“Neng, kenal sama mobil yang ada di belakang kita, nggak? Perasaan dari tadi ngikutin kita mulu,” kata supir ojek online berseragam hijau, sambil memandang ke spion. Sebuah mobil sport mewah berwarna biru metallic tampak berada tak jauh dari mereka.
“Nggak kenal. Udah, lanjut aja, Bang,” sahut Ella. Gadis itu merasa kesal, karena Albert terus mengikuti mereka.
“Ngapain sih dia? Sok perhatian banget? Bikin badmood aja,” ucap Ella bersungut-sungut dalam hati.
Supir ojek online tersebut membelokkan sepeda motornya ke arah under pass. Sudah bisa ditebak, mobil mewah tadi turut berbelok ke arah under pass bersama mereka.
“Neng yakin nggak kenal sama dia? Dia masih ngikutin kita, loh” tanya supir ojek online itu lagi.
“Ih, udah dibilangin dari tadi. Cuekin aja, Bang,” tegas Ella.
“Terus kenapa dia ngikutin kita mulu? Bukan begal, kan?”
“Ya kali, begal pakai mobil mewah. Lebih kaya dia dong, Bang,” tukas Ella.
“Terus siapa dong, Neng? Pacar Eneng, ya?” Tebak supir ojek online yang KEPO tersebut. “Kalau emang rumahnya searah, kenapa nggak barengan aja tadi?”
“Boro-boro pacar, dia cuma orang nggak penting. Udah, gak usah dibahas lagi,” sahut Ella ketus. Gadis itu semakin merasa kesal dengan sikap Albert yang dianggap mengganggunya. “Mau ngikutin sampai mana dia? Mana jarak rumahku masih jauh lagi,” gerutu Ella.
“Fix, dia abis putus,” gumam supir ojek online tersebut. Kesimpulan yang dia buat sendiri itu, semakin diperkuat dengan mata sembab Ella akibat kebanyakan menangis.
“Abang males nganterin aku, ya? Makanya maksa aku ditebengin ke mobil itu? Aku bisa ganti ojol lain, kok. Tapi ongkosnya nggak aku bayar,” ancam Ella.
“Duh, jangan dong, Neng. Iya deh, aku janji gak bahas-bahas itu lagi. Saya anterin sampai rumah, nih. Sampai depan pintu,” balas supir ojol tersebut. Ella terkikik melihat tingkah sang supir.
Kendaraan roda dua itu menerobos kemacetan di ruas jalan utama ibukota. Dari kaca spion Ella bisa melihat, Albert masih mengikuti mereka, berjarak beberapa kendaraan di belakang.
Ella menghela napas panjang. Tiba-tiba dia teringat wajah sang majikan, yang mengkhawatirkannya tadi. Albert Candra Putra, pria yang saat ini baru berusia dua puluh lima tahun. Pemuda itu adalah pemilik sebuah restoran Jepang di kalangan elit. Albert juga memiliki beberapa lini bisnis di bidang otomotif.
Meski latar belakang keluarga Albert adalah kalangan atas, pria itu tetap gigih membangun bisnisnya sendiri dari nol. Bahkan rumah mewah di kawasan elit yang ditempatinya saat ini, adalah hasil kerja kerasnya sendiri sejak usia dua puluh dua tahun. Saat itulah Ghina mulai bekerja dengan pebisnis muda tersebut sebagai asisten rumah tangga.
“Yah, Albert nggak cuma ganteng. Dia juga pintar dan pekerja keras. Lulus S-1 di usia dua puluh tahun, lalu dua tahun kemudian dia pun lulus S-2 di luar negeri,” batin Ella. “Wajar kalau banyak wanita yang menempel padanya. Tapi kenapa mama yang udah tua juga harus suka padanya, sih?”
Kepala Ella dipenuhi dengan semua hal, yang berkaitan dengan calon papa tirinya tersebut. Meski sudah dipikirkan gimana pun juga, Ella masih tidak ikhlas jika Ghina dan Albert menikah. “Sebenarnya sejak kapan mereka memiliki perasaan? Apa karena itu, belakangan ini Albert sering mengabaikanku?”
Ella terus mengalami perang batin dan bicara dalam hati. Dia tidak sadar sang supir ojek online memangilnya sejak tadi.
“Neng, udah sampai, nih. Mau duduk di situ sampai kapan?” tegur sang supir ojol untuk kesekian kalinya.
“Hah, udah sampai? Kok cepat?” ucap Ella baru sadar dari lamunannya.
“Yah, si Eneng kebanyakan ngelamun dari tadi. Jangan patah semangat gitu dong, cuma gara-gara diputusin pacar,” kata supir ojek online tersebut sok tahu.
“Siapa yang abis putus? Mana mau cowok kaya raya gitu pacaran sama cewek kayak aku,” bantah Ella.
“Oalah, cinta sepihak toh rupanya,” celetuk supir itu.
“Hisss, apaan sih? Sotoy banget? Ini bantuin dong buka helmnya. Susah banget, sih?” Ella menggeram kesal.
Untung saja supir ojek online tersebut paham, jika cewek memang mudah berubah moodnya, dan nggak mau disalahkan. Dia pun mengalah dan membantu Ella melepas helm. Mata mereka saling bertemu.
“Wow, ganteng juga nih tukang ojek. Kayaknya masih mahasiswa, deh,” gumam Ella dalam hati. Dia terkagum dengan ketampanan pria di hadapannya.
“Kenapa, Neng? Mau ngomong sesuatu? Ongkosnya belum di bayar, loh.” Supir ojek online itu heran, karena Ella menatapnya terlalu lama.
“Eh, nggak ada apa-apa, kok. Ini ongkosnya. Terima kasih ya, Bang.” Ella buru-buru memberikan selembar uang dua puluh ribuan, lalu berbalik badan sambil memejamkan mata. “Duh, apaan sih, La? Kok bisa saltig sama supir ojol? Bikin malu aja, deh,” jerit Ella dalam hati.
(Bersambung)
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 125 Episodes
Comments
Alfarossa
Kalo berondongnya modelan gini mah akunya juga mau 🤣😘
2022-09-05
2
Langit Biru
Cara ngasih profil tokohnya cute banget. Beda dari yang lain...
2022-09-03
4