 67
68
Глава 68
69
Глава 69
70
Глава 70
71
Глава 71
72
Глава 72
73
Глава 73
74
Глава 74
75
Глава 75
76
Глава 76
77
Глава 77
78
Глава 78
79
Глава 79
80
Глава 80
81
Глава 81
82
Глава 82
83
Глава 83
84
Глава 84
85
Глава 85
86
Глава 86
87
Глава 87

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!