Hanif dan Naya duduk berdampingan, dihadapan mereka duduk Kenzo dan Citra. Pak Irawan dan Coki tidak jadi ikut karena ada kepentingan mendadak. Hanya mereka berempat yang akhirnya makan malam.
Setelah menyantap hidangan yang dipesan, mereka mengobrol mengenai sinetron yang dibintangi. Naya hanya mendengar sambil tersenyum.
Tiba-tiba Citra berdiri mendekati Hanif, dan memberikan sebuah kotak kado.
"Selamat ulang tahun. Semoga karirnya makin maju dan sukses. Aku kemarin sengaja beli ini sebagai kado untukmu." Citra memberikan kado yang tadi dipegangnya.
"Terima kasih, ya. Aku nggak mengharapkan kado. Ingat hari ulang tahunnya aja,aku udah sangat senang."
"Kado dariku menyusul, aku nggak tau kamu ulang tahun hari ini."
"Santai aja. Doa dari semuanya lebih dari segalanya. Aku boleh buka kadonya?" tanya Hanif dengan Citra.
"Tentu saja boleh!"
Hanif membuka kado dari Citra, yang ternyata sebuah jam tangan yang sama dengan Naya belikan. Hanya beda warna sedikit. Jika Naya memilihkan warna hitam, Citra warna silver.
"Jam tangannya sama dengan yang aku belikan untuk Mas Hanif," ucap Naya.
"Masa sih? Berarti kita sehati. Kita berarti tahu kesukaan Mas Hanif." Naya hanya tersenyum menanggapi ucapan Citra.
"Aku dapat jam dua berarti tahun ini," cicit Hanif.
"Kamu harus adil. Gantian memakainya. Kalau punya istri dua itu harus bisa berbagi," ucap Citra.
"Istri dua? Maksud Mbak Citra apa?" tanya Naya.
"Mbak Citra ngomongnya jangan sembarangan dong. Nanti di dengar orang di kira benaran udah nikah ama Hanif," ucap Kenzo.
"Kamu istri di rumah, di lokasi istri Hanif itu aku. Bukankah kami suami istri di sinetron."
"Mbak Citra buat aku kaget!" ujar Naya.
"Sayang, Citra itu senang bercanda. Kami'kan berperan sebagai suami istri. Jadi diledekin di lokasi suami istri juga," ucap Hanif.
"Naya bukan artis, dia pasti kaget mendengar candaan begitu. Lagi pula ngapain Mbak Citra ngomongnya gitu, pasti kagetlah Naya sebagai seorang istri.
"Maaf ya Naya. Aku bercanda," ujar Citra.
Citra kembali duduk di kursi yang tadi dia tempati. Setelah satu jam mengobrol, akhirnya Hanif dan Naya pamit.
"Aku pamit dulu, Naya udah capek. Terima kasih karena udah menemani di hari kelahiranku. Terima kasih kadonya," ucap Hanif.
Hanif dan Naya meninggalkan restoran dan langsung menuju rumah. Dalam perjalanan Naya hanya diam tanpa mengeluarkan sepatah katapun.
Setelah mandi, Naya dan Hanif membaringkan tubuhnya. Sejak sepuluh hari yang lalu, Hanif tidak pernah menuntut Naya untuk melakukan kewajiban suami istri.
Naya memandangi wajah suaminya yang udah mulai terlelap. Matanya belum mau dipejamkan. Naya masih teringat ucapan Citra.
Bagaimana mungkin aku bisa hamil jika berhubungan badan saja jarang kami lakukan. Apakah Mas Hanif sangat capek sehingga selalu saja terlelap sampai di rumah?
Naya ikut membaringkan tubuhnya dan mencoba memejamkan matanya. Satu jam barulah Naya bisa terlelap.
...----------------...
Pagi hari seperti biasa Naya menyiapkan sarapan buat suaminya itu. Hari ini Naya libur kuliah. Dia hanya pergi ke kampus jika membutuhkan sesuatu.
Naya membangunkan Hanif ketika jam delapan. Naya takut Hanif marah jika dia kembali telat membangunkan suaminya itu.
"Mas, bangun. Udah jam delapan. Nanti Mas telat lagi ke lokasi." Naya mengguncang tubuh Hanif. Sejak jadwal shooting nya padat, Hanif selalu saja tidur kembali setelah melaksanakan solat subuh.
Hanif membuka matanya dan tersenyum melihat Naya. Pria itu bangun dan mengecup dahi Naya.
"Mandilah Mas, aku siapkan sarapan dulu untuk Mas."
"Aku sarapan di lokasi aja."
"Dengan Mbak Citra. Apakah dia selalu membawakan Mas Hanif sarapan?" tanya Naya dengan sedikit cemberut.
"Kenapa cemberut wajahnya? Kamu cemburu ya?" tanya Hanif dan mencubit hidung Naya pelan.
"Terus terang aku cemburu. Waktu Mas Hanif lebih banyak bersama Citra."
"Aku itu kerja Naya. Bukannya main-main."
"Aku nggak suka Mbak Citra mengatakan jika kamu memiliki istri dua. Istri kamu hanya aku, Mas."
"Naya, aku udah katakan jika itu hanya bercandaan Citra."
"Tapi aku tak suka. Jika didengar orang bisa salah paham."
"Siapa yang akan mendengar. Citra hanya bercanda di lokasi shooting. Semua pemain dan kru udah mengerti."
"Tapi aku tetap tak suka. Aku nggak mau mendengar itu. Jika Mas benar-benar memiliki istri dua, aku pilih mundur."
"Naya, ini masih pagi. Jangan memulai dengan pertengkaran. Lagi pula jika itu benar, nggak ada salah. Dalam agama juga tidak ada larangan bagi suami memiliki istri lebih dari satu. Jika kamu ridho sebagai istri, jaminannya surga."
"Masih banyak yang dapat kita lakukan menuju surga. Tidak harus rela di madu."
"Kamu itu pasti paham, Naya. Mas tidak perlu mengingatkan kamu mengenai ajaran agama yang mengizinkan suami nikah lagi."
"Apa Mas emang ada niat menikah lagi?" tanya Naya.
"Mas hanya menjelaskan, bukannya mau menikah lagi. Mas mau mandi. Jika diteruskan perdebatan begini tidak akan ada habisnya."
"Belum memiliki istri dua aja, Mas udah nggak adil untukku!" ujar Naya.
"Nggak adil bagaimana maksud kamu,Naya?"
"Mas lebih banyak menghabiskan waktu di lokasi bersama Citra. Untuk sarapan berdua denganku aja Mas sudah tidak ada waktu. Apa lagi jika benar Mas menikah lagi."
"Aku itu kerja Naya, bukan main-main," ucap Hanif dengan suara sedikit tinggi,membuat Naya kaget.
"Aku tau, Mas. Namun apa salahnya Mas menyempatkan waktu buat sarapan berdua. Makan siang dan makan malam aku sendiri. Apa sarapan juga aku harus sendiri?"
"Udahlah Naya. Aku mau mandi. Nanti telat. Aku akan sarapan, jika itu membuat kamu senang."
Hanif berdiri dan masuk ke kamar mandi. Naya juga langsung ke luar kamar dan masuk ke kamar tamu. Tangisnya pecah dalam kamar itu.
Naya tidak tahu, kenapa hatinya tidak bisa melupakan ucapan Citra yang mengatakan Hanif memiliki istri dua.
Ya Tuhan, hilangkanlah semua rasa curiga dan cemburu yang ada di hati ini. Aku ingin kembali percaya dengan Mas Hanif. Tapi hati ini tidak bisa menerimanya. Dadaku sesak jika mengingat ucapan Mbak Citra. Semoga itu memang hanya candaan.
...****************...
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 61 Episodes
Comments
Yunerty Blessa
Citra bakalan jadi pelakor
2024-08-31
0
bunda syifa
preett,... enak banget y jadi laki" tinggal mengeluarkan dalil doang udah halal buat selingkuh 🙄🙄
2023-11-18
0
novi 99
coba deh si Citra kasih sianida.. .
Hanif mentang sukses sedikit aja sudah mulai egois , dasar manusia tipe pria serakah .
Citra cantik karena tuntutan menjadi artis , tapi akhlak nol .
jangan nyesel pas nikah sama citra yang gak bisa jadi istri idaman untuk mengurus suami ...
nanti jam tangan dari citra pula yang sering di pakai
2023-04-09
0