Глава 5

Rafaél berjongkok di depan Chéri.

Chéri beringsut menjauhinya.

Tapi pria itu meraup bahu Chéri dan menariknya hingga berdiri. "Mikail! Kenapa kau tak langsung membawanya?" Ia bertanya pada Mikail Volkov. Tapi tatapannya tidak berpaling dari Chéri.

"Dari bandara kami langsung ke sini, kok!" Mikail memberitahu. "Tapi karena kau sedang latihan, aku tak mau mengganggu. Biasanya kau akan bertanduk kalau diganggu."

"Tapi dia berbeda," sanggah Rafaél. "Teman-teman," katanya kepada semua orang. "Perkenalkan… anggota baru kita, Chéri Dutchskova, 18 tahun."

Chéri melengak—tak paham maksud "anggota baru" yang dikatakannya.

"Chéri akan menjadi pemeran utama dalam drama marionette…"

Seisi ruangan mulai berisik.

"Yang benar saja," gerutu mereka. "Dia masih anak-anak!"

"Tunggu!" Chéri menyela.

Anggota baru?

Pemeran utama?

"Aku datang ke Moskow untuk sekolah—"

PLAK!

Sebuah tamparan keras mendarat di pipinya.

Chéri terperangah seraya membekap pipinya dengan sebelah tangan. Matanya terpicing dan sepasang alisnya bertautan dengan ekspresi terguncang. Dia tidak menduga Rafaél akan menamparnya.

Apa dia psikopat?

"Kau akan menjadi aktris di teaterku! Mengerti?" Rafaél menggeram seraya memelototinya.

Chéri beringsut mundur menjauhinya.

Menjadi aktris?

Tapi apakah perlu dia menamparku di depan banyak orang?

"Aku…" Chéri mendesis parau dengan mata berkaca-kaca. "Aku mau pulang," tandasnya ketus.

Dia ini aneh! Pikirnya. Lalu menghambur dari panggung.

Rafaél menangkap pinggangnya.

Tapi Chéri menampar wajahnya. "Let me go!" hardiknya jengkel.

Seisi ruangan memekik dan menahan napas. Menatap ngeri wajah Rafaél.

"Dia berani menampar Rafaél," sejumlah gadis mulai berbisik-bisik.

Rafaél mengetatkan rahangnya dan melayangkan tangannya lagi, menampar Chéri sekali lagi.

Chéri terlempar hingga tersuruk di lantai.

Mikail mengerang tertahan seraya memijat pangkal hidungnya dan menutup mata.

"Latihan yang seperti biasa telah dimulai," komentar seseorang di belakang Mikail.

"Well---yeah," Mikail bergumam tak berdaya.

Chéri meringkuk dengan bahu gemetar akibat menahan kesal. Kesedihannya mendadak lenyap, berganti kemarahan yang meledak-ledak.

Aku tak percaya dia melakukannya, batinnya tak habis pikir. Aku tidak mengenalnya. Tapi kenapa dia bisa bertindak sejauh ini? Orang tuaku saja tidak pernah memukulku. Apa dia tak sadar, kalau dia baru saja menggunakan kekerasan?

"Berdiri!" hardik Rafaél seraya bertolak pinggang. "Cepat, berdiri! Kalau tidak akan kutampar lagi!" ancamnya.

Chéri beringsut mengangkat tubuhnya hingga duduk, tapi tidak segera berdiri.

"Aku bilang, berdiri!" Rafaél mengulangi perintahnya.

"Aku tidak mau," bantah Chéri seraya membuang muka menghindari tatapan Rafaél.

"Bagaimana caranya kau akan pulang kalau kau tidak bergerak dari situ?"

Chéri akhirnya mengangkat wajah. Menatap Rafaél untuk mencari kepastian. Tapi sepasang mata biru pria itu terlihat datar dan sulit ditebak.

"Coba pikirkan lagi, siapa yang mendanai penerbanganmu? Memangnya ibumu?" Rafaél tersenyum masam.

Chéri menelan ludah.

"Aku sedikit salut padamu," Rafaél melanjutkan. "Setelah menyebabkan kematian ayahmu yang menjadi tulang punggung keluargamu, kau masih bisa mengambil keputusan seenak perutmu seperti ini."

Seisi ruangan seketika terdiam. Tatapan sinis menghujam serentak ke arah Chéri seperti serbuan anak panah.

Chéri membekap mulutnya dengan kedua tangan. Jahat sekali! Pikirnya.

"Well, yeah!" Rafaél mengibas-ibaskan sebelah tangannya seraya mendengus dan membuang muka dengan sikap dramatis---dasar aktor. "Kau memang tipe orang yang bisa dengan mudah menukar kematian ayah sendiri dengan tiket ke Moskow untuk sekolah balet. Tapi setelah berhasil mendapatkannya, dengan mudah pula kau mencampakkan kesempatanmu. That is you!" ejeknya dengan tatapan meremehkan.

Dasar b a j i n g a n egois. Keparat arogan tidak berhati! Chéri tak tahan lagi.

"Aku bukan tidak mau belajar balet," Chéri berkilah tajam. "Tapi aku tidak mau kalau harus berurusan dengan orang sepertimu!"

Dia sinting, katanya dalam hati.

"Aku tak mau jadi pemain teater!" tandas Chéri setengah menghardik.

"Shut up!" Rafaél balas menghardik seraya menudingkan telunjuk ke wajah Chéri. "Kau kira aku tak tahu kalau balet bagimu tak lebih dari aksesoris cantik belaka. Bagimu balet bukan sesuatu yang pantas ditukar dengan pengorbanan besar. Makanya kata pulang bisa keluar dengan mudah dari mulutmu!"

Tidak, batin Chéri tak berdaya. Dia salah besar. Kenapa dia bisa sampai mengatakan hal itu?

"Ayo, berdiri!" ulang Rafaél sedikit melembut. Tapi tatapannya semakin menusuk. "Jangan kira air matamu bisa mengelabuiku!"

Chéri tidak bereaksi.

Di luar dugaannya, Rafaél tiba-tiba meraup tubuhnya dan menariknya berdiri.

Mikail akhirnya turun tangan. "Just enough!" katanya seraya merebut Chéri dari rengkuhan Rafaél.

"Jangan ikut campur," Rafaél menepiskan tangannya.

Tapi Mikail bereaksi lebih cepat. Ia berhasil membebaskan Chéri dari cengkeraman Rafaél dan menggendongnya keluar ruangan. "Anak ini baru saja tiba," katanya seraya berjalan ke arah pintu dan tidak menoleh lagi. "Biarkan dia beristirahat!"

Rafaél akhirnya mengalah. Tapi wajahnya masih sekencang tamparannya tadi. "Apa perlu sampai menggendongnya?" Ia bergumam setengah menggeram, lebih kepada dirinya sendiri.

Dasar penindas berdarah dingin, gerutu Chéri dalam hatinya. Aku benci dia!

Suasana dalam ruangan berubah mistis setelah kepergian Mikail.

Semua orang bertukar pandang dengan tatapan tegang.

Rafaél menghela napas berat dan menyelinap keluar kerumunan. Kemudian bergegas keluar ruangan menyusul Mikail.

Seisi ruangan menghela napas lega setelah sosok Rafaél menghilang di ambang pintu.

Beberapa jam kemudian…

"Apa kau sudah merasa tenang?" Mikail bertanya pada Chéri yang tengah meringkuk di bawah selimut.

Chéri tidak menjawab.

Mikail duduk melengkung di sisi tempat tidur tempat Chéri berbaring, memeluk kedua kakinya yang bersilangan di depan dada. Tertunduk lemas dengan dagu bertumpu pada lutut. "Kau mau tahu kenapa dia mengejarmu?" Mikail bertanya lagi.

Chéri tetap bergeming.

"Rafaél menemukan bakat terpendam dalam dirimu. Bakat platinum sebagai pemain teater."

Bakat sebagai pemain teater?

Chéri menautkan alisnya. Tapi tidak menoleh.

"Naluri jeniusnya yang membuat dia menginginkanmu," Mikail menambahkan.

Chéri akhirnya menoleh dan menarik duduk tubuhnya. "Dia sama sekali tidak mengerti aku," bantahnya. "Dia hanya tahu caranya menyiksa orang!"

Mikail tidak menjawab. Ia beranjak berdiri dan memutar tubuhnya membelakangi Chéri, kemudian berjalan pelan ke arah pintu.

Chéri memelototinya.

"Rafaél sepertinya sudah pulang," Mikail memberitahu. "Kau tidur saja di sini!" Katanya seraya menyelinap keluar dan menutup pintu.

Pulang?

Itu berarti…

Chéri menggigit bibir bawahnya dengan ekspresi ngeri.

Kamar ini…

Chéri mengedar pandang ke seluruh ruangan dan meneliti setiap sudutnya.

Kamar Rafaél!

Chéri mengira kamar itu masih bagian dari kantor teater.

Bagaimana ini? Pikirnya mulai panik. Bisa-bisa aku dipukul lagi nanti. Ini tidak main-main. Pokoknya aku harus pulang!

Diawasinya pintu kamar itu dengan tatapan cemas. Di balik pintu itu ada Rafaél, pikirnya. Tatapannya kembali menjelajah seisi ruangan, mencari jalan keluar lain.

Rafaél baru saja masuk ketika Mikail mencapai dasar tangga.

"Anak itu bagaimana?" Rafaél bertanya seraya menghempaskan tubuhnya ke sofa dekat tangga.

Mikail menghampirinya seraya mendesah pendek. "Anak itu sedang tidur," ia memberitahu. "Dia sudah jauh lebih tenang."

"Kalian pasti sudah kenyang menggunjingkanku," sindir Rafaél acuh tak acuh.

"Gebrakanmu tadi terlalu mendadak," kata Mikail. "Kelihatannya itu terlalu berat untuknya!"

"Kebanyakan orang memang tak siap meninggalkan zona nyaman," sanggah Rafaél. "Kalau tidak diberi shock therapy, selamanya akan tetap mengalami keterbatasan, tidak mampu melampaui diri sendiri."

Mikail menoleh pada Rafaél, tapi tak mengatakan apa-apa. Ia melangkah perlahan menyeberangi ruangan, kemudian berhenti di dekat jendela seraya menyelipkan kedua tangannya ke dalam saku celana.

"Aku takkan berhenti menempanya sampai bakat terpendam dalam dirinya muncul ke permukaan," Rafaél bersikeras. "Kalau kau tak tahan melihatnya, kusarankan kau untuk berlibur ke hutan Amazon!"

"Anak itu…" Mikail tiba-tiba memekik.

Serta merta, Rafaél melompat dari tempat duduknya dan menerjang ke arah Mikail. "Oh, s h i t!" pekiknya seraya menghambur ke arah tangga.

Terpopuler

Comments

tintakering

tintakering

mengeluarkan bakat terpendam tak harus dengan kekerasan

2022-09-27

1

Machan

Machan

kabur ya

2022-09-06

0

lihat semua
Episodes
1 Глава 1
2 Глава 2
3 Глава 3
4 Глава 4
5 Глава 5
6 Глава 6
7 Глава 7
8 Глава 8
9 Глава 9
10 Глава 10
11 Глава 11
12 Глава 12
13 Глава 13
14 Глава 14
15 Глава 15
16 Глава 16
17 Глава 17
18 Глава 18
19 Глава 19
20 Глава 20
21 Глава 21
22 Глава 22
23 Глава 23
24 Глава 24
25 Глава 25
26 Глава 26
27 Глава 27
28 Глава 28
29 Глава 29
30 Глава 30
31 Глава 31
32 Глава 32
33 Глава 33
34 Глава 34
35 Глава 35
36 Глава 36
37 Глава 37
38 Глава 38
39 Глава 39
40 Глава 40
41 Глава 41
42 Глава 42
43 Глава 43
44 Глава 44
45 Глава 45
46 Глава 46
47 Глава 47
48 Глава 48
49 Глава 49
50 Глава 50
51 Глава 51
52 Глава 52
53 Глава 53
54 Глава 54
55 Глава 55
56 Глава 56
57 Глава 57
58 Глава 58
59 Глава 59
60 Глава 60
61 Глава 61
62 Глава 62
63 Глава 63
64 Глава 64
65 Глава 65
66 Глава 66
67 Глава 67
68 Глава 68
69 Глава 69
70 Глава 70
71 Глава 71
72 Глава 72
73 Глава 73
74 Глава 74
75 Глава 75
76 Глава 76
77 Глава 77
78 Глава 78
79 Глава 79
80 Глава 80
81 Глава 81
82 Глава 82
83 Глава 83
84 Глава 84
85 Глава 85
86 Глава 86
87 Глава 87
Episodes

Updated 87 Episodes

1
Глава 1
2
Глава 2
3
Глава 3
4
Глава 4
5
Глава 5
6
Глава 6
7
Глава 7
8
Глава 8
9
Глава 9
10
Глава 10
11
Глава 11
12
Глава 12
13
Глава 13
14
Глава 14
15
Глава 15
16
Глава 16
17
Глава 17
18
Глава 18
19
Глава 19
20
Глава 20
21
Глава 21
22
Глава 22
23
Глава 23
24
Глава 24
25
Глава 25
26
Глава 26
27
Глава 27
28
Глава 28
29
Глава 29
30
Глава 30
31
Глава 31
32
Глава 32
33
Глава 33
34
Глава 34
35
Глава 35
36
Глава 36
37
Глава 37
38
Глава 38
39
Глава 39
40
Глава 40
41
Глава 41
42
Глава 42
43
Глава 43
44
Глава 44
45
Глава 45
46
Глава 46
47
Глава 47
48
Глава 48
49
Глава 49
50
Глава 50
51
Глава 51
52
Глава 52
53
Глава 53
54
Глава 54
55
Глава 55
56
Глава 56
57
Глава 57
58
Глава 58
59
Глава 59
60
Глава 60
61
Глава 61
62
Глава 62
63
Глава 63
64
Глава 64
65
Глава 65
66
Глава 66
67
Глава 67
68
Глава 68
69
Глава 69
70
Глава 70
71
Глава 71
72
Глава 72
73
Глава 73
74
Глава 74
75
Глава 75
76
Глава 76
77
Глава 77
78
Глава 78
79
Глава 79
80
Глава 80
81
Глава 81
82
Глава 82
83
Глава 83
84
Глава 84
85
Глава 85
86
Глава 86
87
Глава 87

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!